Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Uji Stabilitas Fisik Formulasi Elixir Paracetamol Dengan Kombinasi Co-Solvent Propilen Glikol dan Etanol Ambari, Yani
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 1 No 1 (2018): Volume 1, Nomor 1, Desember 2018
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.535 KB) | DOI: 10.36932/jpcam.v1i1.2

Abstract

Parasetamol (asetaminofen) merupakan obat analgetik non narkotik dengan cara kerja menghambat sintesis prostaglandin terutama di Sistem Syaraf Pusat (SSP). Parasetamol bekerja pada tempat yang tidak terdapat peroksid sedangkan pada tempat inflamasi terdapat lekosit yang melepaskan peroksid sehingga efek anti inflamasinya tidak bermakna. Parasetamol berguna untuk nyeri ringan sampai sedang, seperti nyeri kepala, malaria, nyeri paska melahirkan dan keadaan lain. Parasetamol (asetaminofen) mempunyai daya kerja analgetik, antipiretik, tidak mempunyai daya kerja anti radang dan tidak menyebabkan iritasi serta peradangan lambung. Aksi/kerja utama paracetamol adalah dengan cara menghambat sintesis prostaglandin di pusat otak (hipotalamus), tetapi tidak di perifer (jaringan), sehingga tidak mempunyai efek sebagai anti inflamasi. Paracetamol diabsorbsi baik dalam saluran pencernaan ketika digunakan secara per oral, untuk memudahkan pemberian obat dan mempercepat absorbsi maka obat dibuat dalam bentuk sediaan elixir. Sehingga dibutuhkan formulasi yang tepat untuk menjaga paracetamol agar tetap stabil dalam bentuk sediaan elixir. Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui rancang formulasi, cara pembuatan serta evaluasi dalam sediaan elixir paracetamol. Evaluasi dilakukan seminggu setelah pembuatan sediaan elixir. Evaluasi meliputi uji organoleptis, uji kadar bahan aktif, uji pH, uji BJ, uji viskositas, dan uji kandungan mikroba. Hasil dari evaluasi sediaan elixir paracetamol antara lain, pada uji organoleptis elixir paracetamol dari warna ungu tidak mengalami perubahan warna, bau elixir tidak berubah yaitu tetap berbau anggur, dan rasa elixir tetap manis tidak mengalami perubahan rasa. Pada uji pH, sediaan elixir paracetamol dengan pH awal 5,5 mengalami perubahan pH menjadi 5,4. Pada uji BJ, elixir paracetamol memiliki BJ 1,143 g/mL. Uji viskositas dilakukan dengan menggunakan alat viskometer oswald dan diperoleh viskositas dari elixir paracetamol yaitu 5,823 cP. Uji kandungan mikroba dilakukan dengan menggunakan indra penglihatan dan didapatkan data bahwa pada sediaan elixir paracetamol tidak terdapat pertumbuhan mikroba.
Optimasi Formulasi Tablet Ibuprofen Dengan Kombinasi CMC–NA & Sorbitol Sebagai Pengikat dan Amilum Solani Sebagai Disintegran Terhadap Waktu Hancur Tablet Ambari, Yani; Nurrosyidah, Iif Hanifa; Kusumo, Sukarno Tejo
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 2 No 1 (2019): Volume 2, Nomor 1, Desember 2019
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.324 KB) | DOI: 10.36932/jpcam.v2i1.14

Abstract

Tablet merupakan sediaan yang biasanya umum digunakan dalam pengobatan karena harganya relatif murah. Ibuprofen merupakan bahan obat yang memiliki sifat alir yang buruk, bulk density rendah, dan mengalami deformasi elastis saat proses pengempaan. Penelitian kali ini bertujuan untuk membuktikan perbedaan konsentrasi pengikat sorbitol dan pengancur amilum solani apakah mempengaruhi waktu hancur dari suatu tablet ibuprofen. Kombinasi pengikat bertujuan untuk meningkatkan viskositas dari sorbitol. Metode granulasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu granulasi basah karena metode ini merupakan metode yang cocok untuk bahan ibuprofen yang memiliki bulk density yang rendah. Selain itu, Metode granulasi basah dapat meningkatkan karakteristik dan sifat-sifat fisik granulasi yang baik karena sifat kohesif pengikat cair dapat menghasilkan ikatan dengan bahan tambahan yang minimal. Uji waktu hancur tablet bertujuan untuk mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan untuk mula kerja obat. Hasil dari penelitian ini telah membuktikan bahwa semakin rendah konsentrasi bahan pengikat dan semakin tinggi konsentrasi bahan penghancur akan mempercepat waktu hancur obat. Waktu yang telah dihasilkan dari masing-masing formulasi untuk tablet yaitu pada formula 1 sebesar 15 menit, formula 2 sebesar 23 menit, dan formula 3 sebesar 25 menit. Formulasi 1 telah membuktikan bahwa sorbitol dan amilum solani berpengaruh terhadap waktu hancur tablet, sedangkan formulasi 2 dan 3 tidak lolos uji waktu hancur karena konsentrasi pengikat semakin tinggi dan penghancur semakin rendah.
Uji Aktivitas Antidiare Ekstrak Etanol Daun Salam (Eugenia Polyantha Wight) Pada Mencit Putih (Mus Musculus) Jantan Galur Balb-C Ambari, Yani
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 1 No 1 (2018): Volume 1, Nomor 1, Desember 2018
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (860.187 KB) | DOI: 10.36932/jpcam.v1i1.6

Abstract

Daun salam telah digunakan oleh masyarakat sebagai obat antidiare yang berlandaskan pada pengetahuan empiris. Selain itu, dikarenakan penyebaran daun salam cukup banyak di Indonesia dan mudah diperoleh oleh semua kalangan masyarakat menyebabkan daun ini dapat dijadikan salah satu alternatif pengobatan antidiare. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antidiare pada ekstrak etanol daun salam (Eugenia polyantha Wight) pada mencit putih jantan (Mus musculus) yang diinduksi dengan minyak jarak, untuk mengetahui perbandingan aktivitas antidiare ekstrak daun salam (Eugenia polyantha Wight) pada beberapa dosis tertentu pada mencit putih jantan (Mus musculus) yang diinduksi dengan minyak jarak serta untuk mengetahui harga ED50 dari ekstrak etanol daun salam (Eugenia polyantha Wight) dengan menggunakan anaisis probit. Jenis penelitian uji aktivitas antidiare ini adalah eksperimental laboratoris. Pada penelitian ini bahan yang digunakan adalah suspensi ekstrak etanol daun salam dengan dosis 100 mg/kgBB; 200 mg/kgBB; 400 mg/kgBB; 800 mg/kgBB dan Loperamide HCl dosis 1.3 mg/kgBB. Loperamide HCl disini berfungsi sebagai pembanding (kontrol positif) sedangkan suspensi ekstrak etanol daun salam dosis 100 mg/kgBB; 200 mg/kgBB; 400 mg/kgBB; 800 mg/kgBB digunakan sebagai kelompok uji. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit putih jantan Balb-C dengan jumlah 24 ekor, yang dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok kontrol positif dan kontrol negatif, kelompok uji I, uji II, uji III dan uji IV. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Bass yang termodifikasi yaitu dengan menggunakan “castor oil–induced diarrhea” atau metode diare yang diinduksi oleh minyak jarak (Olleum Riccini). Perubahan konsistensi feses, frekuensi defekasi dan bobot feses merupakan parameter yang diteliti pada uji aktivitas antidiare. Dari nilai frekuensi defekasi dan bobot feses maka selanjutnya dapat dianalisis dengan One Way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% serta uji probit untuk melihat ED50. Berdasarkan hasil dari ketiga parameter tersebut maka dapat dilihat bahwa daun salam memiliki aktivitas antidiare. Aktivitas antidiare terbesar terdapat pada daun salam dengan dosis 800 mg/kgBB karena aktivitas antidiarenya tidak berbeda signifikan dengan kontrol positif (Loperamide HCl).
UJI STABILITAS FISIK FORMULASI LOTION ANTI NYAMUK MINYAK SEREH Ambari, Yani; Suena, Ni Made Dharma Shantini
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v5i2.844

Abstract

Nyamuk adalah penyebar berbagai penyakit. Nyamuk adalah sumber transmisi demam berdarah, malaria, Chikungunya, dan ekstremitas (filariasis). Salah satu bahan alam yang memiliki potensi sebagai anti nyamuk adalah minyak Citronella (Citronella oil). Minyak Citronella mengandung minyak esensial dengan komponen geraniol (20-40%), citronellal (25-50%), dan citronellol (10-15) yang menimbulkan aroma, sehingga dapat digunakan sebagai repellent atau pengusir nyamuk. Minyak Citronella adalah insektisida alami murah dan efektif, juga dapat digunakan dengan aman dan praktis, sehingga dapat dikembangkan menjadi lotion anti nyamuk. Untuk menjaga stabilitas minyak Citronella dalam bentuk lotion, perlu formulasi lotion anti nyamuk yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi lotion dari bahan aktif dari oleum Citronella dan untuk mengetahui hasil evaluasi dilakukan pada Lotion Citronella. Metode yang digunakan dalam pembuatan lotion Citronella adalah metode peleburan. Evaluasi dilakukan seminggu setelah pembuatan sediaan lotion, yaitu uji organoleptik, uji pH, uji bobot jenis, uji homogenitas, uji daya sebar, dan uji ukuran partikel. Hasil evaluasi sediaan lotion minyak Citronella, antara lain, pada uji organoleptis lotion tidak berubah, tetap berwarna putih, memiliki bau khas Citronella dan tekstur lembut. Hasil pemeriksaan pH, lotion tidak mengalami berubah pH yaitu tetap pH 7. Dalam uji daya sebar, lotion Citronella pada konsentrasi 18% menyebar merata atau homogen. Hasil uji homogenitas, lotion Citronella pada konsentrasi 18% tidak menunjukkan butiran kasar pada kaca transparan. Pada uji bobot jenis menggunakan alat Piknometer, diperoleh bobot jenis lotion Citronella adalah 23, 8 g/ml. Terakhir pada uji ukuran partikel, lotion Citronella memiliki ukuran partikel yang seragam.
Studi Formulasi Sediaan Lip Balm Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) dengan Variasi Beeswax Ambari, Yani; Hapsari, Fitra Nanda Dwi; Ningsih, Arista Wahyu; Nurrosyidah, Iif Hanifa; Sinaga, Butet
Journal of Islamic Pharmacy Vol 5, No 2 (2020): J. Islamic Pharm.
Publisher : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jip.v5i2.10434

Abstract

Bibir merupakan salah satu bagian kulit yang membutuhkan perlindungan agar kelembaban bibir tetap terjaga. Akibat dari fungsi perlindungan yang buruk bibir menjadi kering, pecah-pecah, dan warna bibir menjadi kusam. Lip balm adalah sediaan yang diaplikasikan pada bibir untuk mencegah bibir kering dan melindungi dari efek lingkungan yang buruk. Kualitas fisik lip balm merupakan faktor yang harus dipenuhi sebelum sediaan lip balm dipasarkan ke konsumen. Pemilihan basis yang tepat akan menentukan kualitas kekerasan sehingga dapat diterima oleh masyarakat, karena basis merupakan pembentuk utama dari sediaan lip balm. beeswax mempunyai sifat sebagai pengikat yang baik, dimana membantu untuk menghasilkan massa yang homogen. Pada penelitian ini bahan aktif yang digunakan yaitu kayu secang karena mengandung senyawa brazilein yang bisa sebagai pewarna alami dan antiokasidan.. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental formulasi sediaan lip balm dengan menggunakan beeswax 5%, 10% dan 15%. Tujuan penelitian ini Mengetahui formulasi yang tepat sediaan lip balm dengan bahan aktif ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.), mengetahui stabilitas fisik sediaan lip balm dengan bahan aktif ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.), mengetahui konsentrasi basis yang sesuai, untuk mendapatkan sediaan lip balm yang berkualitas (sesuai standart farmasi). Hasil penelitian telah didapatkan formula yang bagus dengan karakteristik fisik yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan meliputi pengamatan stabilitas, pengukuran pH, pengujian homogenitas, pengujian iritasi, pengujian kesukaan (Hedonic test) dan pengujian cycling test. formula yang tepat di dapat pada formula 1 dengan konsentrasi beeswax 5% menghasilkan tekstur warna, aroma, memiliki nilai daya lekat dan daya sebar yang baik, pH sesuai terhadap pH bibir, tidak mengiritasi, sediaan homogen, paling banyak disukai oleh responden dan stabil selama penyimpanan. Konsentrasi basis yang baik yaitu basis 5% pada formula 1 karena menghasilkan tekstur lip balm semi padat dan sangat halus.  Kata kunci : Lip balm, Beeswax , Bibir, Caesalpinia sappan
Penyuluhan Pengolahan Minuman Kesehatan Berbahan Dasar Kelopak Bunga Rosela Sebagai Peningkat Imunitas Tubuh Di Masa Pandemi Melalui Aplikasi Zoom Yani, Yani Ambari; Acivrida Mega Charisma; Arista Wahyu Ningsih; Elis Anita Farida
Jurnal Penamas Adi Buana Vol 5 No 01 (2021): Jurnal Penamas Adi Buana
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/penamas.vol5.no01.a3701

Abstract

Awal Maret 2020 WHO yang merupakan Organisasi Kesehatan Dunia menetapkan penyakit yang telah disebabkan oleh virus corona sebagai pandemi global. Pencegahan terhadap penularan virus corona ini adalah dengan meningkatkan sistem imun tubuh. Salah satu cara meningkatkan sistem imun tubuh adalah dengan mengkonsumsi tanaman herbal. Tanaman herbal yang dapat digunakan untuk meningkatkan sistem imun tubuh adalah kelopak bunga rosela. Bunga rosella mengandung pigmen antosianin yang memiliki fungsi sebagai senyawa antioksidan. Senyawa antioksidan dalam kelopak bunga rosela mempunyai peran melindungi tubuh dari radikal bebas yang dapat membantu meningkatakan daya tahan tubuh. Pemanfaatan kelopak bunga rosela adalah dengan mengolah menjadi minuman herbal. Target pengabdian masyarakat adalah Keluarga Besar Istri Perum Bulog (KBIB) cabang Surabaya Selatan. Adanya kegiatan pelatihan dan pengolahan minuman kesehatan kelopak bunga rosela dapat membantu meningkatkan sistem imun di masa pandemi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan 4 tahap, tahap pertama adalah persiapan, tahap yang kedua adalah penyuluhan tentang manfaat kelopak bunga rosela serta cara pengolahan menjadi minuman kesehatan melalui aplikasi zoom. Tahap ketiga adalah pelatihan pembuatan minuman kesehatan kelopak bunga rosela melalui video. Tahap keempat adalah penyerahan produk minuman kesehatan berbahan dasar kelopak bunga rosela kepada Keluarga Besar Istri Perum Bulog (KBIB) cabang Surabaya Selatan Adanya kegiatan pengabdian masyarakat ini meningkatkan pengetahuan tentang manfaat kelopak bunga rosela serta meningkatkan ketrampilan dalam mengolah tanaman herbal menjadi minuman kesehatan.
Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Hair Tonic Ekstrak Daun Cabai Rawit (Capsium Frutescent L). Dengan Variasi Propilenglikol Dan Etanol 96% Darajati, Widitia Pristifa; Ambari, Yani
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 3 No 2 (2021): Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36932/jpcam.v3i2.70

Abstract

Daun cabai rawit (Capsicum frutescents L) adalah salah satu bahan alam yang mengandung senyawa kimia diantaranya saponin, alkaloid, terpenoid, kuinon dan flavanoid. Senyawa saponin dan flavonoid pada daun cabai rawit memiliki peranan untuk memacu pertumbuhan rambut. Sehingga dapat digunakan untuk mengatasi masalah kerontokan rambut, dimana kerontokan rambut sering terjadi pada masyarakat dikarenakan kurangnya asupan nutrisi serta penggunaan bahan-bahan kimia yang dipergunakan secara berlebihan. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk menggunakan sediaan dari bahan alam ekstrak etanol daun cabai rawit yang dibuat inovasi menjadi sediaan hairtonic dengan variasi propilenglikol dan etanol 96%. Formulasi sediaan hairtonic menggunakan etanol 96%, menthol, propilenglikol, metil paraben, propil paraben, dan aquades. Kemudian dilakukan uji stabilitas fisik untuk mengetahui pada konsentrasi berapa sediaan hairtonic menghasilkan stabilitas fisik yang baik. Uji stabilitas fisik hairtonic yang dilakukan selama 14 hari penyimpanan dengan hasil organoleptik Warna orange kecoklatan bentuk larutan jernih dan beraroma khas ekstrak daun cabai rawit, pada uji pH yaitu dari siklus terakhir Formulasi 1: 4,9 lalu Formulasi 2: 5,0 dan Formulasi 3: 5,1. Masih dalam rentang pH kulit 4,5-6,5, uji Viskositas yaitu dari siklus terakhir Formulasi 1: 1,01 Cps lalu Formulasi 2: 0,95 Cps dan Formulasi 3: 1,06 Cps. Masih dalam spesifikasi viskositas hair tonic yaitu dibawah 5 Cps, pada uji Bobot jenis pada Formulasi 1: 0,9950 gram/ml. lalu Formuasi 2: 0,9951 gram/ml. dan Formulasi 3: 0,9978 gram/ml. Masih dalam spesifikasi viskositas hair tonic yaitu ±1 gram/ml. Dari hasil tersebut dapat dilihat dimana pada konsentrasi propilenglikol 10%, 15%, 20% dan etanol 5%, 10%, 15% menghasilkan stabilitas fisik yang baik
FORMULASI DAN UJI STABILITAS SEDIAAN GEL HAND SANITIZER EKSTRAK ETANOL BUAH MENTIMUN (Cucumis sativus L.) Ambari, Yani; Paramita, Hanik Endah; Ningsih, Arista Wahyu
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 3 No 2 (2021): Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36932/jpcam.v3i2.43

Abstract

Hand Sanitizer umumnya mengandung bahan kimia berupa alkohol dan triklosan. Namun penggunaan kedua bahan tersebut dapat menyebabkan bahaya jika digunakan secara terus-menerus, maka dari itu dilakukan inovasi produk antiseptik Hand Sanitizer dengan menggunakan ekstrak etanol buah mentimun yang mengandung senyawa antibakteri untuk mengurangi penggunaan kedua bahan tersebut. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk membuat formulasi gel Hand Sanitizer dari ekstrak etanol buah mentimun dan mengetahui stabilitas fisik sediaan selama penyimpanan. Gel Hand Sanitizer ekstrak etanol buah mentimun dibuat dalam tiga formulasi dengan konsentrasi ekstrak yang berbeda yaitu F1 (1,5%), F2 (2,5%), dan F3 (3,5%). Hasil dari uji organoleptis antara lain ketiga formulasi yaitu selama penyimpanan ketiganya tidak mengalami perubahan. Hasil dari uji homogenitas antara lain F1 dan F2 dinyatakan homogen sedangkan F3 tidak homogen. Hasil dari uji pH antara lain selama penyimpanan ketiganya mengalami penurunan hingga minggu ke-3 dan mengalami peningkatan pH kembali pada minggu ke-4. Hasil dari uji daya sebar dari ketiga sediaan memenuhi syarat sediaan gel, namun pada uji daya lekat ketiganya tidak memenuhi syarat daya lekat sediaan gel. Kata kunci : Hand Sanitizer, Cucumis sativus L, buah mentimun, sediaan gel
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BODY LOTION EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum cannum Sims.) DENGAN METODE DPPH (1,1 – diphenyl-2- picrylhydrazyl) Ambari, Yani; Saputri, Arlin Oscardini; Nurrosyidah, Iif Hanifa
As-Syifaa Jurnal Farmasi Vol 13, No 2 (2021): AS-SYIFAA JURNAL FARMASI
Publisher : Fakultas Farmasi UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jifa.v13i2.678

Abstract

Basil leaves (Ocimum cannum Sims.) Are known to contain alkaloids, flavonoids, saponins, tannins, polyphenols, and triterpenoids. One of the compounds contained in the basil leaves (Ocimum cannum Sims.) Is a flavonoid which has antioxidant activity. Compounds that have antioxidant activity are known to prevent premature aging. This study aims to determine that the ethanol extract of basil leaves (Ocimum cannum Sims.) Can be formulated into Body Lotion with good physical stability or stable and to determine the antioxidant activity of Body Lotion ethanol extract of basil leaves (Ocimum cannum Sims.). The ethanol extract of basil leaves (Ocimum cannum Sims.) Was obtained by remaseration method using ethanol 96% with a yield percentage of 7.09%. Body lotion ethanol extract of basil leaves (Ocimum cannum Sims.) Is made in 3 formulas, which contain extracts F1 (0.5%), F2 (1%), and F3 (1.5). Body lotion preparations were also tested for physical stability using the cycling test which included organoleptic, homogeneity, pH, dispersal, and adhesion tests. Then proceed to the determination of antioxidant activity carried out by the DPPH free radical reduction method by calculating the IC50 value. The results showed that the ethanol extract of basil leaves (Ocimum cannum Sims.) Has antioxidant activity with IC50 value of 7.05 ppm with AAI value of 14.1 and body lotion preparations can be made. The results of the body lotion antioxidant activity test of basil leaves ethanol extract (Ocimum cannum Sims.) Showed that, F3 had the strongest antioxidant activity namely IC50 18.36 ppm with AAI value of 11.9 then followed by F2 namely IC50 25.2 ppm with AAI value 3.9, and F1, namely IC50 90.5 ppm with AAI value of 14.1. Based on the research results obtained, it can be concluded that the higher the concentration of ethanol extract of basil leaves (Ocimum cannum Sims.) Added, the antioxidant activity of the body lotion will be stronger.
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BODY LOTION EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum cannum Sims.) DENGAN METODE DPPH (1,1 – diphenyl-2- picrylhydrazyl) Yani Ambari; Arlin Oscardini Saputri; Iif Hanifa Nurrosyidah
As-Syifaa Jurnal Farmasi Vol 13, No 2 (2021): AS-SYIFAA JURNAL FARMASI
Publisher : Fakultas Farmasi UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jifa.v13i2.775

Abstract

Basil leaves (Ocimum cannum Sims.) Are known to contain alkaloids, flavonoids, saponins, tannins, polyphenols, and triterpenoids. One of the compounds contained in the basil leaves (Ocimum cannum Sims.) Is a flavonoid which has antioxidant activity. Compounds that have antioxidant activity are known to prevent premature aging. This study aims to determine that the ethanol extract of basil leaves (Ocimum cannum Sims.) Can be formulated into Body Lotion with good physical stability or stable and to determine the antioxidant activity of Body Lotion ethanol extract of basil leaves (Ocimum cannum Sims.). The ethanol extract of basil leaves (Ocimum cannum Sims.) Was obtained by remaseration method using ethanol 96% with a yield percentage of 7.09%. Body lotion ethanol extract of basil leaves (Ocimum cannum Sims.) Is made in 3 formulas, which contain extracts F1 (0.5%), F2 (1%), and F3 (1.5%). Body lotion preparations were also tested for physical stability using the cycling test which included organoleptic, homogeneity, pH, dispersal, and adhesion tests. Then proceed to the determination of antioxidant activity carried out by the DPPH free radical reduction method by calculating the IC50 value. The results showed that the ethanol extract of basil leaves (Ocimum cannum Sims.) Has antioxidant activity with IC50 value of 7.05 ppm with AAI value of 14.1 and body lotion preparations can be made. The results of the body lotion antioxidant activity test of basil leaves ethanol extract (Ocimum cannum Sims.) Showed that, F3 had the strongest antioxidant activity namely IC50 18.36 ppm with AAI value of 11.9 then followed by F2 namely IC50 25.2 ppm with AAI value 3.9, and F1, namely IC50 90.5 ppm with AAI value of 14.1. Based on the research results obtained, it can be concluded that the higher the concentration of ethanol extract of basil leaves (Ocimum cannum Sims.) Added, the antioxidant activity of the body lotion will be stronger