Syihabul Furqon
(Scopus ID: 57205023231) UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

METAFISIKA AL-KINDI DALAM FÎ AL-FALSAFAH AL-ÛLA (FILSAFAT PERTAMA) Syihabul Furqon; Neng Hannah
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 5, No 2 (2020): METAFISIKA DAN LEKSIKON POLITIK
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.839 KB) | DOI: 10.15575/jaqfi.v5i2.9711

Abstract

Metafisika adalah salah satu cabang filsafat mengenai segala sesuatu yang bersifat prinsipil. Bahkan dia adalah cabang filsafat yang menggambarkan inti dari penelusuran filsafat mengenai segala sesuatu. Metafisika berurusan dengan segala sesuatu sebagaimana adanya, namun dengan relasinya atas level realitas. Sebab manifestasi atau realitas segala sesuatu itu ditentukan oleh seberapa universalkah dia. Dalam pemikiran salah satu filsuf pertama Islam, Al-Kindi, filsafat pertama tidak hanya sekadar berurusan dengan level manifestasi, melainkan juga dengan doktrin Islam. Tepat di sinilah aspek penting dan signifikansi metafisika Al-Kindi patut ditinjau ulang sebagai salah satu pendekatan atas doktrin namun melalui jalur nalar. Melalui teks primernya, kami menemukan anasir bahwa tidak ada pertentangan antara doktrin dan nalar—sebagaimana tidak ada perselisihan antara filsafat dan doktrin Islam. Terutama mengenai inti kredo dalam Islam: tauhid (pengesaan).
JALAN MENUJU METAFISIKA YANG INTEGRAL: Syarah Al-Isyarat wa at-Tanbihat: Al-Ilahiyah Syihabul Furqon; Budhy Munawar Rachman; Mochamad Ziaul Haq
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 7, No 1 (2022): JAQFI VOL.7 NO. 1, 2022
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.836 KB) | DOI: 10.15575/jaqfi.v7i1.16277

Abstract

Abstrak:Metafisika, sebagai filsafat pertama dicetuskan Aristoteles untuk menerangkan serangkaian genealogi realitas dari Yang Niscaya ke yang mungkin, dari Yang Universal ke yang partikular. Sehingga metafisika dalam duduk ini dipahami sebagai bagian penting dari filsafat spekulatif. Perspektif ini berubah saat peripatetisme memasuki dunia Islam. Perubahan ini ditandai dengan orientasi ulang isi metafisika dan pensejajarannya sebagai doktrin. Dalam perspektif filsafat perennial (philosophia perennis/al-hikmah al-khalidah) metafisika pada gilirannya dibaca berbeda dari filsafat sendiri. Bahkan ia dibedakan dari filsafat sejak dari isinya. Dalam telaah ini kami menemukan bahwa corak ini muncul semakin intens dalam filsafat Ibn Sina. Bahkan metafisikannya dalam Isyarat wa At-Tanbihat: Fi Al-Ilahiyyat (Isyarat dan Perhatian: Metafisika) menunjukkan tendensi atas metafisika yang integral. Bahkan pada doktrin mistisisme filosofis. Dalam batas-batas metode analisis isi (dengan interpretasi fenomenologi teks) melalui perspektif perennialisme inilah penelitian bertolak. Konklusinya bersifat afirmatif sejauh interpretasi dimungkinkan.