Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENINGKATAN TOLERANSI BERAGAMA DI TAMAN KANAK KANAK ASSYAFI’IYAH LAMONGAN Dhani - Wijaya; Novia - Maulina; Muhammad Husnul Wafa
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 28, No 1 (2022): JANUARI-MARET
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v28i1.24277

Abstract

Toleransi merupakan salah satu sikap dalam penerapan moderasi beragama ditengah masyarakat heterogen yang berbeda agama. Pemahaman akan pentingnya toleransi beragama di taman kanak kanak diperlukan agar tercipta lingkungan pendidikan yang mendukung perkembangan psikososial anak usia dini yang menghargai, menghormati dan menerima adanya perbedaan agama di Indonesia. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai toleransi beragama di Taman Kanak Kanak Assyafi’iyah Lamongan. Kegiatan dilakukan pada minggu ketiga Bulan Januari 2021 di Taman Kanak Kanak Assyafi’iyah Lamongan dengan metode sosialisasi. Sosialisasi toleransi beragama dilaksanakan melalui presentasi oleh pelaksana kegiatan  dan dilanjutkan dengan diskusi dua arah bersama para guru di Taman Kanak Kanak Assyafi’iyah Lamongan. Kegiatan juga disertai dengan penyerahan media peraga ajar yang dapat menunjang para guru dalam menanamkan nilai toleransi beragama kepada siswa didik. Hasil kegiatan berupa peningkatan pemahaman mengenai pentingnya toleransi beragama di Taman Kanak Kanak Assyafi’iyah Lamongan. Dengan toleransi beragama, akan tercipta kerukunan yang antar pemeluk agama yang berbeda.
Tingkat Kesesuaian Pelayanan Farmasi Klinik di Apotek terhadap Permenkes RI No 73 Tahun 2016 di Kecamatan Dau Kabupaten Malang Ihromi Esa Putri Nurhastuti; Ach Syahrir; Dhani Wijaya
Journal of Islamic Pharmacy Vol 7, No 1 (2022): J. Islamic Pharm.
Publisher : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jip.v7i1.14798

Abstract

ABSTRAKPermenkes RI No. 73 Tahun 2016 merupakan peraturan tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian di apotek, apoteker harus menerapkan standar pelayanan kefarmasian yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016 untuk mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal. Penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan pelaksanaan pelayanan farmasi klinik di apotek terhadap Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 73 Tahun 2016. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesesuaian pelayanan farmasi klinik di apotek dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode pengambilan sampel adalah non-probability sampling dengan teknik purposive sampling. Sampel yang diperoleh sebanyak 8 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar kuesioner yang dibagikan kepada responden. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah pelayanan farmasi di apotek di Kecamatan Dau Kabupaten Malang belum sesuai dengan Permenkes RI No.73 tahun 2016. Dengan kategori Pengkajian Resep (baik), Dispensing (baik), Konseling (baik), Pelayanan Informasi Obat (baik), Home Pharmacy Care (Cukup), Pemantauan Terapi Obat (cukup) dan Monitoring Efek Samping Obat (cukup).
Persepsi Calon Jamaah Haji Terhadap Program Interprofessional Education Berbasis Kesehatan Haji Sadli Syarifuddin; Dhani Wijaya; Lailatul Masudah
Journal of Islamic Pharmacy Vol 7, No 2 (2022): J. Islamic. Pharm.
Publisher : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jip.v7i2.17655

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk mayoritas beragama Islam. Hal ini juga membuat jumlah pendaftar haji cukup banyak tiap tahun. Calon jamaah haji yang menunggu untuk berangkat cukup banyak dengan waktu tunggu keberangkatan yang cukup lama antara 20 tahun sampai 40 tahun. Hal tersebut menjadikan calon jamaah haji melaksanakan ibadah haji pada usia lansia. Usia lansia mengakibatkan fungsi fisiologi organ tubuh mengalami penurunan sehingga mempengaruhi kondisi fisik dan mental yang dapat menjadi hambatan calon jamaah haji tidak mencapai kondisi isthita’ah. Program Interprofessional Education (IPE) berbasis Kesehatan Haji Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dilaksanakan untuk meningkatkan kesehatan CJH agar siap menunaikan ibadah haji dalam kondisi istitha’ah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis persepsi calon jemaah haji terhadap penyelenggaraan pelayanan IPE berbasis kesehatan haji. Penelitian deskriptif kualitatif dengan metode survei ini dilakukan pada bulan Oktober-November 2021 dengan menggunakan instrumen kuesioner. Sebanyak 40 orang calon jemaah haji menjadi responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa calon jemaah haji memiliki indeks persepsi di atas 87% untuk setiap itemnya. Hal ini mengimplementasikan bahwa responden menerima program ini dengan baik dan memiliki persepsi yang sangat baik terhadap program Pendidikan Interprofessional Berbasis Kesehatan Haji. 
Persepsi Mahasiswa Terhadap Interprofessional Education Berbasis Kesehatan Haji Dhani Wijaya
Journal of Islamic Medicine Vol 7, No 1 (2023): JOURNAL OF ISLAMIC MEDICINE EDISI MARET 2023
Publisher : Faculty of Medicine and Health Science, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jim.v7i1.17394

Abstract

Background:The Faculty of Medicine and Health Sciences, State Islamic University of Maulana Malik Ibrahim implements interprofessional education based on Hajj health to initiate teamwork between pharmacy students and medical students. This is in an effort to help prospective pilgrims achieve the requirements of istitha'ah, namely the ability of pilgrims from a health perspective so that they can perform the pilgrimage. It is important to pay attention to the health of prospective pilgrims considering the risk of degenerative diseases in pilgrims so that it can increase the death rate of pilgrims while performing the pilgrimage. Interprofessional education can help monitor the health of pilgrims with collaborative work between the fields of medicine and pharmacy. Student perceptions of the implementation of Hajj health-based interprofessional education is one of the important parameters in evaluating the implementation of Hajj health-based interprofessional education to be able to formulate improvements in the next program. Aim of the study: This study aims to assess the perceptions of medical students and pharmacy students towards the Hajj health-based interprofessional education program. Method: The research design is descriptive qualitative with purposive sampling technique. The inclusion criteria were students taking the Hajj health-based interprofessional education program in 2021 and the exclusion criteria were students who did not fill out a complete questionnaire. The research instrument was a Likert scale questionnaire adopted from Student Perceptions of Interprofessional Clinical Education. Data presented using Microsoft Office Professional Plus Excel 2016. Results: The study sample consisted of 79 pharmacy students and 34 medical students with the majority being female. Study participants aged 19-24 years. as many as 88.61% of pharmacy students have a good perception of hajj health-based interprofessional education, as well as 91.18% of medical students. Conclusion: The majority of students in the study had a good perception of Hajj health-based interprofessional education. The existence of students who have a bad perception of this program requires a follow-up plan so that the program objectives can be achieved to spur inter-professional collaboration and provide maximum contribution to the health of the hajj.
Analisis Peresepan Polifarmasi Pada Pasien Geriatri dengan Diabetes Melitus Tipe 2 Berdasarkan Beers Criteria 2023 Alifia Putri Febriyanti; Ria Ramadhani Dwi Atmaja; Helma Chika Oktaviani; Dhani Wijaya
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v9i2.423

Abstract

Pertambahan penduduk lanjut usia menjadi perhatian dunia, dan mendapat perhatian khusus di Indonesia seiring dengan transisi menuju era "Aging Population". Salah satu masalah yang sering ditemukan pada lanjut usia adalah polifarmasi dan penggunaan obat berpotensi tidak tepat (PIMs). Polifarmasi dan penggunaan obat berpotensi tidak tepat pada lanjut usia menimbulkan berbagai efek yang tidak diinginkan, yang paling fatal adalah kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi obat berpotensi tidak tepat pada pasien geriatri penderita DM tipe 2 (DMT2) yang mendapat terapi polifarmasi di Puskesmas Sakra berdasarkan Beers Criteria 2023. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan retrospektif. Empat puluh pasien geriatri penderita DMT2, memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, ikut serta menjadi subyek penelitian. Hasil penelitian didapatkan mayoritas pasien memiliki rentang usia antara 55 hingga 65 tahun, berjenis kelamin perempuan, dan terdiagnosis hipertensi sebagai penyakit penyerta sebanyak 80%. Selain itu, sebagian besar pasien mengalami polifarmasi, yaitu menggunakan lebih dari lima jenis obat yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat obat-obatan yang dikonsumsi geriatric termasuk dalam kriteria 1 yaitu obat golongan sulfonilurea sebanyak 11,7%, golongan NSAID sebanyak 6,4%, dan golongan H1 sebanyak 1,5%. Simpulan dari penelitian ini adalah seluruh resep pasien geriatri dengan DMT2 di Pusksmas Sakra mendapatkan terapi polifarmasi dan obat yang yang tidak tepat berdasarkan Beers Criteria 2023.
Penggunaan Aplikasi Edukasi Seksual dalam Mendukung Sustainable Development Goals 2030: Usage of Sexual Education Applications for Sustainable Development Goals, 2030 Dhani Wijaya; Humaira Ramzi; Azian Firman Saputra; Ilmiyatul Muhimmah
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 5 No. 2 (2023): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v5i2.1186

Abstract

Increasing sexual reproductive health information and knowledge about Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune Deficiency Syndrome in adolescents is one of the targets of the Sustainable Development Goals, 2030. The use of sexual education applications helps educate adolescents that supports the achievement of these targets. This study describes the effect of sexual health education applications on adolescent knowledge and decreases the prevalence of Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune Deficiency Syndrome to support the 2030 Sustainable Development Goals. This research is a literature study of articles published in NCBI, Google Scholar, and PubMed. The keywords used in the article search were: sex education, android application, Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune Deficiency Syndrome, and reproduction health. Inclusion criteria were articles published in 2016-2020, using English or Indonesian, original article, can be accessed in full text, free of charge and the manuscript content’s were relevant to the study. Review articles and duplicate journals were excluded. In this study, only ten of the 1250 articles met the inclusion criteria. Study shows that sexual education applications can increase adolescents' understanding of reproductive health, good and healthy sexuality, improve sexual attitudes and behavior, and also reduce the prevalence of Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune Deficiency Syndrome that supports the 2030 Sustainable Development Goals. Keywords: Sexual Education Applications, Reproductive Health, HIV/AIDS Abstrak Peningkatan informasi kesehatan reproduksi dan seksual serta pengetahuan mengenai Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immune Deficiency Syndrome pada remaja merupakan salah satu target Sustainable Development Goals 2030. Penggunaan aplikasi edukasi seksual membantu edukasi terkait kesehatan seksual dan reproduksi yang mendukung pencapaian target tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pengaruh aplikasi edukasi kesehatan seksual terhadap pengetahuan remaja dan penurunan prevalensi Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune Deficiency Syndrome dalam kaitannya untuk mendukung Sustainable Development Goals 2030. Penelitian ini merupakan studi literatur atas artikel yang terbit NCBI, Google Scholar dan PubMed. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian artikel adalah: sex education, application android, Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune Deficiency Syndrome dan reproduction health. Kriteria inklusi meliputi artikel terbitan 2016-2020, berbahasa Inggris atau Indonesia, original article, dapat diakses secara lengkap, gratis dan isi naskah relevan dengan topik penelitian. Review article dan duplikasi jurnal dikeluarkan dari penelitian. Dalam penelitian ini, sepuluh dari 1250 artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan tinjauan artikel diketahui bahwa aplikasi edukasi seksual dapat meningkatkan pemahaman remaja terkait kesehatan reproduksi, seksualitas yang sehat, memperbaiki sikap dan perilaku seksual serta menurunkan prevalensi Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune Deficiency Syndrome. Hal ini mendukung tercapainya Sustainable Development Goals 2030. Kata Kunci: Aplikasi Edukasi Seksual, Kesehatan Reproduksi, HIV/AIDS
High Calcium Boba from Egg Shells to Prevent Stunting and Boost the Immune System Laillatul Mas’udah; Dhani Wijaya; Nabila Asha Rahmita; Ulva Nur Rahmawati
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 5 No. 2 (2023): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v5i2.1187

Abstract

Nutritional status and stunting are problems in several countries, including Indonesia. Calcium is one of the important micronutrients to prevent stunting, and the immune system can act as a second messenger of lymphocytes to maintain the body's immune response. Calcium in eggshells can be processed into boba which is popular in the community. This study aims to examine eggshells as a high-calcium food source to prevent stunting and help increase immunity. This research is a Literature Review of open access articles published in 2016 - 2021 on Google Scholar, PubMed, and Science Direct. Duplicate reports were excluded from the study. The keywords used in searching the journal in the database are eggshells, calcium, stunting, immune system, and popular foods. Research shows that every gram of eggshell contains 381 mg of calcium. Adequate calcium intake supports increasing height, maintaining bone health, and preventing stunting. Increased intracellular calcium is essential for the steps of intracellular signaling that induce proliferation, cytokine production, and regulation of several transcription factors. Eggshells can be safely consumed if they are kept for 20 minutes and finely ground with the high calcium content. High calcium boba from eggshell flour can prevent stunting and boost the immune system.