Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Analysis resistance and flow patterns of hull catamaran axe bow for tourism boat Romadhoni Romadhoni; Budhi Santoso; Bobi Satria; Supriyadi Supriyadi
Jurnal Teknika Vol 17, No 2 (2021): Available Online in November 2021
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v17i2.12552

Abstract

The axe bow type catamaran is a ship used specifically for recreational purposes between Beting Island Aceh, which has two hulls (catamarans). This analysis aims to see a more reductive resistance value that can be used in the Beting Island Aceh  (Rupat) waters. To get the main size of the ship, namely the parent design approach method, which is to find data on the main ship and the same displacement to analyze the value of the ship's resistance. The main data of the ship, namely, LOA=12.20 m, B=4.089 m, H=1.48 m, T=0.62 m, ∆=7.243 tons. The resistance value of the axe bow type catamaran is smaller than the non-axe bow type catamaran, with a difference of 5.92%. Based on the results of running, the engine power of the axe bow type catamaran is 227 HP, while the non-axe bow type catamaran is 241 HP. Catamaran tipe axe bow adalah kapal yang digunakan khusus untuk rekreasi antar Pulau Beting Aceh yang memiliki dua lambung (catamaran). Analisis ini bertujuan untuk melihat nilai resistansi yang lebih reduktif yang dapat digunakan di perairan Pulau Aceh Beting (Rupat). Ukuran utama kapal diperoleh dengan menggunakan metode parent design approach, mencari data kapal induk dan displacement yang sama untuk menganalisa nilai hambatan kapal. Dan didapatkan data utama kapal yaitu LOA=12,20 m, B=4,089 m, H=1,48 m, T=0,62 m, =7.243 ton. Nilai hambatan kapal katamaran tipe axe bow lebih kecil dibandingkan dengan kapal katamaran tipe non axe bow dengan selisih sebesar 5,92%. Berdasarkan hasil running, tenaga mesin catamaran tipe axe bow adalah 227 HP, sedangkan catamaran tipe non axe bow adalah 241 HP.
Analisis Kinerja Kapal Akibat Perubahan Konstruksi Skeg pada KM. Danum Barasih Budhi Santoso
Jurnal IPTEK Vol 19, No 2 (2015)
Publisher : LPPM Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.iptek.2015.v19i2.8

Abstract

Analisis kapal motor ini didasarkan pada perubahan konstruksi skeg. Sedangkan lambung kapal dan permesinan tetap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan tahanan kapal, pemilihan propeller dan engine matching propeller akibat perubahan konstruksi skeg. Sehingga kita dapat mengetahui kinerja kapal setelah penggantian konstruksi skeg tersebut.Identifikasi Kapal dan sistem propulsi dilakukan pada kapal pembersih alur KM. Danum Barasih. Hasil dari penelitian ini digunakan sebagai dasar untuk membandingkan perhitungan dan analisis kemampuan dengan kebutuhan daya mesin utama yang diperlukan oleh kapal.Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan didapatkan bahwa akibat perubahan konstruksi skeg pada kapal KM. Danum Barasih akan mempengaruhi perubahan dimensi propeller. Dengan demikian direkomendasi untuk merubah dimensi propeller yang sudah ada menjadi mengunakan B4 100 dengan diameter 550 mm. Sedangkan perhitungan engine maching propeller rekomendasi dibutuhkan daya main engine sebesar 63 kW untuk dapat memutar propeller dengan diameter 550 mm. Sedangkan daya yang tersedia pada main engine yang digunakan pada kapal adalah 84,6 kW. Dengan adanya perubahan dimensi propeller mesin yang sudah tersedia masih bisa mengatasi beban propeller baru.
Economical Analysis of 3GT Traditional Fishing Vessels in The Waters of Bengkalis Island Budhi Santoso; Jamal Jamal
Jurnal IPTEK Vol 25, No 2 (2021)
Publisher : LPPM Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.iptek.2021.v25i2.257

Abstract

Bengkalis Island is the island of the capital city of Bengkalis regency, Riau province. Bengkalis Island is surrounded by the ocean so that the people who are on the edge of the coast mostly work as fishermen. Fishing boats in Bengkalis Island reach more than 2000 units. The limitations of fishing make it fishermen more difficult to get more income. There are a lot of efforts made by fishermen to improve these results including increasing engine power/speed of the ship and also changing fishing gear. To change this means increasing the operational costs of ships. For this reason, economic analysis needs to be calculated. In this study fishing boats are divided into 6 models, 3 models are distinguished based on the driving machine, namely 12 PK, 16 PK, and 24 PK while the other 3 models are distinguished based on the fishing gear, namely tansi net, kurau net, and longline. Analysis using the Net Present Value (NPV) method is knowing the model of the ship that returns the fastest capital and has the biggest advantage. The largest Net Present Value (NPV) is in Model 3 or 4 with NPV of Rp 307,091,520 and Internal Rate of Return (IRR) of 608.4%, namely yapal vessels that have 24 PK engine power and use tansi fishing gear
Computational Tahanan Kapal Untuk Menentukan Daya Mesin Utama Kapal Ikan 5 GT Sarwoko Sarwoko; Budhi Santoso
Jurnal Rekayasa Mesin Vol 14, No 1 (2019): Volume 14, Nomor 1, April 2019
Publisher : Jurusan Teknik Mesin - Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (806.968 KB) | DOI: 10.32497/rm.v14i1.1450

Abstract

Variabel utama dalam menentukan daya mesin utama kapal adalah tahanan kapal yang dihasilkan oleh bentuk lambung kapal. perhitungan tahanan kapal dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan matematis. Penelitian ini bertujuan menentukan tahanan total kapal dan memperkiraan kebutuhan daya mesin kapal ikan 5 GT. Kapal 5 GT di redesain untuk mendapatkan sebuah model dengan menggunakan software naval Architecture. Model yang didapatkan berikutnya dilakukan perhitungan tahanan kapal dan kebutuhan daya kapal dilakukan. Metode perhitungan tahanan kapal menggunakan metode holtrop. Hasil analisa tahanan kapal dilihat dari beberapa variasi kecepatan untuk melihat bentuk aliran yang dihasilkan. Pada kecepatan dinas maksimal 15 knots menunjukan tahanan total kapal adalah 2.8 kN dan kebutuhan dayanya adalah 35,7 Hp.
Perbandingan Efisiensi Daya Mesin Kapal Nelayan Tradisonal 3 GT Budhi Santoso; Jamal Jamal; Sarwoko Sarwoko
Jurnal Rekayasa Mesin Vol 12, No 1 (2017): Volume 12, Nomor 1, April 2017
Publisher : Jurusan Teknik Mesin - Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32497/rm.v12i1.990

Abstract

Pengunaan mesin penggerak utama kapal nelayan tradisonal dikalangan masyarakat nelayan tradisional masih mengunakan mesin diesel. Masyarakat nelayan tradisional di Kabupaten Bengkalis menggunakan kapal dengan kapasitas 3 GT dengan pemakain mesin yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi daya dari masing-masing kapal nelayan tradisonal 3 GT di Kabupaten Bengkalis. Perhitungan tahanan kapal, perhitungan daya mesin, dan perhitungan efisiensi mesin utama kapal.Hasil perhitungan mendapatkan perbandingan dari masing-masing kapal 3 GT daya mesin terbesar tipe kapal KM. Nazarudin 26,44% mesin utama 47,86 Hp; tipe kapal KM. Sopyan 26,30% mesin utama 47,61 Hp; kapal tipe KM. Merpati 25,74% mesin utama 46,6 Hp; tipe kapal KM. Kayati 21,52% mesin utama 38,95 Hp. Efiseinsi masing-masing tipe kapal KM. Merpati 27,08%; Km. Sopyan 24,32%;KM. Nazarudin 24,31%; KM Kayati 24,28%. Dengan demikian nilai efisiensi yang baik adalah yang terbesar yaitu kapal KM. Merpati..
Analisa Pembengkokan Pelat dengan Metode Line Heating Pardi Pardi; Romadhoni Romadhoni; Budhi Santoso
SPEJ (Science and Physic Education Journal) Vol 3 No 2 (2020): SPEJ (Science and Physic Education Journal)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.875 KB) | DOI: 10.31539/spej.v3i2.1297

Abstract

One method of bending the plates in hull construction can be done either by conventional or by line heating method. The method of line heating has several advantages, such as lesser initial investment and can be used for three dimension form. This research is focused to obtain the relation between the parameter in line heating process and the conceited of plate curve that produced. With the aim of the curvature of structural changes caused by the heat given during the plate bending process it can be seen for the shipbuilding fabrication process. From the results of this study obtained data on line heating conditions on plates with a thickness of 10 mm (plates A and B) obtained the maximum curvature height is 11.1 mm at a heating speed of 8 mm / s and a heating temperature of 3850 C. Furthermore, the amount of heat input that is applied to material 3327.47 Joules / sec and due to efficiency at 1697,001 Joules / sec. Keyword: Line Heating Method, Line Heating Parameter, Curve Heights
PENGARUH PENAMBAHAN FIN PADA LAMBUNG KAPAL IKAN TRADISIONAL Budhi Santoso; Romadhoni Romadhoni; M Ikhsan M Ikhsan
INOVTEK POLBENG Vol 7, No 2 (2017): INOVTEK Volume 7, No 2, November 2017
Publisher : POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.911 KB) | DOI: 10.35314/ip.v7i2.212

Abstract

Berbagai cara ditempuh untuk mendapatkan hasil yang mendekati niai yang sempurna. Kapal nelayan saat ini menjadi pusat perhartian bagi ilmuan untuk dicari celah dalam upaya peningkatan dan kemajuan. salah satu upaya peningkatan teknologi pada kapal nelayan 3 GT dengan penambahan fin pada kedua lambung kapal. Akibat penambahan konstruksi fin dicari dampak terhadap performa kapal secara keseluruhan. Menggunakan metode numerik dibantu dengan perangkat lunak menghasilkan perbandingan tahanan gelombang pada kecepatan maksimum 6%. Tahanan viscos pada kecepatan maksimum sebesar 0,03%. Sehingga  nilai perbandingan nilai tahanan total kapal dengan menggunakan fin dan kapal tidak menggunakan fin di saat kecepatan maksimum kapal 10 knot bernilai 5,50 % kN. Power mesin kapal menjadi naik sebesar 46,98 HP yang sebelumnya 44,53 HP. Kata kunci - Power engine, Tahanan, Wave, Viscos, Fin
Analisa Tahanan Kapal Personal Boat di Selat Bengkalis Dengan Metode Numerik dan Pendekatan Empirik Benedicta Dian Alfanda; Budhi Santoso
INOVTEK POLBENG Vol 10, No 1 (2020): INOVTEK VOL. 10 N0 1
Publisher : POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1723.101 KB) | DOI: 10.35314/ip.v10i1.1423

Abstract

Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu daerah yang terletak di Provinsi Riau dengan luas wilayah mencapai 8.403,28 km2, yang terdiri dari 24 pulau disekitarnya. Dua pulau besar yakni Pulau Rupat dan Pulau Bengkalis. Dengan karakteristik wilayah berupa pulau-pulau yang dikelilingi oleh sungai-sungai kecil, membuat warga memanfaatkan sampan sebagai salah satu moda transportasi umum dari suatu pulau ke pulau lainnya.  Untuk mengakomodir kebutuhan warga akan moda transportasi air yang aman untuk penyeberangan antar pulau, maka dibuatlah personal boat dengan kapasitas penumpang 4 orang yang memiliki ukuran LPP = 4,800 meter, B = 1,900 meter, H = 0,800 meter, T = 0,200 meter dan Vs=20 knot. Kapal cepat jenis katamaran ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan warga di sekitar Bengkalis, terutama di selat Bengkalis dan sei Pakning. Dalam penelitian ini, perhitungan tahanan kapal dilakukan dengan menggunakan metode numerik (software maxsurf) yang dibandingkan dengan pendekatan empirik, yaitu metode savitsky. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah tahanan kapal yang didesain memiliki performa yang baik. Hal ini dibuktikan dengan nilai tahanan total yang didapat yaitu sebesar 0,9 kN pada perhitungan dengan metode numerik dan 1,033 kN melalui perhitungan pendekatan empirik, dengan selisih 0,133 % sehingga hasil perhitungan dapat diterima.
PEMBUATAN ALAT CUCI TANGAN MOBILE DALAM PENCEGAHAN CORONA VIRUS PADA TEMPAT IBADAH Romadhoni Romadhoni; Budhi Santoso; Muhammad Helmi
INTEGRITAS : Jurnal Pengabdian Vol 4 No 2 (2020): DESEMBER
Publisher : Relawan Jurnal Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/integritas.v4i2.612

Abstract

Setiap orang atau individu dapat melindungi diri dari serangan virus corona, salah satunya dengan rajin membersihkan tangan dengan sabun atau hand sanitizer. Ahli kesehatan menganjurkan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 15-30 detik. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menganjurkan perbanyak busa saat mencuci tangan dengan sabun karena gesekannya dapat membantu mengangkat kotoran dan minyak dari kulit. CDC merekomendasikan beberapa waktu yang tepat untuk mencuci tangan di antaranya sebelum, selama, dan sesudah memasak, sebelum makan, sebelum dan sesudah merawat luka dan orang sakit, setelah menggunakan toilet, setelah mengganti popok, setelah memegang hewan atau makanan hewan, setelah menyentuh atau membuang sampah, sesudah bersin, batuk, atau menyeka hidung, dan setelah berjabat tangan. Untuk memfasilitasi masyarakat dalam menjaga kebersihan dengan mencuci tangan, maka perlu di desain dan bangun sebuah alat cuci tangan yang mobile atau bisa di pindah-pindah serta kapasitas tangki yang besar serta beberapa krain air agar masyarakat tidak antri dalam mencuci tangan. Alat cuci tangan ini dinamakan mobile hand washer (MHW) atau wastafel portable. Alat ini akan didistribusikan ke berbagai tempat pelayanan publik yang diantaranya seperiti rumah ibadah, pelabuhan penyebranagan, hingga tempat-tempat umumnya ada keramaian atau pelayanan publik yang tidak lockdown di wilayah Kabupaten Bengkalis.
Studi Penambahan fly ash pada Komposit Natural Fiber Reinforced Boat Widya Emilia Primaningtyas; Benedicta Dian Alfanda; Kiki Dwi Wulandari; Budhi Santoso
INOVTEK POLBENG Vol 12, No 2 (2022): INOVTEK Vol 12, No 2
Publisher : POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35314/ip.v12i2.2886

Abstract

Kapal berpenguat serat kaca masih menjadi mayoritas produksi industri transportasi laut, akibat harga yang relatif murah dan proses produksi yang mudah. Resiko kesehatan kerja yang tinggi saat produksi, dihasilkan dari penggunaan serat kaca yang ringan, tipis, dan tajam mudah terhirup. Maka kebutuhan kapal yang kuat, murah, dengan resiko kesehatan kerja rendah serta ramah lingkungan menjadi tantangan bagi sektor material di industri transportasi laut. Daun nanas, merupakan salah satu limbah komoditas perkebunan Indonesia, yang jumlahnya melimpah dan pemanfaatannya yang belum optimal, berpotensi menggantikan serat kaca pada konstruksi Natural Fiber Reinforce Boat. fly ash, merupakan residu hasil pembakaran batubara,tercatat pemanfaatannya hanya berada maksimum pada 12% dari total pasokan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sintesis pembentukan komposit polyester berpenguat serat daun nanas yang ditambahkan fly ash sebagai filler. Kekuatan tarik dari spesimen komposit diuji mengacu pada ASTM D638-14. Pembuatan komposit dilakukan dengan metode hand lay-up dengan komposisi reinforce dan matriks dalam persen volume sebesar  30:70% dengan variasi penambahan fly ash sebesar 0, 5, 10, 15 % dari tiap-tiap porsi komposisi matriks. Serat daun nanas pendek berukuran 1 mm digunakan dan disusun dengan orientasi random sebagai reinforce. Nilai kekuatan tarik terbaik dihasilkan dari komposit tanpa penambahan filler fly ash senilai 45,060,87 MPa, yang melampaui kekuatan minimum sebagai papan serat densitas tinggi mengacu pada SNI 01-4449-2006 yang dapat digunakan sebagai bahan dinding ruang sekat akomodasi interior kapal. Penambahan sejumlah sedikit fly ash (5%) sebagai filler dalam komposit menurunkan 6,41% kekuatan tarik, namun seiring dengan meningkatnya jumlah filler fly ash yang ditambahkan cenderung meningkatkan kekuatan tarik walaupun belum melampaui kekuatan tarik komposit tanpa tambahan filler fly ash.