Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PELIBATAN MASYARAKAT PULAU KERA PADA KEGIATAN PENGEMBANGAN PARIWISATA PULAU Ida Ayu Lochana Dewi; Beatrix M. Rehatta
Partner Vol 21, No 1 (2016): Edisi Juli
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jp.v21i1.203

Abstract

Pariwisata adalah salah satu sector pembangunan yang dapat dikembangkan di Pulau Kera. Pulau Kera adalah salah satu pulau sangat kecil yang secara administratif merupakan bagian dari Desa Uiasa. Pengembangan kemampuan masyarakat untuk penyelenggaraan pariwisata melibatkan kelompok masyarakat di Pulau Kera dan Desa Uiasa. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik masyarakat Pulau Kera pada pengembangan pariwisata. Penelitian telah dilakukan di Pulau Kera pada Juni-September 2008. 90% penghuni Pulau Kera adalah Suku Bajo, dan sisanya adalah Suku Timor. Kisaran kesiapan sumberdaya manusia, sosial-ekonomi masyarakat di Pulau Kera, berdasarkan hasil modifikasi, adalah nilai kisaran 135-179 (kurang menunjang), 180-224 (menunjang), dan 225-270 (sangat menunjang). Nilai kesiapan masyarakat Pulau Kera adalah 230. Pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menyelenggarakan kegiatan pariwisata perlu dilakukan dengan melibatkan semua stakeholders terkait. Langkah awal yang perlu dilakukan adalah menginventarisasi stakeholders, penguatan masyarakat melalui pelatihan pengelolaan hasil kelautan, dan pendidikan informal.
Small-pelagic Small-pelagic fisheries management strategic using ecosystem approach at Belu Regency, East Nusa Tenggara Beatrix Maureen Rehatta; Mohammad Mukhlis Kamal; Mennofatria Boer; Achmad Fahrudin; Zairion
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Vol. 10 No. 3 (2020): Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (JPSL)
Publisher : Graduate School Bogor Agricultural University (SPs IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jpsl.10.3.446-460

Abstract

Study on small-pelagic fisheries in the border regions between Indonesia - Timor Leste has taken place in Belu District, East Nusa Tenggara. It was aimed to assess the status of small pelagic management and formulate the strategic and tactical steps for implementing sustainable fisheries management. The study site took place at four villages at the sub-district of Tasifeto Timur and Kakuluk Mesak. Data were collected through interview techniques, observation, and measurement of 30 indicators from six domains of EAFM, ecosystem approach to fisheries management, of which assessment of each indicator within each domain was conducted and presented into the flag model. Based on that results, tactical decisions and strategic planning were formulated. The results showed that small-pelagic fisheries management in Belu classified as a fairly medium category. Domain fish resources and fishing technology classified as a good category and domain habitat and ecosystem, social, economic and institution are classified as a medium category. To improve small-pelagic fisheries management in Belu District, several indicators are recommended for improvement in form of tactical and strategic management decisions
A STRUKTUR KOMUNITAS MAKROALGA DI PERAIRAN PANTAI NUNHILA DAN NUNBAUN DELHA, KOTA KUPANG Rehatta, Beatrix Maureen
Indigenous Biologi : Jurnal Pendidikan dan Sains Biologi Vol 6 No 2 (2023): Indigenous Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Kristen Artha Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33323/indigenous.v6i2.403

Abstract

ABSTRACT The coastal waters of Nunhila and Nunbaun Delha, Kupang City, are one of the coastal areas that have high potential for macroalgae resources. However, this organism is very susceptible to changes in environmental conditions or ecological pressures both naturally, such as currents and seasons, which are triggering factors for changes in macroalgae habitat. This study aims to analyze the community structure of macroalgae in the coastal waters of Nunhila and Nunbaun Delha. This study uses the method of observation or direct observation in the field. The results showed that the composition of macroalgae found in the coastal waters of Nunhila and Nunbaun Delha from 3 divisions, Chlorophyta consisted of 4 species namely Chaetomorpha intestinali, Ulva reticulata, Enteromorpha intestinalis and Ulva lactuca. The Phaeophyta division consists of 2 species, namely Sargassum sp. and Padina australis. The Rhodophyta division consists of 3 types namely Gracilaria salicornia, Acanthophora specifera and Gigartina sp. The macroalgae diversity index value at Nunhila Beach was 0.89 and Nunbaun Delha was 0.89 (H') which was relatively low, the uniformity index at Nunhila Beach was 0.93 and Nunbaun Delha was 0.93 (E) which was evenly distributed and the dominance index (D) at Nunhila Beach 0.13 and Nunbaun Delha 0.14, neither species dominates. Keywords: Resources, macroalgae, Nunhila, Nunbaun Delha
PARAMETER PERTUMBUHAN, MORTALITAS, LAJU EKSPLOITASI DAN POLA REKRUTMEN IKAN LAYANG (Decapterus russelli) DI PERAIRAN SELAT OMBAI Rehatta, Beatrix Maureen; Merryanto, Yohanes; Anakotta, Anthoinette Rosaline Fransisca; Ninef, Jotham Siprianus Rehabiam
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 16, No 2 (2024): AGUSTUS 2024
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bawal.16.2.2024.55-63

Abstract

Parameter mortalitas serta laju eksploitasi merupakan aspek krusial pada penilaian stok ikan yang dibutuhkan untuk pengelolaan sumber daya berkelanjutan. Informasi mengenai parameter mortalitas serta tingkat eksploitasi ikan layang (Decapterus russelli) di Selat Ombai perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemenfaatannya.. Penelitian dilakukan pada periode Oktober 2018-Juni 2019 dengan mengukur serta mengamati ikan layang yang tertangkap dan didaratkan di lokasi pendaratan ikan di Kabupaten Belu, Indonesia dan Distric Bobonaro, Timor Leste. Analsia data menggunakan software FiSAT dari FAO-ICLARM Stock Assessment Tools. Hasil penelitian menemukan rentang panjang total (TL) ikan layang di perairan ini adalah 122,0 – 285,0 mm serta panjang rata-rata 179,5 mm. Rentang bobot ikan berkisar antara 26,0 – 207,8 gr. Laju mortalitas total (Z) 1.991/tahun, laju mortalitas alami (M) 0.629/tahun dan laju mortalitas penangkapan ikan (F) 1.362/tahun. Diperoleh tingkat eksploitasi (E) mencapai 0,684 dan berada di atas tingkat pemanfaatan berkelanjutan (E > 0,5), menunjukkan bahwa ikan layang di Selat Ombai telah dieksploitasi secara berlebihan. Pendekatan pengelolaan dengan azas kehati-hatian perlu dilakukan agar pemanfaatan sumberdaya dapat lebih rasional sehingga sumberdaya ikan layang di perairan ini dapat lestari.
Identifikasi Isu Lintas Batas Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut di Kabupaten Belu, Wilayah Perbatasan Indonesia dan Timor Leste Rehatta, Beatrix Maureen; Meko, Ayub U.I; Anakotta, A.R.F; Ginzel, Fanny I.; Manafe, Mesri W.N; Ninef, Jotham S.R
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 15, No 1 (2025): JUNI 2025
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jksekp.v15i1.13996

Abstract

Pengelolaan sumber daya pesisir dan laut yang berkelanjutan harus didukung oleh perencanaan yang matang, terutama dalam mendefinisikan permasalahan yang berkaitan dengan sumber daya pesisir dan laut di wilayah perbatasan Indonesia dan Timor Leste. Urgensinya terletak pada identifikasi tantangan pengelolaan lintas batas sebagai dasar untuk menetapkan strategi pengelolaan sumber daya pesisir dan laut yang terintegrasi di wilayah perbatasan Indonesia dan Timor Leste. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) mengkaji faktor-faktor penting konektivitas pengelolaan sumber daya pesisir dan laut dan 2) mengidentifikasi indikator penting terkait isu lintas batas pengelolaan sumber daya pesisir dan laut di wilayah perbatasan Indonesia dan Timor Leste. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur selama 4 bulan (September-Desember 2022). Pengumpulan data dilakukan dengan metode studi literatur, wawancara, FGD (Focuss Group Disccusion) dan observasi. Data yang dikumpulkan meliputi aspek biofisik, sosial budaya, ekonomi dan kelembagaan. Analisis data indikator penting terkait isu lintas batas menggunakan bantuan perangkat lunak MICMAC (Matrix of Crossed Impact Multiplications Applied to a Classification). Hasil penelitian menekankan perlunya penguatan tata kelola lintas batas, harmonisasi regulasi, serta peningkatan partisipasi masyrakat guna mendukung keberlanjutan dan manfaat ekonomi serta Mencegah eksploitasi sumber daya secara berlebihan. Title: Identification of Transboundary Issues in Coastal and Marine Resources Management in Belu District, Indonesia and Timor Leste Border Area Sustainable management of coastal and marine resources must be supported by careful planning, expecially in defining issues related to coastal and marine resources in the border area of Indonesia and Timor Leste. In this contex, it is important to identify transboundary management challenges as a basis for establishing integrated coastal and marine resources management strategies in the border area of Indonesia and Timor Leste. The objectives of this st udy are: 1) to review important factors of coastal and marine resource management connectivity and 2) to identify important indicators related to transboundary issues of coastal and marine resources management in the border area of Indonesia and Timor Leste. The research was conducted in Belu Regency, East Nusa Tenggara for 4 months (September-Desember 2022). Data collection was conducted using literature studies, interviews, FGDs and observations. The data collected included biophysical, socio-cultural, economic and institusional aspects. Data analysis of important indicators related to cross-border issues used MICMAC (Matrix of Crossed Impact Multiplications Applied to a Classification) software. The result emphazise the need to strengthen transboundary governance, harmonize regulations, and increase community participation in order to support sustainability and economic benefit and to prevent to -over exploitation of resources.