Putri Rahmi Noviyandri
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

GAMBARAN PERLEKATAN BAKTERI Staphylococcus aureus PADA BERBAGAI BENANG BEDAH (STUDI KASUS PADA TIKUS WISTAR) Teuku Ahmad Arbi; Putri Rahmi Noviyandri; Novita Vindy Valentina
Cakradonya Dental Journal Vol 11, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.221 KB) | DOI: 10.24815/cdj.v11i1.13628

Abstract

Benang bedah memiliki peran yang penting dalam intervensi bedah yaitu untuk menyatukan tepi–tepiluka, meningkatkan penyembuhan luka, dan memberikan kontrol perdarahan. Walaupun begitu,keberadaan benang bedah dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi pada luka. Infeksi initerjadi akibat kontaminasi dari mikroorganisme yang berinteraksi dengan benda asing pada lukaseperti benang bedah. Infeksi pada luka atau area bedah ini dikenal sebagai surgical site infection(SSI). Benang bedah sudah lama dihubungkan dengan awal terjadinya SSI. Staphylococcus aureusmerupakan bakteri yang paling sering diisolasi dari kejadian SSI. Untuk itu tujuan dari penelitian iniadalah untuk melihat perlekatan S. aureus terhadap beberapa benang bedah yang umum digunakan,yaitu silk, vycril, catgut, dan nylon. Staphylococcus aureus yang melekat pada benang bedah ditelitidengan metode pengenceran bertingkat/lempeng sebar dan dihitung dengan menggunakan metodestandard plate count. Jumlah koloni S. aureus yang melekat pada benang bedah yang ditemukan padabenang bedah silk sebesar 2.4x104 Cfu/ml, vycril sebesar 6.0x104 Cfu/ml, catgut sebesar 18.6x104Cfu/ml, dan nylon sebesar 2.6x104 Cfu/ml. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah koloni S.aureus pada seluruh benang dikatakan aman, tidak meningkatkan risiko SSI karena jumlah S. aureusmasih dibawah 105 mikroorganisme per gram jaringan. Selain itu, jumlah kolonisasi S. aureus padabenang bedah ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti bahan pelindung yang melapisi suatubenang, bahan benang, dan konfigurasi fisikalnya.Kata Kunci: Benang bedah, Staphylococcus aureus, SSI
HUBUNGAN USIA SKELETAL DENGAN PUNCAK PERTUMBUHAN PADA PASIEN USIA 10-14 TAHUN DI RSGM UNSYIAH Rafinus Arifin; Putri Rahmi Noviyandri; Laveine Sukma Shatia
Cakradonya Dental Journal Vol 9, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.781 KB) | DOI: 10.24815/cdj.v9i1.9877

Abstract

Pengetahuan mengenai kapan terjadinya puncak pertumbuhan merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan kapan pertumbuhan aktif berakhir, sehingga akan diperoleh keberhasilan perawatan pasien ortodonti. Usia skeletal dapat menjadi pilihan yang paling tepat dalam menentukan kapan terjadinya puncak pertumbuhan tersebut. Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan antara usia skeletal dengan puncak pertumbuhan pada pasien usia 10-14 tahun di RSGM Unsyiah. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan teknik pengambilan sample adalah total sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu foto sefalometri lateral dan rekam medik, serta menggunakan metode Bacceti dkk. untuk menentukan maturasi cervical stage pasien. Penelitian ini dianalisis dengan uji Chi-Square yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia skeletal dengan puncak pertumbuhan pada pasien usia 10-14 tahun di RSGM Unsyiah dengan nilai p=0,159 (p0,05). Namun, terdapat hubungan pada perempuan jika dianalisis berdasarkan jenis kelamin.Kata kunci: usia skeletal, puncak pertumbuhan.
GAMBARAN PERLEKATAN BAKTERI Staphylococcus aureus PADA BERBAGAI BENANG BEDAH (STUDI KASUS PADA TIKUS WISTAR) Teuku Ahmad Arbi; Putri Rahmi Noviyandri; Novita Vindy Valentina
Cakradonya Dental Journal Vol 11, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/cdj.v11i1.13628

Abstract

Benang bedah memiliki peran yang penting dalam intervensi bedah yaitu untuk menyatukan tepitepiluka, meningkatkan penyembuhan luka, dan memberikan kontrol perdarahan. Walaupun begitu,keberadaan benang bedah dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi pada luka. Infeksi initerjadi akibat kontaminasi dari mikroorganisme yang berinteraksi dengan benda asing pada lukaseperti benang bedah. Infeksi pada luka atau area bedah ini dikenal sebagai surgical site infection(SSI). Benang bedah sudah lama dihubungkan dengan awal terjadinya SSI. Staphylococcus aureusmerupakan bakteri yang paling sering diisolasi dari kejadian SSI. Untuk itu tujuan dari penelitian iniadalah untuk melihat perlekatan S. aureus terhadap beberapa benang bedah yang umum digunakan,yaitu silk, vycril, catgut, dan nylon. Staphylococcus aureus yang melekat pada benang bedah ditelitidengan metode pengenceran bertingkat/lempeng sebar dan dihitung dengan menggunakan metodestandard plate count. Jumlah koloni S. aureus yang melekat pada benang bedah yang ditemukan padabenang bedah silk sebesar 2.4x104 Cfu/ml, vycril sebesar 6.0x104 Cfu/ml, catgut sebesar 18.6x104Cfu/ml, dan nylon sebesar 2.6x104 Cfu/ml. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah koloni S.aureus pada seluruh benang dikatakan aman, tidak meningkatkan risiko SSI karena jumlah S. aureusmasih dibawah 105 mikroorganisme per gram jaringan. Selain itu, jumlah kolonisasi S. aureus padabenang bedah ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti bahan pelindung yang melapisi suatubenang, bahan benang, dan konfigurasi fisikalnya.Kata Kunci: Benang bedah, Staphylococcus aureus, SSI
HUBUNGAN USIA SKELETAL DENGAN PUNCAK PERTUMBUHAN PADA PASIEN USIA 10-14 TAHUN DI RSGM UNSYIAH Rafinus Arifin; Putri Rahmi Noviyandri; Laveine Sukma Shatia
Cakradonya Dental Journal Vol 9, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/cdj.v9i1.9877

Abstract

Pengetahuan mengenai kapan terjadinya puncak pertumbuhan merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan kapan pertumbuhan aktif berakhir, sehingga akan diperoleh keberhasilan perawatan pasien ortodonti. Usia skeletal dapat menjadi pilihan yang paling tepat dalam menentukan kapan terjadinya puncak pertumbuhan tersebut. Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan antara usia skeletal dengan puncak pertumbuhan pada pasien usia 10-14 tahun di RSGM Unsyiah. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan teknik pengambilan sample adalah total sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu foto sefalometri lateral dan rekam medik, serta menggunakan metode Bacceti dkk. untuk menentukan maturasi cervical stage pasien. Penelitian ini dianalisis dengan uji Chi-Square yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia skeletal dengan puncak pertumbuhan pada pasien usia 10-14 tahun di RSGM Unsyiah dengan nilai p=0,159 (p0,05). Namun, terdapat hubungan pada perempuan jika dianalisis berdasarkan jenis kelamin.Kata kunci: usia skeletal, puncak pertumbuhan.
Influence of Curry leaves (Murraya koenigii L.) against of bleeding time of Rattus norvegicus Teuku Ahmad ARBI; Putri Rahmi NOVIYANDRI; Meutia FADHILA
Journal of Syiah Kuala Dentistry Society Vol 5, No 2 (2020): December 2020
Publisher : Dentistry Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jds.v5i2.20021

Abstract

Bleeding is when blood is removed from damaged blood vessels and can occur during dental procedures. Curry leaves (Murraya koenigii L.) contain tannins and flavonoids, which have the potential as a hemostatic agent to stop bleeding. The purpose of this study was to determine the effect of curry leaf extract (Murraya koenigii L.) on the bleeding time of Wistar rats (Rattus norvegicus). The test animals used were 5 Wistar rats (Rattus norvegicus), which were divided into a control group that was applied with distilled water and the treatment group with the extract of curry leaves. The first treatment group was given a concentration of 25%, the second treatment group had a concentration of 50%, the third treatment group had a concentration of 75%, and the fourth treatment group had a concentration of 100%. Bleeding time was calculated using the Duke method on the tail of the rats. The results showed that curry leaf extract concentrations of 25%, 50%, 75%, and 100% were able to shorten the bleeding time with an average time of 140 seconds, 81.67 seconds, 138.33 seconds, and 73.33, respectively. Second. One-way ANOVA data analysis showed that the bleeding time in all treatment groups was significantly different from the control group (p 0.05). This study concludes that the extract of curry leaves (Murraya koenigii L.) affects the bleeding time in Wistar rats (Rattus norvegicus).
Effect of ethanol extract of robusta coffee leaves (Coffea canephora var. robusta) against Streptococcus mutans growth Putri Rahmi Noviyandri; Diotama Nuza; Suzanna Sungkar
Journal of Syiah Kuala Dentistry Society Vol 5, No 2 (2020): December 2020
Publisher : Dentistry Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jds.v5i2.20017

Abstract

The study to determine the inhibition capability of robusta coffee's (Coffea canephora var. robusta) leaf extract against S. mutans growth. Robusta coffee's (Coffea canephora var. robusta) leaf extract was made by maceration method using 96% ethanol. The antibacterial examination using well diffusion on Mueller Hinton Agar (MHA) media. The concentration of robusta coffee's (Coffea canephora var. robusta) leaf extract used in this study was 25%, 50%, and 75%. The study was analyzed using the One Way Analysis of Variance (ANOVA) test and continued with the Least Significant Difference (LSD) test. The results showed a value of p0.05, which proves that robusta coffee's (Coffea canephora var. robusta) leaf extract has an antibacterial effect on the growth of S. mutans with low inhibition potency
POTENSI EKSTRAK ALGA MERAH Gracilaria verrucosa SEBAGAI PENGHAMBAT PERKEMBANGAN PEMBENTUKAN BIOFILM Enterococcus faecalis PADA INFEKSI SALURAN AKAR GIGI Putri Rahmi Noviyandri; Ridha Andayani; Ervina Rizky
Journal of Syiah Kuala Dentistry Society Vol 3, No 1 (2018): JANUARY
Publisher : Dentistry Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Enterococcus faecalis (E. faecalis) is a facultative anaerobic Gram-positive bacteria which becomesthe main bacteria occurrence failure of endodontic treatment. The red algae Gracilaria verrucosa (G. verrucosa) is one of the herbal plants that contain antibacterial compounds such as alkaloid,flavonoid, saponin, steroid, and triterpenoid. This study aims to determine the potency red algae G.verrucosa extract as inhibitor of E. faecalis biofilm formation development. The red algae G.verrucosa extract with a concentration of 100%, 75%, 25%, 12,5%, and 6,25% was made inmaceration method using ethanol 96%. Microtiter Plate Biofilm Assay method and ELISA readerwith wavelength 595nm were used to test the biofilm. The result of One Way ANOVA showedp0,05 which mean there was an effect of the test group on the formation of E. faecalis biofilm development and Post Hoc Tests-Duncan showed that there was a significant differences betweeneach group of those concentration. In the treatment group, there was found two concentration thathave significant differences, there were 100% and 6,25%. Based on the result of this study, we canconclude that the red algae G. verrucosa extract was useful as an inhibitor of E. faecalis biofilmformation development. The higher concentration of the red algae G. verrucosa, the higher its abilityas an inhibitor of E. faecalis biofilm formation development.Keywords : Enterococcus faecalis, red algae Gracilaria verrucosa, Microtiter Plate Biofilm Assaymethod, ELISA reader.
HUBUNGAN USIA DENTAL DENGAN PUNCAK PERTUMBUHAN PADA PASIEN USIA 10-14 TAHUN DI RSGM UNSYIAH Rafinus Arifin; Putri Rahmi Noviyandri; Fara Mufti Lusmana
Journal of Syiah Kuala Dentistry Society Vol 1, No 2 (2016): JULY
Publisher : Dentistry Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractIn orthodontic treatment knowing pubertal growth spurt is very important, because in this period malocclusion will be easier to correct and the results will be better. Dental age is one of many indicator to estimate human pubertal growth spurt which can be assessed by the stages of dental emergence and calcification. The purpose of this study was to determine the relationship of dental age with pubertal growth spurt in patients of RSGM Unsyiah. This study used cross-sectionals method involving 94 girls patients aged 10-12 years and 43 boys patients aged 12-14 years in RSGM Unsyiah period June 2012-June 2014. Data collected in secondary data, they are panoramic photo and patient dental record. Evaluation of dental age was based methods of Lorenzo (2008) by eruption of canines, premolars, and second molar permanent teeth, then grouped into late mixed dentition (eruption of the canines and premolars) or early permanent dentition (eruption of second molars pemanent). Chi-Square tests were used to determine the relationship between dental age and pubertal growth spurt. Results of Chi-square test indicates a significant relationship between dental age and pubertal growth spurt p= 0.008 (p0.05). Conclusion is there is a significant relationship between dental age and pubertal growth spurt.Keyword: Pubertal growth spurt, dental age, dental emergence, dental calcification.