Nova Rosdiana
Departemen Radiologi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Indonesia, 23111

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Gambaran radiografi impaksi ektopik molar tiga disertai kista dentigerous dalam sinus maksilaris pada radiograf CBCT 3D Nova Rosdiana; Farina Pramanik
Jurnal Radiologi Dentomaksilofasial Indonesia (JRDI) Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Radiologi Dentomaksilofasial Indonesia (JRDI)
Publisher : Ikatan Radiologi Kedokteran Gigi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32793/jrdi.v3i2.485

Abstract

Objectives: The aim of this case report is to explain further about radiograph on impacted right maxillary third molar and canine using CBCT 3D. Case Report: A 18 year old female patient came with swelling on her upper right posterior gum. The condition was associated with pus contained in the gum. Physical examination revealed no exact abnormalities condition on her teeth. Panoramic radiograph examination showed radiopaque image surrounded by radiointermediate image in maxillary sinus. The result of 3D CBCT radiograph exhibited radioopaque image resembling tooth 18 surrounded by unilocular radiointermediate filling 2/3 maxillary sinus with well-defined border. Conclusion: CBCT is a supported examination which may help in establishing diagnosis more accurately.
Evaluasi gigi supernumerary yang menyerupai odontoma menggunakan cone beam computed tomography (CBCT) Nova Rosdiana; Belly Sam; Lusi Epsilawati
Jurnal Radiologi Dentomaksilofasial Indonesia (JRDI) Vol 3 No 3 (2019): Jurnal Radiologi Dentomaksilofasial Indonesia (JRDI)
Publisher : Ikatan Radiologi Kedokteran Gigi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32793/jrdi.v3i3.438

Abstract

Objectives: This report is aimed to present a case about the resembling appearance of supernumerary teeth and odontoma in CBCT radiograph. Case Report: A female patient came to the radiology installation for CBCT examination of the maxillary anterior region. The patient brought a referral from the IKGA section with a diagnosis of tooth impaction 11 accompanied by odontoma. From the results of the CBCT examination, it was clear that radiopaque clearly demarcated with an irregular shape that had an enamel, dentinal structure with incomplete root formation. Conclusion: Odontoma has very similar appearance with supernumerary teeth in CBCT radiograph, understanding the specific characteristics is a need to help in diagnosis.
LEBAR SALURAN NAFAS FARING DAN POSISI TULANG HYOID PASIEN MALOKLUSI SKELETAL KELAS I DAN II PADA RADIOGRAF SEFALOMETRI Nova Rosdiana; Suhardjo Sitam; Farina Pramanik; Ratna Indriyanti
Cakradonya Dental Journal Vol 13, No 2 (2021): Agustus 2021
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (746.988 KB) | DOI: 10.24815/cdj.v13i2.23529

Abstract

Lebar saluran nafas faring dapat dipengaruhi pola skeletal wajah dan posisi tulang hyoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan lebar saluran nafas faring atas, bawah, dan posisi tulang hyoid antara pasien maloklusi skeletal kelas I dan kelas II ditinjau menggunakan radiograf sefalometri. Penelitian ini berupa deskriptif analitik yang menggunakan arsip data sekunder radiograf sefalometri pasien di Instalasi Radiologi Kedokteran Gigi RSGM UNPAD. Sampel penelitian ditentukan dengan metode purposive sampling dengan jumlah 44 arsip radiograf sefalometri. Rata- rata lebar saluran nafas faring atas pasien maloklusi skeletal kelas I 14,81±4,08 mm dan kelas II 12,27±3,16 mm dengan nilai P 0,0026 (P 0,05). Rata-rata lebar saluran nafas faring bawah pasien maloklusi skeletal kelas I 11,66±2,57 mm dan kelas II 10,62±1,77 mm dengan nilai P 0,202 (P0,05). Posisi tulang hyoid kelas I dan kelas II menunjukkan hasil yang sama, 7 posisi segitiga positif dan 15 segitiga negatif dengan nilai P 1,000 (P0,05). Terdapat perbedaan signifikan lebar saluran nafas faring atas antara pasien maloklusi skeletal kelas I dan kelas II ditinjau menggunakan radiograf sefalometri. Tidak ditemukan perbedaan signifikan lebar saluran nafas faring bawah dan posisi tulang hyoid.
LEBAR SALURAN NAFAS FARING DAN POSISI TULANG HYOID PASIEN MALOKLUSI SKELETAL KELAS I DAN II PADA RADIOGRAF SEFALOMETRI Nova Rosdiana; Suhardjo Sitam; Farina Pramanik; Ratna Indriyanti
Cakradonya Dental Journal Vol 13, No 2 (2021): Agustus 2021
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/cdj.v13i2.23529

Abstract

Lebar saluran nafas faring dapat dipengaruhi pola skeletal wajah dan posisi tulang hyoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan lebar saluran nafas faring atas, bawah, dan posisi tulang hyoid antara pasien maloklusi skeletal kelas I dan kelas II ditinjau menggunakan radiograf sefalometri. Penelitian ini berupa deskriptif analitik yang menggunakan arsip data sekunder radiograf sefalometri pasien di Instalasi Radiologi Kedokteran Gigi RSGM UNPAD. Sampel penelitian ditentukan dengan metode purposive sampling dengan jumlah 44 arsip radiograf sefalometri. Rata- rata lebar saluran nafas faring atas pasien maloklusi skeletal kelas I 14,814,08 mm dan kelas II 12,273,16 mm dengan nilai P 0,0026 (P 0,05). Rata-rata lebar saluran nafas faring bawah pasien maloklusi skeletal kelas I 11,662,57 mm dan kelas II 10,621,77 mm dengan nilai P 0,202 (P0,05). Posisi tulang hyoid kelas I dan kelas II menunjukkan hasil yang sama, 7 posisi segitiga positif dan 15 segitiga negatif dengan nilai P 1,000 (P0,05). Terdapat perbedaan signifikan lebar saluran nafas faring atas antara pasien maloklusi skeletal kelas I dan kelas II ditinjau menggunakan radiograf sefalometri. Tidak ditemukan perbedaan signifikan lebar saluran nafas faring bawah dan posisi tulang hyoid.