This Author published in this journals
All Journal Ruang Arsitekta
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

HUBUNGAN KUALITAS RUANG TERBUKA PUBLIK DENGAN TINGKAT KENYAMANAN PENGUNJUNG PADA PENGEMBANGAN AREA D DI BANJIR KANAL BARAT SEMARANG Yella Risa Lestari; Nurini .
Ruang Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.422 KB)

Abstract

Abstrak: Pembangunan di kota-kota besar yang semakin lama semakin berkembang lebih mengutamakan pada pembangunan ruang terbangun yang tidak diimbangi dengan ruang terbuka. Dalam pembangunan, ruang terbuka sendiri memiliki proporsi sebesar 30% dari pembangunan dalam suatu kawasan. Semakin sedikitnya ruang terbuka dalam suatu kawasan, maka semakin berkurangnya tempat yang tersedia bagi masyarakat untuk dijadikan sebagai tempat interaksi. Berkurangnya ketersediaan tempat interaksi tersebut dapat mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan dalam penyediaan ruang terbuka hijau di Kota Semarang adalah normalisasi Sungai Banjir Kanal Barat. Dalam normalisasi Sungai Banjir Kanal Barat, juga terdapat pembangunan river amenity atau area kenyamanan yang terbagi menjadi 7 area. Salah satu area yang sudah banyak dikunjungi oleh masyarakat adalah area D yang difungsikan sebagai kelestarian lanskap sungai, tempat bersejarah, dan olahraga & rekreasi. Meskipun proyek belum selesai dan masyarakat sudah mulai banyak yang mengunjungi, maka perlu mengeidentifikasi mengenai kualitas ruang terbuka publik yang sesuai dengan tingkat kenyamanan pengunjung. Oleh karena itu, perlu dilakukannya penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas ruang terbuka publik dengan tingkat kenyamanan pengunjung pada pengembangan area D di Banjir Kanal Barat Semarang. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan teknik analisis yaitu analisis crosstab. Dari hasil analisis yang dilakukan maka dapat diketahui bahwa secara keseluruhan kualitas ruang terbuka publik memiliki hubungan yang cukup erat dan saling berkaitan dengan tingkat kenyamanan pengunjung area D. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ruang terbuka publik yang berkualitas merupakan ruang terbuka publik yang mampu memberikan kenyamanan bagi pengunjungnya, dan juga semakin tinggi tingkat kenyamanan pengunjung, maka semakin berkualitas pula ruang terbuka publik tersebut. Kata Kunci: Ruang Terbuka Publik, Kualitas Ruang Publik, Tingkat Kenyamanan Pengunjung Abstract: The development in a big city, prioritize on the development of the built-area that’s not accompanied by the developmentan open space. In the development, an open space itself has a proportion of 30 % of its development in an area. Less of an open space in an area, so the place for society to be used as a place of interaction will decrease. A reduction in the availability of interaction place can affect the social lives of the people. One of the efforts made in the provision of green open space in the city of semarang is normalization of Banjir Kanal Barat river. In the normalization of Banjir Kanal Barat river, there is also the development of river amenity that is divided into 7 area. One of area that many people visited is D area, functioned as the preservation of river landscapes, historic place, and sports & recreation. Although the projects of normalization have not completed, many people visit there, we need to identify about the quality of public open space in accordance with the level of comfort visitors. Therefore, need to do a research aimed at to know the relationship between the quality of public open with the level of comfort visitors in the development of D area in the Banjir Kanal Barat River Semarang. The research methods and analysis used in this research is a quantitative method and crosstab analysis. From the results of the analysis, can be known that the overall of quality of public open space having the closely and related relationship with  the level of comfort visitors in D area. Therefore can be concluded that public open space which has a quality is a public open space being able to provide comfort for visitors, and also due to increasing the level of comfort visitors, so, the pblic open space mure qualified. Keywords: Public Open Space, Quality Of Public Space, Visitor's Comfort Level
ANALISIS KARAKTER KAMPUNG PECINAN DI KAWASAN PERDAGANGAN DAN JASA PEUNAYONG PUSAT KOTA BANDA ACEH Fenny Mandasari; Nurini .
Ruang Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.443 KB)

Abstract

Abstrak: Kawasan Pecinan sebagai kawasan Perdagangan dan jasa Kota Banda Aceh merupakan “pusat perkembangan” kota karena daerah tersebut merupakan daerah yang strategis dan ramai dikunjungi. Secara administratif kampung Pecinan Peunayong ini masuk dalam Kelurahan Peunayong, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh. Kawasan peunayong yang identik dengan kawasan etnis Cina memiliki unsur bangunan kuno. Percampuran bentuk bangunan-bangunan lama dan bangunan baru kawasan Peunayong menimbulkan karakteristik  yang berbeda pada kawasan ini. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui karakter kampung Pecinan di kawasan perdagangan dan jasa Peunayong Pusat Kota yang dianalisis menggunakan pendekatan morfologi kota. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan  sasaran antara lain mengidentifikasikan kondisi fisik dan non fisik kawasan Peunayong.  Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan data yang didapatkan dari observasi. Hasil temuan lapangan di analisis dengan pembobotan dan distribusi Frekuensi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Kampung Pecinan Peunayong memiliki karakter seperti pada umumnya di Kampung Pecinan Indonesia dimana fungsi utama kawasan Pecinan sebagai Kawasan Komersial yang memiliki nilai Historical Pecinan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengatur perkembangan kawasan Peunayong baik mengenai agar dapat mewujudkan perkembangan yang optimal dan meminimalisir permasalahan yang ada tanpa mengurangi nilai-nilai penting sejarah karakter kampung Pecinannya. Kata Kunci : Analisis, Karakter Kampung Pecinan, Kawasan Perdagangan dan Jasa, Pusat Kota  Abstract: Chinatown as a Trading area in Banda Aceh which is central to the development of the town because the area is a strategic area and crowded. Administratively, Peunayong Chinatown is located in Kuta Alam, Banda Aceh. Peunayong area which is identical to the ethnic Chinese have elements of ancient buildings. The mixture of forms of old buildings and new buildings the Peunayong raises different characteristics in the region. The purpose of this study is to know the character of the village of Chinatowns in the trade and services downtown Peunayong analyzed using Morphological approach. to achieve that goal required targets, among others, to identify physical and non-physical conditions the Peunayong. The research method is quantitative methods in which data is obtained from the observation. Results field in the analysis by scoring and frequency distribution. The research results showed that Peunayong Chinatown has a character like in General in Indonesia where Chinatown Chinatown main functions as a Commercial Area that has Historical Chinatown. The results of this research are expected to be used to regulate the development of the good to Peunayong embody optimal development and minimise existing problems without compromising the important historical values its Chinatown village character. Keywords: Analysis, Character of Chinatown, Area of trade and services, Downtown
STRUKTUR DAN POLA RUANG KAMPUNG UMA LENGGE BERDASARKAN KEARIFAN LOKAL DI DESA MARIA, KABUPATEN BIMA NUSA TENGGARA BARAT Siti Fatimah Azzahra; Nurini .
Ruang Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.717 KB)

Abstract

Abstrak: Kampung Tradisional Uma lengge merupakan kampung yang memiliki kompleks bangunan peninggalan budaya yang sudah berumur ratusan tahun dan telah resmi dijadikan sebagai obyek wisata serta cagar alam oleh pemerintah Kabupaten Bima. Pada umumnya, Uma Lengge memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai tempat tinggal sekaligus sebagai tempat penyimapanan hasil panen. Namun, kompleks Uma Lengge yang berada di Desa Maria ini merupakan kompleks bangunan rumah kuno yang dimanfaatkan hanya sebagai tempat penyimpanan hasil bumi, seperti padi, jagung, dan lain sebagainya. Tata letak kompleks Uma Lengge ini sangat berhubungan dengan tradisi suku Bima, terutama masyarakat di sekitar kampung tradisional Uma Lengge tersebut. Keberadaan kompleks tradisional Uma Lengge sejak ratusan tahun yang lalu, sejalan dengan kebutuhan masyarakatnya, mengakibatkan struktur dan pola ruang yang ada menjadi seperti tak terencana.     Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji struktur dan pola ruang perkampungan berdasarkan kearifan lokal di Desa Maria, Kabupaten Bima dan apa saja yang menyebabkan terbentuknya struktur dan pola ruang tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bima merupakan contoh kota tradisional atau rural yang sebagian wilayahnya tidak terencana, yang memiliki kampung-kampung tradisional dengan ciri khas rumah panggung. Kampung Tradisional Uma Lengge ini memiliki bentuk figure ground yang bersifat homogen. Secara fisik terdapat area tambahan karena kebutuhan masyarakat akan ruang untuk mengadakan upacara adat setiap tahun ketika musim panen berakhir yaitu upacara Ampa Fare, yang mengakui bahwa setiap makhluk hidup pasti memiliki cara tersendiri dalam berdoa kepada sang pencipta.Kata Kunci : Struktur Pola Ruang, Kearifan  Lokal, Uma Lengge, Bima Abstract: Traditional Kampung Uma lengge is a village which has complex cultural heritage buildings hundreds of years old and has been officially in use as a tourist attraction as well as a nature reserve by the government of Bima . In general , Uma Lengge has several functions , namely as a residence and also a storage crop . However , Uma Lengge complex which is  in the village of Maria is an ancient complex houses of building used only as a storage crops , such as rice , corn , and so forth . Uma Lengge complex layout is highly correlated to all Bima ethnic traditions , especially the traditional village communities around the Lengge Uma . As traditional complex Lengge Uma has existed since hundreds of years ago , and the Uma Lengge community’s necessity , lead the structure and patterns of existing space into such unplanned . seeing this problems above , it can be concluded that the research question is how local knowledge can shape the structure and spatial patterns of Traditional Kampung Uma Lengge in Bima. The purpose of this study was to examine the structure and pattern of settlement space based on local wisdom in the village of Maria , Bima and to know what causes the formation of structures and patterns of space in one of the traditional village complex Uma Traditional Lengge in Bima . The results of this study is an example of Bima traditional or rural town that partly unplanned , which has traditional villages with distinctive feature of stage house . Uma Lengge and Jompa as  a traditional village in the village of Uma Lengge Maria is a legacy handed down from ancestors Mbojo Fund . Traditional village Uma Lengge of figure ground has a shape that is homogeneous . Physically, there are additional areas that exist in the traditional village of Uma Lengge because society will need space to hold a traditional ceremony every year. When the harvest season ends Ampa Fare will perform in the ceremony , which recognizes that every living things must have its own way for  praying to the Creator . Keywords: Pattern Space Structures, Local Wisdom, Uma Lengge, Bima
IDENTIFIKASI KEUTUHAN MORFOLOGI KAMPUNG PECINAN PARAKAN Syarif Hidayat; Nurini .
Ruang Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.107 KB)

Abstract

Abstrak: Kota Parakan mempunyai kampung yang dapat menunjukkan karakteristik kota Parakan yaitu kampung pecinan dimana di dalamnya terdapat beberapa bangunan berarsitektur tradisional Tionghoa dan penduduk mayoritas keturunan etnis Tionghoa. Keberadaan kampung pecinan Parakan semakin lama semakin tersingkir dengan keberadaan arsitektur modern yang saat ini berkembang. Fenomena diatas mengarahkan pada suatu pertanyaan penelitian yaitu Bagaimana kondisi keutuhan morfologi Kampung Pecinan Parakan? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi keutuhan morfologi di kampung pecinan kota Parakan. Dengan tujuan tersebut maka analisis yang dilakukan adalah analisis kondisi fisik kawasan Kampung Pecinan Parakan, meliputi aspek struktural (bentuk figure ground dan pola jaringan jalan), fungsional (sistem linkage kawasan), dan visual (langgam arsitektur kawasan); analisis kondisi non fisik kawasan meliputi aspek kehidupan (sosial budaya, keagamaan dan perekonomian masyarakat Kampung Pecinan Parakan); lalu dilanjutkan merumuskan kondisi keutuhan kampung pecinan di Kota Parakan. Hasil dari analisis menunjukkan kampung Pecinan Parakan telah mengalami banyak perubaha. Parakan tumbuh menjadi kota perdagangan dengan dilewatinya jalur Wonosobo dan Kendal sehingga aktifitas kampung pecinan Parakan berkembang menjadi kawasan pertokoan modern; jumlah persentase bangunan kuno tradisional Tionghoa di Pecinan Parakan hanya tinggal 20%; karena pengaruh perkembangan zaman masyarakat Tionghoa Parakan mulai meninggalkan budaya Tionghoa, semua budaya dan kegiatan keagamaan hanya dipusatkan di Klenteng Hok Tek Tong. Walaupun kondisi keutuhan Pecinan Parakan sudah mengalami perubahan namun ciri khas Kampung Pecinan Parakan masih dapat terlihat dan dirasakan, karena masih terdapatnya laggam bentuk arsitektur Tionghoa yang masih bertahan serta aktifitas budaya Tionghoa yang masih rutin diadakan di Klenteng Hok Tek Tong Parakan. Kunci  : Morfologi, Kampung Pecinan, Keutuhan. Abstract: The town of Parakan has a kampong/village that potentially can show/represent the characteristics of the town. That is the Chinatown kampong, where people can find several Chinese traditional buildings and the majority population of Chinese ethnic descend. The existence of Chinese kampong in Parakan is progressively eliminated by the presence of modern architecture that is currently growing. This phenomenon leads to a research question, “How is the condition of the Chinese Kampong’s morphological integrity? The purpose of this study is to identify the morphological integrity Parakan’s Chinatown. With the mentioned purpose, so the research/analysis can be conducted is the physical condition analysis of Chinatown in Parakan. it covers the structural aspects (form of figure ground and road network patterns), functional (regional linkage system), and visual (regional architectural style); analysis covering the region of non-physical conditions aspects of life (social, cultural, religious and community economic Parakan village Chinatown), and then proceed to formulate the conditions on the integrity of the village Chinatown Parakan City.The results of the analysis show that the village/kampong has undergone many changes. Parakan has grown into a commercial town where the routes to Wonosobo and Kendal are passing by and it leads the economic activities in Parakan’s Chinatown are developing progressively into a modern commercial area; the percentage of traditional Chinese buildings in Chinatown Parakan are only 20%, due to the influence of the times Parakan Chinese community began to leave the Chinese culture, all cultures and religious activity is concentrated in the temple Hok Tek Tong. Keywords: Morphology, Chinatown, Integrity
Desa Wisata Kampoeng Djowo Sekatul Kab. Kendal Sebagai Obyek Wisata Berkelanjutan: Kasus Kampoeng Djowo Sekatul, Kec Limbangan, Kab Kendal Yoga Adhi Nugroho; Nurini .
Ruang Vol 2, No 4 (2014): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.41 KB)

Abstract

Abstark: Kampoeng Djowo Sekatul adalah Objek wisata yang terdapat di Kabupaten Kendal yang memiliki potensi pariwisata yang besar yang telah memperhatikan aspek keberlanjutan seperti pariwisata yang berbasis lingkungan,ekonomi dan pelestarian budaya yaitu budaya Jawa. Dengan potensi yang ada terdapat beberapa masalah di antaranya kurangnya infrastruktur pendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan seperti contoh pada aspek lingkungan tidak adanya sistem persampahan yang baik dan buruknya kondisi beberapa fasilitas wisata seperti contoh area bermain yang tidak terawat , menyebabkan munculnya pertanyaan  Apakah Kampoeng Djowo Sekatul merupakan obyek wisata berkelanjutan? dan bagaimanakah arahan untuk mengembangkan pariwisata berkelanjutan di Kampoeng Djowo?Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan metode kuantitatif dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif serta menggunakan metode analisis pembobotan mendapatkan hasil bahwa Kampoeng Djowo merupakan obyek wisata berkelanjutan dengan nilai sebesar 73%. Untuk aspek yang paling berkembang yaitu sektor ekonomi dengan nilai sebasar 81,25%. Sedangkan untuk aspek keberlanjutan yang kurang berkembang adalah aspek lingkungan dengan nilai sebesar 62,5%. Maka arahan yang tepat sebagai arahan untuk mengembangkan Kampoeng Djowo sebagai obyek wisata berkelanjutan dengan pembenahan dan pengadaan infrastruktur yang di nilai kurang seperti persampahan, dan menjalin hubungan kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Kata kunci : desa wisata, wisata berkelanjutan  Abstract: Abstark: kampoeng djowo sekatul are objects wisata that was found in the county of kendal which has great potential tourist destinations that has been taking into account the aspect of sustainability such as tourism, based on the environment economy and the preservation of cultural that is, a culture of java.With the potential that exists there are some of the problems of them lack of the supporting infrastructure development of tourism sustained as an example on environmental aspects the absence of a system of waste good and bad condition of the several facilities wisata as an example the playing area, which are not maintained properly causing the appearance of the question whether kampoeng djowo sekatul is the object of wisata sustainable?Based on the results of the analysis made by quantitative methods with quantitative descriptive analysis techniques as well as using analytical methods that get results weighting Kampoeng Djowo is a sustainable tourism with a value of 73%. For the most developed aspect of the economic sectors with the highest sebasar 81,25%. As for the less-developed sustainability aspect is environmental aspects with a value amounting to 62.5%. Then the appropriate referrals as referrals for developing Djowo Kampoeng as sustainable tourism with improvements in infrastructure and procurement of less value like persampahan, and build a relationship of good cooperation between the Government and the community Keyword : tourism village, sustainable tourism 
Manajemen Pengelolaan Kawasan Bersejarah di Desa Soditan, Lasem, Rembang Wakhidah Kurniawati; Retno Susanti; Nurini .; Rina Kurniati; Sugiono Sutomo; M. Rizki Islami
Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan Vol. 3 No. 02 (2021): Arsitekta : Jurnal Arsitektur Kota dan Berkelanjutan
Publisher : Program Studi Arsitektur Universitas Tanri Abeng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47970/arsitekta.v3i02.244

Abstract

Desa Soditan merupakan salah satu desa warisan sejarah yang terletak di pusat Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Desa Soditan terletak di sepanjang Sungai Babagan Lasem dan Jalur Pantura yang dahulu disebut sebagai jalan raya pos De Groote Post Weg yang dibangun oleh Daendels. Di desa ini terdapat kawasan heritage Pecinan dengan Klenteng Cu An Kiong-nya, rumah candu Lawang Ombo, budaya khas Kopi Nglelet dan Batik Lasem. Saat ini kawasan bersejarah ini mengalami masalah degradasi fungsi, rusaknya bangunan khas Cina, dan semakin hilangnya sense of place kawasan. Untuk itulah, penelitian ini bertujuan untuk merumuskan konsep manajemen pengelolaan kawasan berdasar karakteristik khas kawasan. Adapun tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengeksplorasi potensi masalah Desa Soditan terkait pengembangan kawasan bersejarah, dan merumuskan konsep manajemen pengelolaan kawasan yang sesuai. Konsep manajemen pengelolaan yang yang ditawarkan adalah kemitraan antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Dari konsep manajemen pengelolaan yang disusun diharapkan dapat mendukung pelestarian cagar budaya di Desa Soditan di sektor pariwisata, memperkuat sense of place kawasan bersejarah, serta mampu mendukung perekonomian daerah dan masyarakat lokal.