Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Komunikasi sosial pemerintah dalam penyebaran informasi perbatasan Negara Indonesia dan Timor Leste Kristin Engjelima Julwinda Nomleni; Suwandi Sumartias; Wawan Setiawan
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 7, No 2 (2019): December 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.847 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v7i2.21348

Abstract

Tindakan pelanggaran perjanjian bilateral tahun 2005 oleh masyarakat Timor Leste memasuki lahan Naktuka sebagai area netral di antara perbatasan kedua negara, menimbulkan kecemasan dan mendorong masyarakat Netemnanu Utara (Indonesia) untuk mengambil tindakan anarkis. Sebagai antisipasi, diperlukan peran pemerintah Indonesia untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat perbatasan melalui lembaga terkait, khususnya Badan Pengelola Perbatasan (BPP) Kabupaten Kupang yang bertanggung jawab mengurus wilayah perbatasan negara di wilayah Kabupaten Kupang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komunikasi sosial antara pihak BPP Kabupaten Kupang dengan masyarakat Netemnanu Utara berdasarkan jenis, proses, tahapan penerimaan informasi oleh masyarakat, dan karakteristik masyarakat Netemnanu Utara dalam mengadopsi informasi mengenai persoalan tersebut. Metode penelitian menggunakan kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi sosial antara masyarakat dan pihak pemerintah daerah dengan pendekatan sosial budaya, selain itu adanya keputusan pemerintah pusat sebelumnya yang menyetujui penerapan perjanjian traktat 1904 bersama pihak Timor Leste menjadikan komunikasi sosial pemerintah gagal dan menimbulkan penolakan masyarakat karena dianggap tidak sesuai dengan sejarah hidup masyarakat Netemnanu Utara. Penelitian ini menyimpulkan, pemerintah menggunakan beragam jenis dan proses komunikasi sesuai situasi dan karakter masyarakat Netemnanu Utara. Penerimaan masyarakat atas inovasi atau kebaruan informasi terjadi dalam 3 tahap yaitu pengetahuan, persuasi dan tahap pengambilan keputusan. Tahap implementasi dan konfirmasi tidak berlanjut, karena masyarakat menilai minimnya pengetahuan pemerintah, tidak pernah dilibatkan, dan kesepakatan tersebut bertentangan dengan unsur budaya masyarakat perbatasan. Saran, pemerintah pusat maupun daerah sebaiknya selalu melibatkan masyarakat dalam setiap pengambilan keputusan berkaitan dengan batas wilayah antara kedua negara, sebelum melakukan kesepakatan untuk menghindari kegagalan komunikasi dan meminimalisir konflik.
Komunikasi dan dukungan sosial di lingkungan masyarakat terdampak pembangunan Waduk Jatigede Sumedang Agus Rahmat; Kokom Komariah; Wawan Setiawan
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 7, No 1 (2019): June 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.91 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v7i1.21096

Abstract

Bagi masyarakat yang menjadi terdampak dari pembangunan bendungan Jatigede, persoalan yang dihadapi pasca penggenangan tidak terhenti hanya sampai pada penerimaan uang ganti rugi dan pemukiman kembali diri serta keluarga di tempat yang baru, akan tetapi persoalan yang dihadapi saat ini jauh lebih sulit seperti menyangkut pekerjaan guna menyambung kehidupan diri dan keluarga dan adaptasi diri dan keluarga pada lingkungan yang baru. Sebagai mahluk sosial, persoalan yang dirasa jauh lebih penting terkait dengan adaptasi dengan orang-orang baru baik lingkungan tetangga ataupun lingkungan warga. Kemampuan bertahan dalam lingkungan sosial yang baru ini menjadi keniscayaan untuk kelangsungan hidup orang-orang terdampak pembangunan waduk Jatigede. Masalahnya adalah apakah lingkungan sosial yang baru mendorong kemampuan bertahan dari orang-orang terdampak pembangunan waduk Jatigede atau tidak. Untuk mengetahui kondisi ini, penelitian dilakukan di dua wilayah yaitu wilayah relokasi dan di wilayah sisipan pemukiman kembali. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif atau paradigma positivis, sedangkan untuk dukungan sosial yang dinilai dalam penelitian ini meliputi empat aspek meliputi dukungan emosional, dukungan nyata, dukungan kasih sayang dan interaksi sosial. Hasil kajian menunjukan bahwa dukungan sosial menentukan ketahanan sosial orang-orang terdampak pembangunan waduk Jatigede, baik secara total (gabungan) maupun secara parsial. Adapun hasil perhitungan secara parsial menunjukan bahwa diantara dukungan sosial yang ada, dukungan emosional merupakan dimensi dukungan sosial yang memiliki pengaruh yang paling besar terhadap ketahanan ataupun kemampuan adaptasi dari orang-orang terdampak pembangunan Jatigede.
Komitmen Pengurus dalam Memajukan Organisasi Olahraga Special Olympic Indonesia Eko Purnomo; Hanny Hafiar; Wawan Setiawan
Jurnal Patriot Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Patriot
Publisher : Jurusan Kepelatihan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/patriot.v4i2.863

Abstract

Komitmen memajukan organisasi merupakan sebuah keingingn yang harus dimiliki oleh para pengurus organisasi. Sebuah organisasi tidak akan mungkin berkembang menjadi lebih baik, jika tidak didukung oleh para pengurus organisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi dan komitmen pengurus organisasi dalam memajukan dan meningkatkan Special Olympic Indonesia (SOIna). Metode penelitian menggunakan kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Sampel diambil dengan non-probabilitas jenis snowball. Oleh karena itu diperoleh responden sebanyak 51, yang merupakan pengurus SOIna di seluruh Indonesia (pengurus pusat, provinsi dan kota/kabupaten). Hasil penelitian menjelaskan bahwa terdapat sebuah hubungan antara motivasi dan komitmen pengurus organisasi dalam memajukan dan meningkatkan kualitas SOIna. Hasil penelitian ini memberikan sebuah implikasi penting untuk para pengurus dapat memiliki motivasi yang tinggi dalam mengurus organisasi SOIna. Penelitian ini hanya sebatas mengetahui hubungan motivasi dan komitmen berorganisasi dengan menggunakan angket sebagai alat ukurnya. Sehingga sangat direkomendasikan untuk masa depan dapat dilakukan penelitian lebih mendalam seperti studi kasus untuk mengetahui dan memperdalam hasil temuan yang diperoleh.
Pemanfaatan Media Instagram sebagai Alat Diseminasi Informasi Kegiatan Ekonomi Kreatif di Kota Palembang Stefani Anindita Waraningtyas; Dadang Sugiana; Wawan Setiawan
Komunikologi: Jurnal Pengembangan Ilmu Komunikasi dan Sosial Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30829/komunikologi.v6i2.13536

Abstract

AbstrakMedia sosial menjadi alat penyebaran informasi yang dapat menjangkau masyarakat dimanapun dan kapanpun. Media sosial Instagram saat ini tidak hanya berfungsi sebagai wadah untuk mengunggah dan berbagi foto kepada pengguna lainnya namun kini Instagram mampu menyebarkan informasi sehingga memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Hal tersebut dimanfaatkan oleh Kota Palembang yang mendapatkan Penghargaan Kota Kreatif pada tahun 2019 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia untuk menyebarkan informasi yang berkaitan dengan kegiatan Ekonomi Kreatif di Kota Palembang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pemanfaatan Instagram sebagai alat diseminasi informasi kegiatan ekonomi kreatif di Kota Palembang dengan metode penelitian yaitu deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media Instagram bermanfaat dnegan baik dan memanfaatkan fitur-fitur yang ada seperti Instagram Story dan Reels dalam menyebarkan informasi tentang kegiatan ekonomi kreatif di Kota Palembang ditunjukkan dengan keterlibatan pelaku ekonomi kreatif pada salah satu kegiatan ekonomi kreatif yaitu Beli Kreatif dan kenaikan omset para pelaku ekonomi kreatif setelah mengikuti kegiatan tersebut yang menjadi bukti adanya perolehan informasi bagi masyarakat Kota Palembang berkaitan dengan kegiatan ekonomi kreatif. AbstractSocial media is a means of disseminating information that can reach people anywhere and anytime. Instagram social media currently not only functions as a place to upload and share photos with other users, but now Instagram is able to disseminate the information so as to meet the information needs of its users. This was utilized by the City of Palembang, which received the Creative City Award in 2019 from the Ministry of Tourism and Creative Economy of the Republic of Indonesia, to disseminate information related to Creative Economy activities in Palembang City. The purpose of this study was to determine the use of Instagram as a means of disseminating information on creative economic activities in the city of Palembang using descriptive research methods with a qualitative approach. The results of the study show that Instagram media is useful and makes use of existing features such as Instagram Stories and Reels in disseminating information about creative economic activities in the city of Palembang as indicated by the involvement of creative economy actors in one of the creative economic activities, namely Creative Buying and increasing the turnover of the creative economy actors after participating in these activities which is evidence of obtaining information for the people of Palembang City related to Creative Economic activities.
Pelestarian Beripat Beregong Untuk Mendukung Kemajuan Pariwisata Belitong Peranciscus Aryanto; Ute Lies Siti Khadjah; Wawan Setiawan
Masyarakat Pariwisata : Journal of Community Services in Tourism Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : Politeknik Pariwisata NHI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34013/mp.v3i1.621

Abstract

Beripat-beregong is a martial art that combines elements of music, agility and courage. In the past, beregong beregong became a place to compete knowledge. This shows the spiritual wealth in society. A few important ones. First, the rhythm of the sound of the gongs leads to the beauty of the movements of the fighters as well as in life how hard a life is lived if it is lived with pleasure, full of beauty, it will be more valuable and meaningful. Second, Courage, self-confidence is the basis for competing against agility. Third, the cultivation of brotherly values. There can be no fight between brothers, there can be no revenge nor the enormity of the fight. The study used a qualitative descriptive method. Collecting data through interviews and field observations. The results of the study indicate that the beregong-shaped tourist attraction can be an attraction for tourists and has a very distinctive cultural value from Belitong Island. The research results can be used as a driving force for the development of Belitong Island tourism.