Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Rancang Bangun Band Pass Filter Frekuensi 1.27 GHz untuk Teknologi Synthetic Aperture Radar FITRIANTO, RIFAN; ROHMAH, YUYUN SITI; SAPUTRA, EFA MAYDHONA
ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika Vol 5, No 2 (2017): ELKOMIKA
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/elkomika.v5i2.149

Abstract

ABSTRAKSynthetic Apertur Radar (SAR) adalah teknologi radar yang digunakan untuk pengambilan gambar suatu objek dalam bentuk 2 atau 3 dimensi (penginderaan jarak jauh). Sistem tersebut  bekerja pada rentang frekuensi 1.265 sampai dengan 1.275 GHZ dengan frekuensi tengahnya 1.27 GHz. Agar sistem SAR ini dapat bekerja dengan optimal, dibutuhkan suatu perangkat filter yang dapat meloloskan frekuensi yang diinginkan. Sebelumnya sudah ada penelitian yang membuat perangkat ini di band frekuensi yang sama namun menggunakan bahan duroid 5880 dan resonator berbentuk kotak. Bandpass filter Pada penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode Hairpin line dan bahan epoxy FR4. Hasil pengukuran menunjukkan nilai Return Loss masih cukup besar yaitu -9.33 dB dan nilai Insertion Loss minimal sebesar -13.51 dB.Kata kunci: Syntethic Aperture Radar, Band Pass Filter, Hairpin-lineABSTRACTSynthetic Aperture Radar (SAR) is a radar technology that used for taking an object in the form of 2 or 3 dimensions (remote sensing). It works in the frequency range 1.265 to 1.275 GHZ with a middle frequency of 1.27 GHz. SAR system can work optimally if it support a filter device that can pass the desired frequency. Previously there has been research that makes this device in the same frequency band but using 5885 duroid material and square resonator. Bandpass filter In this study designed using Hairpin line method and FR4 epoxy material. The measurement results of Return Loss values are still quite large  arround -9.33 dB and Insertion Loss minimum at -13.51 dB.Keywords: Syntethic Aperture Radar, Band Pass Filter, Hairpin line
ANALISIS PERBANDINGAN HARGA JARINGAN LISTRIK PENERANGAN PADA MODEL JARINGAN KONVENSIONAL DAN JARINGAN BERBASIS RELE Efa Maydhona Saputra; Diki Dirgiantara; Topan Wira Buana
Jurnal Elektro dan Telekomunikasi Terapan (e-Journal) Vol 4 No 2: JETT Desember 2017
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.096 KB) | DOI: 10.25124/jett.v4i2.1111

Abstract

Jaringan listrik penerangan pada penelitian ini mengacu pada jaringan listrik yang digunakan untuk mengontrol nyala dan matinya lampu, bukan mengatur redup terangnya lampu. Jaringan konvensional dan jaringan berbasis relay memiliki dua perbedaan mendasar, yaitu pada pemilihan jenis kabel, dan relay sebagai pengganti fungsi saklar. Jaringan konvensional umumnya menggunakan jenis kabel dengan luas penampang sebesar mungkin untuk menghindari rugi-rugi akibat daya disipasi. Sedang pada jaringan berbasis relay, selain menggunakan relay dan power supply sebagai komponen utama, jenis jaringan ini cukup menggunakan kabel dengan luas penampang yang kecil, karena tegangan yang dilewatkan hanya 5V. Perbedaan penggunaan jenis kabel membuat biaya yang dibutuhkan pada kedua jenis jaringan juga berbeda. Jaringan konvensional membutuhkan banyak biaya ketika kabel yang digunakan sangat panjang, sedang jaringan berbasis relay akan boros biaya ketika kabel yang digunakan cukup pendek. Ada satu kondisi, dimana kedua jenis jaringan tersebut membutuhkan biaya yang sama. Kondisi ini ditentukan oleh panjang kabel yang digunakan. Dengan mengetahui kondisi tersebut, teknisi listrik dapat meminimalisir kebutuhan biaya untuk jaringan penerangan.
Improvement in the LDPC Error Correction Process Based on FPGA Implementation Tarigan Aditia; Rita Purnamasari; Efa Maydhona Saputra
JMECS (Journal of Measurements, Electronics, Communications, and Systems) Vol 1 No 1 (2015): JMECS
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/jmecs.v1i1.1476

Abstract

LDPC is one of channel coding technique which can achieve the nearest to the shannon limit. The focus of this paper is to give improvement for LDPC error correcting process using message passing algorithm. This works used FPGA Cyclon II for implementing the process. This paper worked with two different LDPC matrix, matrix (8, 16) and matrix (24, 48). Matrix (24,48) had wc = 4 and wr = 8. Matrix (8, 16) had wc = 2 and wr = 4. The comparison of these two matrix would present the effects in the error correcting decision for message passing algorithm and the effect for implementing the algorithm on FPGA Cyclon II. This research purpose was to prove message passing algorithm can provide more than one bit error correction.
Perancangan Dan Realisasi Wireless Device Reminder Multi User Menggunakan Teknik Modulasi Digital Pada Modul Xbee Yudiansyah Yudiansyah; Iswahyudi Hidayat; Efa Maydhona Saputra
eProceedings of Engineering Vol 2, No 1 (2015): April, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada dasarnya manusia tidak lepas dari sifat lupa. Terkadang lupa dengan barang-barang yang seharusnya ingin di bawa tetapi tertinggal begitu saja. Terutama dengan barang-barang yang kita anggap penting seperti Dompet, ponsel, dan kunci. Oleh karena itu dibutuhkan suatu perangkat yang mampu mengurangi resiko permasalahan tersebut. Pada tugas akhir ini, dirancanglah alat pengingat menggunakan sistem nirkabel. Alat ini terdiri dari dua bagian utama yaitu modul pemancar dan modul penerima. Ketika jarak antara pemancar dan penerima lebih dari 3 meter maka buzzer akan berbunyi sebagai reminder. Perangkat utama yang digunakan adalah Modul XBee dan Arduino Uno. Konfigurasi yang digunakan adalah multipoint to point. Kata kunci : Transmitter, Receiver, aarduino uno, Zigbee, buzzer.
Desain Arsitektur Dan Implementasi Pengkode-pendekode Hard Decision Ldpc Menggunakan Algoritma Message Passing Aditia Tarigan; Rita Purnamasari; Efa Maydhona Saputra
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Low Density Parity Check atau LDPC merupakan teknik channel coding yang dikembangkan oleh Robert G. Gallager pada tahun 1962. LDPC dikenal akan kemampuannya sebagai teknik pengkode yang terdekat untuk mencapai maksimum dari Shannon capacity dan kompleksitas rendah pada implementasi. Penelitian ini bertujuan untuk merancang arsitektur dan mengimplementasikan teknik pengkode dan pendekode LDPC pada FPGA. Metode koreksi error yang digunakan pada implementasi adalah algoritma message passing. Proses implementasi menggunakan dua jenis code rate yaitu code rate ½ dan code rate ¾. Pada code rate ½, matriks yang digunakan adalah matriks 4x8, matriks 8x16, dan matriks 24x48. Pada code rate ¾, matriks yang digunakan adalah matriks 4x16. Dari hasil percobaan menunjukkan bahwa algoritma message passing dapat melakukan koreksi error lebih dari satu bit error. Hasil implementasi sistem menunjukkan bahwa frekuensi kerja matriks 4x8 adalah 1,35 MHz, frekuensi kerja matriks 8x16 adalah 0,909 MHz, frekuensi kerja matriks 24x48 adalah 0,156 MHz, dan frekuensi kerja matriks 4x16 adalah 1,35 MHz. Kata kunci : code rate, FPGA, LDPC, message passing.
Rancang Bangun Prototipe Detektor Gangguan Listrik Berbiaya Rendah Berbasis IP pada Kampus Institut Teknologi Sumatera Efa Maydhona Saputra; Uri Arta Ramadhani
Electrician : Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Vol. 16 No. 2 (2022)
Publisher : Department of Electrical Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/elc.v16n2.2271

Abstract

The ITERA electrical faults cannot be handled quickly by electricians due to the absence of a qualified monitoring system. It is also not possible to purchase a monitoring system with institutional scale because of the high price. Therefore, a low-cost electrical fault detector is designed with current sensor SCT013-000 as main device and communicates over an IP-based network. This detector is integrated with an electrical network information system that can be monitored via a web-browser. The system designed has succeeded in providing information on electrical disturbances with an average delay of 6 seconds and a maximum of 64 seconds when the detector loses its electricity supply. The price for a set of detectors with 2 sensors is around Rp. 249,500, it is relatively cheaper than similar products on the market.