Articles
DAMPAK KARAKTERISTIK MALOKLUSI GIGI ANTERIOR BERDASARKAN TINGKAT KEPARAHANNYA TERHADAP STATUS PSIKOSOSIAL
Rafinus Arifin;
Sunnati .;
Armi Amanda Daulay
Cakradonya Dental Journal Vol 9, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : FKG Unsyiah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (65.318 KB)
|
DOI: 10.24815/cdj.v9i2.9741
Usia puncak pertumbuhan anak merupakan masa peralihan antara masa anak-anak hingga menuju masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, kognitif dan sosial emosional. Maloklusi adalah suatu anomali yang menyebabkan gangguan fungsi oral dan estetika serta memerlukan perawatan jika sudah mengganggu fisik dan emosional. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa remaja pada usia puncak pertumbuhan yang mengalami maloklusi gigi anterior akan berdampak negatif terhadap status psikososial remaja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak karakteristik maloklusi gigi anterior terhadap status psikososial (studi kasus pada usia puncak pertumbuhan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Banda Aceh dengan menggunakan indeks PIDAQ). Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dan penelitian ini dilakukan di SMP Negeri dengan total subjek 279 siswa. Subjek diberikan kuisioner PIDAQ untuk mengetahui dampak karakteristik maloklusi gigi anterior terhadap status psikososial. Hasil uji Wilks’ Lamda menunjukkan dampak signifikan karakteristik maloklusi gigi anterior terhadap status psikososial pada usia puncak pertumbuhan, diperoleh nilai p=0,003 (p0,05). Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan adanya dampak karakteristik maloklusi gigi anterior berdasarkan tingkat keparahannya terhadap status psikososial pada usia puncak pertumbuhan.Kata kunci: maloklusi, protrusif, PIDAQ
HUBUNGAN PENILAIAN PERSEPSI ESTETIKA ORAL DENGAN KEADAAN MALOKLUSI MENGGUNAKAN ORAL SUBJECTIVE INDEX SCALE (OASIS) DAN DENTAL AESTHETIC INDEX (DAI) (STUDI PADA REMAJA USIA 16-17 TAHUN DI SMAN KOTA BANDA ACEH)
Rafinus Arifin;
. Herwanda;
Cut Rindi Tefani
Cakradonya Dental Journal Vol 10, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : FKG Unsyiah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (88.136 KB)
|
DOI: 10.24815/cdj.v10i1.10610
Estetika pada wajah dapat menentukan persepsi pada diri sendiri dan dapat mempengaruhi kualitas hidup. Pada remaja ketertarikan fisik merupakan faktor penting yang mempengaruhi hubungan sosial. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan penilaian persepsi estetika dan prevelensi tingkat maloklusi pada usia 16-17 tahun di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Banda Aceh. Metode crosssectional yang digunakan dalam penelitian ini melibatkan 100 siswa-siswi di banda Aceh. Data yang dikumpulkan berupa umur, jenis kelamin, status maloklusi berdasarkan Dental Aesthetic Index (DAI), dan persepsi estetika oral berdasarkan Oral Aesthetic Subjective Index Scale (OASIS). Chi-Square tes digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara DAI dan OASIS. Uji Chi Square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara persepsi estetika dan keadaan maloklusi p=0,037 (p0,05). Terdapat hubungan yang signifikan antara penilaian persepsi estetika OASIS dan keadaan maloklusi DAI. Hal ini menunjukkan hubungan signifikan antara kondisi maloklusi dan tingkat kepedulian remaja terhadap keadaan estetikanya. Faktor usia pada penderita maloklusi tidak mempengaruhi kondisi persepsi estetika yang dimilikinya. Sebaliknya faktor jenis kelamin terhadap persepsi estetika menunjukkan remaja wanita cenderung lebih peduli terhadap keadaan gigi-giginya.
HUBUNGAN USIA SKELETAL DENGAN PUNCAK PERTUMBUHAN PADA PASIEN USIA 10-14 TAHUN DI RSGM UNSYIAH
Rafinus Arifin;
Putri Rahmi Noviyandri;
Laveine Sukma Shatia
Cakradonya Dental Journal Vol 9, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : FKG Unsyiah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (73.781 KB)
|
DOI: 10.24815/cdj.v9i1.9877
Pengetahuan mengenai kapan terjadinya puncak pertumbuhan merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan kapan pertumbuhan aktif berakhir, sehingga akan diperoleh keberhasilan perawatan pasien ortodonti. Usia skeletal dapat menjadi pilihan yang paling tepat dalam menentukan kapan terjadinya puncak pertumbuhan tersebut. Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan antara usia skeletal dengan puncak pertumbuhan pada pasien usia 10-14 tahun di RSGM Unsyiah. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan teknik pengambilan sample adalah total sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu foto sefalometri lateral dan rekam medik, serta menggunakan metode Bacceti dkk. untuk menentukan maturasi cervical stage pasien. Penelitian ini dianalisis dengan uji Chi-Square yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia skeletal dengan puncak pertumbuhan pada pasien usia 10-14 tahun di RSGM Unsyiah dengan nilai p=0,159 (p0,05). Namun, terdapat hubungan pada perempuan jika dianalisis berdasarkan jenis kelamin.Kata kunci: usia skeletal, puncak pertumbuhan.
Dampak Maloklusi Gigi Anterior Protrusif Terhadap Status Psikososial Remaja Usia 15-17 Tahun Menggunakan Indeks PIDAQ (Studi Pada 4 Sman Banda Aceh)
Rafinus Arifin;
Sunnati Sunnati;
Rizky Kurniawan Siregar
Cakradonya Dental Journal Vol 8, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : FKG Unsyiah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (83.664 KB)
Maloklusi adalah suatu anomali yang menyebabkan gangguan fungsi oral dan estetika serta memerlukan perawatan jika sudah mengganggu seseorang baik secara fisik maupun emosional. Masa remaja adalah masa dimana seseorang mencari jati diri sehingga penampilan wajah dan gigi-geligi sangat berpengaruh dengan hubungan sosial remaja tersebut. Berbagai penelitian telah menemukan maloklusi gigi anterior atas berdampak negatif terhadap status psikosial sosial remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak maloklusi gigi anterior protrusif terhadap status psikososial remaja di Banda Aceh. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dan pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Sampel penelitian berasal dari empat SMA Negeri Banda Aceh yaitu SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3 serta SMAN 4, dengan total subjek 108 siswa. Kepada subjek diberikan kuisioner PIDAQ untuk mengetahui dampak maloklusi gigi anterior protrusif terhadap status psikososial siswa tersebut. Data hasil penelitian tersebut kemudian dianalisis menggunakan SPSS dengan metode Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan maloklusi gigi anterior protrusif berdampak negatif terhadap status psikososial remaja, sehingga peneliti menyimpulkan bahwa semakin berat derajat keparahan maloklusi gigi anterior protrusif maka semakin besar kemungkinannya berpengaruh terhadap status psikososial.
HUBUNGAN PENILAIAN PERSEPSI ESTETIKA ORAL DENGAN KEADAAN MALOKLUSI MENGGUNAKAN ORAL SUBJECTIVE INDEX SCALE (OASIS) DAN DENTAL AESTHETIC INDEX (DAI) (STUDI PADA REMAJA USIA 16-17 TAHUN DI SMAN KOTA BANDA ACEH)
Rafinus Arifin;
. Herwanda;
Cut Rindi Tefani
Cakradonya Dental Journal Vol 10, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/cdj.v10i1.10610
Estetika pada wajah dapat menentukan persepsi pada diri sendiri dan dapat mempengaruhi kualitas hidup. Pada remaja ketertarikan fisik merupakan faktor penting yang mempengaruhi hubungan sosial. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan penilaian persepsi estetika dan prevelensi tingkat maloklusi pada usia 16-17 tahun di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Banda Aceh. Metode crosssectional yang digunakan dalam penelitian ini melibatkan 100 siswa-siswi di banda Aceh. Data yang dikumpulkan berupa umur, jenis kelamin, status maloklusi berdasarkan Dental Aesthetic Index (DAI), dan persepsi estetika oral berdasarkan Oral Aesthetic Subjective Index Scale (OASIS). Chi-Square tes digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara DAI dan OASIS. Uji Chi Square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara persepsi estetika dan keadaan maloklusi p=0,037 (p0,05). Terdapat hubungan yang signifikan antara penilaian persepsi estetika OASIS dan keadaan maloklusi DAI. Hal ini menunjukkan hubungan signifikan antara kondisi maloklusi dan tingkat kepedulian remaja terhadap keadaan estetikanya. Faktor usia pada penderita maloklusi tidak mempengaruhi kondisi persepsi estetika yang dimilikinya. Sebaliknya faktor jenis kelamin terhadap persepsi estetika menunjukkan remaja wanita cenderung lebih peduli terhadap keadaan gigi-giginya.
HUBUNGAN USIA SKELETAL DENGAN PUNCAK PERTUMBUHAN PADA PASIEN USIA 10-14 TAHUN DI RSGM UNSYIAH
Rafinus Arifin;
Putri Rahmi Noviyandri;
Laveine Sukma Shatia
Cakradonya Dental Journal Vol 9, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/cdj.v9i1.9877
Pengetahuan mengenai kapan terjadinya puncak pertumbuhan merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan kapan pertumbuhan aktif berakhir, sehingga akan diperoleh keberhasilan perawatan pasien ortodonti. Usia skeletal dapat menjadi pilihan yang paling tepat dalam menentukan kapan terjadinya puncak pertumbuhan tersebut. Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan antara usia skeletal dengan puncak pertumbuhan pada pasien usia 10-14 tahun di RSGM Unsyiah. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan teknik pengambilan sample adalah total sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu foto sefalometri lateral dan rekam medik, serta menggunakan metode Bacceti dkk. untuk menentukan maturasi cervical stage pasien. Penelitian ini dianalisis dengan uji Chi-Square yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia skeletal dengan puncak pertumbuhan pada pasien usia 10-14 tahun di RSGM Unsyiah dengan nilai p=0,159 (p0,05). Namun, terdapat hubungan pada perempuan jika dianalisis berdasarkan jenis kelamin.Kata kunci: usia skeletal, puncak pertumbuhan.
DAMPAK KARAKTERISTIK MALOKLUSI GIGI ANTERIOR BERDASARKAN TINGKAT KEPARAHANNYA TERHADAP STATUS PSIKOSOSIAL
Rafinus Arifin;
Sunnati .;
Armi Amanda Daulay
Cakradonya Dental Journal Vol 9, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/cdj.v9i2.9741
Usia puncak pertumbuhan anak merupakan masa peralihan antara masa anak-anak hingga menuju masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, kognitif dan sosial emosional. Maloklusi adalah suatu anomali yang menyebabkan gangguan fungsi oral dan estetika serta memerlukan perawatan jika sudah mengganggu fisik dan emosional. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa remaja pada usia puncak pertumbuhan yang mengalami maloklusi gigi anterior akan berdampak negatif terhadap status psikososial remaja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak karakteristik maloklusi gigi anterior terhadap status psikososial (studi kasus pada usia puncak pertumbuhan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Banda Aceh dengan menggunakan indeks PIDAQ). Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dan penelitian ini dilakukan di SMP Negeri dengan total subjek 279 siswa. Subjek diberikan kuisioner PIDAQ untuk mengetahui dampak karakteristik maloklusi gigi anterior terhadap status psikososial. Hasil uji Wilks Lamda menunjukkan dampak signifikan karakteristik maloklusi gigi anterior terhadap status psikososial pada usia puncak pertumbuhan, diperoleh nilai p=0,003 (p0,05). Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan adanya dampak karakteristik maloklusi gigi anterior berdasarkan tingkat keparahannya terhadap status psikososial pada usia puncak pertumbuhan.Kata kunci: maloklusi, protrusif, PIDAQ
Dampak Maloklusi Gigi Anterior Protrusif Terhadap Status Psikososial Remaja Usia 15-17 Tahun Menggunakan Indeks PIDAQ (Studi Pada 4 Sman Banda Aceh)
Rafinus Arifin;
Sunnati Sunnati;
Rizky Kurniawan Siregar
Cakradonya Dental Journal Vol 8, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Maloklusi adalah suatu anomali yang menyebabkan gangguan fungsi oral dan estetika serta memerlukan perawatan jika sudah mengganggu seseorang baik secara fisik maupun emosional. Masa remaja adalah masa dimana seseorang mencari jati diri sehingga penampilan wajah dan gigi-geligi sangat berpengaruh dengan hubungan sosial remaja tersebut. Berbagai penelitian telah menemukan maloklusi gigi anterior atas berdampak negatif terhadap status psikosial sosial remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak maloklusi gigi anterior protrusif terhadap status psikososial remaja di Banda Aceh. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dan pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Sampel penelitian berasal dari empat SMA Negeri Banda Aceh yaitu SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3 serta SMAN 4, dengan total subjek 108 siswa. Kepada subjek diberikan kuisioner PIDAQ untuk mengetahui dampak maloklusi gigi anterior protrusif terhadap status psikososial siswa tersebut. Data hasil penelitian tersebut kemudian dianalisis menggunakan SPSS dengan metode Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan maloklusi gigi anterior protrusif berdampak negatif terhadap status psikososial remaja, sehingga peneliti menyimpulkan bahwa semakin berat derajat keparahan maloklusi gigi anterior protrusif maka semakin besar kemungkinannya berpengaruh terhadap status psikososial.
SHEAR BOND STRENGTH BRACKET METAL DENGAN BAHAN ADHESIF CHEMICALLY CURED DAN LIGHT CURED YANG TERKONTAMINASI SALIVA TERHADAP EMAIL
Iin Sundari;
Rafinus Arifin;
Rita Maulida
Journal of Syiah Kuala Dentistry Society Vol 2, No 1 (2017): JANUARY
Publisher : Dentistry Faculty
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
The used of orthodontic brackets was to correction the function of mastication and aesthetic. Orthodontics bracket needed an adhesive material to bonding to enamel. Adhesives materials growth very wide to improved the bonding of bracket to enamel. In this study used two kind of adhesives material based on the polymerization, chemically cured bonding material and light cured bonding material. The risk of salivary contamination can lead to bonding failure. The aimed of this study was to get information about the shear bond strength of metal brackets using chemically cured adhesive and cured light adhesive contaminated saliva. Twenty extracted human premolars were randomly divided into two groups of 10 each (n=10). In group I, was used with chemically cured adhesive contaminated saliva. In group II, was used with light cured adhesive contaminated saliva. Shared bond strength test used Universal Testing Machine (UTM) with force 200 kgf and crosshead speed 0.5 mm/minute. The data was analyzed by using unpaired t test. The result showed that there were no significant differences in the shear bond strength of metal brackets using chemically cured adhesive and cured light adhesive contaminated saliva (p0,05). The conclusion of the study is no differences in the shear bond strength of metal brackets using chemically cured adhesive and cured light adhesive contaminated saliva.Keyword: shear bond strength, chemically cured adhesive, light cured adhesive, contaminated saliva
HUBUNGAN USIA DENTAL DENGAN PUNCAK PERTUMBUHAN PADA PASIEN USIA 10-14 TAHUN DI RSGM UNSYIAH
Rafinus Arifin;
Putri Rahmi Noviyandri;
Fara Mufti Lusmana
Journal of Syiah Kuala Dentistry Society Vol 1, No 2 (2016): JULY
Publisher : Dentistry Faculty
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
AbstractIn orthodontic treatment knowing pubertal growth spurt is very important, because in this period malocclusion will be easier to correct and the results will be better. Dental age is one of many indicator to estimate human pubertal growth spurt which can be assessed by the stages of dental emergence and calcification. The purpose of this study was to determine the relationship of dental age with pubertal growth spurt in patients of RSGM Unsyiah. This study used cross-sectionals method involving 94 girls patients aged 10-12 years and 43 boys patients aged 12-14 years in RSGM Unsyiah period June 2012-June 2014. Data collected in secondary data, they are panoramic photo and patient dental record. Evaluation of dental age was based methods of Lorenzo (2008) by eruption of canines, premolars, and second molar permanent teeth, then grouped into late mixed dentition (eruption of the canines and premolars) or early permanent dentition (eruption of second molars pemanent). Chi-Square tests were used to determine the relationship between dental age and pubertal growth spurt. Results of Chi-square test indicates a significant relationship between dental age and pubertal growth spurt p= 0.008 (p0.05). Conclusion is there is a significant relationship between dental age and pubertal growth spurt.Keyword: Pubertal growth spurt, dental age, dental emergence, dental calcification.