Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

IMPLEMENTASI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF PADA PETERNAKAN SAPI Rosihan Pebrianto
Jurnal Pengabdian Sriwijaya Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Lembaga Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37061/jps.v8i3.10264

Abstract

Kecamatan Betung merupakan salah satu Kecamatan yang berada dalam wilayah Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan. Sebagian besar penduduk di Kecamatan ini memiliki sapi yang diternak sendiri. Selama ini kotoran sapi hanya digunakan sebagai pupuk kandang dan sebagian besar dibuang karena menimbulkan bau tidak enak. Pembuatan reaktor biogas yang diterapkan dengan menggunakan tendon air karena lebih murah dan tahan lama. Pembuatan reaktor biogas ini hanya memerlukan biaya sekitar Rp. 3.000.000,-. Diharapkan setelah dibuatkan percontohan pada salah satu rumah warga, hal ini dapat diikuti oleh warga lain sehingga potensi biogas yang ada bisa dimanfaatkan dan tidak terbuang
PEMBUATAN MESIN TETAS LISTRIK SEDERHANA BAGI MASYARAKAT DESA PELABUHAN DALAM KECAMATAN PEMULUTAN KABUPATEN OGAN ILIR RR Yunita Bayu Ningsih; Rosihan Pebrianto
Jurnal Pengabdian Sriwijaya Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Lembaga Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37061/jps.v8i3.10265

Abstract

Desa Pelabuhan Dalam merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir. DariĀ  kota Palembang berjarak sekitar 15 km kearah indralaya. Masyarakat Desa pelabuhan dalam mayoritas petani sawah dan beternak bebek sebagai pekerjaan sampingan, karena sebagian besar wilayah Desa Pelabuhan Dalam adalah rawa yang dimanfaatkan warga untuk menanam padi. Pengabdian ini mensosialisasikan bagaimana cara penetasan telur bebek menggunakan mesin tetas listrik. Bagi warga dan tim pengabdian, teknologi ini memang sudah lama ada, namun sosialisasi kepada warga Desa Pelabuhan Dalam belum pernah ada. Diharapkan setelah dilakukan sosialisasi ini banyak warga yang dapat melakukan penetasan telur bebek dengan mesin tetas sehingga dapat menjadi suatu pekerjaan yang menjanjikan. Setelah dilakukan sosialisasi banyak warga yang berhasil melakukan penetasan telur bebek. Dari keseluruhan telur yang dimasukkan kedalam mesin tetas, rata-rata 50% lebih menetas. Banyak juga warga yang akan menekuni penetasan telur bebek ini karena bisa menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan.
PENDAMPINGAN PEMBUATAN PAKAN UNGGAS MENGGUNAKAN FERMENTASI DEDAK DI DESA PELABUHAN DALAM KECAMATAN PEMULUTAN KABUPATEN OGAN ILIR SUMATERA SELATAN Rosihan Pebrianto; Mukiat Mukiat; Marwan Asof
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 8: Januari 2023
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v2i8.4527

Abstract

Dedak merupakan sisa hasil dari penggilingan padi. Umumnya dedak ini hanya digunakan sebagai pakan tambahan ternak terutama unggas. Desa Pelabuhan Dalam merupakan Desa yang memiliki wilayah persawahan yang sangat luas dan menghasilkan dedak tiap tahunnya yang berlimpah. Penduduk disini banyak yang memiliki unggas seperti ayam dan bebek. Pakan ayam dan bebek selama ini hanya menggunakan dedak tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu sehingga pertumbuhan unggas tersebut dinilai lambat dan tidak menguntungkan. Metode kegiatan ini menggunakan pendekatan pembelajaran dan praktek. Pemberian dan penyampaian materi merupakan salah satu kegiatan utama yang kemudian dilanjutkan dengan praktek. Praktek ini langsung membuat pakan ternak dengan metode fermentasi. Bahan seperti dedak, air, EM4, dan wadah sudah disediakan sebelumnya. Hasilnya setelah kegiatan ini, penduduk sudah mampu membuat pakan ternak dengan menggunakan metode fermentasi. Teknik yang mudah membuat penduduk bersemangat dan antusias untuk mencoba dan berhasil. Percobaan pemberian pakan hasil fermentasi pada anak ayam menunjukkan hasil yang sangat baik dimana pada usia 30 hari bobot ayam mencapai 2,2 kg dan jika dibandingkan dengan ayam yang diberikan pakan dedak biasa hanya memiliki bobot 1,8 kg.
Potensi Logam Tanah Jarang Wilayah Toboali Bangka Selatan Marwan Asof; Rosihan Pebrianto; Edwin Harsiga; Syarifudin Syarifudin
PROMINE Vol 10 No 1 (2022): PROMINE
Publisher : Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/promine.v10i1.3276

Abstract

The Bangka Belitung Islands are an area traversed by the tin belt of Southeast Asia. This tin belt carries tin-bearing minerals and is associated with rare earth metals (LTJ). Toboali is a sub-district in South Bangka Regency. The exploration phase carried out by PT Timah made it possible to identify rare earth elements at the same time. Samples were taken using a sonic drilling machine to a depth of 5 meters. Every 1 meter 1 sample is taken which is put into a transparent plastic and labeled. There were 100 samples tested in the laboratory using X-RD (X-ray Diffraction), XRF, Scanning Electron Microscope (SEM) and Inductively Coupled Plasma (ICP). From the results of observations and laboratory analysis, it is known that there are 5 LTJ elements that are most dominantly found in each sample, namely Serium (Ce) an average of 61.92 ppm, Yttrium (Y) an average of 34.6 ppm, Lanthanum (La) an average of 27.55 ppm, Neodymium (Nd) an average of 27.55 and Samarium (Sm) an average of 2.82. Sampling or exploration using a sonic drilling machine needs to be evaluated to get a better level of sample and data accuracy
Membina Keahlian Pertambangan: Pembelajaran Aktif dan Pelatihan Laboratorium di PT Bukit Asam Tanjung Enim untuk Mahasiswa Universitas Sriwijaya Rosihan Pebrianto; Marwan Asof; Diana Purbasari
AJAD : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2023): AUGUST 2023
Publisher : Lembaga Mitra Solusi Teknologi Informasi (L-MSTI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59431/ajad.v3i2.174

Abstract

Since the outbreak of the COVID-19 pandemic in early 2020, many processes in teaching and learning have experienced significant disruption, hindering implementation as originally planned. The impact of this is that some learning materials are not provided adequately, resulting in reduced student skills. Therefore, measures of field observations and practical participation have been designed and implemented with the aim of encouraging students to improve their skills. In this initiative, the observation method is used in conjunction with practical training sessions. The holistic approach allows students to learn holistically through real-life observations and real-world applications. The results of this activity are carefully evaluated, focusing on comparing the students' initial ability before participating in the program and their achievements after participating in this series of activities. Analysis of these assessments showed that mastery of the theoretical material has increased significantly, with an average increase of 42%. In addition, in terms of actual application there is a more pronounced increase, with an average actual capacity increase of 97.625%. These results clearly reflect the effectiveness of field observations and practical practices in enhancing students' skills, both in theory and in practical application.
PENGEMBANGAN KAPASITAS PENDUDUK DALAM PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI PUPUK ORGANIK: DEVELOPMENT OF POPULATION CAPACITY IN UTILIZING COW MANAGE INTO ORGANIC FERTILIZER Rosihan Pebrianto; Makmur Asyik; Bochori Bochori; Diana Purbasari
Jurnal Agriovet Vol. 6 No. 1 (2023): JURNAL AGRIOVET
Publisher : LPPM UNIVERSITAS KAHURIPAN KEDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51158/agriovet.v6i1.998

Abstract

Desa Langkan merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Desa yang memiliki potensi kotoran sapi yang begitu besar karena kelompok tani desa ini mendapatkan hibah sapi dari Pemerintah Pusat. Kandangnyapun merupakan bantuan dari Pemerintah. Selama ini kotoran sapi tidak digunakan oleh penduduk setempat, melainkan hanya dibuang begitu saja. Lingkungan yang berbau menjadi pemandangan yang biasa. Melalui pendekatan pengetahuan, penduduk setempat didampingi untuk meningkatkan kapasitas mereka. Maka dilakukanlah kegiatan pengabdian ini dengan memadukan antara teori dan praktek langsung. Bahan pupuk organik seperti kotoran sapi, EM4, gula merah, dolomit atau kapur, dan air merupakan bahan utama pembuatan pupuk organik ini. Setelah dilakukan penyampaian materi kemudian dilanjutkan dengan praktek pembuatan pupuk organik. Hasilnya penduduk memiliki kemampuan dan memahami setiap proses pembuatan pupuk organik. Setelah 7 hari kegiatan ini berlangsung dan penduduk sudah menikmati hasil pupuk organik yang dibuat saat kegiatan ini. Lingkungan yang sebelumnya kotor sudah ada perbaikan. Kotoran sapi yang selama ini menumpuk sudah mulai dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan bernilai jual. Kedepan, mengingat potensi kotoran sapi yang begitu besar di desa Langkan ini, nanti juga akan dikembangkan pemanfaatan kotoran sapi menjadi energi biogas