Yuliasri Ramadhani Meutia
Balai Besar Industri Agro

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Proses Delignifikasi Limbah Pasar untuk Produksi Bioetanol Enny Hawani Loebis; Yuliasri Ramadhani Meutia; Lukman Junaidi; Rizal Alamsyah
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 32, No 02 (2015)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (885.656 KB) | DOI: 10.32765/warta ihp.v32i02.2639

Abstract

Limbah organik pasar merupakan sumber biomassa yang cukup penting untuk dimanfaatkan menjadi bioetanol. Salah satu permasalahan dalam produksi bioethanol dari biomassa adalah adanya kandungan lignin yang sulit untuk diuraikan.  Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses delignifikasi limbah pasar untuk produksi bioetanol.  Tahapan proses produksi bioetanol yang diamati meliputi proses delignifikasi serta hidrolisis enzimatis dan fermentasi. Hasil penelitian menunjukkan proses delignifikasi pada sabut kelapa dapat menurunkan kadar lignin sebesar 21,64 %. Proses fermentasi simultan menggunakan Trichoderma pada sabut kelapa menghasilkan bioetanol 0,07 % pada hari ke-4 dan hari ke-5. Fermentasi simultan menggunakan P. nalgiovense S11, menghasilkan bioetanol mulai pada hari ke-3, dan cenderung terjadi peningkatan sampai hari ke-5. Fermentasi simultan menggunakan P. nalgiovense S11 menghasilkan kadar bioetanol, untuk sabut kelapa maksimum 1,07%; kulit jagung maksimum 1%,  dan tongkol jagung maksimum 5,51 %. Pada fermentasi terpisah menggunakan P. nalgiovense S11, pembentukan bioetanol untuk kulit jagung dan jerami terjadi pada hari ke-4 dan ke-5 maksimum 0,8%. Secara keseluruhan, bioetanol yang terbentuk dari proses fermentasi simultan lebih besar daripada proses fermentasi terpisah.
(Resistant Starch (RS) : Formation, Preparation, and Its Physiological Effects) Yuliasri Ramadhani Meutia
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 27, No 01 (2010)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8240.16 KB) | DOI: 10.32765/warta ihp.v27i01.2611

Abstract

Resistant starch (resistant starch - RS) is one kind of starch which resistant to amylase enzyme activity. The interesting thing of this starch is the RS that can be used as source of dietary fiber, and it has several advantages compared with traditional dietary fiber in their application in various food product, such as it can be applied as a texture modifier in baked products as well as a crisping agent. RS can be prepared through heat treatment, enzyme treatment, the combination of heat and enzyme treatment, as well as by chemical treatment using distarch phosphat ester compounds. Along with increasing public attention to health, RS plays important role as functional foods, acts as a component of dietary fiber, prebiotic, preventing colon cancer, and has a hypoglycemic effect, as well as hipocholesterolemic effect.
Studi Perbandingan Sifat Fisikokimia Minyak Inti Sawit (RBDPKO) Terhidrogenasi dalam Cocoa Butter Substitutes (CBS) dengan CBS Komersial Reno Fitri Hasrini; Nami Lestari; Yuliasri Ramadhani Meutia
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 31, No 01 (2014)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.991 KB) | DOI: 10.32765/warta ihp.v31i01.2600

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah pengembangan proses pembuatan CBS Minyak Inti Sawit (Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil, RBDPKO) dengan proses hidrogenasi lalu membandingkan karakter fisikokimia CBS dari RBDPKO dengan beberapa jenis CBS komersial.  Tahapan penelitian yang dilakukan adalah (1) Pembuatan CBS RBDPKO melalui optimasi proses hidrogenasi dan rafinasi; (2) Analisis bahan baku dan produk CBS dari RBDPKO; (3) Karakterisasi produk CBS dan membandingkan dengan CBS komersial. Dari hasil penelitian didapat kondisi optimum proses hidrogenasi CBS RBDPKO adalah menggunakan katalis nikel 0,1% pada alat hidrogenasi (reaktor) kapasitas 5 liter, dengan suhu 184°C, tekanan 2,5 bar, lama proses 6 jam, kecepatan aduk 250 rpm, dilanjutkan proses penyaringan dengan alat filter press, proses bleaching menggunakan bentonit 1% pada suhu 90°C selama 45 menit, proses deodorisasi denganalat rafinasi pada suhu 220°C selama 1,5 jam dan penyaringan kembali dengan alat filter press. Pada kondisi tersebut dapat diperoleh CBS asal RBDPKO dengan tekstur, warna dan bau yang mirip dengan CBS asal RBDPKO komersial, kadar air 0,07%, bebas kotoran, bilangan Iod 2,16 gram Iod/100 gram, asam lemak bebas 0,61% , tidak mengandung asam lemak trans dan nikel, titik leleh berubah dari 26,25°C menjadi 34°C, yaitu berubah wujud menjadi padat, terjadi penjenuhan asam oleat dan asam linoleat oleh atom hidrogen menjadi asam stearat sebagai tanda bahwa terjadi hidrogenasi penuh dan memiliki solid fat content 6,62% pada suhu 35°C dan 1,80% pada suhu 40°C mirip dengan profil SFC CBS komersial dan mempunyai profil triasilgliserol (TAG) yang serupa dengan CBS komersial lainnya.
Implementasi Kultur Campuran Bakteri Asam Laktat Untuk "Scale UP" Produksi Tepung Mocaf Enny Hawani Loebis; H. Guring Pohan; Yuliasri Ramadhani Meutia; Indra Wirawan; Nuni Novitasari
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 30, No 02 (2013)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6149.713 KB) | DOI: 10.32765/warta ihp.v30i02.2462

Abstract

Penelitian penerapan bakteri asam laktat asal kultur campuran untuk "scale up" produksi tepung mocaf telah dilakukan menggunakan starter campuran tanpa trehalose dan dengan proses sentrifuge yang memiliki bentuk kering dan tidak berbau. Kultur BAL yang digunakan pada pembuatan starter campuran yaitu kultur Lactobacillus delbrueckii subsp. delbrueckii, Lactobacuccus lactis subsp. lactis , dan lactobacillus plantarum. Implementasi starter BAL dilakukan pada skala yang lebis besar dari percobaan laboratorium di BBIA kapasitas 5kg untuk melihat kemampuan starter dalam menghasilkan tepung mokaf yang baik. Implementasi starter dilaksanakan di LIPI dsan kelompok putri 21 playen gunung kidul jogjakarta dengan kapasitas singkong 25kg serta CV. Karunia Cipta di Lembang Bandung dengan kapasitas 1ton. Hasil penelitian menunjukan bahwa BAL asal kultur campuran dapat diterapkan pada pembuatan tepung mocaf skala pilot plant. Berdasarkan hasil analisis fisiko kimia dan mikrobiologi tepung mocaf hasil implementasi pada skala pilot plant memenuhi persyaratan mutu SNI 7622:2011 tepung mokaf , kecuali parameter mikrobiologi yaitu angka lempeng total bakteri pada percobaan di CV. Karunis Maha Cipta adalah 3,8 x 10 koloni/g, sedang menurut persyaratan mutu pada SNI tepun mokaf adalah 1 x 10koloni/gram.
(Bacteriocin: Bio Preservatives from Lactic Acid Bacteria. Classifications, Screening and Purification Technique and its Application in Food Industry) Yuliasri Ramadhani Meutia
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 28, No 01 (2011)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7812.832 KB) | DOI: 10.32765/warta ihp.v28i01.2626

Abstract

Lactic acid bacteria (LAB) are known to have an antagonistic activity toward a variety of microorganisms Bacteriocin production from LAB is one of the properties responsible for the antibacterial activity against closely related species and possibly gram-positive food spoilers and pathogens bcteriocins produced by lactic acid bacteria are either small thermostable peptides or large thermolabile proteins .large numbers of bacteriocin producers have been found among different genera of the lactic acid bacteria .the diffusion method of bacteriocins on solid medium or antagonistic method as direct method and sport on the lawn and flip streak methods as indirect method can be used as screening of bacteriocin purification methods of bacteriocins can used ammonium sulphate precipitation ,ion exchange chromatography,hydrophobic interaction chromatography, and phase back high performance liquid chromatography. Bacteriocins are of interest for potential application in the food industry because of their antimicrobial activity and technologically favorable properties.  
Viabilitas Bakteri Asam Laktat Pada pembuatan Starter Mokaf Yuliasri Ramadhani Meutia; Hitler Guring Pohan; Enny Hawani Loebis
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 30, No 01 (2013)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8304.475 KB) | DOI: 10.32765/warta ihp.v30i01.2440

Abstract

Tepung mokaf adalah tepung fermentasi ubi kayu yang dapat mengubah karakteristik dasar dari tepung ubi kayu menjadi lebih putih dan memiliki sifat gelatinisasi yang lebih baik. Untuk dapat memperoleh mutu tepung mokaf yang seragam diperlukan starter mokaf. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses pembuatan starter mokaf yang dapat menghasilkan starter mokaf yang dapat bertahan pada waktu penyimpanan 2 minggu pada suhu ruang dan 6 bulan pada suhu pendingin. Berbagai variabel yang dibuat pada penelitian ini antara lain starter yang dibuat dengan proses sentrifugasi dan dengan penambahan trehalose (RBa), starter yang dibuat dengan sentrifugasi dan tanpa penambahan trehalose (RBb), starter yang dibuat tanapa proses sentrifugasi dan tanpa penambahan trehaloses (RBd). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik pada pembuatan starter mokaf adalah dengan melibatkan proses sentrifugasi dan tanpa penambahan trehalose (RBb) dalam hal jumlah bakteri asam laktat yang dapat bertahan hidup serta ketahanan simpannya. Dari hasil penelitian diperoleh starter RBa dan RBd tanpa proses sentrifugasi pada pembuatannya memiliki viabilitas awal 6,05 log CFU/g sampai dengan 6,94 log CFU/g. Sedangkan starter RBb yang menggunakan proses sentrifugasi pada pembuatannya memiliki viabilitas awal yang lebih tinggi yaitu 7,64 log CFU/g dan 9,01 log CFU/g dan starter RBc yang juga menggunakan proses sentrifugasi viabilitas awal 8,03 log CFU/g dan 8,69 log CFU/g. Penyimpanan starter pada suhu 4 C mengalami penurunan viabilitas lebih kecil dibandingkan dengan starter yang disimpan pada suhu ruang sebesar 0,62 siklus log selama 6 bulan penyimpanan.
Pendugaan Umur Simpan Kerupuk Tulang Ikan Tenggiri (Scomberomorus commerson) dengan Proses Penirisan dan Tanpa Penirisan dengan Metode Akselerasi Kadar Air Kritis Fitri Hasanah; Nobel Christian Siregar; Yuliasri Ramadhani Meutia; Souvia Rahimah; Georgina Jeanette
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 38, No 2 (2021)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32765/wartaihp.v38i2.7412

Abstract

Kerupuk rentan mengalami kerusakan, salah satunya dari parameter kerenyahan. Perbedaan proses produksi dapat memengaruhi umur simpan produk. Salah satu produk yang dapat memberikan perbedaan adalah proses penirisan minyak dengan alat spinner. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan umur simpan kerupuk tulang ikan tenggiri yang melalui proses penirisan minyak dan tidak. Penelitian dilakukan dengan metode Accelerated Shelf-life Testing (ASLT) kadar air kritis dan penentuan kadar air dilakukan dengan metode oven (gravimetri). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penirisan minyak memengaruhi umur simpan produk, yaitu 5 bulan untuk produk yang melalui proses penirisan dengan kadar air kritis sebesar 0,0840 g H2O/g padatan kering, dan 4,1 bulan untuk produk tanpa melalui proses penirisan dengan kadar air kritis sebesar 0,0769 g H2O/g padatan kering.
Uji Stabilitas Warna Hasil Kopigmentasi Asam Tanat dan Asam Sinapat pada Pigmen Brazilin Asal Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Yuliasri Ramadhani Meutia; Irma Susanti; Nobel Christian Siregar
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 36, No 1 (2019)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (819.776 KB) | DOI: 10.32765/warta ihp.v36i1.4504

Abstract

Secang merupakan jenis tanaman kayu yang berpotensi untuk digunakan sebagai pewarna alami pada makanan. Salah satu komponen warna dalam secang adalah pigmen brazilin. Suhu pemanasan, cahaya ultraviolet, dan adanya metal dapat mempengaruhi stabilitas dan laju degradasi pigmen brazilin. Salah satu cara untuk menurunkan laju degradasi pigmen brazilin adalah melalui proses kopigmentasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kopigmentasi dengan asam tanat dan asam sinapat terhadap stabilitas warna pigmen brazilin. Pada penelitian ini dilakukan kopigmentasi dengan senyawa kopigmen yaitu asam tanat dan asam sinapat dengan perbandingan 1:0; 1:1; 2:1; dan 5:1. Uji stabilitas dilakukan dengan menguji hasil kopigmentasi mana yang mengasilkan efek bathokromik dan hiperkromik terbaik saat dipanaskan pada suhu 40 °C, 50 °C, 60 °C, 70 °C, dan 80 °C. Pengukuran stabilitas warna diuji dengan laju retensi warna, konstanta laju degradasi (nilai k) dan pengukuran kualitas warna dilakukan menggunakan Chromameter dengan cara menguji nilai derajat merah dan biru (a value) dan °hue. Hasil menunjukkan bahwa kopigmentasi menggunakan asam tanat lebih efektif dalam menstabilkan pigmen brazilin dibandingkan dengan kopigmentasi dengan asam sinapat melalui hasil uji bathokromik, hiperkromik, retensi warna, konstanta laju degradasi, nilai a, dan nilai °hue.
(Microflora Involved in Spontaneous Retting Fermentation of Cassava and Physical Charcteristics of the Flour) Yuliasri Ramadhani Meutia; Enny Hawani Lubis
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 28, No 02 (2011)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7065.648 KB) | DOI: 10.32765/warta ihp.v28i02.2628

Abstract

The studies about bacteria which involved during retting (fermentation) of cassava are still in indonesia .the aim of this research is to study about the microflora which involved during retting of cassava and also to explore the effect of this spontaneous upon the amylograph properties on the fermented cassava flour. the fermentation process run for 4 days, MRSB /MRSA used as isolation media then the isolates identified using API@ 50 CHL .the result showed that lactobacillus plntarum dominated as microflora which involved on the 1 st and 2 nd day ,and on the 3 ed day the fermentation of cassava was dominated by lactobacillus delbrueckii spp delbrueckiion the last day of fermentation lactococcus lactis ssp lactis was dominated .increase in fermentation time has also increased the stability of paste which was investigated of maximum viscosity and gel strength in the fermentation pf cassava flour .
Pengaruh Perlakuan Awal dengan Variasi Waktu Perendaman dan Jenis Bahan Perendam terhadap Karakteristik Tepung Umbi Ganyong (Canna edulis KERR) Yuliasri Ramadhani Meutia; Reno Fitri Hasrini; Dede Abdurakhman
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 31, No 02 (2014)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.538 KB) | DOI: 10.32765/warta ihp.v31i02.2603

Abstract

Permasalahan yang dihadapi dalam pembuatan tepung ganyong adalah terbentuknya warna kehitaman yang dapat menurunkan penerimaan konsumen secara sensori. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh jenis bahan perendam dan waktu perendaman umbi ganyong terhadap sifat fisikokimia, derajat putih, dan kekuatan gel dari tepung ganyong yang dihasilkan. Pengaruh yang diamati adalah jenis bahan perendam (Natrium metabisulfit, asam sitrat, dan asam askorbat) dan waktu perendaman (10 - 30 menit) terhadap kecerahan warna tepung ganyong dibandingkan dengan kontrolnya. Parameter yang diamati antara lain derajat putih, komposisi kimia, sifat amilografi, kekuatan gel dan rigiditas tepung ganyong yang dihasilkan. Hasil menunjukkan bahwa perendaman ganyong dengan Na meta bisulfit 0,2% selama 30 menit memiliki kecerahan paling tinggi dibanding kontrol dan perlakuan lainnnya yaitu sebesar 68,94% dengan menggunakan alat pengukur derajat putih. Uji amilografi menunjukkan tepung ganyong dengan perlakuan perendaman natrium metabisulfit 0,2% dan asam sitrat 0,05% selama 10 menit memiliki suhu gelatinisasi paling tinggi dibandingkan kontrol dan perlakuan lainnya. Hasil uji kekuatan gel tepung ganyong menunjukkan bahwa semakin lama waktu perendaman ganyong maka kekuatan gel juga mengalami peningkatan. Kombinasi perlakuan natrium metabisulfit (0,2%) dengan asam sitrat (0,05%) menunjukkan kekuatan gel dan rigiditas tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya.