Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Journal of Systems Engineering and Management

Evaluasi Good Manufacturing Practice Pada UMKM Pengolahan Ikan dan Perbaikan Pada Parameter Yang Kurang Novita Komala Sari; Lovely Lady
Journal of Systems Engineering and Management Vol 2, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/joseam.v2i2.22234

Abstract

Good Manufacturing Practice (GMP) adalah suatu acuan bagaimana cara memproduksi makanan yang aman dan memiliki kualitas yang baik agar dapat memenuhi persyaratan yang telah ditentukan untuk menghasilkan produk makanan yang memiliki mutu yang baik sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan GMP pada produksi sate bandeng di UMKM SB. Penilaian Good Manufacturing Practices mengacu pada standar GMP untuk produk pangan agar dihasilkan produk makanan yang memiliki mutu yang baik. Penelitian GMP menunjukkan UMKM SB telah menerapkan kaidah GMP pada unit usahanya dan didapatkan hasil penilaian pada masing–masing parameter yang telah diamati dengan hasil skor sebesar 295. Hasil penilaian pada masing–masing parameter sebesar 91 untuk persyaratan lokasi dan bangunan dan 206 untuk persyaratan operasional. Pada beberapa parameter cara pengolahan UMKM ini memiliki nilai yang masih kurang sesuai dengan GMP, namun telah menerapkan sebagian besar kaidah/cara pengolahan yang baik dan benar sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 17/Permen-Kp/2019. Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan pada UMKM didapatkan 6 parameter termasuk kedalam kriteria penyimpangan minor yang artinya ketidaksesuaian yang tidak menyebabkan resiko terhadap kualitas produk dan 7 parameter termasuk kedalam kategori penyimpangan major. UMKM SB telah menerapkan kaidah GMP pada unit usahanya pada sebagian besar aspek. Total skor GMP sebesar 295, yang artinya UMKM Sartika Barka masih kurang sesuai dengan cara pengolahan yang benar namun telah menerapkan sebagian besar kaidah/cara pengolahan yang baik dan benar sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 17/Permen-Kp/2019 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Penerbitan Sertifikat Kelayakan Pengolahan.
IDENTIFIKASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN METODE HIRARC DAN FTA PADA PT PLN INDONESIA POWER SURALAYA Nustin Merdiana Dewantari; Nadienda Erwidia Putri; Bobby Kurniawan; Yayan Hary Yadi; Dyah Lintang Trenggonowati; Lovely Lady; Ade Irman Saeful Mutaqin
Journal of Systems Engineering and Management Vol 2, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/joseam.v2i2.22294

Abstract

Sebagai perusahaan pembangkit listrik PT PLN Indonesia Power dapat dianggap sebagai tempat kerja dengan tingkat risiko yang tinggi, di mana prosedur kerja yang aman diperlukan, karena pekerja menghadapi risiko ini dan tergantung pada sifat tugas dan pekerjaan. Salah satunya pada aktivitas pemasangan rolling door dan kabel conveyor. Identifikasi bahaya dan penilaian risiko serta pengendalian dilakukan untuk mencegah dan mengurangi potensi terjadinya kecelakaan kerja agar perusahaan mencapai tujuan program K3 yaitu zero accident.  Penggunaan metode HIRARC berfungsi untuk identifikasi bahaya yang terjadi dalam aktivitas di perusahaan yang diharapkan dapat dilakukan usaha untuk pencegahan dan pengurangan terjadinya kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan dengan melakukan pengendalian risiko yang dilakukan. Selain itu, penggunaan metode FTA dapat dilakukan untuk mencari tau akar penyebab tertinggi dari bahaya tertinggi yang didapatkan dilapangan. Dari hasil yang didapatkan terdapat 6 potensi bahaya pada aktivitas pemasangan rolling door dengan terdapat 3 hazard yang berisiko rendah, 1 hazard berisiko sedang, dan 2 hazard berisiko extreme, dan 10 potensi bahaya pada pemasangan kabel conveyor dengan 4 hazard yang berisiko rendah, 1 hazard berisiko sedang, 2 hazard berisiko tinggi, dan 3 hazard berisiko extreme. Dari kedua aktivitas tersebut potensi bahaya yang memiliki kriteria bahaya tertinggi ialah jatuh dari ketinggian, bahaya listrik, dan jatuh dari ketinggian. Akar penyebab bahaya tertinggi dari 3 potensi bahaya yaitu faktor pekerja, faktor peralatan, dan faktor lingkungan.