Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pemanfaatan Jenis Vegetasi Hutan Gambut Untuk Revegetasi Pasca Tambang Batubara Kissinger Kissinger; Ahmad Yamani
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2020.6.2.131-136

Abstract

Ekosistem gambut memiliki biodivertitas tumbuhan yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, salahsatunya dimanfaatkan untuk kegiatan revegetasi tambang pasca tambang batubara. Penelitian ini bertujuan untukmenganalisis tingkat keberhasilan penggunaan vegetasi gambut sebagai pilihan tanaman revegetasi. Metode penelitianyang digunakan adalah hasil pengukuran langsung kegiatan penanaman di lapangan dan tinjauan referensi. Empat jenisbibit tumbuhan gambut yang digunakan adalah Shorea balangeran, Melaleuca cajuputi, Combretocarpus rotundatusdan Syzgium sp. Data yang dikumpulkan berupa jumlah batang per jenis. Pengukuran dilakukan dalam periode tertentu,di awal pengukuran, 1 bulan dan 3 bulan setelah penanaman. Analisis yang digunakan meliputi persen tumbuh. Hasilpenelitian menunjukkan 2 jenis tumbuhan yaitu S. balangeran dan Syzygium sp. memiliki persantese tumbuh yangrelatif lebih tinggi dibandingkan kedua jeni lainnya. Persentase tumbuh untuk S. balangeran=76,17% dan Syzygiumsp.=76,19%. Kedua jenis lainnya adalah C. rotundatus dengan persen tumbuh=3,5% dan M. cajuputi=6%. S.balangeran dan Syzygium sp. potensial dikembangkan sebagai pilihan jenis tanaman lokal untuk pengayaan tanamanrevegetasi.
Pemanfaatan Jenis Vegetasi Hutan Gambut Untuk Revegetasi Pasca Tambang Batubara Kissinger Kissinger; Ahmad Yamani
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2020.6.2.131-136

Abstract

Ekosistem gambut memiliki biodivertitas tumbuhan yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, salahsatunya dimanfaatkan untuk kegiatan revegetasi tambang pasca tambang batubara. Penelitian ini bertujuan untukmenganalisis tingkat keberhasilan penggunaan vegetasi gambut sebagai pilihan tanaman revegetasi. Metode penelitianyang digunakan adalah hasil pengukuran langsung kegiatan penanaman di lapangan dan tinjauan referensi. Empat jenisbibit tumbuhan gambut yang digunakan adalah Shorea balangeran, Melaleuca cajuputi, Combretocarpus rotundatusdan Syzgium sp. Data yang dikumpulkan berupa jumlah batang per jenis. Pengukuran dilakukan dalam periode tertentu,di awal pengukuran, 1 bulan dan 3 bulan setelah penanaman. Analisis yang digunakan meliputi persen tumbuh. Hasilpenelitian menunjukkan 2 jenis tumbuhan yaitu S. balangeran dan Syzygium sp. memiliki persantese tumbuh yangrelatif lebih tinggi dibandingkan kedua jeni lainnya. Persentase tumbuh untuk S. balangeran=76,17% dan Syzygiumsp.=76,19%. Kedua jenis lainnya adalah C. rotundatus dengan persen tumbuh=3,5% dan M. cajuputi=6%. S.balangeran dan Syzygium sp. potensial dikembangkan sebagai pilihan jenis tanaman lokal untuk pengayaan tanamanrevegetasi.
KARAKTERISTIK VEGETASI SEKITAR JENIS BALANGERAN (Shorea balangeran Korth) DI TAMAN HUTAN RAYA SULTAN ADAM MANDIANGIN KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Marysa Mey Phuspa; Kissinger Kissinger; Mufidah Asyari
Jurnal Sylva Scienteae Vol 4, No 6 (2021): Jurnal Sylva Scienteae Volume 4 No 6 Edisi Desember 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.625 KB) | DOI: 10.20527/jss.v4i6.4612

Abstract

Shorea balangeran korth species belong to the Meranti Group which is community found in swamp forest or Kerangas Forest. S. Balangeran tree can also grow in open fields such as grass fields. The S. balangeran korth species grow relatively fast compared to other peat swamp plant species and the wood has a good adaptation but it plant and species still has limitations in very marginal land conditions. The objectives of this study are: i) to analyze the composition of the vegetation around S. balangeran in Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam Mandiangin. ii) to analyze the habitat characteristics of S. balangeran. Data processing analysis used vegetation analysis by using the value of the important index (INP) and the diversity index of Shanon_Wiener. The results of the study showed the composition of the species of seedlings around S. balangeran consisted of 16 species, the sapling level consisted of 15 species, the pole level consisted of 7 species and at the tree level consisted of 7 species. The S. balangeran species in the Sultan Adam Mandiangin TAHURA area was the dominant speciesJenis Shorea balangeran korth termasuk jenis Meranti yang umumnya tumbuh di lahan rawa gambut dan hutan. Shorea balangeran juga dapat tumbuh di lahan terbuka seperti padang ilalang, dan pertumbuhannya relatif cepat dibandingkan jenis tumbuhan rawa gambut lainnya. Kayu Shorea balangeran dapat beradaptasi pada kondisi lahan yang marginal meskipun tetap memiliki keterbatasan pada faktor kondisi tempat tumbuh.  Tujuan penelitian ini adalah : i) komposisi vegetasi disekitar Balangeran (S. balangeran Korth) di Taman Hutan Raya (Tahura). ii) menganalisis karakteristik habitat Balangeran (S. balangeran Korth). Analisis pengolahan data menggunakan analisis vegetasi yaitu dengan mencari Indeks Nilai Penting (INP) dan Indeks Keanekaragaraman dari Shanon_Wiener. Hasil dari penelitian menunjukan Komposisi jenis tingkat semai disekitar S. balangeran terdiri atas 16 Jenis, tingkat pancang terdiri atas 15 Jenis, tingkat tiang terdiri atas 7 jenis dan pada tingkat pohon terdiri atas 7 jenis. Jenis Balangeran (Shorea balangeran Korth) di kawasan TAHURA Sultan Adam Mandiangin merupakan jenis dominan
KOMPOSISI JENIS, STRUKTUR TEGAKAN DAN DIVERSITAS VEGETASI HUTAN BAKAU DI PULAU KARAMIAN KABUPATEN SUMENEP JAWA TIMUR Mohammad Jufri; Gusti Syeransyah Rudy; Kissinger Kissinger
Jurnal Sylva Scienteae Vol 5, No 1 (2022): Jurnal Sylva Scienteae Volume 5 No 1 Edisi Februari 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v5i1.5049

Abstract

Mangroves become forest ecosystems with extreme physical factors, waterlogged habitats with high salinity located on beaches and rivers. Soil conditions in muddy. Mangrove forests become one of the important economic sources for people who live in the marine area of Karamian Island. The purpose of this study is to analyze the composition of mangrove forest vegetation types on keramian island, analyze horizontal vegetation structures in mangrove communities and analyze the deversity of mangrove forest diversity types. This study uses observation method with purposive sampling data collection technique as much as 3 research plots with a length of 200 m each plot. Important value index (INP) of Rhizopora sp tree (142.11 %), rhizopora sp pole level (275.79 %) and seedling level Rhizopora sp ( 88.84 %) with the diversity of species or diversity of mangrove forests on karamian island is still relatively low at every level of vegetation that has been observedHutan bakau (Mangrove) menjadi ekosistem hutan dengan faktor fisik yang ekstrim, habitat tergenang air dengan salinitas tinggi yang berada di pantai dan sungai. Kondisi tanah pada hutan mangrove berlumpur. Hutan bakau menajadi salah satu sumber ekonomi penting bagi manusia yang berada dan tinggal di wilayah perisir laut Pulau Karamian. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis komposisi jenis vegetasi hutan mangrove di pulau Keramian, menganalisis struktur vegetasi horizontal pada komunits mangrove serta menganalisis deversitas jenis keragaman hutan mangrove. Penelitian ini menggunakn metode observasi dengan dengan teknik pengambilan data purposive sampling sebanyak 3 plot penelitian dengan panjang masing-masing plot 200 m. Indeks nilai penting (INP) tingkaat pohon Rhizopora sp (142,11 %), tingkat tiang Rhizopora sp (275,79 %) dan tingkat semai Rhizopora sp ( 88,84 %) dengan diversitas jenis atau keragaman hutan mangrove di pulau Karamian masih tergolong rendah pada setiap tingkat vegetasi yang telah diamati
KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN OBAT DARI HUTAN KERANGAS Kissinger Kissinger; Ervizal AM. Zuhud; Latifah K. Darusman; Iskandar Z. Siregar
Jurnal Hutan Tropis Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Hutan Tropis Volume 1 Nomer 1 Edisi Maret 2013
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v1i1.1479

Abstract

Identifikasi tumbuhan obat dari hutan kerangas dalam penelitian ini dilaksanakan dengan metode wawancara semi terstruktur.  Penduduk desa yang tinggal di sekitar hutan kerangas diwawancarai menyangkut pengetahuan etnobotani. Penelitian dilakukan di satu lokasi utama hutan kerangas, yaitu Desa Guntung Ujung Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Tiga lokasi penelitian dipilih sebagai lokasi referensi penelitian:  i) Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, ii) Nyaru Menteng Kalimantan Tengah, iii) Tanjung-Kelanis Kalimantan Selatan-Kalimantan Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hutan kerangas kerangas memiliki 36 jenis tumbuhan yang digunakan sebagai bahan pengobatan. Beberapa potensi bioaktivitas yang dapat dikembangkan berdasarkan pengetahuan tradisional di antaranya adalah sebagai antibakteri, antioksidan, antimalaria, antihipertensi, dan andiabetes. Di samping itu, terdapat manfaat lain dari penggunaan atau keberadaan jenis tumbuhan hutan kerangas. Penduduk desa menggunakan berbagai jenis tumbuhan untuk bahan perabotan, pangan, penggunaan spiritual, tanaman hias, bahan pewarna, bahan kerajinan dan kayu bakar. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa keanekaragaman jenis tumbuhan di hutan kerangas mempunyai fungsi potensial sebagai sumber penghasil tumbuhan bermanfaat.Kata kunci: keanekaragaman jenis, tumbuhan obat, manfaat, hutan kerangas