Adinugraha Amarullah
STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Evaluasi Pelayanan Swamedikasi Di Apotek Wilayah Sidoarjo Khurin In Wahyuni; Nanda Erika Permatasari; Djelang Zainuddin Fickri; Adinugraha Amarullah
Jurnal Pharmascience Vol 7, No 1 (2020): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v7i1.8083

Abstract

ABSTRAK Pelayanan kefarmasian merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang bertanggungjawab langsung kepada pasien yang saat ini telah bergeser orientasinya dari obat (drug oriented) ke pasien (patient oriented) yang mengacu kepada Pharmaceutical care. Salah satu pelayanan kefarmasian di apotek adalah pelayanan swamedikasi. Menurut Menteri Kesehatan No. 919 Menkes/Per/X/1993, swamedikasi merupakan salah satu upaya yang sering dilakukan oleh seseorang dalam mengobati gejala atau penyakit yang dideritanya tanpa terlebih dahulu konsultasi kepada dokter. Apoteker memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan bantuan berupa nasehat dan petunjuk kepada yang melakukan swamedikasi agar pasien dapat melakukan swamedikasi secara bertanggungjawab. Apoteker juga harus menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error). Oleh sebab itu apoteker dalam menjalankan praktek harus sesuai dengan standar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pelayanan swamedikasi di beberapa apotek wilayah Sidoarjo yang sesuai Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 35 tahun 2014. Teknik penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode sampling yaitu purposive sampling, dengan kriteria apoteker yang bekerja di apotek wilayah Sidoarjo yang bersedia mengisi kuisioner. Dari kriteria tersebut didapatkan 34 sampel apotek yang tersebar di 10 kecamatan di wilayah Sidoarjo. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data adalah kuisioner yang telah diuji menggunakan uji validitas rupa dan isi, serta uji reliabilitas dengan metode Cronbach’s Alpha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 35 tahun 2014 belum dilaksanakan secara menyeluruh di apotek-apotek wilayah Sidoarjo dengan rata-rata persentase pelaksanaan pelayanan sesuai Standar masih 75,83 %. Kata kunci: drug oriented, patient oriented, Pharmaceutical care, medication error, Swamedikasi.    ABSTRACT Pharmaceutical care is integral part of care health responsible directly to patients who currently have its orientation shifts from drug oriented to patient oriented refer to Pharmaceutical care. One of the pharmaceutical care at a pharmacy is a self-medication care. According to the Minister of Health No. 919 Minister of Health/Per/X/1993, self medication is one of the frequent efforts done by someone in treating the symptoms or illnesses they suffer without first consulting a doctor. Pharmacists have a role very important in providing assistance in the form of advice and guidance to who do swamedication so that patients can do swamedication to be responsible. Pharmacists must also be aware of the possibility of this happening medication error. Therefore the pharmacist in practice must be in accordance with standards. This research aimed at knowing the description of the implementation of self-medication care in several pharmacies Sidoarjo region in accordance with Pharmaceutical Care Standards in Pharmacy based on Minister of Health Regulation No. 35 of 2014. Research technique the method used is descriptive with a sampling method that is purposive sampling with criteria for pharmacists who work in the Sidoarjo region pharmacies willing to fill in the questionnaire. From these criteria, 34 pharmacy samples were obtained which is spread in 10 sub-districts in the Sidoarjo region. The instrument used for date collection is a questionnaire that has been tested using the test the validity of appearance and content, as well as the reliability test using the Cronbach’s Alpha method. Results research shows that Pharmaceutical Care Standards in Pharmacy based on Minister of Health Regulation No. 35 of 2014 has not been implemented as a whole in the pharmacies in the Sidoarjo region with an average percentage care delivery according to the Standards is still 75.83%. Keywords: drug oriented, patient oriented, Pharmaceutical care, medication error, Self-medication care.
KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI PUSKESMAS Adinugraha Amarullah; Farida Anwari; Aprilia Citra Dewi; Eka Yuni Danam Sari
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 4 No 2 (2022): Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36932/jpcam.v4i2.133

Abstract

Penggunaan produk obat yang wajar termasuk ketika pasien menerima produk obat sesuai dengan indikasi penggunaan. Antibiotik merupakan salah satu obat yang harus diperhatikan dalam penggunaannya. Penggunaan antibiotik yang berlebihan dan tidak tepat dapat menyebabkan masalah kekebalan bakteri terhadap antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil indikasi yang layak untuk penggunaan antibiotik oral di Puskesmas Driyorejo-Gresik dan Krian Sidoarjo. Metode penelitian adalah observasi deskriptif dengan pengumpulan data secara retrospektif. Data penggunaan antibiotik pada tahun 2018 dari bulan Januari sampai Desember 2018 menggunakan teknik simple random sampling. Data yang diperoleh dievaluasi dalam bentuk tabel dan grafik di Microsoft Office Excel. Hasil penelitian didapatkan data jenis antibiotika yang digunakan yaitu berjumlah 12 jenis antibiotika (amoxicillin, ciprofloxacin, cefadroxil, cefixime, clindamisin, metronidazol, eritromisin, thiamphenicol, chloramphenicol, azitromisin, doxyxiclin, cotrimoxsazol). Data kerasionalan indikasi penggunaan antibiotika oral didapatkan antibiotika rasional berjumlah 333 pasien (97%) dan antibiotika tidak rasional berjumlah 10 pasien (3%) pada penggunaan antibiotika cefadroxil untuk demam tifoid, antibiotika thiamphenicol, cefadroxil, amoxicillin untuk sakit kepala (cefalgia), antibiotika cefixime untuk nyeri otot (myalgia), dan antibiotika eritromisin untuk infeksi saluran kencing (gonore). Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan antibiotika rasional pada Puskesmas berjumlah 333 pasien (97%) dan antibiotika tidak rasional berjumlah 10 pasien (3%) penggunaan sesuai dengan terapi empiris.
EDUKASI PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID-19 DENGAN MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN DESINFECTAN SERTA PEMBAGIAN DESINFECTAN DI MEDOKAN AYU RUNGKUT SURABAYA Adinugraha Amarullah; Yani Ambari
Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) #5 2024 Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) 2020
Publisher : Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) #5 2024

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Covid – 19 pertama kali dilaporkan oleh WHO pada akhir Desember 2019 dan ditetapkan sebagai pandemi pada Maret 2020. Virus Covid -19 menyebar melalui droplet atau tetesan kecil yang berasal dari hidung atau mulut saat batuk atau bersin. Droplet tersebut akan mengkontaminasi pemukaan benda disekitarnya dan menyebar saat seseorang menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi. Langkah pencegahan penularan virus covid – 19 adalah dengan menjada kebersihan lingkungan sekitar dan menerapkan pola hidup bersih. Salah satu menjaga kebersihan lingkungan adalah dengan penggunaan disinfektan yang disemprotkan atau diaplikasikan pada berbagai benda mati yang kemungkinan terpapar virus covid-19. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat Medokan Ayu Rungkut Surabaya tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan manfaat desinfectan di masa pandemi covid – 19. Kegiatan pengabdian masyarakat ini terdiri dari 2 tahap utama, tahap pertama adalah penyuluhan tentang manfaat desinfektan di masa pandemi covid – 19 dan tahap kedua adalah pembagian desinfektan kepada masyarakat Medokan Ayu Rungkut Surabaya. Adanya kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat Medokan Ayu Rungkut Surabaya tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan serta manfaat desinfektan di masa pandemi covid -19.
PENGOLAHAN MINUMAN HERBAL KOMBINASI JAHE DAN SEREH WANGI PENINGKAT IMUNITAS TUBUH SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN COVID - 19 DI DESA MANTING KECAMATAN JATIREJO KABUPATEN MOJOKERTO Yani Ambari; Adinugraha Amarullah; Khurin In Wahyuni; Rodhi Anshari
Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) #5 2024 Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) 2020
Publisher : Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) #5 2024

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada awal Maret 2020 organisasi kesehatan dunia yaitu WHO menyatakan bahwa penyakit yang telah disebabkan oleh virus corona ditetapkan sebagai pandemi global. Salah satu cara yang dilakukan untuk mencegah penularan virus ini adalah dengan meningkatkan sistem imun tubuh. Sistem imun tubuh dapat ditingkatkan dengan mengkonsumsi tanaman herbal diantaranya jahe dan sereh wangi. Jahe mengandung gingerol dan curcumin, kandungan ini berfungsi sebagai antioksidan dan antiinflamasi yang ampuh untuk menangkal radikal bebas seperti virus corona. Sedangkan sereh wangi mengandung sitronelal dan geraniol yang juga berfungsi sebagai antioksidan. Pemanfaatan jahe dan serai wangi adalah dengan mengolah menjadi minuman kesehatan. Masyarakat desa Manting berharap dengan adanya kegiatan pelatihan dan pengolahan minuman kesehatan kombinasi jahe dan sereh wangi dapat membantu meningkatkan sistem imun di masa pandemi serta dapat juga meningkatkan ekonomi di Desa Manting. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan 3 tahap, tahap pertama adalah observasi lapangan, tahap yang kedua adalah penyuluhan tentang manfaat jahe dan sereh wangi serta cara pengolahan menjadi minuman kesehatan. Tahap kedua adalah pelatihan pembuatan minuman kesehatan kombinasi jahe dan sereh wangi. Adanya kegiatan pengabdian masyarakat ini meningkatkan pengetahuan masyarakat desa Manting tentang manfaat jahe dan sereh wangi serta meningkatkan ketrampilan masyarakat dalam mengolahnya menjadi minuman kesehatan.