Sri Mulyati
Dosen Pendidikan Matematika Pascasarjana-Universitas Negeri Malang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENALARAN MATEMATIS SISWA BERKEMAMPUAN TINGGI DAN RENDAH DALAM MENYELESAIKAN PERSAMAAN KUADRAT Wahyudi Wahyudi; Purwanto Purwanto; Sri Mulyati
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol.1, No.7, Juli 2016
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.295 KB) | DOI: 10.17977/jp.v1i7.6544

Abstract

Mathematical reasoning is a process to obtain a conclusion that is supported by mathematical premises known or assumed. This study aimed to describe the mathematical reasoning high (KT) and low (KR) performing students in solving quadratic equations. Subjects were asked solving quadratic equations with various methods of completion they controlled and conducted interviews to clarify results of his work. The results showed KT only capable of understanding the method of factoring and the quadratic formula, while the KR is not able to understand the methods of completion of quadratic equations. Both subjects did not understand the methods completing a square. Both subjects making conjecture, provide arguments and concluding. But both the subject does not check his work. Penalaran matematis merupakan proses memperoleh kesimpulan yang didukung oleh premis-premis matematis yang diketahui atau diasumsikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penalaran matematis siswa berkemampuan tinggi (KT) dan rendah  (KR) dalam menyelesaikan soal persamaan kuadrat. Subjek diminta menyelesaikan soal persamaan kuadrat dengan berbagai metode penyelesaian yang mereka kuasai dan dilakukan wawancara untuk mengklarifikasi hasil pekerjaannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KT hanya memahami metode pemfaktoran dan rumus kuadratik, sedangkan KR tidak memahami metode penyelesaian persamaan kuadrat. Kedua subjek tidak memahami metode menyempurnakan kuadrat sempurna. Kedua subjek membuat dugaan, memberikan argumen dan menarik kesimpulan. Namun kedua subjek tidak memeriksa kembali hasil pekerjaannya.
IMPLEMENTASI DESAIN PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM 2013 DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL Mitra Pramita; Sri Mulyati; Hery Susanto
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol.1, No.3, Maret 2016
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.893 KB) | DOI: 10.17977/jp.v1i3.6150

Abstract

This purpose of this research is to describe the process and the learning implementation on 2013 curriculum, social arithmetic lesson using contextual approach. The research used was descriptive qualitative research that had been done at Seventh grade students of SMPN 13 Banjarmasin. This research used contextual approach that had been designed on lesson plan and used student worksheet that had been arranged and was based on contextual approach. The result of this research showed that learning mathematic lesson social arithmetic with contextual approach which consist of seven components that are able to make students involve actively in teaching and learning process. This could be a guidance of one of alternative ways in learning mathematic activity by using contextual approach on junior high school in 2013 curriculum.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses dan hasil implementasi desain pembelajaran pada kurikulum 2013 materi aritmetika sosial menggunakan pendekatan kontekstual. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif yang dilaksanakan di SMPN 13 Banjarmasin. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-B SMPN 13 Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan pendekatan kontekstual yang dirancang pada rencana pembelajaran dan menggunakan LKS yang telah disusun berdasarkan pendekatan kontekstual. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika materi aritmetika sosial dengan pendekatan kontekstual yang memuat 7 komponen didalamnya mampu membuat siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Hal ini bisa dijadikan pedoman sebagai salah satu alternatif dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan kontekstual di SMP pada kurikulum 2013.
KECERMATAN SISWA MENGAMATI KATA KUNCI PADA SOAL CERITA MATERI PERBANDINGAN BERBALIK NILAI Meliyana Raharjanti; Toto Nusantara; Sri Mulyati
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol.1, No.3, Maret 2016
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.668 KB) | DOI: 10.17977/jp.v1i3.6169

Abstract

The student’s observation of the problem needs to be careful. More careful in the observation, more complete information obtained in solving the problems. This article describes about student’s observation precision of keywords in the given word problems about inverse proportion. The study involved 14 boys and 18 girls’students of 7th grade. Method of data collecting are test and interview. This study shows that only some of the keywords, i.e four of the seven key words, which is observed by the students. Most other keywords not identified by the students. This indicates that students are less careful in observing the keyword in problems. Ineffectiveness the choosen keywords by students have resulted that students indicated experiencing interference.Semakin cermat siswa mengamati soal, maka semakin lengkap informasi untuk menyelesaikan soal. Artikel ini mendeskripsikan kecermatan siswa mengamati kata kunci pada soal cerita materi perbandingan berbalik nilai. Penelitian ini melibatkan 14 siswa laki – laki dan 18 siswa perempuan kelas 7. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan wawancara. Penelitian ini menunjukkan bahwa hanya sebagian kata kunci, yaitu empat dari tujuh kata kunci, yang dicermati oleh siswa. Sebagian kata kunci lain tidak teridentifikasi oleh siswa. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa kurang cermat dalam mengamati kata kunci pada soal. Ketidakefektifan kata kunci yang siswa pilih ini mengakibatkan siswa terindikasi mengalami interferensi.