Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Sistem Monitoring pH dan Volume Biogas Digester Dua Tahap menggunakan Mikrokontroler UTAMI, SRI; IRIANI, PURWINDA; SUPRIANTI, YANTI
ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika Vol 7, No 1 (2019): ELKOMIKA
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/elkomika.v7i1.126

Abstract

ABSTRAKBiogas merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang murah dan berkategori non-polusi. Kebutuhan untuk memonitor serta mengontrol plant biogas bertambah seiring kebutuhan mengoptimalkan stabilitas proses untuk mendapatkan performansi yang tinggi. Monitoring biogas dapat memberikan gambaran keseluruhan proses pembangkitan biogas dan digunakan untuk memprediksi proses fermentasi yang berlangsung. Selain itu, dapat pula meminimalkan gagalnya proses fermentasi dan menghasilkan biogas secara optimal. Dalam penelitian ini proses monitoring dilakukan pada digester dua tahap berbahan dasar ampas tahu dan difokuskan pada pH dan volume biogas yang dihasilkan menggunakan dfrobot sku Sen0160 dan YF-S201 serta solenoid valve sebagai aktuatornya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa set point pH 5.3 pada digester asetogenesis dapat dicapai pada hari ke enam untuk tiga percobaan. Dalam digester metanogenesis nilai pH dapat dijaga pada pH 7 ±0.3. Jumlah volume biogas tertinggi yang dihasilkan sebesar 97.2 L.Kata kunci: digester dua tahap, fermentasi, asetogenesis, metanogenesis ABSTRACTBiogas is one of an inexpensive and non-pollution renewable energy source. A requirement for optimization and stabilization of biogas plant affected on the need of monitor and control system in the plant. Biogas monitoring system represents a process in biogas generation and has the ability to predict fermentation. In addition, the system built can be used to control the fermentation process and to minimize the failure of the process. This means the process will produce biogas optimally. In this research, the monitoring system was used on two stages digester using tofu as raw material. pH and biogas volume produced are two focuses in this study using SKU Sen0160 dan YF-S201 as sensors and solenoid valve as an actuator. For three experiments data show, set point for pH (5.3) is achieved at day sixth for acetogenesis digester. For methanogenesis, pH can be maintained at 7 ±0.3. The highest volume of biogas produced was 97.2 L.Keywords: two stages digester, fermentation, acetogenesis, methanogenesis digester
Optimal Design Of Renewable Energy Systemusing Genetic Algorithm Case Study In Parangtritis UTAMI, SRI
ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika Vol 4, No 2 (2016): ELKOMIKA
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/elkomika.v4i2.148

Abstract

ABSTRAKAndil pariwisata terhadap perkembangan regional sangat besar begitu juga andilnya terhadap permasalahan lingkungan. Untuk mengurangi aspek negatif terhadap lingkungan serta meningkatkan penghematan, sistem energi terbarukan menempati prioritas penting dalam bidang pariwisata. Konfigurasi optimal sistem energi terbarukan direncanakan menggunakan Algoritma Genetika. Penelitian ini dilakukan untuk mengoptimasi sistem energi terbarukan di Parangtritis, Kretek, Bantul, Jawa Tengah. Sistem yang dirancang terdiri dari sel surya dan turbin angin, sedangkan sistem penyimpanannya menggunakan baterai dan fuel cell. Algoritma ini meminimisasi fungsi objektif biaya total yang terdiri dari biaya investasi, biaya penggantian serta biaya operasi dan perawatan. Kehandalan sistem dievaluasi menggunakan indeks Equivalent Loss Factor (). Indeks ini memberikan informasi jumlah energi yang tidak dapat dipasok oleh sistem energi terbarukan. Hasil simulasi memperlihatkan jumlah optimal sistem energi terbarukan dicapai dengan jumlah sel surya sebanyak 3, baterai 48,turbin angin sebanyak 36, elektroliser sebanyak 3, tangki hidrogen 2 dan fuel cell sebanyak 8. Nilai ELF yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0.01.ABSTRACTTourism has a massive contribution to regional development and shares environmental issues. Reducing reliances on fossil fuel, it is not still adequating energy consumption yet to cause development of renewable energy in crucial position for tourism desicition. An optimal configuration of renewable energy system was planned by Genetic Algorithm in this work. This research conducted to optimize renewable  energy system in Parangtritis, Kretek, Bantul Central Java. The system consisted of solar cells and wind turbines, and the batteries and fuel cells were as storage system. The algorithm minimize objective function of total cost consisted of investment, replacement as well as operating and maintenance costs. A reability evaluation of the system was given by Equivalent Loss Factor (). This index inform an insufficient energy in the systems. The simulation showed an optimum size of the system, achieved by size of PV, battery, wind turbine, electrolizer, hidrogen tank and fuel cell were  3, 48, 36, 3, 2, 8 respectively. The ELF used in this simulation was 0.01. Keywords: fossil fuel,  renewable energy, tourism, Equivalent Lost Factor 
Penggunaan Algoritma Incremental Conductance pada MPPT dengan Buck Converter untuk Pengujian Indoor dan Outdoor UTAMI, SRI; SAODAH, SITI; PUDIN, APIP
ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika Vol 6, No 1 (2018): ELKOMIKA
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/elkomika.v6i1.97

Abstract

ABSTRAKPanel surya menghasilkan energi sesuai dengan kondisi cuaca yang diterimanya. Untuk menaikkan energi yang dihasilkan sel surya sesuai dengan kondisi optimalnya digunakanlah Maximum Power Point Tracker (MPPT) yang dapat menggunakan algoritma berbeda. Penelitian ini menggunakan algoritma Incremental Conductance (keluarga Hill Climbing) yang dibangun pada sistem dengan menggunakan Arduino Uno R3. Mikrokontroller mengkondisikan DC-DC buck converter untuk mengekstraksi daya keluaran sel surya serta menyesuaikannya untuk penyimpanan. MPPT meregulasi pulse width modulation (PWM) untuk mengatur sinyal pada konverter hingga kondisi : dI/dV + I/V = 0 terpenuhi. Sistem yang dibangun dapat dilihat performansinya di dalam ruangan (menggunakan artificial light) maupun di luar ruangan (menggunakan iradiasi matahari). Validasi sistem menggunakan metode ini pada MPPT-nya memberikan performansi yang lebih baik. Sistem konvensional menghasilkan daya 0.60W dengan irradisai 432 W/m2 dan beban 10 ?. Dengan beban yang sama sistem MPPT menggunakan algoritma yang diusulkan memberikan daya keluaran sebesar 17.61W dengan iradiasi yang samaKata kunci: sel surya, MPPT, incremental conductance ABSTRACTPhotovoltaic generates energy according to the received weather condition. To increase the energy produced by solar cell corresponding with optimum condition, system used Maximum Power Point Tracker (MPPT) that can use several different algorithms. This research proposed Incremental Conductance built on the system using Arduino Uno R3. The controller determined DC-DC buck converter condition to extract solar cell output and adjust for storage purposes . MPPT regulated pulse width modulation (PWM) to determine signal in DC-DC converter until condition:dI/dV+I/V=0 is fulfilled. Performances of the system can be seen in indoor (using artificial light) or outdoor (using solar irradiation). System validation using proposed method provided better performance. The conventional system produced 0.60W with 432 W/m2 irradiation and 10 ? load. Using same load and irradiation, system with Incremental Conductance provided output 17.61WKeywords: solar cell, MPPT, incremental conductance
Perancangan Sistem Grid Tie Inverter pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya SAODAH, SITI; UTAMI, SRI
ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika Vol 7, No 2 (2019): ELKOMIKA
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/elkomika.v7i2.339

Abstract

ABSTRAKGrid Tie Inverter (GTI) merupakan inverter yang digunakan untuk mengubah energi yang dihasilkan panel surya berupa arus searah (DC) menjadi arus bolakbalik (AC). Keluaran dari GTI berupa bentuk gelombang sinusoidal yang masih belum ideal dan mempunyai nilai Total Harmonic Distortion (THD) di atas 3% serta nilai efisiensi belum mencapai 90%. Pengurangan nilai THD dan peningkatan efisiensi dapat dilakukan melalui proses kontrol switching pada inverter. Penelitian ini mengusulkan inverter dengan boost converter dua tahap, buck converter dua tahap, rangkaian switching control inverter, H-Bridge inverter dan rangkaian LC filter. Teknik switching dari inverter yang diusulkan terdiri dari kombinasi modulasi lebar pulsa sinusoida dan gelombang persegi. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan nilai THD sebesar 4,97%. Terdapat selisih sebesar 1,97% dari nilai awal perancangan. Untuk efisiensi rata-rata inverter off-grid (tidak terkoneksi dengan PLN) sebesar 89,48% dan 79,4% untuk inverter on-grid (terkoneksi dengan PLN).Kata kunci: GTI, boost converter, buck converter, switching control,grid, THD. ABSTRACTGrid Tie Inverter (GTI) is an inverter used to convert energy resulted by solar panels in the form of direct current (DC) to alternating current (AC). The output of GTI is unideal sinusoidal and having Total Harmonic Distortion (THD) above 3% and efficiency below 90%. Reducing the THD value and increasing efficiency can be done through switching control process on inverters. This research proposed an inverter using two-stage boost converter, two-stage buck converter, an inverter switching control circuit, H-Bridge inverter and LC filter circuit. The switching technique of the proposed inverter system combined sinusoidal and square wave width modulation. The result showed THD of the proposed system is 4.97%, and still, there is a difference of 1.97% of the desired value. For average efficiency of off-grid systems (not connected with State Electricity Company/PLN) is 89.48% and 79.4% for on-grid systems (connected with PLN).Keywords: GTI, boost converter, buck converter, switching control,grid, THD
PENGENALAN DAN IMPLEMENTASI PERILAKU HEMAT ENERGI DI SMP PASUNDAN 1 CIMAHI Arya Wulung; Purwinda Iriani; Sri Utami; Yanti Suprianti
Jurnal Difusi Vol 1 No 1 (2018): Jurnal Difusi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (689.243 KB) | DOI: 10.35313/difusi.v1i1.1013

Abstract

Pembangunan karakter pada siswa di jenjang pendidikan menengah, merupakan salah satu dari tujuan pendidikan dasar dan menengah di Indonesia. Salah satu standar kompetensi lulusan siswa sekolah menengah pertama adalah pengembangan karakter melalui nilai-nilai pemahaman akan sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, serta mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil dalam industri pembangkitan listrik tidak dapat dicegah karena kebutuhan listrik yang semakin meningkat. Pola konsumsi listrik sendiri dipengaruhi oleh faktor karakter dan perilaku penggunanya. Oleh karena itu dibutuhkan usaha dalam menanamkan kebiasaan bijak dalam menggunakan energi sedini mungkin kepada generasi muda. Pengembangan karakter melalui berperilaku bijak dalam penggunaan energi sendiri telah sejalan dan menunjang program penghematan energi yang dilakukan pemerintah. Melalui program pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan UPPM Polban, tim P2M dari Jurusan Teknik Energi telah melakukan kegiatan sosialisasi dan kegiatan pendukung lainnya yang bertemakan perilaku hemat energi. Mitra yang terlibat adalah SMP Pasundan 1 Cimahi. Dari kegiatan pengabdian yang telah dilakukan, tahap pertama kegiatan berupa sosialisasi/workshop hidup hemat energi telah dilakukan dan mendapat respons positif. Antusiasme wakil siswa setiap kelas dan para guru serta manajemen sekolah yang hadir dan mengikuti keseluruhan kegiatan, menjadi salah satu indikator suksesnya acara. Kegiatan tahap kedua adalah melibatkan siswa dalam menumbuhkan minat untuk berperilaku hemat energi melalui pembuatan poster hemat energi. Enam poster terbaik telah dipilih dari 150 poster yang dibuat oleh siswa. Upaya lain dalam berperilaku hemat energi di lingkungan mitra adalah melalui pemasangan stiker rambu -rambu peringatan dalam perilaku hemat energi. Dari kegiatan-kegiatan tersebut dapat disimpulkan bahwa pesan berperilaku hemat dalam penggunaan energi telah sampai pada mitra dan ditanggapi positif melalui dilakukannya pemasangan rambu-rambu peringatan (stiker) di setiap area.Kata kunci : hemat energi, sekolah menengah pertama, perilaku
PENGGUNAAN ALAT PENGERING PADA PRODUKSI OLAHAN KUDAPAN TRADISIONAL KOLONTONG Wahyu Budi Mursanto; Siti Saodah; Sri Utami
Jurnal Difusi Vol 1 No 1 (2018): Jurnal Difusi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/difusi.v1i1.1030

Abstract

Industri pengolahan makanan ringan di Jawa Barat menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dan mendapat respon baik dari masyarakat. Salah satu produk olahan dari industri tersebut adalah kudapan khas tanah Sunda seperti kolontong, wajit, ciwol, rangginang dan masih banyak jenis lainnya. Untuk menjaga kelestarian warisan kuliner khas tersebut diperlukan upaya menjaga keberlangsungan industri yang memproduksinya. Kelompok usaha kecil yang hingga saat ini masih memproduksi dan mempertahankan olahan makanan tersebut adalah Sari Ketan yang terletak di RT 14 dan 15 RW 01 Desa Ciwaruga, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Mitra tersebut memiliki produk unggulan yaitu kolontong. Salah satu proses terpenting dalam pembuatan makanan ringan atau kudapan adalah proses pengeringan. Proses pengeringan yang masih dilakukan selama ini oleh industri skala kecil pada umumnya menggunakan cara konvensional yang hanya mengandalkan sinar matahari. Kekurangan dari metode tersebut adalah lamanya waktu pengeringan, higienitas olahan makanan, dan ketergantungannya terhadap cuaca yang tidak menentu. Proses pengeringan alternatif telah digunakan oleh mitra, yakni dengan menggunakan sumber panas dari kompor LPG yang dinyalakan di dalam ruangan tempat penyimpanan olahan yang akan dikeringkan. Namun metode pengeringan tersebut rentan terhadap ketidakefisienan penggunaan energi serta mempengaruhi kualitas dan kuantitas produk. Untuk itu diperlukan suatu alat pengering yang efektif dan efisien dalam mengeringkan olahan produk. Pengujian pengeringan kolontong dilakukan pada suhu 400C dengan memakan waktu 5 jam. Perbedaan yang mencolok dari produk kolontong dengan penggunakan alat pengering adalah bentuk yang tidak terlalu besar, tetapi dari sisi tekstur dan kerenyahan, sama dengan produk kolontong yang diolah secara tradisional. Dalam kegiatan pengabdian ini, telah menghasilkan luaran berupa alat pengering makanan berkapasitas 1,5 kg dengan metoda konveksi beserta peralatan pendukungnya, modul pelatihan dan SOP pengoperasian.Kata kunci: sistem informasi geografis on line, data penduduk, aset
Perancangan dan Simulasi Pengendalian Governing Isochronous pada PLTP Darajat Ricky Rofi; Iganatius Riyadi Mardiyanto; Sri Utami
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 12 (2021): Prosiding 12th Industrial Research Workshop and National Seminar (IRWNS)
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.205 KB)

Abstract

Perancangan dan Simulasi Pengendalian Governing Isochronous pada PLTP Darajat
Assessing the Readiness of Lecturers and Students in Adapting to Online Learning in Vocational Higher Education Sri Utami; Yanti Suprianti
Humaniora Vol. 13 No. 3 (2022): Humaniora
Publisher : Bina Nusantara University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21512/humaniora.v13i3.7639

Abstract

The research aimed to identify the teaching experience carried out by lecturers in vocational higher education, Department of Energy Conversion Engineering, dominated by practical lectures during online learning. Online learning carried out during the pandemic was one of the efforts to manage the learning process to suppress the coronavirus's spread (COVID-19). In the learning process, which involved students and lecturers, limitations were not only felt by students as participants in the learning process but also by lecturers who were in charge of the courses. Activities in the laboratory were undertaken at all levels and accounted for more than 40% of all learning activities. The experience of the online teaching process for vocational engineering education was very interesting to be researched since the challenges of delivering practical material had a 50% proportion of the entire course. Observations on laboratory activities during online lectures could be a reference for further learning activities. Qualitative methods were used by observation, data collection and compilation, and analysis. From the data that have been accumulated, it can be concluded that several components become obstacles in the online learning process for engineering/vocational higher education. However, some parts are also considered beneficial during the learning process for the lecturers and students. 
Compensation to Fulfill Voltage Drop Security in Medium Voltage Feeders Hermagsantos Zein; Sri Utami; Siti Saodah; Conny Kurniawan Wachjoe
Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Komputer dan Informatika Vol 8, No 4 (2022): Desember
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/jiteki.v8i4.24743

Abstract

Increasing the load or expanding the feeder can increase the voltage drop. In addition, the greater the flow of reactive power on the line, the worse the voltage drop. On the other hand, the voltage must meet certain safety limits, and one way to correct the voltage drop is to apply for compensation. However, calculating the voltage drop through the power flow and the measurement methods is difficult to apply because it is necessary to determine the value of the amount of load on each node. This paper will propose a simple method that is convenient to apply to determine the compensation needed to maintain voltage quality in medium voltage feeders. The methodology used is a current source approach that functions as a variable. Then the current flow along the channel is assumed as a linear function so that the load center point is obtained according to the feeder configuration and load capacity. The simulation results on the 21-node feeder assuming a power factor of 0.8, show that the voltage drop improvement is quite effective with compensation. For example, at a 150 A current source, with 30 A compensation, the voltage drop can be increased from 4.45% to 3.98%. Furthermore, by applying for compensation, it is possible to expand the load to a source current of 165 A with a compensating current of 80 A.
Peningkatan Daya Saing Remaja Masjid Desa Ciwaruga Melalui Pengenalan Teknik Instalasi LRTS Sri Utami; Bambang Puguh Manunggal; Toto Tohir; Destri Muliastri; Sapto Prajogo; Ambar Susanto
Jurnal Inovasi Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 2 No 2 (2022): JIPPM - Desember 2022
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (692.812 KB) | DOI: 10.54082/jippm.38

Abstract

Penetapan peraturan ESDM Nomor 49 Tahun 2018 telah mengeluarkan peraturan terkait instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), serta program pemerintah gerakan nasional sejuta surya atap, telah membuka peluang kerja bagi generasi muda yang belum memiliki pekerjaan. Akan tetapi untuk terlibat dalam program nasional tersebut harus memiliki kompetensi instalasi PLTS. Kabupaten Bandung Barat saat ini memiliki tingkat pengangguran yang cukup tinggi dengan jumlah pengangguran mencapai 65.000 orang. Desa Ciwaruga sebagai salah satu desa yang menjadi penyumbang jumlah pengangguran. Melalui koordinasi Remaja Masjid Jamie Babussalam dilakukan kegiatan yang bertujuan meningkatkan kompetensi agar menambah daya saing dalam mencari pekerjaan. Terkait prospek bisnis PLTS atap, maka sangat tepat jika pada kelompok remaja masjid tersebut diberikan pelatihan melalui kegiatan tentang instalasi PLTS. Metode kegiatan ini adalah pelatihan dan pembinaan Listrik Rumah Tangga Tenaga Surya (LRTS). Hasil kegiatan berupakan peningkatan skill dan pengetahuan LRTS, sertifikat serta rencana kerjasama selanjutnya dari Desa Ciwaruga dengan Tim PKM.