Elisabeth Septin Puspoayu
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Authority Reformulation Management of Natural and Biological Resources: Conservation District in Probolinggo Indri Fogar Susilowati; Tamsil Tamsil; Elisabeth Septin Puspoayu; Hezron Sabar Rotua Tinambunan
UNIFIKASI : Jurnal Ilmu Hukum Vol 8, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/unifikasi.v8i1.3932

Abstract

The management of natural and biological resources must be carried out by the central and regional governments to seek financing for development. The management of natural and biological resources should synergize with its preservation and the environment. The common problem encountered when managing natural and biological resources lies in its improper management that caused damage to the environment such as doing disharmonize exploitation with environmental interest. Accordingly, This study employed a sociological juridical study to capture the implications of authority reformulation management of natural and biological resources of the conservation district in Probolinggo. The findings revealed that the management reformulation of Natural and biological resources Management results in the limitation of regional authority in managing their natural resources. This was certainly different from the concept mandated by regional autonomy. Thus, It is feared that this will affect the development plans carried out in the area, affecting the welfare of the community. As a conservation district, Probolinggo Regency has tried to optimize the regional potential in the development of conservation-minded areas. This commitment is written in regional regulations, regulating not only the use of natural and biological resources but the clarity of regional authority in managing these resources as well
TINJAUAN YURIDIS LEGAL PERSONALITY DALAM PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA ANGGOTA ASEAN DI ERA MEA elisabeth septin puspoayu
Jurnal Ilmiah Galuh Justisi Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.886 KB) | DOI: 10.25157/jigj.v5i2.794

Abstract

Pada awal pembentukannya, ASEAN hanyalah dijadikan sebuah wadah untuk menjalin kerjasama dalam bidang sosial, ekonomi, politik, dan budaya di kawasan Asia Tenggara oleh para anggotanya. Seiring dengan berkembanganya, maka, pada tahun 2008, ASEAN diubah dari sebuah loose association menjadi rule based organization melalui ASEAN Charter 2007. penulis meneliti mengenai kekuatan legal personality ASEAN sebagai subjek hukum internasional yang mempunyai kapasitas untuk melakukan suatu tindakan dalam hubungan internasional, terutama kepada negara-negara anggotanya kaitannya erat dengan era MEA.Berdasarkan hasil penelitian, penulis menemukan bahwa legal personality ASEAN dapat dijadikan sebagai sebuah dasar (“groundwork”) penyelesaian sengketa negara-negara anggotanya.maka ASEAN harus mengoptimalkan beberapa instrument penyelesaian sengketa, seperti TAC 1976, dan ASEAN Charter 2007. Tingginya heterogenitas antar negara di kawasan Asia Tenggara, baik dari segi ekonomi, sosial, pollitik, dan budaya sehingga dibentuknya ASEAN Community 2015 (“khususnya dalam bidang politik–keamanan”). Menghadapi beberapa kendala tersebut, penulis menemukan bahwa untuk mewujudkan sentralitas ASEAN sebagai institusi penjaga perdamaian di kawasan Asia Tenggara, maka ASEAN harus mempunyai lembaga penyelesaian sengketa yang netral dan kompeten (ASEAN Dispute Settlement Body); selain itu, negara-negara anggota harus mau untuk menurunkan kadar “kedaulatan” dan “non-intervention” apabila ingin menjadikan ASEAN sebagai rule based organization. Kata Kunci :   Legal Personality, Penyelesaian Sengketa Internasional, ASEAN Charter 2007.