Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

GAMBARAN HISTOPATOLOGIS LAMBUNG TIKUS WISTAR (RATTUS NOVERGICUS) YANG DIBERIKAN ALKOHOL Kololu, Dewi Febry; Lintong, Poppy M.; Loho, Lily
e-Biomedik Vol 2, No 2 (2014): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v2i2.4997

Abstract

Abstract: Alcohol has become aglobal problem. When it is consumed alcohol can disrupt the structure and function of the digestive tract. Objective: To reveal the histopathological features of the gastric of Wistar rats that are administered with bir, wine, whisky and cap tikus. Method: Experimental research using 15 rats that ware fasted and divided into 5 groups those are group control group which was treated by water, group A which was treated by beer (4.9% alcohol),group B which was treated by wine (14% alcohol), group C which was treated by whiskey (43% alcohol),and group D rats which wastreated by cap tikus(70% alcohol). The treatment of the test animals is done in 5 days. Results:In the control group on mucosa, submucosa, muscularis and serosa layers,inflammatory cells are also seen.In group Ainflammatory cells found on submucosal layer, intestinal metaplasia, and dilation of blood vessels. In group B inflammatory cell, intestinal metaplasia and dilation of blood vessels are found.In group C erosion, inflammatory cells, intestinal metaplasia and dilation of blood vessels are found.In group D submucosal necrosis, inflammatory cells, intestinal metaplasia and hyperemia are found. Conclusions: The provision of alcoholic drinks (beer, wine, whiskey, and cap tikus) in wistar can cause acute gastritis and of the high alcohol content (70% alcohol content)will be accompanied by gastric necrosis. Keywords: Beer, wine, whisky, cap tikus, gastritis.   Abstrak: Alkohol telah menjadi masalah global. Ketika dikonsumsi, alkohol dapat mengganggu struktur dan fungsi dari saluran pencernaan. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran histopatologi lambung tikus wistar yang diberikan bir, minuman anggur, whisky, dan cap tikus. Metode: Penelitian eksperimental menggunakan 15 ekor wistar yang dipuasakan kemudian dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol diberi minum air, kelompok A diberi perlakuan bir (kadar alkohol 4,9%), kelompok B diberi perlakuan anggur (kadar alkohol 14%), kelompok C diberi perlakuan whisky (kadar alkohol 43%), kelompok D diberi perlakuan cap tikus (kadar alkohol 70%). Perlakuan hewan uji selama 5 hari. Hasil: Pada kelompok kontrol tampak lapisan mukosa, submukosa, muskularis dan serosa, terlihat juga sel radang. Pada kelompok A didapatkan sel radangpada lapisan submukosa, metaplasia intestinal, dan pelebaran pembuluh darah. Pada kelompok B didapatkan sel radang, metaplasia intestinal dan pelebaran pembuluh darah.Pada kelompok C didapatkan erosi, sel radang, dan metaplasia intestinal dan pelebaran pembuluh darah.Pada kelompok D didapatkan nekrosis pada submukosa, sel radang, metaplasia intestinal dan hiperemi. Simpulan: Pemberian minuman beralkohol (bir, anggur, whisky, dan cap tikus) pada wistar dapat menyebabkan gastritis akut dan pada kadar alkohol yang tinggi (kadar alkohol 70%) disertai dengan nekrosis lambung. Kata Kunci: Bir, anggur, whisky, cap tikus, gastritis.
GAMBARAN HITOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH (WISTAR) SETELAH PEMBERIAN RIFAMPISIN Mappa, Indah S.; Kairupan, Carla; Loho, Lily
e-Biomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v1i1.4368

Abstract

Abstract: Rifampicyn a bactericidal antibiotic drug of the rifamycin group. The drug is made ​​from semisynthetic compound derived from Amycolatopsis rifamycinica (formerly known as Amycolatopsis mediterranei and Streptomyces mediterranei). Rifampicyn dose of 600 mg / day in humans can cause side effects such as kidney renal insufficiency, acute renal failure, urine output, and the orange-red. This study a imsto look at the white rat renal histological (Wistar) after administration of rifampin. This research was conducted at the Research Laboratory of Integrated Pathology Faculty of Medicine University of Sam Ratulangi Manado. Study using 10 rats (Wistar) consisting of 3 treatment groups. The results showed that the use of rifampicyn at a dose of 5 mg in rats (Wistar) showed vacuole-vacuole in the renal tubular cells, where as the use of rifampicyn at a dose of 8 mg in rats (Wistar) causes acute tubular necrosis. Keywords: Kidney White Rat (Wistar), rifampicyn.  Abstrak: Rifampisin adalah obat antibiotik bakterisida dari kelompok rifamycin. Obat  ini   terbuat  dari  senyawa semisintetik yang berasal dari Amycolatopsis rifamycinica (sebelumnya dikenal sebagai Amycolatopsis mediterranei dan Streptomyces mediterranei). Rifampisin dosis 600 mg/hari pada manusia dapat menyebabkan efek samping terhadap ginjal berupa insufiensi ginjal, gagal ginjal akut, dan pengeluaran urin yang berwarna oranye-kemerahan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran histologi ginjal tikus putih (Wistar) setelah pemberian rifampisin. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Terpadu Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Penelitian mengunakan 10 ekor tikus (Wistar) terdiri dari 3 kelompok perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengunaan rifampisin dengan dosis 5 mg pada tikus (Wistar) menunjukkan adanya vakuola-vakuola di dalam sel tubulus ginjal, sedangkan pengunaan rifampisin dengan dosis 8 mg pada tikus (Wistar)  menyebabkan terjadinya nekrosis tubular akut. Kata Kunci: Ginjal Tikus Putih (Wistar), Rifampisin.
GAMBARAN HISTOPATOLOGI HATI MENCIT SWISS YANG DIBERI AIR REBUSAN SARANG SEMUT (Mymercodia pendans) PASKA INDUKSI DENGAN CARBON TETRACHLORIDA (CCl4) Tatukude, Patricia; Loho, Lily; Lintong, Poppy
eBiomedik Vol 2, No 2 (2014): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.2.2.2014.4999

Abstract

Abstrak: Dewasa ini tanaman sarang semut1 (Myrmecodia pendans) yang dianggap mampu mengatasi berbagai penyakit seperti kanker, asam urat, liver, stroke, jantung, wasir, nyeri punggung, alergi, sebagai tonikum hingga meningkatkan gairah seksual, sudah banyak dipublikasikan. Berdasarkan hasil uji penapisan kimia, tanaman sarang semut mengandung senyawa kimia golongan flavonoid dan tanin. Flavonoid merupakan antioksidan alam yang mampu bertindak sebagai pereduksi radikal hidroksil, superoksida dan radikal peroksil. Selain itu juga mengandung 313 ppm tokoferol yang meredam 96% radikal bebas pada konsentrasi 12 ppm. Persentase inhibisi ini tetap konstan sampai pada konsentrasi yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran histopatologi hati mencit swiss yang diberikan rebusan Myrmecodia pendans, setelah mencit tersebut diinduksi dengan CCl4. Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan acak lengkap (RAL). Dipakai 20 ekor mencit jantan (Swiss webster) dibagi dalam 4 kelompok percobaan yaitu A, B, C, dan D. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 mencit. Mencit diberi pellet dan diinduksi karbon tetraklorida selama 5 hari. Pada hari ke-6, di beri rebusan sarang semut dosis 0,24cc/hari dan 0,48 cc/hari. Terminasi dilakukan 2 kali (masing-masing di bagi 2 mencit dalam 1 kali terminasi). Hasil dari penelitian ini tikus-tikus yang sudah diinduksi dengan CCl4 menunjukkan sel-sel hati steatosis dan nekrosis, namun setelah di berikan sarang semut mengalami regenerasi sel dengan tingkat maturasi lebih banyak dibandingkan hanya diberikan pellet saja. Kesimpulan: Pemberian sarang semut dengan dosis 0.24 cc/hari selama 10 dan 14 hari menunjukkan regenerasi sel-sel hati pada kerusakan sel hati yang diinduksi dengan CCl4. Sedangkan pemberian rebusan sarang semut dengan dosis 0.48 cc/hari selama 14 hari ditemukan adanya sel radang dan perlemakan hati. Kata kunci: tanaman sarang semut, carbon tetrachlorida, peradangan hati, perlemakan hati, nekrosis hati.   Abstract: Currently, many popular publication of sarang semut plants (Myrmecodia pendans) assumed can treat diseases includes : cancer, uric acid, liver, stroke, heart diseases, low back pain, allergic, as a tonic to increased libido. Based on chemical filtering test, known that sarang semut plants contains flavonoid and tannin. Flavonoid as a natural antioxidant that can act as hydroxyl radical pre reduction, super oxide, and peroxyl radical. In addition to contains 313 ppm tocopherol that transverse 95% free radical in 12 ppm concentration. Percentage of its inhibition constantly to highest consentration. This study aims to describe the liver histopathology swiss Webster given by Myrmecodia pendans stew, after the mice were induced with CCl4. This research is an experimental research laboratory with a completely randomized design (CRD). A total of 20 male mice (Swiss Webster) were divided into 4 experimental groups (A, B, C, D). Each group consisted of 5 mice. Mice were given pellets and induction by carbon tetrachloride for 5 days. On the 6th day, given Myrmecodia pendans stew with dose of 0.24 cc / day and 0,48cc / day . Termination is done 2 times (each for 2 mice in one time termination). From the results, sarang semut stew (Mymercodia pendans) is able to repair damaged liver cells, although the mechanism of this still unknown. Generally, Mymercodia pendans believed to stimulate the proliferation of the liver cells and simultaneously neutralize free radicals produced by CCl4 that cause of liver cells demaged. Conclusion: Administration of sarang semut with dose of 0.24 cc / day for 10 and 14 days give effect to protect the liver and improve the process of liver cell damage. While giving sarang semut stew with dose of 0.48 cc / day for 14 days was found the presence of inflammatory cells and fatty liver. Keywords: sarang semut plants, carbon tetrachlorida, liver cell inflammation, fatty liver, necrosis liver.
Gambaran histopatologik lambung tikus wistar yang diberikan ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) setelah induksi aspirin Sundalangi, Chelyne F.; Loho, Lily; Kairupan, Carla F.
e-Biomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i1.12223

Abstract

Abstract: Aspirin is an anti-inflammatory drug which can cause side effect such as damage of the gastric mucous. Soursop leaf is usually used for medical treatment because it contains flavonoid compound which has the antioxidant and anti-inflamatory activity and may protect gastric mucous from the side effects of aspirin. This study aimed to reveal the histopathological features of the gaster of wistar rats administered with soursop leaf extract after induced with aspirin. This was an experimental study using 20 Wistar rats. Rats were divided into negative control group (A) and treatment groups. Treatment groups were divided into; rats induced with aspirin 30mg for 10 days (B); rats administered with soursop leaf extract 80mg before induced with aspirin 30mg for 10 days (C); rats induced with aspirin 30mg for 10 days and administered with soursop leaf extract 80mg for the next 3 days (D); and rats induced with aspirin 30mg for 10 days and not treated for the next 3 days (E). Groups A, B and C were terminated on 11th day, meanwhile groups D and E were terminated on 14th day. The results showed normal histological features in group A. Group B showed acute gastritic features such as many PMN inflammatory cells in the mucous to serous layers, submucous edema, and capillary dilatation. Groups C and D showed many PMN inflammatory cells in the mucous to submucous layers. Group E showed decreased PMN inflammatory cells in mucous to submucous layers. Conclusion: Administration of soursop leaf extract could not decrease the acute gastritic signs such as inflammatory cells, edema and capillary dilatation in the gaster of Wistar rats induced with aspirin.Keywords: aspirin, soursop leaves, gaster. Abstrak: Aspirin merupakan obat anti inflamasi yang bisa menyebabkan efek samping gangguan mukosa lambung. Daun sirsak sering digunakan sebagai obat tradisional yang berkhasiat karena mengandung senyawa flavonoid yang berkhasiat sebagai antioksidan dan antiinflamasi yang mungkin dapat melindungi lambung dari efek samping aspirin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran histopatologik lambung tikus Wistar yang diberikan ekstrak daun sirsak setelah induksi aspirin. Jenis penelitian ini ialah eksperimental yang menggunakan 20 ekor tikus Wistar. Hewan uji dibagi dalam kelompok kontrol negatif (A) dan kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan dibagi atas kelompok tikus yang diberi aspirin 30mg selama 10 hari (B); tikus yang diberi ekstrak daun sirsak 80mg sebelum induksi aspirin 30mg selama 10 hari (C), tikus yang diberi aspirin 30mg selama 10 hari dan diberikan ekstrak daun sirsak 80mg selama 3 hari berikutnya (D); dan tikus yang diberi aspirin 30mg selama 10 hari dan tidak diberi perlakuan selama 3 hari berikutnya (E). Kelompok A, B dan C diterminasi pada hari ke-11, kelompok D dan E diterminasi pada hari ke-14. Hasil penelitian menunjukkan gambaran histologik lambung normal pada kelompok A. Kelompok B menunjukkan gambaran histopatologik gastritis akut yakni baanyak sel-sel radang PMN pada lapisan mukosa sampai serosa, edema submukosa, dan pelebaran pembuluh darah kapiler. Kelompok C dan D menunjukkan banyak sel-sel radang PMN pada lapisan mukosa sampai submukosa. Kelompok perlakuan E menunjukkan sel-sel radang PMN yang lebih sedikit pada lapisan mukosa sampai submukosa. Simpulan: Pemberian ekstak daun sirsak tidak dapat mengurangi tanda-tanda gastritis akut berupa sel-sel radang, edema, dan pelebaran pembuluh darah kapiler pada lambung tikus wistar yang diinduksi aspirin. Kata kunci: aspirin, daun sirsak, lambung
GAMBARAN HISTOPATOLOGI LAMBUNG TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) YANG DIBERIKAN LENGKUAS (Alpinia galanga Willd) SETELAH DIINDUKSI OLEH ASAM MEFENAMAT Pasaribu, Juita; Loho, Lily; Lintong, Poppy
e-Biomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v1i1.4570

Abstract

Abstrak: Gastritis akut merupakan proses inflamasi yang bersifat akut dan biasanya terjadi pada bagian permukaan mukosa lambung. Penyakit ini biasanya disebabkan karena banyak faktor salah satunya yaitu penggunaan asam mefenamat dalam dosis yang berlebihan. Pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya didapatkan bahwa lengkuas dapat mengurangi terjadinya radang akut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran histopatologi lambung tikus wistar yang diberikan lengkuas setelah diinduksi dengan asam mefenamat. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan sampel 11 ekor tikus wistar yang dibagi dalam 4 kelompok perlakuan. Kelompok A tidak diberikan perlakuan. Kelompok B diberikan asam mefenamat 10 mg selama 7 hari. Kelompok C diberikan asam mefenamat 10 mg selama 7 hari kemudian diberikan perasan lengkuas selama 7 hari. Kelompok D diberikan asam mefenamat 10 mg kemudian tidak diberikan perlakuan selama 7 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran mikroskopik lambung tikus wistar pada kelompok C terdapat sel-sel radang PMN yang lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok B dan D. Simpulan: lengkuas dapat mengurangi sel-sel radang PMN pada mukosa lambung yang diberikan dengan asam mefenamat. Kata kunci: Lengkuas, Asam Mefenamat, Gastritis akut.   Abstract : acute gastritis is an acute inflammatory process normally occurring in the mucosal lining of the stomach. This disease is caused by a variety of factors, one of which is the use of mefenamat acid in large doses. Previous research has revealed that galangal can be used to reduce acute inflammation. The objective of this research was to reveal the histopathological pictures of stomach of wistar rats that treatment with galangal after induce by mefenamat acid. This study is an experimental, employing 11 wistar rats which were assigned for four treatment groups. Group A was the control group in which the rats received no treatment. Rats in group B were administered mefenamat acid 10 mg for 7 days. In group C, the rats were also administered mefenamat acid 10 mg for 7 days and then received galangal distillation for 7 days. In group D, rats were administered mefenamat acid 10 mg for 7 days and then for 7 days without receiving anymore mefenamat acid or galangal distillation. Results showed that microscopic pictures of stomach of wistar rats in group C were presented with PMN inflammatory cells fewer than rats in group B and D. Conclusion: galangal can reduce PMN inflammatory cells in mucosal lining of the stomach exposed to mefenamat acid. Key words: galangal, mefenamat acid,  acute gastritis.
Gambaran histopatologik hati tikus wistar (Rattus norveginus) yang diinduksi monosodium glutamate (msg) dan diberikan sari air bawang daun (Allium fistulosum L.) Setiani, Ni Nyoman G.; Loho, Lily; Lintong, Poppy
e-Biomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i2.14662

Abstract

Abstract: Monosodium glutamate (MSG) has been consumed around the world as a food additive in the form of L-glutamic acid. The liver has glutamate receptors, hence its susceptibility to damage due to oxidative stress from consuming excessive MSG. Leek contain antioxidants such as flavonoid, which has potent hepatoprotective properties under certain liver conditions, for the example, oxidative stress, liver fibrosis, and fatty liver. This study aims to see the liver histopathologic findings of wistar rats (Ratus norvegicus) that has been induced by MSG and was given leek juice (Allium fistulosum L.). This was an experimental laboratory study, with 20 wistar rats as subjects. In this study, 173,6 mg per gram body of monosodium glutamate and 20 gram per kilogram body weight of leek juice are administered orally each day. Group A is the negative control group. Group B is given MSG for 14 days. Group C are given MSG for 14 days and were stopped for 5 days. Group D are given MSG for 14 days and were given leek juice. Group A shows normal liver histopathologic features. Group B shows liver cells damage in the form of inflammation and fatty cells. Group C shows regeneration of liver cells but a little bit of inflammation and fatty cells were still found, while in group D there is a wide regeneration of liver cells and there was barely any inflammation and fatty cells. Conclusion: Microscopic features of wistar rat liver after administration of monosodium glutamate for 14 day showed inflammation and fatty cells and then the administration of leek juice for 5 days after MSG administration oon wistar rat showed a wide regeneration of liver cells compared to no administration of leek juice.Keywords: monosodium glutamate, leek, liver. Abstrak: Monosodium glutamate (MSG) telah dikonsumsi di seluruh dunia sebagai penambah rasa makanan dalam bentuk L-glutamic acid (asam glutamat). Hati memiliki resptor terhadap glutamate sehingga rentan mengalami kerusakan akibat stress oksidatif dari konsumsi MSG yang berlebihan. Bawang daun mengandung antioksidan seperti senyawa flavonoid yang memiliki aktivitas hepatoprotektif ampuh pada berbagai kondisi hati seperti strees oksidatif, fibrosis hati, dan perlemakan hati. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran histopatologik hati tikus wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi MSG dan diberikan sari air bawang daun (Allium fistulosum L.) Jenis penelitian ini eksperimental laboratorik. Subjek penelitian 20 ekor tikus wistar. Pada penelitian ini digunakan monosodium glutamate 173,6mg/gBB/hari dan sari air bawang daun 20g/kgBB/hari yang diberikan secara oral. Kelompok A (kontrol negatif). Kelompok B diberikan MSG selama 14 hari. Kelompok C diberikan MSG selama 14 hari dan dihentikan selama 5 hari. Kelompok D diberikan MSG selama 14 hari dan diberikan sari air bawang daun. Kelompok A memperlihatkan gambaran histopatologik sel hati normal. Kelompok B memperlihatkan hepatitis dan perlemakan sel hati (steatosis). Kelompok C memperlihatkan sel hati regenerasi namun masih terdapat sedikit sel radang dan perlemakan hati sedangkan pada kelompok D tampak sel hati regenerasi yang luas dan hampir tidak ditemukan peradangan dan perlemakan. Simpulan: Gambaran mikroskopik hati tikus wistar setelah pemberian monosodium glutamate selama 14 hari menunjukkan peradangan (hepatitis) dan perlemakan (steatosis mikrovesikular) kemudian pemberian sari air bawang daun selama 5 hari pasca pemberian MSG pada tikus wistar menunjukkan adanya regenerasi sel hati yang lebih luas dibandingkan dengan tanpa pemberian sari air bawang daun. Kata kunci: monosodium glutamate, bawang daun, hati.
Pengaruh cabe rawit terhadap gambaran histopatologik lambung tikus Wistar yang diinduksi aspirin Bawulele, Abel T.; Loho, Lily; Lintong, Poppy
e-Biomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i2.13329

Abstract

Abstract: Cayenne pepper (Capsicum frustescens L ) is commonly in daily food. This study aimed to determine the effect of cayenne pepper to histopathological changes in gaster of Wistar rats induced by aspirin. This was an experimental study. Subjects were Wistar rats consisted of 5 rats as the negative control and 20 rats as the treatment group. Group A, the negative control group, was untreated; group B was treated with aspirin 21mg/day for 10 days; group C was treated with aspirin 21mg/day for 10 days together with cayenne pepper 84mg once daily; group D was treated with aspirin 21mg/day for 10 days followed by cayenne 84mg twice daily; and group E was treated with aspirin 21mg/day for 10 days and then was untreated for 3 days. The histopathological changes in group C showed a lot of inflammatory cells and erosion of gastric mucosa epithelium compared to group B, D, and E. Group D also showed inflammatory cells but no erosion as in group C. Group E had less inflammatory cells than group B, C, and D. Conclusion: Administration of aspirin 21mg/kg BW for 10 days led to acute gastritis in Wistar rat. Administration of aspirin together with cayenne 84mg/day led to acute gastritis and erosion of gastric mucosa epithelium. However, administration of cayenne pepper 168mg/day after aspirin led to acute gastritis without erosionKeywords: pepper, gaster, aspirinAbstrak : Cabe Rawit (Capsicum frustescens L.) banyak dijumpai dalam makanan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian cabe rawit terhadap gambaran histopatologik lambung tikus wistar yang diinduksi aspirin. Jenis penelitian ialah eksprimental. Subjek penelitian ialah tikus wistar, yang dibagi atas: 5 ekor untuk kontrol negatif dan 20 ekor untuk perlakuan. Kelompok A (kontrol negatif) tidak diberi perlakuan; kelompok B diberikan aspirin 21mg/hari selama 10 hari; kelompok C diberikan aspirin 21mg/hari selama 10 hari bersama cabe rawit 84mg sekali sehari; kelompok D diberikan aspirin 21mg/hari selama 10 hari kemudian dilanjutkan pemberian cabe rawit 84mg selama 3 hari 2 kali sehari; dan kelompok E diberikan aspirin 21mg/hari selama 10 hari kemudian tidak diberi perlakuan selama 3 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok C terlihat banyak sel-sel radang disertai erosi epitel mukosa lambung dibanding dengan kelompok B, D, dan E. Pada kelompok D pemberian aspirin dilanjutkan dengan cabe rawit dosis 2 kali sehari masih terdapat sel-sel radang tetapi tidak terjadi erosi seperti pada kelompok C. Kelompok E memiliki sel-sel radang yang lebih sedikit dibandingkan kelompok B, C, dan D. Simpulan: Pemberian aspirin 21mg/hari selama 10 hari menyebabkan gastritis akut pada tikus wistar. Pemberian aspirin bersama cabe rawit 84mg/hari menyebabkan gastritis akut erosi sedangkan pemberian cabe rawit 168mg/hari setelah diberi aspirin menyebabkan gastritis akut tanpa erosi.Kata kunci: cabe rawit, lambung, aspirin
Gambaran Histopatologik Aorta Tikus yang Diberikan Durian (Durio zibethinus Murr.) Setelah Pemberian Lemak Babi Limpo, Jessica P.; Lintong, Poppy M.; Loho, Lily
e-Biomedik Vol 6, No 1 (2018): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v6i1.18681

Abstract

Abstract: Hyperlipidemia is a major trigger factor of atherosclerosis. Durian (Durio zibethinus Murr.) has a complex nutrient content such as high energy that can cause obesity resulting in hyperlipidemia. Recently several studies suggest that durian consists of vitamin C, vitamin E, carotenoids, and flavonoid as antioxidants that can inhibit the atherosclerosis process. This study was aimed to obtain the effects of durian administration on histopathologic features of Wistar rat aorta induced by lard. This was an experimental laboratory study using 26 male Wistar rats divided into four groups, as follows: group A (5 rats) without treatment; group B (7 rats), induced with 2 ml of lard twice a day for 28 days; groups C (7 rats), induced with lard for 28 days and then was continued with no treatment for 14 days; group D (7 rats), induced with lard for 28 days and was continued with the administration of durian 3,6g/day for 14 days. The results showed that there was a decrease in the number of foam cells in the group that was administered with durian compared to the groups without durian administration. Conclusion: The histopathological features of Wistar rats administered with durian (Durio zibethinus Murr.) after induced with lard showed a smaller number of foam cells compared to the groups without durian administration.Keywords: lard, atherosclerosis, foam cell, durianAbstrak: Hiperlipidemia merupakan faktor pemicu utama terjadinya aterosklerosis. Durian (Durio zibethinus Murr.) memiliki kandungan gizi yang kompleks seperti energi tinggi yang dapat menyebabkan kegemukan dan berimbas pada keadaan hiperlipidemia. Beberapa sumber menyatakan bahwa durian mengandung beberapa jenis antioksidan yang dapat menghambat terjadinya proses aterosklerosis. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan efek pemberian durian terhadap gambaran histopatologik aorta tikus Wistar yang diberikan lemak babi. Jenis penelitian ialah eksperimental laboratorik, menggunakan 26 ekor tikus Wistar yang dibagi menjadi empat kelompok yaitu kelompok A (5 ekor tikus) tanpa perlakuan; kelompok B (7 ekor tikus) diberikan lemak babi dua kali sehari sebanyak 2ml/kali selama 28 hari; kelompok C (7 ekor tikus) diberikan lemak babi selama 28 hari dilanjutkan tanpa perlakuan selama 14 hari; kelompok D (7 ekor tikus) diberikan lemak babi selama 28 hari dan dilanjutkan dengan pemberian durian sebanyak 3,6g/hari selama 14 hari. Hasil penelitian ini mendapatkan pengurangan jumlah sel busa pada kelompok yang diberikan durian dibandingkan kelompok tanpa pemberian durian. Simpulan: Tikus Wistar yang diberikan durian (Durio zibethinus Murr.) setelah pemberian lemak babi menunjukkan gambaran histopatologik aorta dengan jumlah sel busa yang lebih sedikit dibandingkan dengan yang tanpa pemberian durian.Kata kunci: lemak babi, aterosklerosis, sel busa, durian
EFEK PEMBERIAN EKSTRAK KAYU MANIS (CINNAMOMUM BURMANNII) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI LAMBUNG TIKUS WISTAR YANG DIBERI ASPIRIN Walangitan, Janet; Loho, Lily; Durry, Meilany
e-Biomedik Vol 2, No 2 (2014): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v2i2.5018

Abstract

Abstract: Cinnamon (Cinnamomum burmannii) is a traditional herbal plants which are often found in our daily life and has many benefits especially in health. This study were designed to know the effect of cinnamon on gastric mucosa given aspirin. This was an experimental research and used Wistar rats as the subject research.  The Wistar rats were randomly divided into 6 mice of control group and 9 mice of treatment group. Group A (K-) given pellets, group B (K+) given pellets and aspirin 150 mg/kgBB for 7 days, group C given pellets, aspirin 150 mg/kgBB and cinnamon extract 3 mg for 3 days, group D given pellets, aspirin 150 mg/kgBB for 7 days and given cinnamon extract 3 mg for 3 days, group E given pellets, aspirin 150 mg/kgBB for 7 days and given pellets only (without treatment) for 3 days. The results showed that aspirin cause gastric mucosa damage in group B (K+) compared with kelompok A (K-). Group C and D showed less inflammatory cells compared with group B (K+). Group E showed more inflammatory cells compared with group D. The study suggested that cinnamon extract has protective and therapeutic effects on gastric mucosa of Wistar rats. Keywords: cinnamon, gaster, aspirin.   Abstrak: Kayu manis (Cinnamomum burmannii) merupakan tanaman herbal tradisional yang banyak dijumpai dalam kehidupan sehari- hari dan memiliki banyak manfaat termasuk dalam bidang kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada efek pemberian kayu manis terhadap mukosa lambung yang diberi aspirin. Desain Penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dan subjek penelitian menggunakan tikus Wistar, yang terbagi atas 6 ekor kontrol dan 9 ekor perlakuan. Kelompok A (K-) diberikan pelet selama 7 hari, kelompok B (K+) diberikan pelet dan aspirin 150mg/kgBB selama 7 hari, kelompok C diberikan pelet, aspirin 150 mg/kgBB, ekstrak kayu manis 3 mg secara bersama- sama selama 7 hari, kelompok D diberikan pelet dan Aspirin 150 mg/kgBB selama 7 hari dilanjutkan dengan pemberian ekstrak kayu manis 3 mg selama 3 hari, kelompok E diberikan pelet dan Aspirin 150 mg/kgBB selama 7 hari dilanjutkan dengan pemberian pelet saja (tanpa perlakuan) selama 3 hari. Hasilnya menunjukkan aspirin menimbulkan kerusakan mukosa lambung pada kelompok B (K+) dibandingkan dengan kelompok A (K-). Kelompok C dan D menunjukkan sel-sel radang yang lebih sedikit dari kelompok B(kontrol +). Kelompok E menunjukkan sel- sel radang yang lebih banyak dibandingkan dengan kelompok D. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kayu manis mempunyai efek protektif dan terapeutik terhadap mukosa lambung tikus Wistar. Kata kunci: kayu manis, lambung, aspirin.
GAMBARAN HISTOPATOLOGI HATI TIKUS WISTAR YANG DIBERIKAN BORAKS Tatukude, Rico Lukas; Loho, Lily; Lintong, Poppy M.
e-Biomedik Vol 2, No 3 (2014): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v2i3.6209

Abstract

Abstract: Borax is an ingredient that is widely used for industrial or antiseptic cleaning agents that are toxic, but borax is used as an additive ind foods and any experience accumulated in the liver that can cause liver disfumction. Methods: The aim of  research is to see macroscopic and microscopic of live wistar rats were given different doses of borax. Rats were used as much as  10 animals were divided into 4 groups. The control group (K1) 1 rat, K2 ( borax 20mg), K3 (borax 30 mg), K4 (borax 40 mg) each of 3 rats by administration for 1,5 and 10 days. Result: The result showed the rats had grossly enlarged liver size, liver weight gain and blackish brown in the group given 40 mg of borax and microscopically, the cells were exposed to borax liver showed hydropic degeneration, proliferation fibrolas and fibrosis.  From this study it can be concluded that the administraion of borax 20mg, 30mg, 40mg for 10 days caused fatty liver and mild fibrosis. Keywords: Borax, Liver Disfunction.     Abstrak: Latar Belakang: Boraks merupakan bahan industri yang banyak digunakan untuk antiseptik atau zat pembersih. Akan tetapi boraks juga masih digunakan sebagai bahan tambahan pada makanan dan dapat memberikan efek karsinogenik dan disfungsi hati. Metode: Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran histopatologi hati tikus wistar yang diberi boraks. Tikus yang digunakan sebanyak 10 ekor. Kelompok kontrol (K1) sebanyak 1 ekor tikus, K2, K3, K4 masing-masing 3 ekor tikus yang diberikan dosis 20mg, 30mg, dan 40mg yang diterminasi pada hari ke 1,5, dan 10. Hasil: Dari hasil penelitian menunjukkan secara mikroskopik sel hati yang terpapar boraks mengalami degenerasi hidropik, proliferasi fibrolas, dan secara makroskopis sel hati hewan coba mengalami perbesaran dan berwarna coklat kehitaman. Pemberian boraks 20mg, 30mg, dan 40mg dapat menyebabkan kerusakan hati. Kata Kunci: Boraks, Disfungsi Hati.