Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Relationship between Age, Gender and Peer Group with Reproductive Healthy Behaviour of Teen Tetti Solehati; Agus Rahmat; Cecep Eli Kosasih; Nur Oktavia Hidayati
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 6 No. 2 (2018): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1131.002 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v6i2.643

Abstract

Adolescent reproductive health (KRR) in Indonesia is still poor. The KRR known as Triad KRR consisted of sexuality, HIV / AIDS, and drugs become a national problem. Teenagers were more comfortable talking about their KRR with their friends than their parents or teachers. The purpose of this research was to know the relation of age, gender, and peer group with behavior of adolescent reproductive health. The research method was  cross sectional study design. Data were analyzed using descriptive statistic, Chi-square and binary logistic. Research conducted in 2017 in junior and high school district Bandung. The population of this study was all students of SMP and SMA amounted to 12,000. The samples amounted 668 students. The results of the research showed that there was a significant relationship between gender with behavior (p = 0,006), there was a significant relationship between age and behavior (p = 0,031), and there was a significant relationship between peer group and behavior (p = 0,042). Multivariate analysis found that age had opportunity 0,527 times, peer group had opportunity 0,211 times, and gender 2,208 times on the behavior support of Triad KRR. The results concluded that KRR behavior is influenced by age, sex, and peer group. Based on the results of the study suggested for the provision of education using a method that involves peer group by considering the age and gender in improving knowledge, adequate and sustainable behavior especially about adolescent reproductive health.
Konstruksi Identitas Guru Bimbingan Konseling sebagai Komunikator Pendidikan Putri Astiti; Jenny Ratna Suminar; Agus Rahmat
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 6, No 1 (2018): June 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.949 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v6i1.7738

Abstract

Penelitian ini bermula dari dihilangkannya jam kelas bagi guru bimbingan dan konseling (BK) serta masih kurangnya jumlah guru BK di SMA Negeri di Kota Bandung. Peneliti ingin mengkaji lebih jauh mengenai motivasi, makna profesi, dan pengalaman komunikasi yang dialami oleh guru BK. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pendekatan ini mencoba untuk mencari pemaknaan mengenai bagaimana manusia mengkonstruksi makna dan konsep-konsep penting dalam kerangka intersubjektivitas. Pada penelitian ini data diperoleh dari tujuh guru BK sebagai key informant. Hasil penelitian ini menunjukkan tiga kategori yang melatarbelakangi alasan untuk menjadi guru, yaitu keinginan pribadi, arahan orang tua dan lingkungan pergaulan atau pertemanan. Hasil penelitian ini juga memunculkan dua kategori makna identitas guru BK, yaitu makna positif dan makna negatif. Makna positif dinyatakan pada guru sebagai orang tua, dicintai anak-anak, membantu siswa mengenali dirinya, harus tahu segala hal, dan guru yang sempurna. Makna negatif dinyatakan pada guru sebagai ganjal pintu dan guru yang masih dianggap sebagai polisi sekolah. Pengalaman komunikasi guru BK berlangsung pada konteks komunikasi antarpribadi, kelompok dan organisasional. Guru BK sebagai komunikator pendidikan harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Gambaran kondisi guru BK dalam memaknai profesi diharapkan dapat dijadikan rujukan pengambil kebijakan agar lebih memahami secara mendalam mengenai pentingnya keberadaan guru BK di sekolah.
PENGARUH KREDIBILITAS KONSELOR TERHADAP SIKAP REMAJA MENGENAI HIV/AIDS DI SUKABUMI Yayan Zainal Niftah; Agus Rahmat
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 5, No 2 (2017): December 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.219 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v5i2.7371

Abstract

Permasalahan remaja yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi sering kali berawal dari kurangnya informasi, pemahaman dan kesadaran untuk mencapai keadaan sehat secara reproduksi. Banyak sekali hal-hal yang berkaitan dengan hal ini, mulai dari pemahaman mengenai perlunya pemeliharaan kebersihan alat reproduksi, pemahaman mengenai proses-proses reproduksi serta dampak dari perilaku yang tidak bertanggung jawab seperti kehamilan tak diinginkan, aborsi, penularan penyakit menular seksual termasuk HIV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kredibilitas konselor HIV/AIDS di Kabupaten Sukabumi terhadap sikap remaja tentang HIV/AIDS. Variabel penelitian yang dianalisis dalam penelitian ini adalah keahlian, kepercayaan, daya tarik pesan terhadap sikap, dengan populasi remaja 6 Desa yang berada di Kabupaten Sukabumi. Teknik sampel menggunakan strata proposional. Partisipan penelitian atau sampel yang terpilih sebanyak 401 orang remaja. Penelitian ini menggunakan analisis jalur yang merupakan analisis untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terkait, baik bersifat parsial maupun pengaruh bersifat total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keahlian komunikator dalam menyampaikan pesan tentang bahaya HIV/AIDS telah mampu menambah pengetahuan remaja di Kecamatan Sukabumi, juga dapat menimbulkan kepercayaan remaja terhadap Konselor HIV/AIDS serta kesediaan untuk menjauhi perilaku berisiko seperti menggunakan narkoba dan seks bebas dan kesediaan untuk mengiformasikan kepada orang lain tentang bahaya HIV/AIDS. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa agar penderita lebih terbuka dalam menceritakan kronologis tentang penyakit yang diidapnya serta penularannya, yang harus dilakukan adalah mempertinggi kredibilitas komunikator atau konselor HIV/AIDS.
The impact of clean lifestyle health promotion on the attitude, motivation, and behaviour of village health cadres Tetti Solehati; Agus Rahmat; Cecep Eli Kosasih; Nur Oktavia Hidayati
Masyarakat, Kebudayaan dan Politik Vol. 31 No. 3 (2018): Masyarakat, Kebudayaan dan Politik
Publisher : Faculty of Social and Political Science, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.691 KB) | DOI: 10.20473/mkp.V31I32018.310-317

Abstract

Pangandaran is a popular tourism destination in West Java, which is annually visited by a high number of foreign and domestic tourists. It has set itself the vision of gaining the title ‘Healthy Village’. However, Pangandaran beach is still fighting the problem of waste, which is easily found along the coast. Thus, disease is mushrooming due to the lack of a Clean Lifestyle (Perilaku Hidup Bersih Sehat/PHBS) and the low awareness of PHBS in the Pangandaran local community. The efforts undertaken to overcome the problem of infectious disease due to the lack of PHBS require great support from various parties such as health service centres and via community participation and the role of cadres, who also manage the Community Health Centres (Pos Pelayanan Terpadu/Posyandu). The study aims to determine the effect of the health promotion of PHBS on the attitude, motivation, and behaviour of the health cadres. The study was quasi-experimental, involving a pre-test and post-test design. The study was conducted in Pangandaran Village, Pangandaran Regency. This research involved the health cadres because they are the closest person to the community and they also run a health program. In addition, they are reliable people when it comes to overcoming health problems in the community. The total population of health cadres in Pangandaran Village amounted to 28 people, via total sampling. The instruments used in this study included a questionnaire, observation sheet, and a checklist. The data analysis used univariate and bivariate analysis. The result showed that the mean score of attitude ranged from 65.11 to 74.71 (p = 0,000), the mean score of motivation was 37.39 to 40.71 (p = 0,000), the mean score of genital hygiene behaviour was 67.96 to 80.61 (p = 0,000) and the mean score of the behaviour of CTPS was significant at 32.25 to 35.71 (p = 0,000). This study found there to be significant difference in the mean attitude, motivation and behaviour of the health cadres before and after the intervention period.
Kepuasan peserta program corporate social responsibility PT. Biofarma dalam membangun ketahanan pakan ternak Agus Rahmat; Herry Herry; Mansyur Mansyur
PRofesi Humas Vol 6, No 1 (2021): PRofesi Humas Accredited by Kemenristekdikti RI SK No. 10/E/KPT/2019
Publisher : LP3 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.473 KB) | DOI: 10.24198/prh.v6i1.30596

Abstract

Salah satu bidang kerja utama public relations (Humas) adalah menjembatani kepentingan perusahaan dan masyarakat, corporate social responsibility (CSR) merupakan aktivitas nyata dalam menjembatani dua kepentingan ini. Agar CSR yang dilakukan perusahaan berdampak terhadap perkembangan masyarakat khususnya di bidang ekonomi dan mampu memenuhi kepentingan perusahaan, pelaksanaan CSR diarahkan pada aktivitas yang memiliki kesamaan nilai (kepentingan). Demikian dalam proses pelaksanaannya, CSR PT. Biofarma (Persero) berupa pemberdayaan ekonomi melalui penanaman rumput hijau untuk ketahanan pakan ternak juga dituntut kemampuannya untuk memberi kepuasan pada peserta program. Permasalahannya adalah seperti apa tingkat kepuasan peserta dalam pelaksanaan CSR yang dilakukan? Riset ini menjadi penting selain sebagai sebuah evaluasi mengenai arah gerak pelaksanaan sekaligus juga menjadi indikator mengenai keberhasilan dan kegagalan dari pelaksanaan program CSR itu senditi. Riset ini dilakukan melalui pendekatan kuantitatif melalui penyebaran angket dengan pengolahan dan penyajian menggunakan data statistik sederhana tetapi tetap memenuhi kaidah keilmuan yang dipersyaratkan. Berdasar pada temuan lapangan, hasil riset ini menunjukan bahwa dilihat dari prosesnya, pelaksanaan CSR penanaman rumput hijau untuk ketahanan pakan ternak dinilai peserta program CSR mampu memberi kepuasan, bahkan dengan tingkat kepuasan yang sangat tinggi. Secara konsep hasil penelitian ini juga mengartikan bahwa pelaksanaan CSR PT. Biofarma (Persero) ini telah mampu mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi.
Peta Luaran Lembaga Pendidikan Komunikasi (Studi pada Program Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran) Agus Rahmat
PRofesi Humas Vol 1, No 1 (2016): PRofesi Humas
Publisher : LP3 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.964 KB) | DOI: 10.24198/prh.v1i1.9221

Abstract

Kesadaran akan pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas telah lama menjadi kesepakatan para pemimpin, yang tidak ada kesepakatan adalah konsep kualitas dari hasil pendidikan. Penelitian ini tidak untuk memperdebatkan apakah kelompok pendidikan vokasi yang lebih berkualitas atau pendidikan akademik yang lebih berkualitas. Penelitian ini lebih berpegang pada pemikiran bahwa kualitas dari sebuah pendidikan pada akhirnya bertumbu pada penerimaan luaran sebuah lembaga pendidikan termasuk perguruan tinggi oleh masyarakat pengguna, dan penerimaan luaran oleh pengguna inilah yang akan memunculkan penilaian masyarakat mengenai tinggi atau rendah kualitas lembaga pendidikan.Kata kunci : Sumber daya, pendidikan, luaran, pengguna, kualitas
Peran Humas Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum dalam Implementasi Kebijakan Keterbukaan Informasi Eny Ratnasari; Agus Rahmat; FX Ari Agung Prastowo
PRofesi Humas Vol 3, No 1 (2018): PRofesi Humas Accredited by Kemenristekdikti RI SK No. 10/E/KPT/2019
Publisher : LP3 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (790.093 KB) | DOI: 10.24198/prh.v3i1.14034

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Humas Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) dalam implementasi kebijakan keterbukaan informasi, dengan fokus kajian penelitian mengenai peran humas dalam implementasi Undang - Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik pada Humas Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) di kota Bandung yaitu Institut Teknologi Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia, dan Universitas Padjadjaran. Peneliti ingin mengetahui peran humas PTN BH di kota Bandung sebagai penasehat ahli, fasilitator komunikasi, fasilitator proses pemecahan masalah, dan teknisi komunikasi dalam implementasi kebijakan keterbukaan informasi. Peneliti menggunakan studi deskriptif dengan jenis data kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan melalui wawancara mendalam, observasi, studi dokumentasi atau studi pustaka. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada tiga Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum, sudah melaksanakan peran yang dimilikinya berupa implementasi kebijakan keterbukaan informasi, berperan sebagai penasehat ahli bidang komunikasi, menjadi fasilitator komunikasi dalam proses pemecahan masalah serta menjadi teknisi komunikasi. Namun demikian, ada beberapa hal yang menuntut peningkatan guna menjadikan lebih baik. Karenanya peneliti menyarankan agar masing - masing humas PTN BH di kota Bandung meningkatkan aktivitas evaluasi mengenai keterbukaan informasi yang dilaksanakannya, lebih mensosialisasikan kewajiban untuk membuka informasi pada publik internal, dan membuat struktur birokrasi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi yang lebih efisien.
The News Value Information Management Training for Local Government Officials of Pangandaran District in 2016 Aat Ruchiat Nugraha; Agus Rahmat; Trie Damayanti; Anwar Sani
MITRA: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol 2 No 1 (2018): MITRA: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/mitra.v2i1.27

Abstract

The natural resources potential at Pangandaran has become strategic since its status as a district is definitive. Being a new district, Pangandaran has a number of challenges that must be faced in the era of free trade that is getting closer. That is, it requires qualified skills from the government officials. One of these skills is related to information management for the public. The purpose of this community service is to describe and explain how to improve the knowledge and skills of civil servants engaged in the field of information services in Pangandaran district, especially those related to information management techniques that have news value. The implementation of community service was conducted by lecture, question and answer, and simulation. The results of the activities show that state civil servants engaged in information services for the community in Pangandaran district did not appear to have sufficient knowledge and skills in terms of information management needed by the community. This is evident from the lack of information on the website in government agencies regarding the updating of activities in the district of Pangandaran. Based on our community service activities, we conclude that there has been an increase in knowledge and skills shown by the many questions and discussions of participants on how to find, manage and pack information into valuable news needed by the community. It is suggested that the implementation of community service activities should be in the form of assistance so that speakers would be able to inculcate the values of professionalism in the management of information that is important for the community in Pangandaran district through continuous capacity building and empowerment of professional civil servants in the field of communication.
KEGIATAN BANDUNG MENJAWAB OLEH PEMERINTAH KOTA BANDUNG Septian Yudho Rinald; Agus Rahmat; iriana bakti
Metacommunication Journal of Communication Studies
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.366 KB) | DOI: 10.20527/mc.v4i1.6354

Abstract

ABSTRACT                 This study aims to determine the planning, implementation, and evaluation phases of the Bandung Menjawab Activity as an effort of the Bandung City Government in establishing good relations with the mass media. This research is using descriptive method used. Data collection techniques are carried out through in-depth interviews, observations, and literature studies. The results showed that at the planning stage starting from the formulation of the problem, the mass media had difficulty in accessing the informants, the Bandung City SKPDs, so that the news or information was not confirmed in the mass media, followed by theme and speaker stipulation, the mass media mapping, and the distribution of tasks to the HR. In the implementation phase, the Bandung Menjawab activity was carried out with several activities by the Bandung Menjawab team and assisted by Report Sub-division when the Bandung Menjawab activity took place. Through a good process of communication and coordination, implementation of actions, message delivery techniques, supervision, as well as obstacles and ways to overcome them in implementing what has been planned to make every need in Bandung Menjawab activities ran smoothly. The evaluation phase carried out by evaluating activities and conducting media monitoring. The conclusions of this study are that at the planning stage, Bandung Menjawab activity was created because there are still many of Bandung City Government programs that are not socialized to the public because they are less exposed by the mass media. In the implementation phase, communication and coordination during the Bandung Menjawab activities are two-way and one-way. At the evaluation stage, the Bandung Menjawab team evaluating the implementation of activities and evaluating the results of activities.Keywords:  Bandung city government, Bandung Menjawab, media relations, media relations process, PR activities.  ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahap perencanaan, tahap implementasi, dan tahap evaluasi Kegiatan Bandung Menjawab sebagai upaya Pemerintah Kota Bandung dalam menjalin hubungan baik dengan media massa. Metode yang digunakan adalah deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi pustaka. Hasil penelitian dalam tahap perencanaan dimulai dari perumusan masalah, yakni media massa kesulitan untuk mengakses informan, yaitu SKPD Kota Bandung sehingga tidak terkonfirmasinya berita atau informasi di media massa, dilanjutkan penentuan tema, penentuan pemateri, pemetaan media massa, dan pembagian tugas kepada SDM. Pada tahap implementasi, kegiatan Bandung Menjawab dilakukan dengan beberapa kegiatan yang dilakukan oleh tim Bandung Menjawab dan dibantu subbag peliputan ketika kegiatan Bandung Menjawab berlangsung. Melalui proses komunikasi dan koordinasi yang baik, pelaksanaan aksi, teknik penyampaian pesan, pengawasan, serta kendala dan cara mengatasinya dalam mengimplementasikan apa yang sudah direncanakan membuat setiap kebutuhan dalam kegiatan Bandung Menjawab dapat berjalan dengan baik dan lancar. Tahap evaluasi dilakukan dengan mengevaluasi kegiatan dan melakukan media monitoring. Simpulan dari penelitian ini adalah pada tahap perencanaan, kegiatan Bandung Menjawab tercipta karena masih banyaknya program-program Pemkot Bandung yang tidak tersosialisasikan kepada masyarakat karena kurang terekspos oleh media massa. Pada tahap implementasi, komunikasi dan koordinasi selama kegiatan Bandung Menjawab bersifat dua arah dan satu jalur. Pada tahap evaluasi, tim Bandung Menjawab melakukan evaluasi implementasi kegiatan dan evaluasi hasil kegiatan.Kata Kunci: Bandung Menjawab, hubungan media, kegiatan PR, Pemerintah Kota Bandung, proses media relations.
STUDI KASUS PERGULATAN PEREMPUAN SELAKU LEGISLATOR ACEH DI PANGGUNG POLITIK PASCA ORDE BARU Ainol Mardhiah; Dadang Rahmat Hidayat; Agus Rahmat; Nuryah Asri Sjafirah
Bricolage : Jurnal Magister Ilmu Komunikasi Vol 7, No 1 (2021): Accredited by Kemenristekdikti RI SK No. 36/E/KPT/2019
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/bricolage.v7i1.1978

Abstract

Hasrat menjadi legislator bukanlah sesuatu yang muncul secara tiba-tiba pada diri seorang perempuan, namun semuanya melalui proses pemikiran yang matang, Keinginan yang kuat dari dalam diri, memiliki kompetensi komunikasi politik yang baik dan baru menentukan pilihan dalam mengisi ruang publik. Selama ini politik diidentikkan dengan dunianya laki-laki, karenanya butuh motivasi yang kuat dari dalam diri calon legislator perempuan untuk mengisi ruang ini dan diperkuat dengan motivasi dari luar dirinya, ini yang kemudian akan membuat legislator perempuan akan mampu menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Adapun Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Fenomenologi. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan Studi Kasus, kajian ini bermaksud untuk mendeskripsikan motivasi perempuan Aceh hadir di ruang publik dengan menjadi seorang legislator di dalam parlemen lokal Aceh. Hasil kajian menyimpulkan bahwa: 1). Ada dua motivasi yang mendorong perempuan Aceh untuk hadir dalam ruang politik dengan menjadi anggota legislatif dalam parlemen Aceh, yaitu motivasi interen dan motivasi ekstern. 2) motivasi interen itu adalah rasa empati,  kesadaran pada perempuan akan pentingnya kehadiran mereka dalam politik dan pengalaman organisasi. 3). Motivasi eksteren itu adalah; motivasi emosional, motivasi sosial, motivasi agama, motivasi politik dan motivasi ekonomi.