Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Perkembangan Politik Hukum Pemerintahan Desa Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Kusnadi, Agus
PADJADJARAN Jurnal Ilmu Hukum (Journal of Law) Vol 2, No 3 (2015): PADJADJARAN Jurnal Ilmu Hukum (Journal of Law)
Publisher : Faculty of Law, Padjadjaran University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.965 KB)

Abstract

AbstrakDesa merupakan bentuk pemerintahan lokal yang sudah terbentuk dari masyarakat adat yang sudah ada sebelum berdirinya negara Republik Indonesia. Pemerintahan lokal tersebut terdiri dari sistem nilai dan lembaga pemerintahan yang tumbuh dan berkembang yang diwariskan secara turun-temurun. Setelah Indonesia merdeka, desa menjadi salah satu unsur pemerintahan formal dalam sistem desentralisasi. Terdapat beberapa undang-undang yang mengatur mengenai pemerintahan desa yang diantaranya adalah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa yang menempatkan desa sebagai daerah administratif di bawah kecamatan. Setelah itu, pemerintahan desa menjadi bagian dari pemerintahan daerah dan diatur di dalam undang-undang pemerintahan daerah, baik dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 maupun Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Pada tahun 2014, pengaturan tentang desa kembali dipisahkan dari pengaturan pemerintahan daerah melalui Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Berdasarkan uraian di atas, menjadi penting untuk dapat mengkaji arah perkembangan politik hukum pemerintahan desa, setidaknya berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.The Development of Village Governance Legal Policy According to Law Number 23 of 2004 Concerning Local Government and Law Number 6 of 2014 Concerning VillageAbstractThe village is a form of local government that has been formed from the indigenous communities that existed before Republic of Indonesia was found. The local government consists of a value system and government bodies that grow and develop that inherited from generation to generation. After Indonesian independence, the village became one of the elements of formal governance within a decentralized system. There are several laws regulating the village administration of which is Law Number 5 of 1979 on Village Government which places the village as the area under the administrative districts. After that, the village government to be part of the local government and regulated in the laws of local government, both in Law Number 22 of 1999 and Law Number 32 of 2004 on Local Government. In 2014, the re-setting of the village is separated from regulation of local government through Law Number 6 of 2014 on village. Based on the illustration above, it becomes important to assess the direction and development of village governance law legal policy, at least based on Law Number 32 Year 2004 on Local Government and Law Number 6 of 2014 on Village. DOI: https://doi.org/10.22304/pjih.v2n3.a8
ANALISIS DAN EVALUASI TERHADAP PUTUSAN PTUN BANDUNG PERKARA NO. 92/G/2001/PTUN BANDUNG TENTANG SENGKETA KEPEGAWAIAN Sarinah -; Agus Kusnadi; Atje -
Sosiohumaniora Vol 8, No 3 (2006): SOSIOHUMANIORA, NOPEMBER 2006
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v8i3.5562

Abstract

Obyek penelitian ini adalah tentang gugatan sengketa kepegawaian di PTUN Bandung oleh Ir. A, PNS Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang mendapat SK Penurunan Pangkat karena beristri lebih dari satu tanpa sepengetahuan istri dan seijin atasan, dan Putusan PTUN Bandung yang menyatakan “gugatan tidak dapat diterima, dan tidak berwenang memeriksa dan menyelesaikan sengketa tata usaha negara yang diajukan”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis dengan pendekatan yuridis normatif. Maksud penggunaan metode tersebut adalah, untuk menilai kesesuaian antara peraturan perundang-undangan yang digunakan dalam menyelesaikan sengketa dengan obyek sengketa. Kesimpulan penelitian: SK Penurunan Pangkat terhadap Ir. A, PNS Pemerintah Provinsi Jawa Barat, sesuai dengan PP Nomor 10 Tahun 1983 jo PP Nomor 45 tahun 1990 Tentang Ijin Perkawinan dan Perceraian PNS, serta PP Nomor 30 Tahun 1980 Tentang Peraturan disiplin PNS. Putusan PTUN Bandung yang menyatakan “tidak berwenang memeriksa perkara dan menyelesaikan sengketa tata usaha negara yang diajukan ”, sesuai dengan Pasal 48, 51 ayat (3) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 jo. Undang-undang nomor 9 tahun 2004 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Pasal 36 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 jo. Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Kata kunci : PNS, Pelanggaran disiplin, SK Penurunan Pangkat, Sengketa kepegawaian, wewenang menangani perkara
Hubungan panjang-berat ikan monacanthus cinensis dan acreichthys tomentosus di Pulau Fair, Tual, Maluku Tenggara Bayu Kumayanjati; Teddy Triandiza; Agus Kusnadi
Depik Vol 8, No 2 (2019): August 2019
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.412 KB) | DOI: 10.13170/depik.8.2.10629

Abstract

Abstract. Length-weight relationship analysis is used to determined the pattern of the growth for the fish. Based on this knowledge, field study have been done at the Fair island waters, the district of Tual, in April, June and August 2014, to collect data length and weight of Monacanthus cinensis and Acreichtys tomentosus. The length of the fish is measured using a digital caliper with an accuracy of 0.01 mm and weighed using an analytical balance precision balance ACS - AD 300 with an accuracy of 0.01 g. The number of fish samples analyzed were 288 for M. cinensis and 270 for A. tomentosus, respectively. Based on the analysis of length-weight relationship and condition factor, M.cinensis and A.tomentosus have the same growth pattern, i.e., negative allometric, with b values 2.505 and 2.3195 (b 3), respectively.Value of condition factor were 1.083 - 3.379 for M. cinensis and 1.003 - 4.106 for A. tomentosus, both fish were included in the category of fish that have a slightly flattened body.Keywords: Monacanthus cinensis, Acreichthys tomentosus, length-weight relationship, growth pattern, Fair Island Abstrak. Analisa hubungan panjang berat ikan merupakan analisa untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan. Adapun penelitian ini dilakukan pada ikan Monacanthus cinensis dan Acreichthys tomentosus pada bulan April, Juni dan Agustus 2014 di perairan Pulau Fair, Tual, Maluku Tenggara. Ikan hasil tangkapan diukur panjangnya menggunakan digital caliper dengan ketelitian 0,01 mm, dan beratnya menggunakan timbangan analitik ACS precision balance-AD 300 dengan ketelitian 0,01 g. Jumlah ikan sampel yang dianalisa masing-masing sebanyak 288 ekor untuk M. cinensis dan 270 ekor untuk A. tomentosus. Berdasarkan analisa hubungan panjang berat dan faktor kondisi, M. cinensis dan A. tomentosus memiliki pola pertumbuhan yang sama yaitu alometrik negatif dengan nilai b masing-masing sebesar 2,505 dan 2,3195 (b3). Nilai faktor kondisi (Kr) untuk kedua jenis ikan tersebut masing-masing berkisar antara 1,083 – 3,379 untuk ikan M. cinensis dan 1,003 – 4,106 untuk A. tomentosus, keduanya termasuk dalam kelompok ikan yang memiliki bentuk badan yang agak pipih.Kata Kunci: Monacanthus cinensis, Acreichthys tomentosus, hubungan panjang berat, pola pertumbuhan, Pulau Fair
Hubungan panjang-berat ikan monacanthus cinensis dan acreichthys tomentosus di Pulau Fair, Tual, Maluku Tenggara Bayu Kumayanjati; Teddy Triandiza; Agus Kusnadi
Depik Vol 8, No 2 (2019): August 2019
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.8.2.10629

Abstract

Abstract. Length-weight relationship analysis is used to determined the pattern of the growth for the fish. Based on this knowledge, field study have been done at the Fair island waters, the district of Tual, in April, June and August 2014, to collect data length and weight of Monacanthus cinensis and Acreichtys tomentosus. The length of the fish is measured using a digital caliper with an accuracy of 0.01 mm and weighed using an analytical balance precision balance ACS - AD 300 with an accuracy of 0.01 g. The number of fish samples analyzed were 288 for M. cinensis and 270 for A. tomentosus, respectively. Based on the analysis of length-weight relationship and condition factor, M.cinensis and A.tomentosus have the same growth pattern, i.e., negative allometric, with b values 2.505 and 2.3195 (b 3), respectively.Value of condition factor were 1.083 - 3.379 for M. cinensis and 1.003 - 4.106 for A. tomentosus, both fish were included in the category of fish that have a slightly flattened body.Keywords: Monacanthus cinensis, Acreichthys tomentosus, length-weight relationship, growth pattern, Fair Island Abstrak. Analisa hubungan panjang berat ikan merupakan analisa untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan. Adapun penelitian ini dilakukan pada ikan Monacanthus cinensis dan Acreichthys tomentosus pada bulan April, Juni dan Agustus 2014 di perairan Pulau Fair, Tual, Maluku Tenggara. Ikan hasil tangkapan diukur panjangnya menggunakan digital caliper dengan ketelitian 0,01 mm, dan beratnya menggunakan timbangan analitik ACS precision balance-AD 300 dengan ketelitian 0,01 g. Jumlah ikan sampel yang dianalisa masing-masing sebanyak 288 ekor untuk M. cinensis dan 270 ekor untuk A. tomentosus. Berdasarkan analisa hubungan panjang berat dan faktor kondisi, M. cinensis dan A. tomentosus memiliki pola pertumbuhan yang sama yaitu alometrik negatif dengan nilai b masing-masing sebesar 2,505 dan 2,3195 (b3). Nilai faktor kondisi (Kr) untuk kedua jenis ikan tersebut masing-masing berkisar antara 1,083 – 3,379 untuk ikan M. cinensis dan 1,003 – 4,106 untuk A. tomentosus, keduanya termasuk dalam kelompok ikan yang memiliki bentuk badan yang agak pipih.Kata Kunci: Monacanthus cinensis, Acreichthys tomentosus, hubungan panjang berat, pola pertumbuhan, Pulau Fair
Hubungan panjang-berat ikan monacanthus cinensis dan acreichthys tomentosus di Pulau Fair, Tual, Maluku Tenggara Bayu Kumayanjati; Teddy Triandiza; Agus Kusnadi
Depik Vol 8, No 2 (2019): August 2019
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.8.2.10629

Abstract

Abstract. Length-weight relationship analysis is used to determined the pattern of the growth for the fish. Based on this knowledge, field study have been done at the Fair island waters, the district of Tual, in April, June and August 2014, to collect data length and weight of Monacanthus cinensis and Acreichtys tomentosus. The length of the fish is measured using a digital caliper with an accuracy of 0.01 mm and weighed using an analytical balance precision balance ACS - AD 300 with an accuracy of 0.01 g. The number of fish samples analyzed were 288 for M. cinensis and 270 for A. tomentosus, respectively. Based on the analysis of length-weight relationship and condition factor, M.cinensis and A.tomentosus have the same growth pattern, i.e., negative allometric, with b values 2.505 and 2.3195 (b 3), respectively.Value of condition factor were 1.083 - 3.379 for M. cinensis and 1.003 - 4.106 for A. tomentosus, both fish were included in the category of fish that have a slightly flattened body.Keywords: Monacanthus cinensis, Acreichthys tomentosus, length-weight relationship, growth pattern, Fair Island Abstrak. Analisa hubungan panjang berat ikan merupakan analisa untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan. Adapun penelitian ini dilakukan pada ikan Monacanthus cinensis dan Acreichthys tomentosus pada bulan April, Juni dan Agustus 2014 di perairan Pulau Fair, Tual, Maluku Tenggara. Ikan hasil tangkapan diukur panjangnya menggunakan digital caliper dengan ketelitian 0,01 mm, dan beratnya menggunakan timbangan analitik ACS precision balance-AD 300 dengan ketelitian 0,01 g. Jumlah ikan sampel yang dianalisa masing-masing sebanyak 288 ekor untuk M. cinensis dan 270 ekor untuk A. tomentosus. Berdasarkan analisa hubungan panjang berat dan faktor kondisi, M. cinensis dan A. tomentosus memiliki pola pertumbuhan yang sama yaitu alometrik negatif dengan nilai b masing-masing sebesar 2,505 dan 2,3195 (b3). Nilai faktor kondisi (Kr) untuk kedua jenis ikan tersebut masing-masing berkisar antara 1,083 – 3,379 untuk ikan M. cinensis dan 1,003 – 4,106 untuk A. tomentosus, keduanya termasuk dalam kelompok ikan yang memiliki bentuk badan yang agak pipih.Kata Kunci: Monacanthus cinensis, Acreichthys tomentosus, hubungan panjang berat, pola pertumbuhan, Pulau Fair
Evaluating the seagrass ecological condition and habitat extent in Karimunjawa National Park, Jepara Indonesia Kusnadi, Agus; Alifatri, La Ode; Chamidy, Ardian Nurrasyid; Rasyidin, Asep; Sobirin, Sobirin
Jurnal Kelautan Tropis Vol 27, No 1 (2024): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v27i1.20637

Abstract

In the coastal ecosystem, seagrass meadows play a vital role in delivering ecosystem services such as provision, control, and support. However, this ecosystem is one of the most threatened in the coastal environment, and it has been degraded as a result of anthropogenic disturbance and rapid environmental changes. Furthermore, the extent of the seagrass meadows is unknown, and the health of the meadows is unmonitored and unrecorded. There is little information on the current state of the seagrass extent and health conditions in Karimunjawa National Park. We evaluate the abundance, states, and health conditions of the seagrass meadows based on the ecological quality index in Karimunjawa National Park, Jepara, Indonesia. This district has a vast extent of seagrass meadows but has been affected by the expansion of the industrial/tourism area within the region. This study aimed to assess the seagrass current condition based on the ecological quality index. The result showed that the total seagrass extent area in Karimunjawa National Park was 969,15 ha where seven species were found in this area, including Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulate, Halodule pinifolia, Halophila ovalis and Halodule uninervis. Seagrass meadow coverages were moderate and categorized as less healthy. The seagrass ecological quality index value was 0.66 which indicated that the seagrass condition in Karimunjawa National Park was moderate. Ecological factors that affect the seagrass state are epiphyte cover and macroalgal cover.