Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

IMPLEMENTASI ARSITEKTUR KONTEKSTUAL PADA MASJID AT-TAQWA DI KOTA BENGKULU Aji Rizky Wahyudinata; Agus Budi Purnomo; Mohammad Ali Topan
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN 2018 BUKU I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.3315

Abstract

Dalam Arsitektur masa kini sudah mulai hilang ciri dari jati dirinya. Arsitektur yang sangat berpengaruh besar kepada kehidupan manusia sekarang menjadi korban globalisasi. sehingga arsitektur yang tadinya sangat ramah lingkungan menjadi tidak peduli dan berusaha tampil beda. Oleh karna itu perlu adanya pemahaman mengenai bagaimana arsitektur kontekstual dapat berpengaruh pada desain, sehingga bangunan dapat bermanfaat dan berfungsi secara optimal. Mencerminkan jati diri lingkungan masjid At-Taqwa Bengkulu sebagai tempat ibadah yang berfungsi hampir 24 jam dalam sehari, sehingga bangunan dapat menjadi ruang sosial dan pelindung dari bencana alam yang akan terjadi dikemudian hari. Selain itu bangunan juga dapat menunjukan ciri khas dari suatu daerah agar masjid selain tempat ibadah dapat juga menjadi objek wisata yang menampilkan unsur dari arsitektur tradisional kota Bengkulu. 
TEORI PENDEKATAN PUITIS DALAM PERANCANGAN RUANG IBADAH Adizar Yudha; Agus Budi Purnomo; Mohammad Ali Topan
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN 2019 BUKU I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.5749

Abstract

Dalam melaksanakan ibadah dan agar ibadah tersebut diterima oleh Allah SVVTumat muslim hams mencapai suatu kekhusyu'an, untuk mencapai kekhusyu'anini diperlukannya ketenangan dan kenyamanan seseorang dalam menjalankanibadah. Oleh karena itu, ruang-ruang yang terdapat di dalam masjid yangdiperuntukkan untuk beribadah harus dapat membentuk kesan tenang dannyaman yang dapat diciptakan melalui pendekatan puitis.Teori yang akan dikajiyaitu teori — teori yang berhubungan dengan aspek kenyamanan visualseseorang dalam suatu ruang, kriteria kekhusyu'an dalam melaksanakan ibadah,dan aspek pendekatan puitis dalam arsitektur. Metode yang dipakai dalam studiini adalah metode komparatif dengan mengumpulkan, menganalisa, danmenghubungkan teori — teori mengenai pendekatan puitis dan kenyamananvisual seseorang dalam suatu ruang lalu dibandingkan dengan studi — studipreseden. Hasil studi menunjukan kenyamanan_ visual yang tercipta daripendekatan puitis memptewai irama bukaan yang penempatannya ada padabagian atas-bawah serta dári besar kecilnya bukaan. Rima bukaan yang berasal dan pengulangan bentuk bukaan dan dimensi bukaan kecil-besar-kecil dan rima bukaan yang datang dan i atas-bawah. Dengan kedua aspek irama dan rima ini yang berorientasi pada side multirateral lighting dan tcp lighting, maka pemakai ruang yang pada hukumnya harus beribadah berorientasi kearah bawahdiharapkan dapat fokus, lalu menciptakan suatu kekhusyu'an karena cahayadatang dan i samping dan dan i atas dengan intensitas yang tidak tinggi namuntetap mendapatkan kualitas pencahayaan ruang ibadah yang baik.
KARAKTERISTIK KAWASAN PECINAN PANTAI UTARA PULAU JAWA (Studi Kasus : Kawasan Pecinan Lasem, Jawa Tengah) Julindiani Iskandar; Mohammad Ali Topan
AGORA:Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Arsitektur Usakti Vol. 16 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1175.043 KB) | DOI: 10.25105/agora.v16i1.3208

Abstract

ABSTRAK Kawasan Pecinan hadir di banyak kota di pulau Jawa terutama didaerah sepanjang pantai Utara. Seiring berjalannya waktu kawasan-kawasan ini sudah mulai menghilang, tetapi ‘bekas’ kehadirannya masih terasa kental sekali. Suasana yang khas, diperkuat dengan adanya klenteng sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial menjadi simbol akan eksistensi kawasan pecinan.Kawasan Pecinan Lasem merupakan suatu kawasan hunian sekaligus tempat kegiatan sosial untuk mendukung kehidupan penghuninya memiliki karakteristik arsitektur berbeda dengan kawasan lainnya di kota Lasem. Kawasan pecinan di Lasem saat ini berkembang menjadi pusat perdagangan dan industri batik. Permasalahan yang terjadi di kawasan Pecinan Lasem saat ini adalah mulai pudarnya bangunan-bangunan bergaya Cina yang ada karena ditinggalkan penghuninya, atau telah beralih menjadi fungsi baru. Untuk mengetahui karakteristik Pecinan Lasem saat ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi elemen-elemen fisik pembentuk kota dengan menggunakan teori dari Hamid Shirvani, yang terdiri dari :1. Guna lahan (land use)2. Bentuk dan massa bangunan (building form & massing)3. Sirkulasi dan perparkiran (circulation & parking)4. Ruang terbuka (open space)5. Pedestrian (pedestrian ways)6. Fasilitas pendukung aktifitas (activity support)7. Penanda (signage) 8. Preservasi (preservation)Secara keseluruhan kawasan pecinan Lasem, dilihat dari 8 elemen pembentuk kota tersebut di atas, unsur budaya cina masih terlihat  cukup kental pada bangunan-bangunan yang tersisa di kawasan pecinan Lasem ini. Kata kunci: Pecinan, Karakter, Elemen fisik, Lasem  ABSTRACTChinatown region is present in many cities on the island of Java, especially in areas along the North coast. As time passes these areas have started to disappear, but the 'former' presence still feels very strong. Typical atmosphere, reinforced by the pagoda as the center of religious and social activities become a symbol of the existence of Chinatown. Lasem Pecinan Region is a residential area as well as a place of social activities to support the life of its inhabitants have different architectural characteristics with other areas in the city of Lasem. Chinatown area in Lasem is currently developing into a center of trade and batik industry. The problems that occur in the Lasem Chinatown area today are beginning to fade Chinese-style buildings that existed due to the abandonment of its inhabitants, or have turned into a new function. To know the current characteristics of Lasem Chinatown is done by identifying the physical elements of city-building by using the theory of Hamid Shirvani, which consists of:1. Land use2. Building form & massing3. Circulation & parking 4. Open space )5. Pedestrian ways 6. Activity support7. Signage8. Preservation Overall Lasem Chinatown area, seen from the 8 elements forming the city mentioned above, the Chinese cultural element still looks pretty thick on the remaining buildings in this Lasem Chinatown area. Keywords: Chinatown, character, physical elements, Lasem