Budi Triyantoro
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KOMPARASI ANGKA KUMAN PADA ALAT MAKAN SEBELUM DAN SESUDAH DESINFEKSI DI INSTALASI GIZI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO TAHUN 2016 Eka Sarawati; Budi Triyantoro
Buletin Keslingmas Vol 36, No 2 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 2 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.522 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i2.2965

Abstract

Peralatan makanan yang kontak langsung dengan makanan tidak boleh mangandung angka kuman yangmelebihi 100 koloni/ cm2 dan bakteri E. coli/ cm2 pada permukaan alat makan. Alat makan yang terdapat angkakuman yang melebihi ketentuan berati tidak memenuhi syarat kesehatan. Tujuan penelitian yaitu mengetahui jumlahangka kuman pada alat makan sebelum dan sesudah desinfeksi di instalasi Gizi RSUD Prof. Dr. Margono SoekarjoPurwokerto. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan motode pendekatan crosssectional. Sampel alat yang diambil menggunakan teknik purposive sampling adalah 3 plato, 3 gelas dan 3 sendok.Pengumpulan data dengan cara melakukan pemeriksaan dan perhitungan angka kuman, wawancara dan observasi.Disimpulkan hasil sebelum desinfeksi angka kuman pada alat makan dari 9 sampel ( 3 plato, 3 gelas dan 3 sendok)rata-rata yaitu plato 293.100 koloni/ cm2, gelas 2.933,33 koloni/ cm2 dan sendok 96,333,33 koloni/ cm2. Hasilsesudah desinfeksi angka kuman pada alat makan dari 9 sampel rata-rata yaitu plato 8.733,33 koloni/ cm2, gelas21,66 koloni/ cm2 dan sendok 1.533,33 koloni/ cm2. Disarankan untuk pihak rumah sakit, sebaiknya menyediakantempat penyimpanan alat makan yang tertutup dan memberi teguran kepada petugas yang tidak menggunakan alatpelindung diri.
PENGELOLAAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT ISLAM PURWOKERTO KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2015 Imam Suerdi; Budi Triyantoro
Buletin Keslingmas Vol 34, No 3 (2015): Bulletin Keslingmas Vol 34 No 3 Tahun 2015
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.957 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v34i3.3068

Abstract

Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupunorang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaranlingkungan dan gangguan kesehatan.Rumah Sakit Islam Purwokerto Kabupaten Banyumas merupakan rumah sakityang menghasilkan sampah dari setiap kegiatan yang dilakukan di rumah sakit. Tujuan penelitian ingin adalahuntuk mengetahui pengelolaan sampah di Rumah Sakiit Islam Purwokerto Kabupaten Banyumas.Metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu menggambarkan pengelolaan sampah medis di RSIslam Purwokerto Kabupaten Banyumas.Hasil penelitian yang didapatkan yaitu rata-rata berat sampah medisadalah 27,5 Kg/ hari dan rata-rata volume sampah non medis adalah 711,42 liter/hari, sudah ada lingkup kegiatanpengelolaan sampah medis untuk pelaksanaan pengelolaan sampah medis agar menjadi baik, tetapi dalampelaksanannnya masih ada yang belum sesuai dengan lingkup kegiatan tersebut. Pelaksanaan yang belum sesuaiadalah masih adanya sampah non medis yang tercampur di tempat sampah, kapasites TPS medis kurang memadai,pengumpulan sampah tidak menggunakan jalur khusus, pengangkutan sampah medis dilakukan setiap hari Rabudan jalan menuju TPS medis sempit.Simpulan penelitian ini adalah penilaian pelaksanaan pengelolaan sampahmedis masuk dalam kategori baik dengan skor 77,77%. Peneliti menyarankan sebaiknya melakukan pemantauansetiap hari oleh petugas dari tahap penimbulan sampah sampai tahap pemusnahan sampah, sehingga pelaksanaanpengelolaan sampah di rumah sakit dapat berjalan dengan baik.
HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIBAGOR KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 Titi Kurniasih; Budi Triyantoro
Buletin Keslingmas Vol 36, No 4 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 4 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.222 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i4.3129

Abstract

Jumlah kasus TB paru di wilayah kerja Puskesmas Kalibagor tahun 2013 sebanyak 38 kasus dan pada tahun2014 menurun menjadi 31 kasus. Kasus TB Paru baru masih terjadi, tidak terlepas kondisi fisik rumah yangbelum seluruhnya memenuhi persyaratan kesehatan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahuihubungan kondisi fisik rumah dengan kejadian tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas KalibagorKabupaten Banyumas Tahun 2016. Rancangan penelitian ini menggunakan case control dengan pendekatanretrospektif. Populasi kasus yaitu semua pasien TB Paru baru di Puskesmas Kalibagor Kabupaten Banyumastahun 2015 sebanyak 36 orang. Sampel kasus diambil secara total sampling dari pasien TB paru baru yaitu36 orang dan sampel kontrolnya diambil dari warga masyarakat yang tidak menderita TB paru sebanyak 36orang. Hasil penelitian ini menyimpulkan kondisi lantai yang memenuhi syarat sebagian besar tidakmenderita TB Paru (56,9%) dengan p value sebesar 0,017 dengan OR sebesar 4,840. Kondisi ventilasi yangmemenuhi syarat sebagian besar tidak menderita TB Paru (63,9%) dengan p value sebesar 0,018 dengan ORsebesar 3,130. Kepadatan hunian rumah yang memenuhi syarat sebagian besar tidak menderita TB Paru(59,2%) dengan nilai p value sebesar 0,023 dengan OR sebesar 3,314. Penelitian ini menyimpulkan bahwaada hubungan antara kondisi fisik rumah (kondisi lantai, ventilasi dan kondisi kepadatan rumah) dengankejadian TB paru di wilayah kerja Puskesmas Kalibagor Kabupaten Banyumas Tahun 2016. Sebaiknyapenderita TB Paru tidak tidur dengan anggota keluarga lain. Ventilasi normal minimal 10% dari luas lantairuangan, lantai rumah dibuat kedap air dan kuat. Penelitian ini diharapkan dapat dipublikasikan agar dapatmenambah referensi ilmiah yang dapat dijadikan rujukan bagi peneliti selanjutnya yang menelitipermasalahan yang sama.
HUBUNGAN HYGIENE DAN SANITASI DENGAN KONTAMINASI Escherichia coli PADA JAJANAN BERSAUS DI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR SE-WILAYAH DESA WATUAGUNG KECAMATAN TAMBAK KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 Ristoyo Ristoyo; Budi Triyantoro
Buletin Keslingmas Vol 36, No 4 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 4 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.805 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i4.3120

Abstract

Makanan jajanan memegang peranan yang cukup penting dalam memberikan asupan energi gizi bagi anak-anakusia sekolah. Di lingkungan sekitar sekolah banyak sekali dijumpai makanan jajanan yang disediakan olehpedagang kaki lima dan umumnya jajanan bersaus rutin dikonsumsi oleh sebagian usia sekolah. Data siswa sekolahdasar Desa Watuagung yang berobat ke Puskesmas I Tambak tahun 2015 sebanyak 48 siswa. Tujuan daripenelitian ini adalah untuk Mengetahui hubungan hygiene dan sanitasi dengan kontaminasi Escherichia coli padaJajanan Bersaus di Pendidikan Sekolah Dasar se-wilayah Desa Watuagung, Kecamatan Tambak, KabupatenBanyumas Tahun 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan cross sectional.Jumlah sampel sebanyak 30 penjual makanan bersaus yang ada di Pendidikan Sekolah Dasar se-wilayah DesaWatuagung, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas Tahun 2016 menggunakan teknik total sampling. Hasilpenelitian menyatakan bahwa Makanan jajanan bersaus yang berasal dari 30 pedagang, yang terjadi kontaminasiE. Coli sebanyak 15 makanan (50,0%) dan yang tidak terjadi kontaminasi sebanyak 15 makanan (50,0). Perilakuhygiene pada kategori kurang baik sebanyak 16 pedagang (53,3%) dan yang pada kategori baik sebanyak 14pedagang (46,7%). Sanitasi tempat berjualan perilaku hygiene pada kategori kurang baik sebanyak 11 pedagang(36,7%) dan yang pada kategori baik sebanyak 19 pedagang (63,3%). Penelitian ini disimpulkan ada hubunganperilaku hygiene sanitasi dengan kontaminasi Escherichia coli pada jajanan bersaus di Pendidikan Sekolah Dasarse-wilayah Desa Watuagung, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas Tahun 2016 (p value = 0,003). Adahubungan sanitasi tempat berjualan dan alat dengan kontaminasi Escherichia coli pada jajanan bersaus di SekolahDasar Desa Watuagung, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas Tahun 2016 (p value = 0,023). Disarankanpenelitian ini perlu dikembangkan lebih lanjut dengan meneliti faktor lain yang dapat mempengaruhi kontaminasiE. coli dengan meneliti praktek pengolahan makanan di rumah pedagang.
HYGIENE SANITASI MAKANAN DI PABRIK MIE “TJAP TIGA ANAK” DESA WLAHAR KULON KECAMATAN PATIKRAJA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 Fitri Permanasari; Budi Triyantoro
Buletin Keslingmas Vol 36, No 3 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 3 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.2 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i3.2999

Abstract

Penerapan enam prinsip hygiene sanitasi makanan di pabrik mie cukup baik dengan prosentase 58%,kualitas mie secara organoleptik sudah baik, hasil pengukuran kandungan boraks diperoleh hasil bahwa mie keringtidak mengandung boraks, kemudian hasil pemeriksaan angka lempeng total masih di bawah batas maksimumcemaran mikroba pada makanan sesuai Peraturan Kepala Badan POM RI NO HK.006.1.52.4011 Tahun 2009.Kesimpulan hygiene sanitasi makanan di pabrik mie belum memenuhi syarat, yang tidak memenuhi syarat, antaralain : tempat penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan dari segi bangunan memerlukan perbaikan,kemudian penjamah makanan tidak berperilaku baik, serta pengangkutan makanan Pengelola pabrik disarankanmenambah gudang untuk tempat penyimpanan makanan, membuat ventilasi di ruang produksi, menyediakan alatpelindung diri untuk penjamah makanan, pengangkutan dan penjemuran dijauhkan dari tempat berdebu, petugaskesehatan melakukan pengawasan dan inspeksi sanitasi secara rutin enam bulan sekali.
STUDI FAKTOR – FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH PENDERITA DBD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2014 Donie Ajian Veronica; Arif Widyanto; Budi Triyantoro
Buletin Keslingmas Vol 34, No 2 (2015): Bulletin Keslingmas Vol 34 No 2 Tahun 2015
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.744 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v34i2.3028

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) disease is an infection disease caused by Dengue virustransmitted primarily through bites of Aedes aegypti. Based on the Purwokerto Selatan Public HealthCenter repotrs the number of dengue cases incedence from January to December 2013 recorded 92cases.The research objective was to describe physical house environment factors of DHF patients atdistrict Purwokerto Selatan Public Health Center like height of place, rainfall, ilumination, air temperatur,air humidity, kind of breeding place, and mosquito larva density (C.I, H.I, B.I, ABJ). The sample caseswere all patients with dengue in the public health center Purwokerto Selatan 2013.The research result shows from 77 patient was observation as subyek of cases DHF with agebetween 11-15 years old are 14 people (18,18%), 66,23 % are man with total 51 people, 46, 75 % arestudents with total 36 people. Height of places average are 74 meters from surface of the sea. Rainfall3.940 mm. Average of ilumination for part in the house 130 lux, part out of the house 443 lux. Average airtemperature for part in the house 31oC, part out of the house 32oC. Average air humidity part in thehouse 66%, part out of the house 62%. Total container was found are 285 container. C.I=2,45%,H.I=9,09%, B.I=9,09%, dan ABJ=90,0%.Kind of breeding place was found are basin for bath, place for clean water, vase, dispenser,refrigerator, pail, aquarium, pond, second objects, and container for drink bird. Mosquito larva density C.Iborder fill from WHO, (≤ 5%), border fill from WHO H.I (≤ 10%), B.I border fill from WHO (≤ 50%), andABJ border fill from WHO (≥ 95%) because of that be needed do restraint for mosquito larva. Give asuggestion to all people for do