Husni Husni
Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Dosis Pupuk Nitrogen terhadap Serangan Hama Penggerek Batang Padi Putih (Scirpophaga innotata Walker) Srajul Munira; Sapdi Sapdi; Husni Husni
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 3 (2022): Agustus 2022
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.743 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v7i3.21350

Abstract

Abstrak. Hama penting dalam budidaya tanaman padi salah satunya yaitu penggerek batang padi putih (Scirpophaga innotata). Intensitas serangan semakin meningkat dengan pemberian pupuk Nitrogen yang tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk Nitrogen terhadap persentase serangan hama penggerek batang padi putih dan dampaknya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial dengan perlakuan dosis pupuk Nitrogen dalam bentuk urea yang terdiri atas 5 taraf yang meliputi N0 (0 kg/Ha), N1 (100 kg/Ha), N2 (200 kg/Ha), N3 (300 kg/Ha), dan N4 (400 kg/Ha). Varietas padi yang dipakai yaitu Inpari 44. Tanaman padi yang diberi pupuk Nitrogen dengan dosis yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata terhadap tingkat serangan hama penggerek batang padi putih, jumlah anakan produktif dan produksi tanaman padi. Dosis pupuk Nitrogen yang terbaik adalah 138 kg/Ha karena mampu menghasilkan padi sebanyak 11,93 ton/Ha yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan Nitrogen 184 kg/Ha. Abstract. One of the important pests in rice cultivation is the white rice stem borer (Scirpophaga innotata). The intensity of the attack increases with the application of high Nitrogen fertilizers. The purpose of this study was to determine the effect of Nitrogen fertilizer dose on the percentage of white rice stem borer and its impact on the growth and production of rice plants. The design used was a non-factorial Completely Randomized Design (CRD) with Nitrogen fertilizer dosage treatment in the form of urea consisting of 5 levels which included N0 (0 kg/Ha), N1 (100 kg/Ha), N2 (200 kg/Ha), N3 (300 kg/Ha), and N4 (400 kg/Ha). The rice variety used was Inpari 44. Rice plants given Nitrogen fertilizer with different doses had a significant effect on the level of white rice stem borer attack, the number of productive tillers and the production of rice plants. The best dose of Nitrogen fertilizer is 138 kg/Ha because it can produce 11.93 tons/Ha of rice which is not significantly different from the Nitrogen treatment of 184 kg/Ha.
Komparasi Keanekaragaman Hymenoptera Parasitoid Pada Pertanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.) Sistem Monokultur Dan Tumpangsari Dewi Farahdiba; Husni Husni; Sapdi Sapdi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 1 (2023): Februari 2023
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.904 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v8i1.24533

Abstract

Abstrak. Cabai merah termasuk salah satu komoditas sayuran unggulan dan telah banyak diusahakan oleh petani. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komparasi keanekaragaman serangga Hymenoptera parasitoid pada tanaman cabai monokultur dan tumpangsari. Pengambilan sampel serangga (sampling) dilakukan dengan metode kuadrat. Pada setiap kuadrat tersebut dipasang sebanyak empat macam perangkap di lahan cabai monokultur (T1), lahan cabai tumpangsari dengan bawang daun (T2) dan lahan cabai tumpangsari dengan bawang daun dan kacang panjang (T3) secara bersamaan. Sampling serangga diulang sebanyak lima kali dengan interval 3 hari. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan 3 perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi Hymenoptera parasitoid pada budidaya cabai tumpangsari dengan bawang daun dan kacang panjang (T3) lebih banyak dan beragam dibanding perlakuan lainnya. Selain itu, kemiripan komunitas Hymenoptera parasitoid tergolong tinggi antara ketiga tipe lahan yaitu di atas 50%. Comparison of Hymenoptera Parasitoid Diversity In Chili (Capsicum annum L.) Planting Monoculture And Tumpangsari Systems Abstract. Chili is one of the leading vegetable commodities and has been cultivated by many farmers. The purpose of this study was to compare the diversity of parasitoid Hymenoptera insects in monoculture and intercropping chili plants. Insect sampling (sampling) was carried out by the quadratic method. In each of these squares, four types of traps were installed in monoculture chili fields (T1), chili fields intercropping with spring onions (T2) and chili fields intercropping with spring onions and long beans (T3) simultaneously. Insect sampling was repeated five times with an interval of 3 days. This study used a non-factorial Randomized Block Design (RBD) with 3 treatments. The results showed that the composition of Hymenoptera parasitoids in the intercropped cultivation of chili with spring onions and long beans (T3) was more numerous and varied than the other treatments. In addition, the community similarity of parasitoid Hymenoptera was high among the three land types-above 50%.
Pengaruh Dosis Pupuk NPK terhadap Persentase Serangan Hama Penggerek Polong (Maruca testulalis) serta Pertumbuhan dan Hasil Kacang Panjang (Vigna sinensis) Hudal Hakki; Hasnah Hasnah; Husni Husni
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 1 (2023): Februari 2023
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/jimfp.v8i1.23346

Abstract

Abstrak. Peningkatan produktivitas kacang panjang dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya yaitu pemupukan yang berimbang. Pupuk NPK berguna sebagai penyeimbang unsur hara makro dan mikro di dalam tanah karena mengandung nitrogen, posfor, kalium, kalsium, dan magnesium yang dibutuhkan tanaman. Salah satu hama penting dalam budidaya kacang panjang adalah penggerek polong. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dosis pupuk NPK yang paling berpengaruh terhadap tingkat serangan hama penggerek polong serta pertumbuhan dan hasil kacang panjang. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non-Faktorial dengan perlakuan dosisi pupuk NPK (16:16:16) yang terdiri atas 5 taraf perlakuan yaitu: D0 (0 Kg/ Ha), D1 (75 Kg/Ha), D2 (150 Kg/Ha), D3 (225 Kg/Ha), dan D4 (300 Kg/Ha). Varietas kacang panjang yang digunakan adalah Black Seed. Tanaman kacang panjang yang diberi dosisi pupuk NPK 225 kg/Ha menunjukkan persentase serangan hama penggerek polong yang tidak berbeda nyata dengan dosis 75 dan 150 kg/Ha, tinggi tanaman tidak berbeda nyata dengan dosis 300 kg/Ha, serta bobot polong layak pasar maupun bobot polong utuh yang tidak berbeda nyata dibandingkan dosis 300 kg/Ha. Effect of NPK Fertilizer Doses on the Proportion of Pod Borer (Maruca testulalis) Attack and the Growth and Yield of Long Bean (Vigna sinensis)Abstract. Increasing the productivity of long beans is influenced by several factors, one of which is balanced fertilization. NPK fertilizer is useful as a balancer for macro and micro nutrients in the soil because it contains nitrogen, phosphorus, potassium, calcium and magnesium that plants need. One of the important pests in long bean cultivation is the pod borer. The purpose of this study was to determine the most influential dose of NPK fertilizer on the level of pod borer attack and the growth and yield of long beans. The design used was a non-factorial randomized block design (RBD) with doses of NPK fertilizer (16:16:16) consisting of 5 treatment levels, namely: D0 (0 Kg/Ha), D1 (75 Kg/Ha), D2 (150 Kg/Ha), D3 (225 Kg/Ha), and D4 (300 Kg/Ha). The string bean variety used is Black Seed. Long bean plants dosed with NPK fertilizer 225 kg/Ha showed a percentage of pod borer attack that was not significantly different at doses of 75 and 150 kg/Ha, plant height was not significantly different at a dose of 300 kg/Ha, and marketable pod weight and weight intact pods which were not significantly different from the dose of 300 kg/Ha.