ABSTRAK Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya banyak menderita anemia (kekurangan zat besi), terutama terjadi pada anak-anak. Hal ini dikarenakan kurangnya mengkonsumsi daging berikut olahannya. Berkaitan dengan kasus anemia, dari sekian jenis daging, kandungan gizi terbaik salah satunya ada pada daging ayam kampung. Ayam buras (bukan ras) merupakan suatu istilah yang diberikan pada jenis-jenis ayam lokal asli Indonesia. Istilah tersebut baru muncul sekitar tahun delapan puluhan. Tujuan penelitian adalah (1) Untuk mengetahui perbandingan antara produksi dan permintaan ayam buras (bukan ras) tahun 2004-2014 di Provinsi Sumatera Utara. (2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ayam buras (bukan ras) di Provinsi Sumatera Utara. Metode analisis yang digunakan adalah (1) metode deskriptif dan (2) metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan (1) Perbandingan produksi dan permintaan ayam buras, pada tahun 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, dan 2010 permintaan lebih besar dibanding produksi ayam buras di Provinsi Sumatera Utara. Pada tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014 produksi lebih besar dibanding permintaan ayam buras di Provinsi Sumatera Utara, (2) Variabel produksi ayam buras, harga ayam buras, harga ayam ras dan jumlah konsumsi protein di Sumatera Utara secara serempak berpengaruh nyata terhadap jumlah permintaan ayam buras di Provinsi Sumatera Utara, secara parsial hanya variabel produksi yang berpengaruh nyata terhadap permintaan ayam buras, sedangkan variabel harga ayam buras, harga ayam ras dan jumlah konsumsi protein tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah permintaan ayam buras di Provinsi Sumatera Utara. Kata kunci: Ayam Buras (Bukan Ras), Permintaan, Produksi, Harga, dan Konsumsi Protein