Luhut Sihombing
Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS PERBEDAAN HARGA PEMBELIAN DAN KELANGKAAN PUPUK BERSUBSIDI DI KABUPATEN KARO Rikki Andri Yanto; Luhut Sihombing; Sinar Indra Kusuma
JOURNAL ON SOCIAL ECONOMIC OF AGRICULTURE AND AGRIBUSINESS Vol 2, No 3 (2013): Vol 2 No. 3 Maret 2013
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.108 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perbandingan harga jual pupuk bersubsidi di tingkat pengecer, membandingkan harga jual pedagang pengecer dengan Harga Eceran Tertinggi yang ditetapkan pemerintah, mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kenaikan harga pupuk bersubsidi daerah penelitian dan mengetahui faktor-faktor penyebab kelangkaan pupuk bersubsidi di Kabupaten Karo. Metode penentuan daerah secara purposive, yaitu secara sengaja berdasarkan pertimbangan dan tujuan tertentu. Metode pengumpulan data terdiri dari data primer dan data sekunder. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan harga jual pupuk bersubsidi di tingkat antar pedagang pengecer. Harga jual pupuk bersubsidi di atas Harga Eceran Tertinggi. Pada pupuk bersubsidi di tingkat pedagang pengecer, faktor yang mempengaruhi adalah biaya transportasi, biaya sewa gudang, biaya plastik dan goni, biaya pajak SIUD, penyusutan timbangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelangkaan pupuk bersubsidi di Kabupaten Karo pedagang Pengecer: Masalah RDKK : pupuk yang sudah disalurkan oleh distributor tidak ditebus oleh petani, Adanya permintaan pupuk dari petani namun tidak melalui mekanisme (RDKK), Kesulitan penjualan untuk pupuk kemasan/bocor selama proses pengangkutan, Kendala penjadwalan alokasi kepada Kelompok Tani ,pupuk yang diperoleh dari distributor. Kelompok Tani: Kekurangan jumlah pupuk UREA karena musim tanam tiba, Prosedur RDKK yang tidak sesuai, Prosedur realokasi masih sangat kurang baik. Petani: Kendala kemampuan finansial dalam pembelian pupuk, Penyaluran pupuk masih belum tepat sasaran (belum sesuai RDKK). Kata Kunci: Perbandingan Harga, Pupuk, Faktor yang Mempengaruhi  kenaikan,dan kelangkaan.
ANALISIS USAHATANI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN KOPRA (Studi Kasus : Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan) Muhammad Alviza; Luhut Sihombing; Sri Fajar Ayu
JOURNAL ON SOCIAL ECONOMIC OF AGRICULTURE AND AGRIBUSINESS Vol 2, No 12 (2013): Vol 2 No. 12 Desember 2013
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.743 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis usahatani dan prospek pengembangan kopra di kecamatan Silau Laut Kabupaten Asahan provinsi Sumatera Utara. Secara khusus bertujuan untuk membandingkan pendapatan usahatani kelapa dan pendapatan usahatani kopra, menganalisis kelayakan usaha tani kopra, dan untuk mengetahui strategi pengembangan kopra di daerah penelitian. Penelitian ini menggunakan metode analisis Paired T-test dengan bantuan program SPSS 17 for Windows, dengan membandingkan pendapatan usahatani sebelum dan sesusah diolah menjadi kopra. Kelayakan  usahatani dianalisis dengan menggunakan R/C rasio. Strategi pengembangan kopra dianalisis dengan matriks SWOT. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dari wawancara dengan petani. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2013. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pendapatan usahatani kopra lebih tinggi daripada pendapatan usahatani kelapa pada tingkat kepercayaan 95%. Nilai t-hitung yang diperoleh yaitu sebesar -4,094 sedangkan nilai t-tabel sebesar -1,81. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan usahatani kopra lebih tinggi daripada pendapatan usahatani kelapa. Nilai kelayakan usahatani R/C rasio yaitu sebesar 1,33. Hal ini menunjukkan bahwa untuk setiap biaya yang dikeluarkan pada awal kegiatan usahatani sebesar Rp 1.000 akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1.330 pada akhir kegiatan  usahatani. Oleh karena itu usahatani kopra di daerah penelitian layak untuk diusahakan. Strategi usahatani kopra yang tepat dilakukan di daerah penelitian adalah strategi pengembangan produk. Kata Kunci : Kopra, Pendapatan, Strategi Pengembangan, Usahatani
ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN TRADISIONAL DIBANDINGKAN DENGAN UPAH MINIMUM REGIONAL DI KECAMATAN MEULABOH, KABUPATEN ACEH BARAT Pebyanggi Syah Umar Nasution; Luhut Sihombing; Hasman Hasyim
JOURNAL ON SOCIAL ECONOMIC OF AGRICULTURE AND AGRIBUSINESS Vol 3, No 1 (2014): Vol 3 No. 1 Januari 2014
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.907 KB)

Abstract

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk menganalisis tingkat pendapatan nelayan tradisional dari melaut di daerah penelitian, (2) untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendaptan nelayan tradisional di daerah penelitian, (3) untuk mengetahui komparasi tingkat pendapatan nelyan tradisional dengan upah minimum regional di daerah penelitian. Metode penelitian ini ditentukan secara purposive, secara sengaja di Kecamatan Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) karena di daerah ini penduduknya sebagian besar bermatapencaharian sebagai nelayan dan merupakan nelayan yang masih tradisional. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) adapun tingkat pendapatan nelayan tradisional di daerah penelitian diperoleh nilai dengan rata-rata Rp. 3.911.100,- dan dapat disimpulkan pendapatan di daerah penelitian adalah tinggi, (2) pengalaman melaut dan biaya produksi berpengaruh nyata terhadap variabel pendapatan, sedangkan variabel umur,tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, dan biaya investasi tidak berpengaruh nyata secara parsial terhadap variabel pendapatan, (3) pendapatan nelayan sampel di daerah penelitian berada diatas upah minimum regional provinsi NAD, dimana rata-rata pendapatan nelayan sampel sebesar Rp.3.911.100,-. Kata Kunci: analisis pendaptan nelayan tradisional, upah minimum regional.