Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

UJI AKTIVITAS EKSTRAK KULIT BATANG BANYURU (Pterospermum celebicum Miq.) DAN EKSTRAK LENGKUAS (Alpinia galanga (L.)Willd.) SEBAGAI ANTIFUNGI TERHADAP Trichophyton rubrum, Candida albicans dan Aspergillus niger Marzuki, Asnah
PHARMACON Vol 7, No 3 (2018): Pharmacon
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.7.2018.20672

Abstract

UJI AKTIVITAS  EKSTRAK KULIT BATANG BANYURU (Pterospermum celebicum Miq.) DAN EKSTRAK LENGKUAS (Alpinia galanga (L.)Willd.) SEBAGAI ANTIFUNGI TERHADAP Trichophyton rubrum, Candida albicans dan Aspergillus niger Asnah Marzuki1), M. Natsir Djide2), Sartika2), Rosany T3)1)Lab.Kimia Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Hasanudin, Makassar2)Lab.Mikrobiolog Fakultas Farmasi Universitas Hasanudin, Makassar3)Lab.Farmakognosi Fakultas Farmasi Universitas Hasanudin, Makassar ABSTRACT               Candida albicans, Aspergillus niger and Trichophyton rubrum is a common group of pathogenic fungi that can cause infection in humans. Galangal (Alpinia galanga (L.) Willd.) Has various properties including antifungal and antibacterial. Banyuru (Pterospermum celebicum Miq.) Is known to have antibacterial activity. This study aims to determine the antifungal activity of each extract, namely galangal and banyuru against Candida albicans fungi, Aspergillus niger and Trichophyton rubrum compared to extract activity when combined, seeing the diameter of the inhibitory broader or smaller. Banyuru extract and Galangal extract made 5 series of single concentrations (5%, 15%, 25%, 35%, 50%) and 3 series of combination concentrations (25%: 25%, 25%: 50%, 50%: 25%) . Testing of antifungal activity was carried out using a solid diffusion method. The results showed the best antifungal activity on single extracts of 50% concentration of Banyuru (24.72 mm) and Galangal (16.68 mm) on the growth of Trichophyton rubrum fungi. Galangal extract (Alpinia galanga (L.) Willd.) On Candida albicans was found at a concentration of 50% with a value of 10.06 mm and against Aspergillus niger with a value of 12.25 mm. In Banyuru extract there is no inhibitory area for Candida albicans and Aspergillus niger. The best combination of antifungal activity was seen at a concentration of 50%: 25% with a diameter of 31.4 mm inhibition in Trichophyton rubrum and there was no inhibitory area for Candida albicans and Aspergillus niger. Keywords: Antifungal, Trichophyton rubrum, Candida albicans, Aspergillus niger, Banyuru (Pterospermum celebicum Miq.), (Alpinia galanga (L.)Willd.ABSTRAK             Candida albicans, Aspergillus niger dan Trichophyton rubrum merupakan golongan jamur patogen yang umum dapat menyebabkan infeksi pada manusia. Lengkuas (Alpinia galanga (L.)Willd.) memiliki berbagai khasiat diantaranya sebagai antifungi dan antibakteri. Banyuru (Pterospermum celebicum Miq.) diketahui memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antifungi masing-masing ekstrak yaitu lengkuas dan banyuru terhadap fungi Candida albicans, Aspergillus niger dan Trichophyton rubrum yag dibandingkan aktivitas ekstrak saat dikombinasikan, melihat diameter daya hambat  semakin luas ataupun semakin kecil. Ekstrak Banyuru dan ekstrak Lengkuas dibuat 5 seri konsentrasi tunggal (5%, 15%, 25%, 35%, 50%) dan 3 seri konsentrasi kombinasi (25%:25%, 25%:50%, 50%:25%). Pengujian aktivitas antifungi dilakukan menggunakan metode difusi padat. Hasil menunjukkan adanya aktivitas antifungi terbaik pada ekstrak tunggal konsentrasi 50% Banyuru (24,72 mm) dan Lengkuas (16,68 mm) terhadap pertumbuhan fungi Trichophyton rubrum. Ekstrak lengkuas (Alpinia galanga (L.)Willd.)  terhadap Candida albicans terdapat pada konsentrasi 50% dengan nilai 10,06 mm dan terhadap Aspergillus niger dengan nilai 12,25 mm. Pada ekstrak Banyuru tidak terdapat daerah hambat terhadap Candida albicans dan Aspergillus niger. Ekstrak kombinasi aktivitas antifungi terbaik terlihat pada konsentrasi 50%:25% dengan diameter daya hambat 31,4 mm pada Trichophyton rubrum dan tidak terdapat daerah hambat terhadap Candida albicans dan Aspergillus niger.Kata Kunci : Antifungi, Trichophyton rubrum, Candida albicans, Aspergillus niger, Banyuru (Pterospermum celebicum Miq.), (Alpinia galanga (L.)Willd.
Analisis Residu Klorpirifos Pada Sawi Hijau (Brassica Rapa Var.Parachinensis L.) Terhadap Parameter Waktu Retensi Metode Kromatografi Gas Marzuki, Asnah
PHARMACON Vol 3, No 4 (2014): pharmacon
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.3.2014.6574

Abstract

Analisis Residu Klorpirifos  Pada Sawi Hijau (Brassica Rapa Var.Parachinensis L.) Terhadap Parameter  Waktu Retensi Metode Kromatografi Gas   Asnah Marzuki1), Tajuddin Naid1), Risky S1) 1)Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin . ABSTRACT The purposed of the research is analyzed the chlorpyrifos in green mustard of the retention time parameter with gas chromatography. The green mustard was collected of ready  harvest condition with sample collecting point on diagonal form in the farm. As standard was used chlorpyrifos 99,9%. The research was begin  with make the standard at 0,05 ppm and sample extraction was made duplo. Standard solution and sample was injected  by rolling over in the gas chromatography with column of fused silica Rtx®-1 (Crossbond® dimetyl polisiloxan length 30 meter, inner diameter 0,25 mm and the partikel diameter of stationary phase fase diam 0,25 µm), electron capture detector, carrier gas nitrogen with flow rate 1,61 mL/min, conditioned at column temperature 250ºC, injector temperature 280ºC and detector temperature 300ºC and operating time for 15 minutes. The parameter was used is time retention (tR). the result showed at chromatogram in sample I and II, time retention was obtained similar with standard solution time retention although showed time retention difference above required limit while in sample I and II having the characteistic retention time of standard solution. The retention time based on gas chromatography method can be knew the concentration of chlorpyrifos as 1,0024 mg/kg but it still on tolerance threshold the maximum residue limits (MRL) is 0,1 mg/kg.   Keywords: Chlorpyrifos, Brassica rapa var.parachinensis L,Time retention, Gas Chromatography   ABSTRAK   Telah dilakukan analisis residu Klorpirifos  pada Sawi Hijau (Brassica Rapa Var. Parachinensis L.), terhadap parameter waktu retensi metode khromatografi gas pada sawi hijau (Brassica rapa var.parachinensis L.) secara kromatografi gas. Sawi hijau diambil pada kondisi siap panen dengan titik pengambilan sampel bentuk diagonal dari lahan. Sebagai standar digunakan klorpirifos 99,9 %. Penelitian  diawali dengan pembuatan standar pada konsentrasi 0,05 bpj dan ekstraksi sampel  dilakukan secara duplo. Larutan standar dansampel diinjeksikan secara bergantian ke dalam alat KG dengan kolom fused silica Rtx®-1 (Crossbond® dimetil polisiloksan panjang 30 meter, diameter dalam 0,25 mm dan diameter partikel fase diam 0,25 µm), detektor penangkap elektron (ECD), gas pembawa nitrogen dengan kecepatan alir 1,61 ml/menit, dikondisikan pada suhu kolom 250ºC, suhu injektor 280ºC dan suhu detektor 300ºC serta waktu pengoperasian selama 15 menit. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah waktu retensi (tR). Hasil analisis data menunjukkan pada kromatogram sampel I dan sampel ll, waktu retensi yang diperoleh hampir sama dengan waktu retensi darikromatogram larutan standar, walaupun tetap memperlihatkan perbedaan waktu retensi melebihi batas persyaratan. Sedangkan pada kromatogram sampei l dan sampel II diperoleh gambaran yang nilainya mendekati waktu retensipuncak khas pada standar. Waktu retensi  menurut  metode  Kromatografi  Gas,dapat diketahui kadar residu klorpirifos adalah 0,0024 mg/kg, tetapi masih dalam ambang toleransi BMR yakni 0,1 mg/kg.   Kata kunci : Klorpirifos, Brassica rapa var.parachinensis L,Waktu Retensi, Kromatografi Gas  
Uji Aktivitas Antibakteri Sedian Gel Ekstrak Daun Rambutan (Nephelium lapaceum L) Terhadap Bakteri Penyebab Jerawat (Propionibacterium Acne) Marzuki, Asnah; Aspar, Ali; Tamrin, Andira
Proceedings Series on Health & Medical Sciences Vol. 7 (2025): Proceedings of the 1st National Seminar on Global Health and Social Issue (LAGHOSI)
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pshms.v7i.1455

Abstract

Daun rambutan telah diidentifikasi mengandung senyawa flavanoid, alkaloid, saponin, dan tanin yang memiliki potensi sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sedian gel estrak daun rambutan (Nephelium lappaceum L) dan mengetahui kemampuan sedian gel ekstrak daun rambutan dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibakterium Acne. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental dilaboratorium, dengan metode formulasi ekstrak daun rambutan (Nephelium lappaceum L) dalam sediaan gel dengan konsentrasi 5% untuk F1, 10% untuk F2 dan 15% untuk F3, kemudian dilakukan uji stabilitas fisik sediaan sebelum dan sesudah cycling test, selanjutnya dilakukan pengujian aktivitas antibakteri Propionibakterium Acne mengunakan metode sumuran. Hasil pengujian kestabilan sediaan gel telah memenuhi persyaratan sesuai standar yang ditetapkan dengan menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah cycling test, sedangkan hasil pengujian aktivitas antibakteri menunjukan bahwa F1 dengan konsentrasi 5% memiliki zona hambat sebesar 19,4 mm,F2 dengan konsentrasi 10% memiliki zona hambat sebesar 21,9 mm, F3 dengan konsentrasi 15% memiliki Zona hambat 23,5 mm,kontrol positif (K+) memiliki zona hambat sebesar 31,2 mm, dan kontrol negatif (K-) tidak memberikan daya hambat. Maka dapat disimpulkan hasil dari ketiga formula tersebut sudah efektif sebagai antibakteri pada bakteri Propionibakterum Acne dan yang paling mendekati dengan kontrol positif adalah F3 dengan konsetrasi 15% yang memiliki zona hamat sebesar 23,5 mmyang termasuk kategori kuat.
ANALISIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PADA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT IBNU SINA Nurdin, Mufliha; Jangga, Jangga; Aminah, Ibtisamatul; Mahmudah, Rifa’atul; Marzuki, Asnah
Pharmacology And Pharmacy Scientific Journals Vol. 3 No. 2: Desember, 2024, PAPS
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah Perkumpulan Intelektual Madani Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51577/papsjournals.v3i2.680

Abstract

Pelayanan farmasi yang berkualitas di rumah sakit sangat dipengaruhi oleh kepatuhan terhadap Standar Pelayanan Minimal (SPM). Kepatuhan terhadap SPM dapat meningkatkan kualitas pelayanan farmasi yang berdampak pada kepuasan pasien. Rumah Sakit Ibnu Sina menjadi lokasi penelitian ini untuk mengevaluasi pelaksanaan SPM dan pengaruhnya terhadap pelayanan farmasi.Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kepatuhan terhadap SPM di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Ibnu Sina, mengidentifikasi tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaannya, serta mengevaluasi persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan farmasi yang diterima.Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepatuhan terhadap SPM di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Ibnu Sina sebesar 82,5%. Kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan farmasi rata-rata mencapai 4,02, dengan aspek yang paling memuaskan adalah keramahan staf farmasi dan keselamatan penggunaan obat. Uji korelasi Pearson menunjukkan hubungan positif yang signifikan antara kepatuhan terhadap SPM dan kualitas pelayanan farmasi, dengan koefisien korelasi r = 0,75 dan p-value = 0,001. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan terhadap SPM dan kualitas pelayanan farmasi di Rumah Sakit Ibnu Sina. Peningkatan kepatuhan terhadap SPM diharapkan dapat memperbaiki kualitas pelayanan farmasi dan meningkatkan kepuasan pasien.
EVALUASI EFEKTIVITAS PERENCANAAN DAN PENGADAAN KEBUTUHAN OBAT PUBLIK SERTA KETERSEDIAAN OBAT DINAS KESEHATAN KABUPATEN POSO TAHUN 2025 Pakinde, Ayisti; Latu, Saparuddin; Mansur, Mansur; Mahmudah, Rifa’atul; Yagkin Padjalangi, Andi Muh; Marzuki, Asnah
Pharmacology And Pharmacy Scientific Journals Vol. 3 No. 2: Desember, 2024, PAPS
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah Perkumpulan Intelektual Madani Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51577/papsjournals.v3i2.684

Abstract

Pengelolaan obat yang baik sangat penting untuk menjamin kualitas pelayanan kesehatan. Di Kabupaten Poso, Dinas Kesehatan bertanggung jawab atas pengelolaan obat sesuai kebijakan Kementerian Kesehatan RI. Namun, perencanaan kebutuhan obat di Puskesmas sering tidak sesuai dengan kebutuhan sebenarnya, sehingga diperlukan penelitian dan solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi metode perencanaan kebutuhan obat yang diterapkan di Puskesmas dan mengidentifikasi permasalahan terkait perencanaan obat. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus, dengan pengumpulan data primer melalui wawancara mendalam, triangulasi, dan focus group discussion (FGD), serta data sekunder dari Bidang Kefarmasian dan pihak terkait lainnya. Informan utama adalah pelaksana farmasi Puskesmas, dengan triangulasi dilakukan pada Kepala Puskesmas dan Kepala Bidang Kefarmasian. Data dianalisis menggunakan metode content analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun perencanaan dan pengadaan obat telah mempertimbangkan beberapa faktor, masih terdapat ketidaksesuaian antara pengadaan dan kebutuhan obat. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya pembaruan data yang akurat serta koordinasi yang lemah antara Puskesmas dan Dinas Kesehatan kabupaten, yang menghambat ketersediaan obat secara optimal. Faktor-faktor lain yang memengaruhi termasuk kebijakan Dimas Kesehatan kabupaten, pembatasan anggaran, pemahaman tentang pengobatan rasional, serta pengawasan terhadap pengadaan dan penggunaan obat. Kesimpulan penelitian ini menyarankan untuk meningkatkan akurasi data, komunikasi yang lebih baik antara Puskesmas dan Dinas Kesehatan kabupaten, serta penguatan kebijakan berbasis data akurat dan pengembangan pemahaman pengobatan rasional guna mendukung ketersediaan obat yang optimal dan rasional di Puskesmas Kabupaten Poso.
PENGARUH IMPLEMENTASI MANAJEMEN KUALITAS PELAYANAN KEFARMASIAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DADI M, Mansyur; Yuliana, Besse; Mahmudah, Rifa’atul; Marzuki, Asnah
Pharmacology And Pharmacy Scientific Journals Vol. 3 No. 2: Desember, 2024, PAPS
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah Perkumpulan Intelektual Madani Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51577/papsjournals.v3i2.718

Abstract

Kemenkes RI menyatakan kualitas pelayanan kesehatan merupakan segala hal yang meliputi kinerja yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan terhadap Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit Khusus Daerah DADI. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis Pengaruh Pelayanan Kefarmasian Terhadap Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit Khusus Daerah DADI. Jenis penelitian ini menggunakan survei analitik deskriptif dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang mengambil obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Khusus Daerah DADI Makassar Tahun 2023 dengan rata-rata pasien yaitu sebanyak 322 orang pasien kunjungan pengambilan sampel dengan metode Accidental sampling sedangkan sampel berjumlah 76 orang. Analisa data dilakukan dengan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Berdasarkan hasil penelitian dengan uji chi-square diketahui bahwa kepuasan pasien berpengaruh terhadap Bukti Fisik, Kehandalan, Daya Tanggap, Jaminan dan Empati p = 0,001, artinya ada pengaruh Bukti Fisik, Kehandalan, Daya Tanggap, Jaminan dan Empati terhadap kepuasan pasien. Dari hasil analisis multivariat diketahui variabel yang paling berpengaruh dalam penelitian ini adalah variabel Kehandalan dengan nilai OR 83.966. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah variabel Kehandalan bernilai lebih dominan, artinya variabel Kehandalan paling berpengaruh terhadap kepuasan pasien di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Khusus Daerah DADI Makassar. Bagi petugas Instalasi Farmasi diharapkan untuk selalu memberikan pelayanan yang baik kepada pasien dan agar dapat menambah wawasan dan kompetensi dengan mengikuti pelatihan baik pelatihan internal maupun eksternal.
Formulasi dan Uji Antioksidan Sediaan Serum Wajah dari Ekstrak Etanol Daun Binahong Merah (anredera cordifolia (tan.) Steenis) dengan Menggunakan Metode DPPH Marzuki, Asnah; Dwi Rantisari Thayeb, Andi Meinar; Luturdas, Kasparina
Action Research Literate Vol. 8 No. 8 (2024): Action Research Literate
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/arl.v8i8.479

Abstract

Daun Binahong Merah  (Anredera Cordifolia (Tan.) Steenis) memiliki kandungan metabolit sekunder yang berpotensi sebagai antioksidan yaitu flavonoid, saponin, tanin, vitamin C, alkaloid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  formulasi dalam bentuk sediaan serum ekstrak daun binahong merah (Anredera Cordifolia (Tan.)(Steenis) yang stabil secara fisik kimia dan dapat berpotensi sebagai aktivitas antioksidan berdasarkan nilai IC50. Metode penelitian ini secara eksperimental menggunakan metode maserasi dengan variasi konsentrasi yaitu F1 (5%); F2 (10%); F3 (15%); dalam pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Hasil evaluasi sediaan serum wajah menyatakan bahwa uji organoleptik diperoleh bentuk cairan sedikit kental, bau khas ekstrak, uji homogenitas diperoleh sediaan yang homogen, uji pH <0.14 , uji viskositas  <235, uji daya sebar <038, dan uji iritasi tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Uji aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa F1 (27,025). F2 (26,846). F3 (24,624). Maka disimpulkan bahwa serum dari ekstrak etanol daun binahong merah (Anredera Cordifolia (Tan.)(Steenis) memiliki kestabilan fisik dan kimia dan berpotensi sangat kuat sebagai antioksidan.
Formulasi Sediaan Face Mist dari Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji Merah (Psidium Guajava L.) sebagai Antioksidan dengan Menggunakan Metode DPPH (1,1-Diphenly-2-Picrylhydrazyl) Marzuki, Asnah; Sari, Nurmala; Widayanti, Satri
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu tanaman yang sudah tidak asing lagi digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai obat herbal adalah tanaman daun jambu biji merah. Daun jambu biji merah mengandung berbagai senyawa metabolit sekunder antara lain tanin, minyak atsiri, flavonoid dan saponin. Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui ekstrak etanol daun jambu biji merah (Psidium guajava L.) yang diformulasikan dalam sediaan face mist yang stabil dan mengetahui nilai IC50 menggunakan metode DPPH. Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimen dengan cara memaserasi daun jambu biji merah menggunakan pelarut etanol 96%. Evaluasi yang dilakukan yaitu uji organoleptik, pH, daya sebar, waktu kering dan uji siklus menunjukkan hasil yang stabil. Kemudian berdasarkan pengujian antioksidan dengan konsentrasi dosis 3%, 6%, dan 9% diperoleh hasil untuk masing-masing konsentrasi memiliki nilai IC50 yaitu 47,63 µg/mL., 36,03 µg/mL., dan 31,83 µg./mL.