K Anom W
Sriwijaya University

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTAL LEARNING SISWA KELAS X IPA 2 SMA NEGERI 1 INDRALAYA SELATAN Erica Alviyanti; K Anom W; M. Hadeli L.
Jurnal Penelitian Pendidikan Kimia: Kajian Hasil Penelitian Pendidikan Kimia Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Chemistry Education Study Program Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jppk.v3i2.8167

Abstract

Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 2 SMA Negeri 1 Indralaya Selatan yang berjumlah 39 siswa melalui penerapan model pembelajaran Experiential Learning. Penelitian dilakukan tiga siklus, setiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan. Rata-rata hasil belajar siswa sebelum tindakan (To) sebesar 59,20 dengan ketuntasan belajar sebesar 20,51% (8 siswa). Hasil penelitian menunjukkan skor rata-rata hasil belajar kimia siswa pada siklus I (T1) sebesar 68,28 dengan ketuntasan belajar sebesar 44,44% (16 siswa) dikarenakan penerapan model pembelajaran Experiential Learning. Pada siklus II (T2) skor rata-rata hasil belajar kimia siswa meningkat menjadi 74,33 dengan ketuntasan belajar sebesar 61,54% (24 siswa) dikarenakan siswa memberikan contoh kejadian sehari-hari yang berhubungan dengan materi. Siswa ditegur dan dibimbing dalam melakukan percobaan, observasi, diskusi, dan menjawab soal. Pada siklus III (T3) skor rata-rata hasil belajar kimia peserta didik meningkat menjadi 83,70 dengan ketuntasan belajar sebesar 89,19% (33 siswa) dikarenakan siswa mencari dan menuliskan informasi dari buku dan internet sebagai tambahan belajar sebelum menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan. Siswa yang melakukan percobaan, observasi, diskusi, dan menjawab soal diberikan skor tambah.  Keaktifan siswa juga mengalami peningkatan siklus I rata-rata keaktifan siswa sebesar 54,10% meningkat menjadi 63,67% pada siklus II dan pada siklus III rata-rata keaktifan siswa meningkat menjadi 79,18 %. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa pada mata pelajaran kimia materi stoikiometri kelas X IPA 2 SMA Negeri 1 Indralaya selatan dengan menggunakan model pembelajaran Experiential Learning. Disarankan untuk menggunkan model pembelajaran Experiential Learning ini agar hasil belajar siswa meningkat.
Penentuan Indikator Alami untuk Titrasi Asam Basa iceng hidayat; bety lesmini; K Anom W
Jurnal Penelitian Pendidikan Kimia: Kajian Hasil Penelitian Pendidikan Kimia Vol 7, No 1 (2020)
Publisher : Chemistry Education Study Program Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jppk.v7i1.11688

Abstract

Penelitian ini mencari bahan-bahan alami yang dapat digunakan sebagai indikator pada titrasi asam basa. Uji coba penggunaan indikator dilakukan pada praktikum kimia dasar di laboratorium Pendidikan Kimia FKIP UNSRI Semester II tahun 2019-2020 untuk melihat kelayakan penggunaan indikator. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak bougenville merah,bougenville putih,bunga mawar,kembang sepatu,  bayam merah, kubis ungu,daun andongan, buah naga dan kunyit memberi warna yang berbeda dengan jelas dalam larutan HCl 0,1 N dan NaOH 0,1 N. Pada penentuan trayek pH indikator ekstrak bahan yang digunakan sebagai indikator mempunyai trayek pH tinggi yaitu 10-11. Dari sepuluh indikator alami yang diteliti ternyata ekstrak buah naga,bougenville merah dan bayam merah memberi warna yang lebih stabil dan mewakili bagian buah ,bunga dan daun. Oleh karena itu ketiga indikator tersebut yang digunakan untuk titrasi.Pada titrasi standarisasi larutan NaOH dengan larutan asam oksalat menggunakan indikator buah naga,bougenville merah dan bayam merah menghasilkan konsentrasi NaOH yang tidak jauh berbeda dengan jika  menggunakan indikator sintetis (phenol ptalein). Selisih persentase konsentrasi NaOH 1%,3,83%,dan 3,6%. Pada titrasi standarisasi HCl dengan larutan standar NaOH,selisih konsentrasi HCl menggunakan indikator metil merah sebagai pembanding dengan indikator buah naga, bougenville merah dan bayam merah adalah 5,25%,2,82%,dan 1,71%.Hasil uji coba penggunaan indikator yang dilakukan pada waktu praktikum kimia dasar,untuk titrasi larutan asam dalam jeruk nipis dengan larutan standar NaOH perbedaan penggunaan indikator alami maupun sintetis memberi hasil yang tidak jauh berbeda.Jika phenol ptalein digunakan sebagai pembanding indikator buah naga,bougenville merah dan bayam merah maka didapat selisih konsentrasi asam 3,35%,3,4% dan 4,04%. Sedangkan pada titrasi air kapur sirih dengan larutan standar HCl dan indikator metil merah sebagai pembanding indikator buah naga,bougenville merah dan bayam merah maka didapat selisih konsentasi basa air kapur 12,6%,9,4% dan 13%. Hasil uji coba memperlihatkan bahwa indikator alami lebih cocok digunakan untuk titrasi asam basa dengan larutan NaOH sebagai standar sesuai dengan trayek pH indikatornya.Kata kunci: indikator asam basa, trayek pH, titrasi asam basa