Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Identifikasi Komponen Senyawa Kimia Ekstrak Biji Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) sebagai Bahan Baku Industri Eldha Sampepana; Titik Nurwidayati; Suroto Hadi Saputra
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.13 No.2 Desember 2019
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.439 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v13i2.5754

Abstract

Biji buah naga merah merupakan limbah padat industri olahan buah naga yang belum termanfaatkan namun diduga memiliki senyawa kimia maka dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengidentifikasi komponen senyawa kimia ekstrak biji buah naga merah sebagai bahan baku industri. Metode yang digunakan adalah ekstraksi secara maserisasi  ekstrak biji buah naga merah dengan pelarut etanol dan nHexan kemudian dianalisa menggunakan Gas  Cromatografi Mass Spektrofotometer (GCMS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses ekstraksi secara maserisasi menggunakan pelarut n-Hexan lebih banyak menghasilkan komponen senyawa kimia dibandingkan dengan pelarut etanol. Ekstrak n-Heksana dan etanol biji buah naga merah menghasilkan komponen senyawa kimia dominan sebanyak 34 dan 9 yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri.
Proses Ekstraksi Bawang Tiwai terhadap Kandungan Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Suroto Hadi Saputra; Eldha Sampepana; Paluphy Eka Yustini
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.14. No.1 JUNI 2020
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v14i1.5746

Abstract

Telah dilakukan penelitian proses ekstraksi bawang tiwai dengan memanfaatkan air dalam sari bawang tiwai sebagai pelarut polar. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh kandungan fitokimia dan aktivitas antioksidan pada tahapan proses ekstraksi bawang tiwai. Metode penelitian ini dengan tahapan bawang tiwai dihaluskan menggunakan alat juiser, proses ekstraksi menggunakan alat orbital water bath shaker dan proses penyaringan menggunakan kain saring dan kertas saring. Penelitian ini menggunakan 1 perlakuan yaitu tahapan proses ekstraksi dengan 3 sampel : ekstrak bawang tiwai, ampas bawang tiwai dan pati bawang tiwai, data yang diperoleh diolah untuk memperoleh nilai rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak, ampas dan pati bawang tiwa mengandung total fenol dan total flavonoid. Ekstrak bawang tiwai mengandung alkaloid namun tidak mengandung triterpenoid begitu pula pati dan ampas bawang tiwai. Ekstrak, pati dan ampas bawang tiwai memiliki kadar total polifenol, total flavonoid tinggi dan aktivitas antioksidan sangat kuat.  
Review Fitokimia, Aneka Produk dan Manfaat Dari Ekstrak Daun Tahongai (Kleinhovia hospita L.) Suroto Hadi Saputra
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.15 No.2 Desember 2021
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v15i2.7281

Abstract

Beragam nama tumbuhan tahongai (Kleinhovia hospital L.) dari beberapa daerah yang ada di Indonesia antara lain timoho (Jawa), Katemaha (Madura), Katimala (Bali), Tangkele (Sunda), Katimahar (Melayu), Mantar (Lampung),  Kadanga (Flores), Kludang (Sumba), Bitanggar (Sulawesi utara), Ngaru (Maluku), Katimaha (Kalimantan Selatan), Tahongai (Kalimantan Timur) dan Paliasa (Makasar). Banyak sudah dilakukan penelitian untuk tumbuhan  K. hospita L. ini dari berbagai institusi namun hasil penelitian masih belum terkumpul informasi yang konfrehensif dalam satu bentuk informasi yaitu artikel ilmiah. Untuk itu perlu dibuat satu artikel review yang memuat informasi Tahongai ini. Artikel ini memberikan informasi ekstrak daun tahongai berupa fitokimia, aneka produk dan aneka manfaat. Hasil review ekstrak daun tahongai menunjukkan ada 27 jenis fitokimia (metabolik sekunder), 5 aneka produk dan 8 manfaat.
Pengaruh Kemasan Botol, Suhu dan Lama Penyimpanan Sirup Ekstrak Bawang Tiwai (Eleutheriana americana Merr) terhadap Metabolik Sekunder dan Mikroba Suroto Hadi Saputra; Eldha Sampepana; Arba Susanty
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.12 No.2 Desember 2018
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.623 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v12i2.4355

Abstract

Packaging, temperature and storage time, secondary metabolic content and antioxidant capacity of beverage products are important things to note. The purpose of this study was to determine the type of bottle packaging and storage temperature on secondary metabolic content, antioxidant capacity and microbial contamination in tiwai extract extract syrup. The treatment of this study uses a variety of bottle types, namely transparent glass bottles coated with aluminum foil, chocolate bottles, C plastic bottles coated with aluminum foil and variations in storage temperature: room temperature (27OC), 6OC temperature (refrigerator), temperature 20OC (AC room ) The storage time of tiwai extract extract syrup with intervals of 7, 14, 21 days. Based on the results of the study it can be concluded that the use of bottle A, B C packaging with more storage time can reduce the total phenolic compounds, total flavonoids and antioxidant capacity of tiwai onion extract drinks. The storage time of tiwai onion extract drinks was able to survive for 7 days with transparent glass bottles coated with aluminum foil and chocolate bottles at room temperature and 6OC temperature (refrigerator).                                                                 ABSTRAKPengemasan, suhu dan lama waktu peyimpanan, kandungan metabolik sekunder dan kapasitas antioksidan produk minuman merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis kemasan botol dan suhu penyimpanan terhadap kandungan metabolik sekunder, kapasitas antioksidan dan cemaran mikroba pada minuman sirup ekstrak bawang tiwai. Perlakuan penelitian ini menggunakan variasi jenis kemasan botol yaitu A (botol kaca transfaran yang dilapisi aluminium foil), B (botol coklat), C (botol plastik yang dilapisi aluminium foil) dan variasi suhu penyimpanan : suhu ruangan, suhu 60C (lemari pendingin), suhu 200C(ruang AC). Lama penyimpanan sirup ekstrak bawang tiwai dengan interval waktu yaitu 2-21 hari. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan kemasan botol A, B C dengan makin lama waktu penyimpanan dapat menurunkan total fenol, total flavonoid dan kapasitas antioksidan minuman ekstrak bawang tiwai. Umur simpan minuman ekstrak bawang tiwai mampu bertahan disimpan selama 7 hari dengan kemasan botol kaca transparan yang dilapisi aluminium foil dan botol coklat pada suhu ruang dan suhu 6OC (lemari pendingin).Kata Kunci : Jenis Kemasan Botol, Suhu Penyimpanan, Minuman Sirup Bawang Tiwai, Metabolik sekunder, Antioksidan dan Mikrobiologi