Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Economical Analysis of 3GT Traditional Fishing Vessels in The Waters of Bengkalis Island Budhi Santoso; Jamal Jamal
Jurnal IPTEK Vol 25, No 2 (2021)
Publisher : LPPM Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.iptek.2021.v25i2.257

Abstract

Bengkalis Island is the island of the capital city of Bengkalis regency, Riau province. Bengkalis Island is surrounded by the ocean so that the people who are on the edge of the coast mostly work as fishermen. Fishing boats in Bengkalis Island reach more than 2000 units. The limitations of fishing make it fishermen more difficult to get more income. There are a lot of efforts made by fishermen to improve these results including increasing engine power/speed of the ship and also changing fishing gear. To change this means increasing the operational costs of ships. For this reason, economic analysis needs to be calculated. In this study fishing boats are divided into 6 models, 3 models are distinguished based on the driving machine, namely 12 PK, 16 PK, and 24 PK while the other 3 models are distinguished based on the fishing gear, namely tansi net, kurau net, and longline. Analysis using the Net Present Value (NPV) method is knowing the model of the ship that returns the fastest capital and has the biggest advantage. The largest Net Present Value (NPV) is in Model 3 or 4 with NPV of Rp 307,091,520 and Internal Rate of Return (IRR) of 608.4%, namely yapal vessels that have 24 PK engine power and use tansi fishing gear
Perbandingan Efisiensi Daya Mesin Kapal Nelayan Tradisonal 3 GT Budhi Santoso; Jamal Jamal; Sarwoko Sarwoko
Jurnal Rekayasa Mesin Vol 12, No 1 (2017): Volume 12, Nomor 1, April 2017
Publisher : Jurusan Teknik Mesin - Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32497/rm.v12i1.990

Abstract

Pengunaan mesin penggerak utama kapal nelayan tradisonal dikalangan masyarakat nelayan tradisional masih mengunakan mesin diesel. Masyarakat nelayan tradisional di Kabupaten Bengkalis menggunakan kapal dengan kapasitas 3 GT dengan pemakain mesin yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi daya dari masing-masing kapal nelayan tradisonal 3 GT di Kabupaten Bengkalis. Perhitungan tahanan kapal, perhitungan daya mesin, dan perhitungan efisiensi mesin utama kapal.Hasil perhitungan mendapatkan perbandingan dari masing-masing kapal 3 GT daya mesin terbesar tipe kapal KM. Nazarudin 26,44% mesin utama 47,86 Hp; tipe kapal KM. Sopyan 26,30% mesin utama 47,61 Hp; kapal tipe KM. Merpati 25,74% mesin utama 46,6 Hp; tipe kapal KM. Kayati 21,52% mesin utama 38,95 Hp. Efiseinsi masing-masing tipe kapal KM. Merpati 27,08%; Km. Sopyan 24,32%;KM. Nazarudin 24,31%; KM Kayati 24,28%. Dengan demikian nilai efisiensi yang baik adalah yang terbesar yaitu kapal KM. Merpati..
EVALUASI DESAIN KAPAL POMPONG BERBAHAN PLASTIK HIGH DENSITY POLYETHYLENE SECARA TEKNIS DAN REGULASI Jamal Jamal; Edy Haryanto
INOVTEK POLBENG Vol 6, No 1 (2016): INOVTEK VOL.6 NO 1 - 2016
Publisher : POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35314/ip.v6i1.48

Abstract

Abstrak Kapal pompong merupakan nama istilah untuk kapal-kapal tradisional yang ada di daerah Riau pesisir dan sekitarnya. Kapal pompong didesain menggunakan bahan dasar plastikHigh density polyethylene (HDPE), kapal ini didesain untuk mengantikan kapal pompong tradisional yang terbuat dari bahan kayu yang pada saat ini bahan dasar kayu sulit didapatkan.Pada penelitian sebelumnya telah ditetapkan bentuk, ukuran dan struktur kapal pompon yang cocok untuk daerah perairan Riau pesisir.Namun demikian evaluasi secara teknis dan secara regulasi dibidang statutory belum dilakukan. Untuk itu pada penelitian ini dilakukan evaluasi secara teknis dan regulasi yang meliputi: evaluasi keterapungan kapal, evaluasi free board dan evaluasi stabilitas kapal. Secara teknis kapal pompong nelayan 3 GT yang telah didesain menggunakan material plastic dapat terapung dengan tinggi syarat (T) = 0,232 m, lebih terapung dibandingkan kayu dan fibreglass. Secar regulasi tinggi free boad kapal telah memenuhi peraturanperaturan menteri perhubungan No. KM 3 (2005) dimana sesuai peraturan jarak minimumyaadalah 12,61 cm sedangkan pada desain kapal tersebut yaitu 63,8 cm.Sedangkan evaluasi terhadap stabilitas kapal telah terpenuhi sesuai dengan kreteria yang diberikan oleh International Maritime Organization (IMO) Kata kunci : Pompong, High density polyethylene,Teknis dan regulasi
PENETAPAN BENTUK KAPAL NELAYAN BERBAHAN DASAR PLASTIK HIGH DENSITY POLYETHYLENE DIPERAIRAN SELAT MALAKA Jamal Jamal; Edi Haryanto
INOVTEK POLBENG Vol 7, No 2 (2017): INOVTEK Volume 7, No 2, November 2017
Publisher : POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.362 KB) | DOI: 10.35314/ip.v7i2.223

Abstract

Proses pembangunan kapal nelayandiperairan selat Melaka berbahan dasar plastik high density polyethylene (HDPE) terdiri dari dua proses utama yaitu pembuatan cetakan dan pengecoran kapal. Cetakan kapal plastik biasanya terbuat dari material almunium atau stainless steel yang memiliki harga yang tinggi sehingga untuk efesiensi pembangunan kapal harus ditentukan bentuk dan ukuran kapal nelayan yang sesuai dengan perairannya. Berdasarkan survey yang telah dilakukan, maka ditetapkan satu Model Kapal yang memiliki bentuk dan ukuran utama kapal sesuai dengan pemintaan masyarakat Nelayan di daerah perairan selat Melaka. Model tersebut sesuai dengan kapal nelayan 1 GT berbahan fibreglassbantuan hibah pemerintah daerah kabupaten bengkalis tahun 2011.Adapun ukuran utama kapal tersebut adalah: Panjang (LOA) = 8 meter, Lebar bagian midship (B) = 1,6 meter, Tinggi bagian midship (H) = 0,7 meter, panjang palkah jaring = 3 meter dan tinggi linggi haluan  = 1,15 meter. Kapal tersebut telah di redesign ulang sesuai kapal fibreglass dan akan dijadikan model bentuk cetakan kapal plastic HDPE nantinya. Kata kunci- Kapal Nelayan, Plastik high density polyethylene,Model
Studi Kelayakan Fiberglass Sebagai Pengganti Kayu Dalam Pembangunan Kapal Nelayan Daerah Bengkalis Pesisir Siswandi B; Jamal J; Jupri J; Mochamad Asrofi; Setyo Pambudi
Borobudur Engineering Review Vol 1 No 2 (2021): Mechanical and Industrial Engineering Research
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/benr.5386

Abstract

Pada umumnya kapal nelayan masyarakat bengkalis terbuat dari kayu. Permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat adalah ketersediaan material kayu sebagai bahan baku kapal nelayan saat ini semakin menipis, sehingga diperlukan adanya alternatif material dalam pembangunan kapal nelayan. Berdasarkan hal-hal tersebut maka dilakukan evaluasi dan analisa berkaitan kelayakan material fiberglass sebagai pengganti material kayu dalam pembangunan kapal nelayan. Dengan menggunakan analisis SWOT dilakukan analisa kelayakan fiberglass sebagai pengganti material kayu. Hasil analisa matrik evaluasi faktor internal nilai total faktor didapatkan sebesar 0,27 untuk nilai kekuatan dan pada matrik evaluasi faktor eksternal diapatkan total nilai sebesar 1,62 untuk nilai peluang. Dari nilai tersebut dapat diketahui bahwa fiberglass dapat dijadikan atau layak sebagai material pengganti kayu dalam pembangunan kapal nelayan
Analisis Pengaruh Kesiapan Pemilik Kapal Dalam Pelaksanaan Retrofitting Sistem Ballast Kapal Tanker Menggunakan Pendekatan Dinamika Sistem Hardiyanto Hardiyanto; Zulyani Zulyani; Jamal Jamal; Muhammad Helmi
INOVTEK POLBENG Vol 13, No 2 (2023): VOL 13 NO 2
Publisher : POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35314/ip.v13i2.3658

Abstract

IMO mewajibkan semua kapal existing yang beroperasi pada rute internasional untuk memasang Ballast Water Treatment System (BWTS). Pemasangan BWTS dilakukan dengan melakukan retrofitting kapal exiting yang dijadwalkan bersamaan dengan pembaruan survei International Oil Pollution Prevention (IOPP) dan paling lambat sebelum 8 September 2024. Retrofitting sistem Ballast Water Treatment System (BWTS) pada kapal existing. Retrofitting BWTS merupakan langkah yang memerlukan persiapan cermat oleh pemilik kapal, termasuk persiapan dokumen dan pelaksanaan survei atau 3D scaning. Hasil pengembangan model menggunakan pendekatan dinamika sistem menunjukkan bahwa ketidaktersediaan dokumen yang diperlukan dapat menyebabkan peningkatan biaya sebesar 1,7% dan penambahan durasi sebesar 1,4% dalam proses retrofitting kapal tanker. Hasil simulasi ini dapat digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi mitigasi untuk menghindari kegagalan pemenuhan standar BWTS, mengurangi downtime, dan mengoptimalkan pengeluaran biaya.