Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

KAJIAN PERBANDINGAN KARAKTERISTIK TEPUNG ONGGOK DARI INDUSTRI BESAR DAN INDUSTRI KECIL - Comparison Study of Onggok Flours Characteristics From Large and Small Industries Karim Abdullah; Ira Setiawati; Rizki Adrianto
Biopropal Industri Vol 10, No 1 (2019)
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.71 KB) | DOI: 10.36974/jbi.v10i1.4589

Abstract

The by-product of tapioca industry is liquid waste and solid waste (onggok). There are several types of onggok that suitable for raw materials of various foods. This research aimed to show that the differences in cassava processing techniques into tapioca in large and small industries would produce different types of onggok flour. The differences in characteristics between the two types of onggok were known through testing of water content, ash content, crude fiber, acid degree, starch content and whitenes with consecutive results of 8.84%, 0.71%, 6.77%, 1.35%, 72.43% and 82.1% for small-scale industries. Test results of onggok flour from large industries were 4.25%, 8.18%, 21.27%, 0.87%, 48.71% and 24.1%. The results of mold testing for onggok from small industries and large industries were <1 colony/gram and 250 colonies/gram respectively, while the total  plate numbers were 1,700 colonies/gram and 3,300 colonies/gram. Onggok flour made in small industries size was 8-19 mm seen through SEM, while the measurement results with Amylo-graph brabender showed maximum viscosity 999 BU. Onggok flour in small industries has different characteristics with large industries, such as higher starch content, and gelatinization patterns similar to tapioca so that it can be used further to make snacks.Keywords: cassava, fiber, industry, onggok, tapiocaABSTRAKHasil samping industri tapioka adalah limbah cair dan limbah padat yang biasa disebut dengan onggok. Onggok yang dihasilkan oleh industri tapioka di Lampung identik dengan limbah yang hanya dapat dikonsumsi sebagai pakan ternak. Namun ada beberapa jenis onggok yang layak untuk digunakan sebagai bahan baku aneka pangan. Penelitian ini dilakukan untuk menunjukan bahwa perbedaan teknik pemrosesan ubi kayu menjadi tapioka pada industri besar dan kecil akan menghasilkan jenis tepung onggok yang berbeda. Perbedaan karakteristik antara kedua jenis onggok tersebut diketahui melalui pengujian kadar air, abu, serat kasar, derajat asam, kadar pati dan derajat putih dengan hasil berturut -turut adalah 8,84%, 0,71%, 6,77%, 1, 35%, 72,43% dan 82,1% untuk onggok dari industri kecil. Hasil uji tepung onggok dari industri besar berturut-turut 4,25%, 8,18%, 21,27%, 0,87%, 48,71% dan 24,1%. Hasil pengujian kapang kamir untuk onggok dari industri kecil dan industri besar berturut-turut adalah <1 koloni/gram dan 250 koloni/gram, sedangkan angka lempeng total adalah 1.700 koloni/gram dan 3.300 koloni/gram. Tepung onggok yang dibuat oleh industri kecil dilihat ukurannya menggunakan SEM sebesar 8-19 mm, sedangkan hasil pengukuran dengan Amylo-graph brabender menunjukan nilai viskositas maksimum sebesar 999 BU. Berdasarkan data yang dihasilkan, diketahui bahwa tepung onggok industri kecil memiliki karakteristik yang berbeda dengan tepung onggok industri besar, seperti kandungan pati yang lebih tinggi, serta pola gelatinisasi yang mirip dengan tapioka sehingga dapat dimanfaatkan lebih lanjut untuk membuat aneka panganan ringan.Kata kunci: industri, onggok, serat, tapioka, ubi kayu
IMMOBILISASI BAKTERI PADA KITOSAN-ALGINAT DAN KITIN-ALGINAT Eva Oktarina; Rizki Adrianto; Ira Setiawati
Majalah TEGI Vol 9, No 2 (2017)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.672 KB) | DOI: 10.46559/tegi.v9i2.3488

Abstract

Imobilisasi bakteri merupakan pelapisan bakteri dengan senyawa organik atau anorganik yang bertujuan untuk penangkapan bakteri, sehingga bakteri dapat lebih bertahan pada kondisi lingkungan yang kurang adaptif. Tulisan ini bertujuan untuk membahas imobilisasi bakteri (Serratia sp., Pseudomonas sp., dan Enterobacter sp.) pada kitosan-alginat dan kitin-alginat serta penggunaannya pada penurunan kadar sianida pada limbah cair tapioka (skala laboratorium). Pengukuran sianida dilakukan dengan spektrofotometer. Pada skala laboratorium, hasil menunjukkan keenam bakteri terimobilisasi, yaitu : Serratia 1-kitosan-alginat, Serratia 1-kitin-alginat, Serratia 2-kitosan-alginat, Serratia 1-kitin-alginat, Pseudomonas-kitosan-alginat, Pseudomonas-kitin-alginat, Enterobacter-kitosan-alginat, dan Enterobacter-kitin-alginat dapat menurunkan kadar sianida pada limbah cair tapioka.
ANALSIS PERAMALAN PENJUALAN TEPUNG TAPIOKA DI CV. XYZ LAMPUNG Rizki Adrianto; masmulki daniro jyoti
Majalah TEGI Vol 12, No 2 (2020): Majalah TEGI Vol 12, NO 2 Desember 2020
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46559/tegi.v12i2.6203

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tidak menentunya penjualan tepung tapioka yang dialami industri tapioka CV. XYZ. Hal tersebut membuat perusahaan kurang mampu mengoptimalkan modal serta laba perusahaannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis metode peramalan penjualan yang paling sesuai untuk tepung tapioka CV. XYZ.  Sangat penting dilakukan peramalan penjualan dengan menggunakan software POM QM Version 5.2. Teknik penelitian ini menggunakan analisis peramalan penjualan (forecasting) menggunakan lima metode yaitu Linear Regression, Moving Average, Weighted Moving Average, Exponential Smoothing, dan exponential smoothing with trend.  Hasil analisis menunjukkan bahwa metode Linear Regresi merupakan metode forecasting yang paling sesuai digunakan dalam penjualan industri tapioka CV. XYZ dengan nilai MAD, MSE, dan MAPE terkecil dibandingkan metode lainnya yaitu sebesar 3424,9, 14.948.800, dan 13,43 %, dengan hasil peramalan pada tahun 2020 sebesar 21.800 ton tepung tapioka.
NILAI KEBERTERIMAAN PRODUK OLAHAN TEPUNG RAJABASA Karim Abdullah; ira Setiawati; Rizki Adrianto
Majalah TEGI Vol 10, No 2 (2018): Majalah TEGI Vol 10, NO 2 Desember 2018
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.685 KB) | DOI: 10.46559/tegi.v10i2.4929

Abstract

Pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka pada industri menengah dan besar  menghasilkan limbah padat yang biasa disebut sebagai onggok dimaana mayoritas pemanfaatnya sebagai bahan baku pakan ternak dan saus. Namun pengolahan tapioka skala industri kecil akan menghasilkan tepung onggok dengan kualitas yang lebih baik, disebut juga dengan Tepung Rajabasa. Tepung Rajabasa diharapkan dapat menggantikan tepung terigu dalam pembuatan aneka ragam pangan ringan. Pada penelitian ini dicoba dibuat tiga jenis pangan ringan yaitu nastar, coockies dan cake tape. Masing-masing mewakili kue dengan tekstur keras, menengah dan lembut. Sebagai pembanding dibuat juga nastar, coockies dan cake tape berbahan baku tepung terigu. Pengujian secara organoleptik dilakukan terhadap parameter aroma, rasa, dan tekstur, yang dilakukan oleh panelis tidak terlatih dengan menggunakan skala hedonik 1-6. Data yang dihasilkan selanjutnya diolah dengan menggunakan ANOVA untuk mengetahui apakah ada perbedaan nyata antara produk yang dibuat dengan menggunakan tepung rajabasa dengan produk yang dibuat dengan penggunaan tepung terigu. Hasil uji menunjukan tidak ada perbedaan nyata untuk aroma dan tekstur pada produk nastar, coockies dan cake tape , namun ada perbedaan nyata antara pada kriteri rasa untuk nastar. Produk olahan terbaik tepung rajabasa adalah nastar dengan nilai aroma = 5,08 (suka), rasa = 5,23 (suka), dan tekstur = 5,15 (suka).
ANALSIS PERAMALAN PENJUALAN TEPUNG TAPIOKA DI CV. XYZ LAMPUNG Rizki Adrianto; masmulki daniro jyoti
Majalah TEGI Vol 12, No 2 (2020): Majalah TEGI Vol 12, NO 2 Desember 2020
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46559/tegi.v12i2.6203

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tidak menentunya penjualan tepung tapioka yang dialami industri tapioka CV. XYZ. Hal tersebut membuat perusahaan kurang mampu mengoptimalkan modal serta laba perusahaannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis metode peramalan penjualan yang paling sesuai untuk tepung tapioka CV. XYZ.  Sangat penting dilakukan peramalan penjualan dengan menggunakan software POM QM Version 5.2. Teknik penelitian ini menggunakan analisis peramalan penjualan (forecasting) menggunakan lima metode yaitu Linear Regression, Moving Average, Weighted Moving Average, Exponential Smoothing, dan exponential smoothing with trend.  Hasil analisis menunjukkan bahwa metode Linear Regresi merupakan metode forecasting yang paling sesuai digunakan dalam penjualan industri tapioka CV. XYZ dengan nilai MAD, MSE, dan MAPE terkecil dibandingkan metode lainnya yaitu sebesar 3424,9, 14.948.800, dan 13,43 %, dengan hasil peramalan pada tahun 2020 sebesar 21.800 ton tepung tapioka.
NILAI KEBERTERIMAAN PRODUK OLAHAN TEPUNG RAJABASA Karim Abdullah; ira Setiawati; Rizki Adrianto
Majalah TEGI Vol 10, No 2 (2018): Majalah TEGI Vol 10, NO 2 Desember 2018
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.685 KB) | DOI: 10.46559/tegi.v10i2.4929

Abstract

Pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka pada industri menengah dan besar  menghasilkan limbah padat yang biasa disebut sebagai onggok dimaana mayoritas pemanfaatnya sebagai bahan baku pakan ternak dan saus. Namun pengolahan tapioka skala industri kecil akan menghasilkan tepung onggok dengan kualitas yang lebih baik, disebut juga dengan Tepung Rajabasa. Tepung Rajabasa diharapkan dapat menggantikan tepung terigu dalam pembuatan aneka ragam pangan ringan. Pada penelitian ini dicoba dibuat tiga jenis pangan ringan yaitu nastar, coockies dan cake tape. Masing-masing mewakili kue dengan tekstur keras, menengah dan lembut. Sebagai pembanding dibuat juga nastar, coockies dan cake tape berbahan baku tepung terigu. Pengujian secara organoleptik dilakukan terhadap parameter aroma, rasa, dan tekstur, yang dilakukan oleh panelis tidak terlatih dengan menggunakan skala hedonik 1-6. Data yang dihasilkan selanjutnya diolah dengan menggunakan ANOVA untuk mengetahui apakah ada perbedaan nyata antara produk yang dibuat dengan menggunakan tepung rajabasa dengan produk yang dibuat dengan penggunaan tepung terigu. Hasil uji menunjukan tidak ada perbedaan nyata untuk aroma dan tekstur pada produk nastar, coockies dan cake tape , namun ada perbedaan nyata antara pada kriteri rasa untuk nastar. Produk olahan terbaik tepung rajabasa adalah nastar dengan nilai aroma = 5,08 (suka), rasa = 5,23 (suka), dan tekstur = 5,15 (suka).
IMMOBILISASI BAKTERI PADA KITOSAN-ALGINAT DAN KITIN-ALGINAT Eva Oktarina; Rizki Adrianto; Ira Setiawati
Majalah TEGI Vol 9, No 2 (2017)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.672 KB) | DOI: 10.46559/tegi.v9i2.3488

Abstract

Imobilisasi bakteri merupakan pelapisan bakteri dengan senyawa organik atau anorganik yang bertujuan untuk penangkapan bakteri, sehingga bakteri dapat lebih bertahan pada kondisi lingkungan yang kurang adaptif. Tulisan ini bertujuan untuk membahas imobilisasi bakteri (Serratia sp., Pseudomonas sp., dan Enterobacter sp.) pada kitosan-alginat dan kitin-alginat serta penggunaannya pada penurunan kadar sianida pada limbah cair tapioka (skala laboratorium). Pengukuran sianida dilakukan dengan spektrofotometer. Pada skala laboratorium, hasil menunjukkan keenam bakteri terimobilisasi, yaitu : Serratia 1-kitosan-alginat, Serratia 1-kitin-alginat, Serratia 2-kitosan-alginat, Serratia 1-kitin-alginat, Pseudomonas-kitosan-alginat, Pseudomonas-kitin-alginat, Enterobacter-kitosan-alginat, dan Enterobacter-kitin-alginat dapat menurunkan kadar sianida pada limbah cair tapioka.
TOTAL BAKTERI ASAM LAKTAT, TOTAL ASAM, NILAI pH, SINERESIS, TOTAL PADATAN TERLARUT DAN SIFAT ORGANOLEPTIK YOGHURT METODE BACK SLOOPING Rizki Adrianto; Damar Wiraputra; Masmulki Daniro Jyoti; Arifia Zulaika Andaningrum
Jurnal Agritechno Jurnal Agritechno, Vol. 13, Number 2, Oktober 2020
Publisher : Depertemen Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/at.v13i2.358

Abstract

This study aims to determine the total lactic acid bacteria, total acid, pH value, syneresis, and organoleptic properties of yogurt using the back slooping method. Experiments were made by taking bacteria from yogurt products (biocul) with variations in the incubation time of room temperature, 37 oC, 40 oC, 45 oC, and 37 oC to 40 oC. The results of the analysis on total lactic acid bacteria, total acid, pH value, and viscosity of yoghurt with the back slooping method gave different results. Meanwhile, the organoleptic test used the hedonic level of preference, which included aroma, color, texture, and overall acceptance. Total lactic acid bacteria 8,03-8,29 log CFU / ml; total acid 0.95-1.26%; pH value 3.70-4.78; total dissolved solids 10.1-12.0%; Organoleptic test with the level of preference including color, aroma, texture and overall acceptance, obtained a preference score of 4, which means like. Based on the organoleptic test, it can be concluded that the best quality of yogurt with the back-loop method of incubation temperature of yogurt B5 with an incubation temperature of 37 oC to 40 oC
RENDEMEN, AROMA, RASA, PENAMPILAN KEJU LUNAK DARI SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN RENNET DAN STARTER BAL YOGHURT BIOKUL Rizki Adrianto; Damar Wiraputra; Masmulki Daniro Jyoti; Arifia Zulaika Andaningrum
Jurnal Agritechno Jurnal Agritechno, Vol. 13, Number 2, Oktober 2020
Publisher : Depertemen Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/at.v13i2.359

Abstract

Cheese is a product of milk, mostly imported from other countries. Therefore it is very important to develop using locally available materials. This study was conducted to compare the effects of a given treatment. Soft cheese composition made from cow's milk using direct pickling techniques. This research used fresh cow's milk from Lampung State Polytechnic, LAB starter from “biokul” brand and rennet as a coagulant. The treatment consisted of 2 treatments, namely making cheese with the addition of rennet and adding rennet + starter LAB. The variables measured were yield, aroma, taste, and overall appearance. The results showed that the direct acidification technique using the LAB starter is feasible for use in the process of making soft cheese from cow's milk. The advantage of this technique is that it is fast, easy and cheap. The yield and composition of soft cheese from cow's milk varies depending on the treatment at the time of cheese making. To produce soft cheese with high yield, good aroma, taste, and overall appearance, it is recommended to use the rennet + starter LAB treatment.