Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

MANFAAT TANAMAN PERKARANGAN DAERAH CONDET, SRENGSENG SAWAH DAN MENGGARAI DI DKI JAKARTA Yarni .; Yenisbar .; Sarro Ina Ita Bangun
JESBIO : Jurnal Edukasi dan Sains Biologi Vol 1 No 1 (2012): Jurnal Edukasi dan Sains Biologi
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Almuslim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi tanaman pekarangan daerah Codet Sarangseng Sawah dan Manggarai di DKI Jakarta. Metode yang digunakan adalah dengan mengumpulkan data primer dan dara sekunder. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanaman pekerangan banyak ditemukan di Srengseng Sawah (2480 tanaman) yang terdiri atas149 spesies dan 61 family. Kemudian diikuti oleh Condet (1963 tanaman) yang terdiri atas 145 spesies dan 61 family dan Manggarai (645 tanaman) yang terdiri dari 89 spesies dan 44 family. Berdasarkan manfaatnya, tanaman perkarangan tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam tanaman sebagai sumber bahan bakar dan bahan bangunan rumah.  Kata kunci: Tanaman perkarangan, Klasifikasi, Fungsi tanaman.
PEMANFAATAN LAHAN TERBATAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN PANGAN DI ERA COVID-19 Asmah Yani; Yenisbar Yenisbar; Karesia Agatha Pieter; Hamim Rudi R
Jurnal Imiah Management Agribisnis (Jimanggis) Vol 1 No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Management Agribisnis (Jimanggis)
Publisher : Magister Agribisnis Program Pascasarjana Universitas Sjakhyakirti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.322 KB) | DOI: 10.48093/jimanggis.v1i2.47

Abstract

Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari kecukupan ketersediaan, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Di Era Covid-19 yang mulai dicanangkan pada Maret 2020 yang lalu berdampak besar bagi masyarakat Indonesia karena untuk memutus rantai penularan Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Hal ini berdampak sekali pada pengadaan pangan keluarga, Salah satu solusinya adalah dengan pemanfaatan lahan terbatas di sekitar rumah untuk dijadikan lahan budidaya dalam memenuhi kebutuhan keluarga terutama untuk sayuran, rempah dan ikan, walau tidak banyak tapi bisa membantu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui budidaya apa saja yang dapat dilakukan dilahan terbatas dan faktor-faktor penghambat dalam budidaya tanaman di lahan terbatas. Penelitian dilakukan di Bojong Gede dan Bekasi, serta secara daring dengan menyebar kuesioner ke responden di berbagai wilayah di Indonesia. Hasil penelitian diperoleh bahwa pemanfaatan lahan terbatas bisa dilakukan untuk budidaya sayuran seperti cabai, kangkung, bayam, sawi dan tanaman obat atau rempah seperti jahe, kunyit, kencur, temu lawak dan ikan yang dibudidaya dengan metode aeroponik dengan kombinasi ikan dan sayur kangkung atau sawi dengan media air menggunakan drum. Faktor penghambat dalam budidaya di lahan terbatas ada faktor teknis dan sosial. Dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan lahan terbatas sangat menguntungkan karena bermanfaat dalam memenuhi sebagian dari kebutuhan pangan, budidaya bisa dilakukan di pekarangan rumah, samping rumah, belakang rumah atau di rootop.
MANFAAT TANAMAN PERKARANGAN DAERAH CONDET, SRENGSENG SAWAH DAN MENGGARAI DI DKI JAKARTA Yarni .; Yenisbar .; Sarro Ina Ita Bangun
JESBIO : Jurnal Edukasi dan Sains Biologi Vol 1 No 1 (2012): Jurnal Edukasi dan Sains Biologi
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Almuslim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.724 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi tanaman pekarangan daerah Codet Sarangseng Sawah dan Manggarai di DKI Jakarta. Metode yang digunakan adalah dengan mengumpulkan data primer dan dara sekunder. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanaman pekerangan banyak ditemukan di Srengseng Sawah (2480 tanaman) yang terdiri atas149 spesies dan 61 family. Kemudian diikuti oleh Condet (1963 tanaman) yang terdiri atas 145 spesies dan 61 family dan Manggarai (645 tanaman) yang terdiri dari 89 spesies dan 44 family. Berdasarkan manfaatnya, tanaman perkarangan tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam tanaman sebagai sumber bahan bakar dan bahan bangunan rumah.  Kata kunci: Tanaman perkarangan, Klasifikasi, Fungsi tanaman.
Pengaruh Komposisi Media Tanam terhadap Pertumbuhan Taka Asal Kepulauan Seribu Sebagai Bahan Pangan Alternatif Yenisbar Yenisbar; Luluk P. Ekowahyuni; Umbu Yogi Pratama
Agrosains : Jurnal Penelitian Agronomi Vol 22, No 1 (2020): Agrosains : Jurnal Penelitian Agronomi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.266 KB) | DOI: 10.20961/agsjpa.v22i1.36012

Abstract

Polynesia arrowroot as alternative food resource are rather difficult to be cultivated because of it’s dormant tubers. The propagation needed techniques for growth media optimization to provide a source of planting material. This study aimed to determine the best black Polynesia arrowroot growth from Kepulauan Seribu from several combinations of planting media. The method used was Block Randomized Design (BRD) with planting media treatment (M) : M1 = large granule sand +soil+choarcoal (1: 1:1 v / v), M2 = large granule sand+soil+organic fertilizer (1 : 1: 1 v / v) and M3 = large granule sand +soil+ organic fertilizer (2: 1: 1 v / v). Data were tested by  IBM SPSS software version 23 and further tests using DMRT at a level of 5%. The results showed the number leaves increase  and plant height increase The best media treatment for number of leaves was large granule sand + soil, while the highest plant height in large granule sand + soil media + manure.
VARIASI KARAKTERISTIK, KONDISI EKOLOGI, DAN KANDUNGAN PROKSIMAT TANAMAN KECONDANG (Tacca leontopetaloides (I.) KUNTZE DI PULAU SERIBU Luluk Prihastuti Ekowahyuni; Yenisbar Yenisbar
Jurnal AGROHITA: Jurnal Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Vol 6, No 2 (2021): Jurnal AGROHITA
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jap.v6i2.5299

Abstract

Upaya penyelamatan tanaman kecondang yang masih tumbuh liar, merupakan langkah awal untuk mendeskripsi potensi jenis berbagai kecondang yang tersebar di pulau Seribu. Takka(Kecondang) membutuhkan kondisi ekologi tertentu untuk pertumbuhannya sehingga diperlukan anlisis ekologi untuk takka (Kecondang) di wilayah Pulau Seribu.Dari penelitian ini nanti akan disimpulkan disimpulkan bahwa 26 hibrida harapan cabai koleksi Peneliti UNAS dapat dikelompokkan menjadi berapa kelompok dan berapa besarnya tingkat kemiripannya. Diharapkan juga setiap gerombol memiliki karakteristik yang berbeda. Penggerombolan direncanakan berdasarkan : warna batang warna daun warna tangkai sari Posisi bunga, warna mahkota bunga, warna tangkai sari, warna buah fase intermediet, panjang buah, bentuk ujung buah dan diduga memiliki nilai korelasi yang besar dan positif dengan kadar capsaicin. Berdasarkan hasil penelitian umbi kecondang dimanfaatkan oleh masyarakat di p. kangean tepungnya untuk dikonsumsi sendiri tidak diperjual belikan dan kecamatan Sumenep sudah dibudidayakan, dan tepungnya untuk dikonsumsi sendiri, kadangkala dijual dengan harga Rp 5000, sampai rp 7000,- jika tetangga desanya membutuhkan pada saat akan lebaran dan pesta. Kandungan karbohidrat Tacca cukup tinggi mencapai 90%,sedangkan kandungan proksimatnya seperti protein mencapai 1.1-1.5 %, lemak mencapai 0.08-0.10 %, bila dibanduingkan kandungan karbohidratnya dengan sorghum hanya 73%, jagung 72.4 %, singkong 37.4 %, kedelai 30.1%. kecondang selain kandungan karbohidratnya tinggijuga kandungan mineral Kaliumnya tinggi mencapai 904.86-966.74 mg/100g.
Distribution of Karamunting (Rhodomyrthus tomentosa AITON) in Several Regions and Its Secondary Metabolite Content Yenisbar Yenisbar; Asmah Yani
Journal of Tropical Biodiversity Vol 2 No 3 (2022): August 2022
Publisher : Universitas Nasional Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.235 KB)

Abstract

Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa Aiton) (fam: Myrtaceae), also called Ceylon cherry, downy rose myrtle, is native to South Asia. It treats diarrhea, dysentery, leukorrhea, hemorrhoids, toothache, infection and bleeding after childbirth, heart, and clears cholesterol. The research was conducted between April and August 2016 in South Sumatra in Padamaran and Tanjung Batu Villages and West Kalimantan in Kawat, Karamunting, and Capkala Villages analyzed the distribution of the karamunting plant and its secondary metabolites. Purposive sampling with the transect method was used. The observation variables analyzed included the species present, the number of individuals of each species, height, DBH, and coverage area. Species Composition, Relative Density (KR), Relative Frequency (FR), Relative Dominance (DR), and Important Value Index (INP) were all instrumental to the data analysis calculation. The findings indicated that there were 48 seedlings and 19 sapling species. The density and frequency were greater than that of other plants at the growth rate of seedlings and saplings. While the distribution was dominant in the Capkala Village, the most abundant phenol of karamunting leaves was discovered in Tanjung Batu Village, plentiful flavonoids in Padamaran Village, and the highest saponins and tannins in Karamunting Village. Furthermore, tannin was plentiful in Capkala Village.
Correlation of Butterfly (Lepidoptera: Papillionoidea) With Flowering Plant In The Bodogol Nature Conservation Education Center, Mount Gede Pangrango Hasni Ruslan; Yenisbar Yenisbar; Abda’u Satiyo
Journal of Tropical Biodiversity Vol 3 No 2 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Nasional Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Butterflies are one type of insect that functions as a pollinator. Research on butterflies in the Bodogol Nature Conservation Education Area (PPKAB), has already been published, but research on the correlation of butterflies with flowering plants has not yet been published. The purpose of this study was to determine the correlation between butterflies and flowering plants in the PPKB area. The research was conducted in February-June 2022 in heterogeneous and homogeneous forests. The research was conducted using purposive sampling method. In each observation, 10 plots were observed in heterogeneous on 3 lanes (Rasamala, Canopi, and Aprika), and in homogeneous forest on 3 lanes (Cikaweini-Cipadaranten, and Gembong koneng). Research using cameras and insect nets. In this study, 78 species, 4 families with 261 individuals were found in heterogeneous forests, and 39 species, 5 families with 158 individuals in homogeneous forests. Butterfly families: Papilionidae, Pieridae, Nymphalidae, Lycenidae, and Rionidae. The Nymphalidae family is one of the families with the highest number of species and individuals compared to other families. Based on the index value of butterfly diversity, it is classified as high (heterogeneous) and medium (homogeneous). High evenness index in both habitats. Jamides celeno is one of the dominant species in both habitats. Correlation analysis showed that there was a strong relationship between flowering plants and the number of individual butterflies in both habitats (heterogeneous and homogeneous).
The Effect of Dosage and Time of Application Potassium Fertilizer on Growth of Bidara (Ziziphus Rotundifolia) Wayan Rawiniwati; Yenisbar Yenisbar
Journal of Tropical Biodiversity Vol 3 No 2 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Nasional Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aimed to analyze the effect of dosage and time of application and potassium fertilizer to bidara plants’ (Ziziphus rotundifolia) growth. This research was arranged by Split Plot design in a Randomized Complete Block Design (RCBD). The Factor of Potassium time of application, that were during planting, 2 weeks after planting; 4 weeks after planting; 6 weeks after planting, was as the main plot, while the potassium fertilizer dosage of (K2O) 0 kg ha-1, 60 kg ha-1, 120 kg ha-1, 180 kg ha-1 as secondary plot. The results showed that the time of application of Potassium fertilizer had an effect on the height of the best Bidara at the age of 2 week after planting. The 60 kg K2O ha-1 dosage can increase plant height from 2 week after aplication to 10 week after aplication. The applications of 4 week after planting produced in a higher number of shoots than applications at 2 or 6 week after planting. The fertilizer application at 6 weeks after planting showed the highest fresh leaf weight and dry leaf weight which were 50,631 g and 20,900 g and the lowest in application 2 weeks after planting were 24,263 g and 12,925 g. The fertilizer dosage as much as 60 kg ha-1 produced the highest dry weight which 18,069 g. Fertilizing as much as 180 kg ha-1, showed the highest root fresh weight of at 12,757 g, compared to the control (8,900 g). The Potassium application of 6 week after planting produced the longest root growth (20,500 cm) compared to other treatments.
Pelatihan Tentang Budidaya Microgreen Dan Pemanfaatannya Dalam Pengadaan Sayuran Di Era New Normal Covid-19 Di Desa Bojong Gede, Kecamatan Bojong Gede, Bogor Asmah Yani; Yenisbar Yenisbar
Jurnal Pengabdian Pasca Unisti (JURDIANPASTI) Vol 1 No 1 (2023): Jurnal Pengabdian Pasca Unisti (JURDIANPASTI)
Publisher : Universitas Sjakhyakirti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48093/jurdianpasti.v1i1.128

Abstract

Pengabdian pada masyarakat dengan judul “Pelatihan Tentang Budidaya Microgreen dan Pemanfaatannya Dalam Pengadaan Sayur Dalam Keluarga Di Era New Normal Covid-19” telah dilaksanakan secara daring via zoom pada hari Kamis, 4 Februari 2021 dengan peserta tidak hanya berasal dari Desa Bojong Gede, Kecamatan Bojong Gede, Bogor saja tapi menjadi luas dalam skala Nasional ini bertujuan untuk memunculkan sikap kreatif dan inovatif bagi kelompok masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya yang ada sehingga mampu menyediakan sendiri sayuran untuk kebutuhan keluarga. Pelatihan ini diharapkan dapat menambah pendapatan juga bila sasaran pelatihan tertarik untuk terus menerus berproduksi sehingga bisa dijual untuk menambah pendapatan keluarga. Metode yang diterapkan dalam mencapai tujuan seperti tersebut di atas adalah melalui pelatihan yang berupa “soft skills” dalam bentuk ceramah dan diskusi dalam bentuk pelatihan melalui simulasi/praktek bagaimana cara budidaya sayuran dengan microgreen. Sasaran pelatihan adalah ibu-ibu PKK dan masyarakat umum yang berminat dengan jumlah 97 orang. Dari proses pelatihan yang dilakukan animo peserta sangat baik terlihat dari banyaknya peserta yang bertanya dalam sesi diskusi tentang microgreen ini. Lebih dari 50 % peserta mengatakan belum pernah dengar istilah microgreen, sehingga menurut peserta kegiatan ini sangat inovatif dan kreatif, dan berharap akan diadakan kegiatan lanjutan baik secara daring ataupun tatap muka bila situasi pandemic covid-19 sudah kondusif.