Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Keuntungan Usaha Pengolahan Tepung Ikan Toman (Channa micropeltes) di Kota Samarinda Nurul Ovia Oktawati; Arba Susanty; Hermanto Hermanto
Akuatika Indonesia Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v4i2.23589

Abstract

Ikan Toman (Channa micropeltes) merupakan salah satu potensi sumberdaya perikanan di Kota Samarinda yang dapat diolah menjadi tepung ikan, mengingat potensinya yang cukup tinggi. Namun, suplai tepung ikan di Kota Samarinda masih bergantung dari luar daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja ekonomi dari usaha pengolahan tepung ikan meliputi biaya, produksi, penerimaan dan keuntungan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode Survei. Data yang dikumpulkan mencakup data primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya operasional yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 4.227.083 per bulan dengan kapasitas produksi dengan bahan baku sebesar 10 kg ikan Toman. Sementara nilai penerimaan hasil produksi adalah sebesar Rp. 4.787.400 per bulan, dengan asumsi harga pokok produksi hanya didasarkan pada biaya produksi. Hasil analisis juga diketahui nilai Revenue Cost Ratio (RCR) adalah sebesar 1,13 yang berarti usaha ini layak untuk dijalankan.
Pengaruh Jenis Bahan Pengisi terhadap Karakteristik Fisikokimia, Mikrobiologi dan Sensoris Abon Udang (Panaeus indicus) Arba Susanty
Jurnal Riset Teknologi Industri VOL 10 NO.2 DESEMBER 2016
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8633.791 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v10i2.2567

Abstract

The shrimp had higher levels of protein and high biological value. Crustasea is classified as a complete protein. Protein is very susceptible to denaturation, followed by coagulation. Protein coagulation will effect on shrimps texture.  The clumping texture is not preferred by consumers. The addition of filler substances is needed to produce shredded shrimp that have a good quality and texture. The filler subtances can source from oyster mushrom, young jackfruit and banana male bud that have dietary fiber content. The purpose of this study was to know the effect of different fillers to physicochemical, microbiology dan sensory properties. This research used completelyrandomized design with various fiiler substances then analyzed of physiochemical, microbiology and sensory properties. The datawere analyzed using analysis of variance continued with least significant diffrences test to determine the significant differences at 95% confidence level.The results of this study show that different filler substances effect on protein and dietary fiber content of shredded shrimp. The addition of white oyster mushroom produces shredded with the best nutrients: proteins 17.98%, fat 14.03% and dietary fiber 9.70%. Analysis of total plate count meet the quality standar requirement ie below 5,00x 104.  Test of Salmonella sp is negative but yeast/funggi is positive.Sensory evaluation show that the addition of white oyster mushroom on shredded shrimp hasa little clumpy texture to less clumping  with score 3,89. The colour is yellowish brown to brownish yellow with score 3,07. This shreeded shrimps has a good tasty with score 3,73 and flavor has rather smelling shrimps with score 3,00. ABSTRAKUdang memiliki kadar protein dan nilai biologis yang tinggi. Jenis krustase ini  digolongkan sebagai protein lengkap. Protein sangat mudah terdenaturasi oleh suhu tinggi yang diikuti dengan penggumpalan (koagulasi) akibat pemanasan pada proses pengolahan. Sifat penggumpalan protein udang akan menghasilkan tekstur abon udang yang menggumpal dan tidak disukai oleh konsumen, hal ini dapat diatasi dengan penambahan bahan pengisiyaitu dengan menambahkan bahan nabati yang mempunyai serat. Tujuan dari  penelitian ini mengetahui pengaruh jenis bahan pengisi jamur tiram putih, nangka muda dan jantung pisang terhadap karakteristik fisikokimia, mikrobiologi dan sensoris abon udang.Penelitianini menggunakan rancangan acak lengkap dengan faktor jenis bahan pengisi yang berbeda, kemudian dilakukan pengujian sifat fisikokimia, mikrobiologi dan uji sensoris. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis varian dan dilanjutkan uji beda nyata terkecil pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini menunjukkan jenis bahan pengisi yang berbeda berpengaruh terhadap kandungan protein dan serat abon udang. Penambahan jamur tiram putih menghasilkan abon dengan kandungan gizi yang terbaik yaitu protein 17,98%, lemak 14,03%, dan serat kasar 9,70%. Hasil analisis angka lempeng total, memenuhi standar syarat mutu abon yaitu dibawah 5,00x 104. Hasil uji Salmonella sp adalah negatif sedangkan kapang khamir positif.Hasil uji sensoris menunjukkan penambahan jamur tiram putihmenghasilkan abon udang dengan tekstur agak menggumpal sampai kurang menggumpal dengan nilai 3,89. Warnanya coklat kekuningan sampai kuning kecoklatan dengan nilai 3,07. Memiliki rasa agak enak sampai enak dengan nilai 3,73 dan beraroma agak berbau udang dengan nilai 3,00.Kata kunci: abon, udang, protein, jamur tiram putih, nangka muda, jantung pisang
Pengaruh Kemasan Botol, Suhu dan Lama Penyimpanan Sirup Ekstrak Bawang Tiwai (Eleutheriana americana Merr) terhadap Metabolik Sekunder dan Mikroba Suroto Hadi Saputra; Eldha Sampepana; Arba Susanty
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.12 No.2 Desember 2018
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.623 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v12i2.4355

Abstract

Packaging, temperature and storage time, secondary metabolic content and antioxidant capacity of beverage products are important things to note. The purpose of this study was to determine the type of bottle packaging and storage temperature on secondary metabolic content, antioxidant capacity and microbial contamination in tiwai extract extract syrup. The treatment of this study uses a variety of bottle types, namely transparent glass bottles coated with aluminum foil, chocolate bottles, C plastic bottles coated with aluminum foil and variations in storage temperature: room temperature (27OC), 6OC temperature (refrigerator), temperature 20OC (AC room ) The storage time of tiwai extract extract syrup with intervals of 7, 14, 21 days. Based on the results of the study it can be concluded that the use of bottle A, B C packaging with more storage time can reduce the total phenolic compounds, total flavonoids and antioxidant capacity of tiwai onion extract drinks. The storage time of tiwai onion extract drinks was able to survive for 7 days with transparent glass bottles coated with aluminum foil and chocolate bottles at room temperature and 6OC temperature (refrigerator).                                                                 ABSTRAKPengemasan, suhu dan lama waktu peyimpanan, kandungan metabolik sekunder dan kapasitas antioksidan produk minuman merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis kemasan botol dan suhu penyimpanan terhadap kandungan metabolik sekunder, kapasitas antioksidan dan cemaran mikroba pada minuman sirup ekstrak bawang tiwai. Perlakuan penelitian ini menggunakan variasi jenis kemasan botol yaitu A (botol kaca transfaran yang dilapisi aluminium foil), B (botol coklat), C (botol plastik yang dilapisi aluminium foil) dan variasi suhu penyimpanan : suhu ruangan, suhu 60C (lemari pendingin), suhu 200C(ruang AC). Lama penyimpanan sirup ekstrak bawang tiwai dengan interval waktu yaitu 2-21 hari. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan kemasan botol A, B C dengan makin lama waktu penyimpanan dapat menurunkan total fenol, total flavonoid dan kapasitas antioksidan minuman ekstrak bawang tiwai. Umur simpan minuman ekstrak bawang tiwai mampu bertahan disimpan selama 7 hari dengan kemasan botol kaca transparan yang dilapisi aluminium foil dan botol coklat pada suhu ruang dan suhu 6OC (lemari pendingin).Kata Kunci : Jenis Kemasan Botol, Suhu Penyimpanan, Minuman Sirup Bawang Tiwai, Metabolik sekunder, Antioksidan dan Mikrobiologi