Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Analyzing the Impacts of Course and Training Institution Management on Education Services for Communities during the Covid-19 Pandemic Herwina, Wiwin; Miradj, Safri
Journal of Nonformal Education Vol 7, No 2 (2021): August: Community Education, Lifelong Education
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jne.v7i2.30918

Abstract

The unexpected and rapid spread of COVID-19 throughout the world has made the course and training institution management face various problems, such as adapting new learning habits by using blended learning, tutors and students who have not well mastered the utilization of online learning media, and tutors’ ability to train the Learners to quickly adapt and utilize the new technology when learning from home. This study aimed to analyze the impacts of course and training institution management on educational services for communities during the COVID-19 pandemic. The analysis was conducted on six education program management indicators starting from planning to development. Furthermore, the impacts of course and training activities performed by the institutions during the COVID-19 pandemic were also analyzed. This study was participated by 27 course and training institutions in Tasikmalaya. A qualitative research method was performed to collect the research data. The research found that the course and training institution management was in accordance with the concept of education program management starting from planning to supervising. In addition, the impacts of course and training institution the management during the COVID-19 pandemic included: (a) developing the managers’ ability to deal with the unexpected situations; (b) developing the tutors’ and students’ ability related to skills mastered after training and online learning media; (c) increasing the existence of institutions; (d) increasing the public trust to the related institutions. Meanwhile, the institutional infrastructure completeness was strengthened by making partnerships with the other institutions and the industrial world, as well as increasing the quantity and quality of graduates. However, the managers did not feel the impacts.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN, MELALUI PROSES PENDIDIKAN NONFORMAL, UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DI KABUPATEN HALMAHERA BARAT Safri Miradj; Sumarno Sumarno
JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat) Vol 1, No 1 (2014): March 2014
Publisher : Departement of Nonformal Education, Graduate Scholl of Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.7 KB) | DOI: 10.21831/jppm.v1i1.2360

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui proses pemberdayaan melalui pendidikan nonformal dalam melaksanakan kegiatan pelatihan kepada masyarakat miskin untuk meningkatkan kesejahteraan sosial di Kabupaten Halmahera Barat. Penelitian kualitatif, pendekatan fenomenologi, sampel penelitian, PKBM Mario Laha, PKBM Merpati, Orsos Melati, Orsos Tunas Harapan dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Sonyinga, responden, penggelola lembaga, masyarakat miskin atau warga belajar, dan tokoh masyarakat. Pengumpulan data, metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian yaitu, (1) proses pemberdayaan yang dilakukan lembaga pendidikan nonformal belum sesuai harapan warga belajar yang terlibat dalam proses tersebut, dan belum memperhatikan aspek kebutuhan yang diperlukan warga belajarnya, (2) hasil yang di timbulkan pasca mengikuti proses pemberdayaan di lembaga-lembaga pendidikan nonformal belum membantu masyarakat miskin meningkatkan kehidupannya, dan (3) hubungan kerja sama yang selama ini dibangun oleh PKBM Merpati, PKBM Mario Laha, Orsos Tunas Harapan, Orsos Melati, dan LPM Sonyinga hanya sebatas pemerintah daerah.Kata kunci: pemberdayaan, kemiskinan, pendidikan nonformal, kesejahteraan sosial, PKBM, Orsos, dan LPM. THE EMPOWERMENT OF THE POOR THROUGH THE NON-FORMAL EDUCATION PROCESS AS AN EFFORT TO IMROVE THE SOCIAL WELFARE IN WEST HALMAHERA REGENCYAbstractThis study aims to investigate the empowerment process through non-formal educational institutions in the implementation of training activities for the poor to improve the social welfare in West Halmahera Regency. This study employed the qualitative using the phenomenological approach. The sample comprised MarioLaha Center for Community Learning Activities (CCLA), Merpati CCLA, Melati Social Organization (SO), Tunas Harapan SO, and Sonyinga Community Empowerment Institution (CEI). The respondents included the managerial personnel of the institutions, the poor people or learning participants, and community leaders.  The data were collected through observations, interviews, anddocumentation. The findings show that: (1) the empowerment processes carried out by non-formal educational institutions have not satisfied the expectations of the learning participants involved in the process and have not fully taken account of the aspects related to their needs, (2) the results of the empowerment processes in the non-formal educational institutions do not help the poor improve their life, and (3) the cooperative relationship that so far has been established by Merpati CCLA, Mario Laha CCLA, Melati SO, Tunas Harapan SO, and Sonyinga CEI is limited to the local government.Keywords: empowerment, poverty, nonformal education, social welfare, CCLA, SO, CEI
Dampak Minuman Keras Terhadap Perilaku Generasi Muda (Gamsungi Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera Barat) Safri Miradj
AL-WARDAH: Jurnal Kajian Perempuan, Gender dan Agama Vol 14, No 1 (2020): Edisi Juni 2020
Publisher : IAIN TERNATE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46339/al-wardah.v14i1.245

Abstract

Kecamatan Ibu Kota Selatan Kabupaten Halmahera Barat secara besar-besaran merupakan generasi muda yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, sehingga permasalahan minuman keras belum mampu diberantas atau dihilangkan dari pemikiran masyarakat. generasi muda, karena kesadaran masyarakat belum ada. Minuman keras adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Di berbagai negara, penjualan minuman keras / alkohol dibatasi untuk sejumlah orang tertentu, umumnya orang yang telah melewati batas usia tertentu. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa minuman keras adalah kependekan dari minuman keras, dimana minuman keras adalah suatu jenis minuman yang mengandung alkohol, tidak peduli seberapa banyak kandungan alkohol di dalamnya, penggunaan minuman keras dapat menyebabkan gangguan organik yaitu gangguan fungsi berpikir, perasaan dan perilaku. Minuman keras dikonsumsi berbagai usia dan mayoritas berada di kalangan remaja atau remaja, dimana mereka tidak mengetahui dampak atau akibat yang akan terjadi di kemudian hari. Dan ketiadaan kontrol sosial menyebabkan timbulnya berbagai bentuk penyimpangan sosial. Disfungsi perilaku menyimpang dapat menimbulkan bahaya kehidupan sosial, karena tatanan sistem yang ada tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya karena terdapat individu yang tidak dapat menjalankan tugasnya dalam sistem masyarakat.
PERAN HIBUALAMO DALAM PENYELESAIAN KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA DI KABUPATEN HALMAHERA UTARA Ansar Tohe; safri Miradj
Al-Tadabbur Vol 7, No 1 (2021): Al-Tadabbur
Publisher : IAIN TERNATE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46339/altadabbur.v7i1.565

Abstract

Penelitian pembinaan kerukunan beragama pasca konflik sangat diharapkan tercipta kerukunan masyarakat dan agama dapat tercipta kembali seperti sedia kala yang hidup berdampingan antara pemeluk agama yang berbeda satu dengan lainnya. Agama dalam kaitan ini bukan pemicu konflik, karena isu agama itu muncul belakangan. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang menekankan pada penggunaan data lapangan. Data yang di peroleh bersumber dari gejala, fenomena dan realitas atau fakta sosial yang di lakukan langsung oleh peneliti dalam situasi apa adanya. Dengan menggunakan pendekatana Teologis yaitu pendekatan ini digunakan untuk melihat sisi persamaan dan perbedaan masing-masing doktrin agama dan pendekatan filosofis yaitu pendekatan ini gunukan untuk memahami ajaran agama lebih kritis dan rasional. Dalam filosofi Hibualamo terdapat lima unsur utama yang saling terkait dan tak dapat dilepas pisahkan satu dengan yang lainnya. Kelima unsur dimaksud adalah sebagai berikut: Pertama, O dora : dapat diartikan dengan (kasih), yakni kasih terhadap sesame manusia (antar individu) maupun antara individu dengan masyarakat. O dora memiliki makna mendalam sebagai dasar (foundation) hubungan saling mengasihi yang kental antar sesame dan juga diri sendiri, Kedua, O hayangi (bahasa Tobelo) dan O sayangi (bahasa Galela) maknanya sama dengan kata saying yang artinya masih dekat pula dengan O dora, akan tetapi O hayangi lebih dekat pada masalah tolong menolong, Ketiga, O baliara dapat diartikan dengan “pelihara” yang mengandung pengertian saling peduli, saling menopang/menunjang, saling melayani, dalam rangka menciptakan suasana kehidupan bersama yang makmur, aman dan damai, Keempat, O adili, artinya keadilan yang didalamnya mengandung makna kesetaraan derajat, harkat dan martabat, keseteraan hak dan kewajiban di depan aturan-aturan normatif yang diakui dan diterima sebagai hukum adat yang sangat dijunjung, dan Kelima, O diai, sama dengan kebenaran dan kejujuran yang erat kaitannya dengan O adili (keadilan). Norma yang diterima, disepakati dan dihargai sebagai “yang benar” merupakan kriteria yang menata kehidupan masyarakat. 
Peran Tokoh Agama dalam Pencegahan Terorisme di Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Jubair Situmorang; Safri Miradj
Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton Vol 8 No 4 (2022): Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Buton

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.756 KB) | DOI: 10.35326/pencerah.v8i4.2773

Abstract

Agama berfungsi sebagai perekat yang mengikat masyarakat, melegetimasi perubahan sosial dan mendefenisikan banyak harapan dasar kehidupan manusia. Hal ini merupakan akibat dari betapa kuatnya ikatan agama terhadap pemeluknya sendiri, Kehidupan beragama selalu dipengaruhi berbagai faktor dalam kehidupannya antara lain adalah persoalan sosial, ekonomi, politik, budaya, dan agama. Faktor lain adalah bagaimana pemeluk agama memahami ajaran agamanya dalam hubungannya dengan agama lain. Metode penelitian yang digunakan metode kualitatif dengan pendektan analisi deskriptf. Uraian latar belakang masalah maka dapat dirumusakan masalah dalam penelitian ini : Bagaimana Peran Tokoh Agama dalam pencegahan Terorisme di Tobelo Kabupaten Halmahera Utara?. Adapun hasil penelitian adalah (1) Masyarakat Tobelo beragama Islam maupun Kristen tidak melihat hubungan antara agama dan terorisme. Mereka meyakini bahwa semua agama tidak ada yang mengajarkan kekerasan, menebar kebencian, fitnah termasuk di dalamnya terorisme. Kondisi antar umat beragama berjalan dengan bagus, dengan indikator masing-masing umat beragama saling menghormati dan menghargai, dalam pelaksanaan ibadah dengan aman mereka tidak hantui dengan rasa takut seperti terjadi pada masa sebelummnya. (2) Untuk mencegah munculnya teorisme di Tobelo, semua tokoh agama melakukan kegiatan sosialiasi, edukasi dan pembinaan kepada masyarakatnya. Setiap orang memiliki peran penting dan harus terus mewujudkannya dengan cara yang menarik, edukatif, dan revolusioner.
Islamic Religious Education In Prisons: A Strategy For Mental Rehabilitation Of Drugs Incidents Khalid H.Minabari; Rusdi Naemuddin; Safri Miradj; Naufandi H. Saleh
At-Tarbiyat Vol 5 No 2 (2022): Islamic Education In Indonesia
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam An-Nawawi Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37758/jat.v5i2.350

Abstract

The focus of this research is the Class IIB Tobelo Correctional Institution, because so far many drug users who have been fostered in the Class IIB Tobelo Correctional Institution have not succeeded in mental development. This is evident, when they leave the prison there is no change in mental and spiritual. In fact, they tend to return to normal as drug users. Inmates are members of the community who are temporarily exiled based on a judge's decision, with the aim of protecting the community. In prison, the inmates experience several sufferings that are almost never experienced before becoming prisoners, so that their psychological condition will be disturbed and result in mental disorders. In its implementation, the Head of the Kalapas Penitentiary will appoint and determine the Correctional Officer who serves as the Guardian of the Prisoners. The inmate guardian will carry out when the perpetrator of the crime is a prisoner and also the Correctional Inmates as long as the Correctional Inmates undergo a criminal period and the coaching process in interacting and communicating with fellow Correctional Inmates, officers, families and the community. The Correctional Guardian has the obligation to: Record the identity, background of criminal acts, background of social life and also explore the potential of the Correctional inmates with the aim that it can be developed and harmonized with the coaching program; b. Observing, observing, noting the development of coaching, changes in behavior in a positive direction, the relationship of Prisoners with their families and communities, and compliance and obedience to the rules and regulations in prisons.
Implemetasikan Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam pada Komunitas Keluarga Mualaf Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Minabari, Khalid Hasan; Miradj, Safri; Naemuddin, Rusdi; Rachim, Zaitun A; Saumur, Amanan Soleman
Foramadiahi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman Vol 15, No 2 (2023): Edisi Desember 2023
Publisher : IAIN Ternate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46339/foramadiahi.v15i2.1052

Abstract

Berbicara tentang Pendidikan Islam tentunya tidak lepas dari bagaimana pencapaian pendidikan untuk memajukan Islam dan mencapai cita-cita masyarakat Islam secara umumnya yaitu “Rahmatan lil ‘alamin”. Berbagai asumsi pendidikan telah dipilih dan di adopsi oleh seseorang, sekelompok orang, atau lembaga pendidikan akan berfungsi memberikan dasar rujukan konseptual dalam rangka pendidikan yang dilaksanakannya. Secara umum, dapat dikatakan bahwa falsafah pendidikan adalah memberikan dasar pijakan atau titik tolak bagi seseorang, sekelompok orang atau lembaga dalam rangka pembinaan keluarga berdasakan pada nilai-nilai Islam. Penelitian ini mencoba melihat aspek nilai-nilai dalam pendidikan islam yang yang ditanamkan pada komunitas mualaf ini dalam mendidik anak-anaknya. Dari latar belakang yang dikemukakan, maka peneliti dapat merumuskan permasalahanya dalam penelitian ini sebagai berikut:Bagaimana uapaya mengimplementasikan nilai-nilai Pendidikan islam dalampada komunitas mualaf tobelo? Upaya yang dilakukan oleh kementerian agama Halmahera Utara dalam menananmkan Pendidikan islam dalam keluarga mualaf untuk membentuk keluarga ?. Jenis pendekatan studi kasus ini merupakan jenis pendekatan yangdigunakan untuk menyelidiki dan memahami sebuah kejadian atau masalah yang telahterjadi dengan mengumpulkan berbagai macam informasi yang kemudian diolah untukmendapatkan sebuah solusi agar masalah yang diungkap dapat terselesaikan.Lokasi yang akan menjadi tempat penelitian yaitu Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Penelitian ini di rencanakan dilaksanakan pada bulan Maret  sampai Juni 2023. Lokasi yang penelitian ini dipilih karena berdekatan dengan tempetat tinggal peneliti, sehingga mempermudah peneliti dalam pengambilan data. Penerpan pendidikanAgamapadakeluargamualafdiTobelo – Kab. Halmahera Utara, orang tua mualaf mengajarkan pendidikanagama terutama dalam hal ibadah, dengan cara mengajak shalat berjamaa‟ahbersamamembimbinganak-anakuntukshalatberjama‟ahdimasjidmenyekolahkan anak ke Lembaga Pendidikan Islam, mendatangkan guru mengaji kerumah, sertamengajikananak-anak ke TPQ.Orangtuamualafmendidikanakmenggunakan metodeketeladanan, pembiasaan, nasehat, reward (penghargaan) dan hukuman.