Rosaria Ika Pratiwi
POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMBUATAN GEL ANTINYERI DARI MINYAK ATSIRI BUNGA CENGKEH ( Syzygium aromaticum(L.) Merr.&Perry ) Purgiyanti Purgiyanti; Rosaria Ika Pratiwi
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2019): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v8i1.1305

Abstract

Essential oils of clove flowers (Syzygium aromaticum (L.) Merr. Perry) are known to have properties as analgesic or painkillers. One of the efforts to utilize clove flower essential oil is to be used as an active ingredient in gel preparations. Gel preparations were chosen one of them is because it gives a cold effect on the skin when used on the skin. The material chosen for use as a gel base or gelling agent is CMC-Na. The use of CMC-Na as a base gel was varied with several different concentrations of the three formulas made, namely 3.5%, 5%, and 6.5%. Based on the results of the research analyzed in a theoretical approach by observing and comparing the results with several sources on organoleptic preparations, pH, clarity, dispersion, adhesion, and preference test obtained the best results in formula I with the use of CMC-Na gel base of 3, 5%. Keywords: Gel, Essential oil, Clove Flower, CMC-Na
Penggunaan Antibiotik dan Etiologi Pasien Pneumonia di RSUP Dr. Sardjito Rosaria Ika Pratiwi; Heru Nurcahyo
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 1 (2023): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v12i1.4808

Abstract

Community-acquired Pneumonia (CAP) merupakan masalah kesehatan masyarakat menjadi penyebab utama morbiditas yang sering membutuhkan rawat inap dan menjadi penyebab kematian. Pengobatan awal dipilih antibiotik secara empiris karena penyebab patogen belum diketahui. PiIihan penggunaan antibiotik yang tepat dapat dilakukan apabila mengetahui bakteri penyebab yang paling memungkinkan dan uji kepekaan yang berlaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan antibiotik sebagai terapi CAP dan mikroorganisme penyebab CAP. Rancangan penelitian observasional deskriptif, desain cohort prospektif pada 58 pasien CAP dewasa rawat inap di RSUP Dr. Sardjito periode Oktober - November 2022 yang telah memenuhi kriteria. Sampel diambil secara purposive sampling dan dilakukan analisis secara deskriptif. Karakteristik pasien CAP jenis kelamin laki-laki 35 pasien, perempuan 23 pasien, usia 18–39 tahun 10 pasien, 40–61 tahun 34 pasien, dan 62-85 tahun 14 pasien. Antibiotik yang digunakan antara lain ceftazidim, levofloxacin, azithromycin, bactesyn, ceftriaxone, moxifloxacin, cefoperazone, vancomycin, cefixime, gentamycin, chloramphenicol, amikacin, fosfomicin, ciprofloxacin, meropenem, cotrimoxazol, metronidazole, cefoperazon, cefotaxime, cefepim, dan clindamycin  Mikroorganisme penyebab CAP berdasarkan hasil kultur antara lain Klebsiella pneumoniae, Acinetobacter baumannii, Pseudomonas aeruginosa, Streptococcus mitis/Streptococcus oralis, Enterobacter cloacae ssp cloacae, Staphylococcus haemolyticus, Streptococcus alactolyticus, Enterobacter aerogenes, Staphylococcus aureus, Gemella morbillorum, Pseudomonas putida, Escherichia coli, Enterobacter asburiae, Citrobacter amalonaticus, Staphylococcus saprophyticus, Streptococcus gordonii, Enterococcus faecalis, Serratia marcescens, Streptococcus agalactiae, Stenotrophomonas maltophillia, Candida albicans, Candida tropicalis, dan Candida norvegensis.Penggunaan antibiotik didominasi oleh ceftazidim, azithromycin, levofloxacin, bactesyn, dan ceftriaxone. Mikroorganisme penyebab CAP terbanyak adalah Klebsiella pneumoniae, Acinetobacter baumannii, Pseudomonas aeruginosa, Streptococcus mitis/Streptococcus oralis, Enterobacter cloacae ssp cloacae, dan Staphylococcus haemolyticus
IMPLEMENTASI STRATEGI BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) PADA OBAT BEBAS DI APOTEK “NURBUNDA” DARI PERSPEKTIF ETIKA KEFARMASIAN Rosaria Ika Pratiwi; Sari Prabandari
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 1 (2018): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v7i1.740

Abstract

Strategi pemasaran yang digunakan sebagai acuan adalah bauran pemasaran (marketing mix).Bauran pemasaran (marketing mix) adalah sekumpulan kegiatan yang saling berhubungan, disusundengan tujuan untuk mengetahui kebutuhan konsumen, mengembangkan barang yang dibutuhkan,menentukan harganya, mendistribusikan, dan mempromosikannya. Elemen bauran pemasaran (marketingmix) terdiri dari 4 hal, antara lain : product (produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi).Dunia bisnis tidak lepas dari kegiatan pemasaran, begitu pula pada penjualan obat di apotek, memberikandampak positif bagi upaya peningkatan profit dan perbaikan mutu pelayanan. Jenis penelitian yangdigunakan ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan secaradeskriptif-normatif untuk mencari kesesuaian antara teori etika kefarmasian dengan penerapan strategibauran pemasaran (marketing mix) pada manajemen pemasaran farmasi Apotek X. Data yang diperlukandalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder dengan menggunakan teknik pengumpulan datamelalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Data ini dikumpulkan dari berbagai sumber baiklangsung maupun tidak langsung dan disajikan dalam bentuk tulisan kemudian dilakukan analisis. Datadideskripsikan dalam konsep bauran pemasaran (marketing mix) serta penerapannya pada Apotek X,kemudian dikorelasikan teori dan penerapannya dalam bentuk tinjauan umum dalam perspektif etikakefarmasian. Dari segi product, pengadaan (pembelian) obat bebas dilakukan melalui distributor atauPedagang Besar Farmasi (PBF) yang telah memenuhi kualifikasi serta pengaturan display Apotek “X”menggunakan konsep first in first out (FIFO) dan first expired first out (FEFO). Dari segi price hargayang diterapkan oleh Apotek “X” adalah menjual produk dengan harga yang dapat dijangkau olehmasyarakat sekitar dengan kualitas tinggi. Dari segi place, produk obat bebas diletakkan di bagian depandengan penataan display yang mudah dilihat dan menarik minat konsumen sehingga memberikankemudahan dalam proses distribusi produk obat bebas kepada konsumen. Dari segi promotion, melaluibeberapa cara antara lain : leaflet, media sosial online, radio, dan menjadi sponsor dalam kegiatan baktisosial.Bauran pemasaran ini sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 Tahun 2016Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.Kata kunci : Bauran Pemasaran (marketing mix), Obat Bebas, Etika Kefarmasian
Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Perasan Jambu Biji dan Jeruk Nipis Terhadap Viskositas Peel-Off Rosaria Ika Pratiwi
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 11, No 1 (2022): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v11i1.3180

Abstract

Buah jambu biji (Psidium guajava) mengandung flavonoid, polifenol, karoten, vitamin C, tanin, saponin, alkaloid, dan minyak atsiri yang memiliki khasiat untuk menghilangkan jerawat, membersihkan komedo dan wajah yang kotor. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) mengandung flavonoid yang dapat digunakan sebagai peremajaan kulit. Kombinasi perasan jambu biji dan jeruk nipis dibuat sediaan kosmetik dalam bentuk peel-off yang praktis digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi perasan jambu biji dan jeruk nipis terhadap viskositasp peel-off. desain eksperimental, yaitu dengan membuat 3 (tiga) formula sediaan peel-off, masing-masing formula dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Ketiga formula tersebut perbedaannya terletak pada konsentrasi kombinasi perasan jambu biji dan jeruk nipis. Formula I memiliki berat jenis 1,033 g/ml, formula II 1,031 g/ml, dan formula III 1,030 g/ml. Viskositas formula I 1,723 cP, formula II 1,311 cP, dan formula III 1,292 cP. Berdasarkan hasil uji Anova, terdapat pengaruh perbedaan konsentrasi perasan jambu biji dan jeruk nipis terhadap viskositas peel-off yang ditunjukkan dengan nilai signifikasi 0,000 (0,05).