Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MENGURAI DISRUPSI PAHAM KEISLAMAN INDONESIA DALAM PERSPEKTIF TIPOLOGI EPISTIMOLOGI ABID AL-JABIRI Mohammad Muslih; Amir Reza Kusuma; Ryan Arief Rahman; Abdul Rohman; Adib Fattah Suntoro
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.151 KB) | DOI: 10.15575/jaqfi.v6i2.14028

Abstract

Diskursus pemahaman keagamaan masyarakat Indonesia masa kini menjadi perhatian sebagian tokoh dan cendekiawan belahan dunia. Pemahaman dan perbuatan yang dilakukan oleh sebagian umat Muslim tidak mencerminkan universalitas dan “rahmatan” ajaran Islam. Ada sebagian kaum muslimin yang sangat tekstualis dalam memahami dan mengamalkan Islam, ada pula yang liberal sekuler dalam pemahaman dan pengamalan ajaran Islam. Oleh karena itu dalam menghadapi problem tersebut. Peneliti ingin mengurainya berdasarkan tipologi epistimologi Abid al-Jabiri yaitu epistimologi bayani, burhani dan irfani. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analisis. Ketiga tipologi epistimologi tersebut dapat dijadikan sebagai metode dan dasar dalam menjaga kemurnian ajaran Islam dan menjaga nilai Rahmatan dan Univeralitasnya. Penggunaan tipologi epistimologi Abid al-Jabiri dalam memahami dan mengamalkan Islam juga dapat menjadikan umat Islam sebagai umat yang berpegang teguh terhadap nushus (teks), antusias mencari kemaslahatan segala realitas, dan responsif terhadap segala tantangan/perubahan zaman. AbstractDiscourse of religious understanding in Indonesia today is a concern of some Indonesian figures and scholars and a wide part of the world. The understanding and deeds of some Muslims do not reflect the universality and "rahmatan" of Islamic teachings. There are some Muslims who are very textual and radical in understanding and practicing Islam, some are secular liberals in understanding and practicing the teachings of Islam. Therefore, in the face of this problem. Researchers wanted to parse it based on abid al-Jabiri's epistimology, namely epistimology bayani, burhani and irfani. This study uses the descriptive-analysis method. The three Epistimological Typologies can be used as a method and basis in maintaining the purity of Islamic teachings and maintaining the value of Rahmatan and its Univerality.The use of Abid al-Jabiri epistimology typology in understanding and practicing Islam can also make Muslims as a ummah who hold on to nusush (text), enthusiastically seek the benefit of all reality and responsive to all challenges/changes of the times. 
The Role of Religion in Educational Science; An Analysis toward the Modern Science Sofian Hadi; Ryan Arief Rahman; Khoiruddin Abdullah; M. Dicky Musyoddiq
At-Ta'dib Vol 16, No 2 (2021): Learning Strategies During The Pandemic
Publisher : Fakultas Tarbiyah, Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/at-tadib.v16i2.6895

Abstract

wacana sains(sains) dalam tradisi intelektual Islam sebenarnya telah dilakukan oleh para ilmuwan muslim. Berbagai eksperimen ilmiah dilakukan oleh para ilmuwan guna menemukan tanda-tanda kebesaran Tuhan dalam ciptaan-Nya. Selama dekade terakhir ini, para ilmuwan Muslim telah mencoba untuk memikirkan kembali identitas Islam yang disebut 'Ilmu Islam'. Ditulis dalam artikel ilmuwan baru bahwa perdebatan yang telah terjadi di seluruh dunia tentang masalah ini, dan disarankan untuk menemukan kembali Ilmu Islam yang merupakan salah satu tugas intelektual yang paling sulit tetapi paling penting, inilah yang para ilmuwan, intelektual, filosof dan ilmuwan Muslim. Masalah sains telah dipelajari oleh cendekiawan Muslim selama lebih dari seribu tahun sampai sarjana Barat mendapat manfaat besar dari membaca literatur yang melimpah tentang sains. Namun, sains modern saat ini kurang bernilai dan kurang pendidikan yang benar tentang mengidentifikasi apa sebenarnya sains itu. Ketiadaan nilai dan pendidikan dalam cangkokan ilmu pengetahuan modern ini kemudian menggerogoti nilai-nilai dasar Islam yang bertentangan dengan kesadaran sejarah dalam Islam.ummah. Tulisan ini mencoba menganalisis landasan-landasan dasar ilmu keislaman yang mulai dikaji ulang. Dengan pendekatan deskriptif dan analisis, peneliti mencoba menggali sejarah bagaimana nilai pendidikan Islam tidak pernah lepas dari ilmu pengetahuan.