Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pembuatan Sabun Antiseptik dan Hand Sanitizer dari Daun Sirih Guna Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Desa Sekardadi Susanti Dhini Anggraini; Sriwulan Sriwulan; Riska Andriani
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 13, No 1 (2022): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v13i1.7230

Abstract

COVID-19 merupakan penyakit yang diakibatkan oleh Virus SARS Cov-2 yang telah menjadi pandemi di dunia, termasuk Indonesia. Kabupaten Tuban sendiri ditetapkan sebagai zona merah sejak ditemukannya kasus positif pada tanggal 8 April 2020. Desa Sekardadi melakukan berbagai upaya guna memutus rantai penyebaran virus tersebut. Salah satu langkah yang diambil adalah mengkampayekan pola hidup bersih dan sehat dengan menggunakan Hand Sanitizer dan cuci tangan menggunakan sabun. Pelatihan pembuatan sabun antiseptik dan Hand Sanitizer menggunakan bahan yang mudah didapatkan dengan harga terjangkau telah dilakukan. Salah satunya dengan memanfaatkan bahan alam, yaitu daun sirih. Daun sirih sendiri keberadaannya cukup melimpah di Desa Sekardadi serta diketahui memiliki aktivitas antiseptik, antijamur, antibakteri, antivirus, antioksidan bahkan antikanker. Oleh karena itu kegiatan ini bertujuan untuk melakukan transfer Iptek tentang pembuatan sabun antiseptik dan Hand Sanitizer berbahan daun sirih, sehingga dapat membantu mencukupi kebutuhan masyarakat akan antiseptik dan Hand Sanitizer yang mudah didapat, murah, serta ramah, karena dari bahan alami. Metode pelaksanaan dalam kegiatan ini meliputi penyuluhan, pelatihan, dan evaluasi. Hasil yang diperoleh masyarakat dapat menerapkan pola hidup sehat dan bersih. Penyuluhan pemanfaatan tanaman herbal dapat menambah wawasan ibu PKK. Selain itu juga dilakukan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan pembuatan sabun antiseptik dan Hand Sanitizer alami yang aman. Ada 95% peserta pelatihan yang merasa bermanfaat dengan kegiatan ini dan 100% peserta pelatihan merasa mudah dalam membuat sabun cair dan handsanitizer tersebut. Hasil evalasi 78,95% peserta telah mengaplikasikan membuat sabun dan handsanitizer dirumah masing-masing.
Bakteri Tanah Di Sekitar Rhizosfer Tumbuhan Pioner Pada Lahan Bekas Tambang Kapur Sriwulan Sriwulan; Riska Andriani; Susanti Dhini Anggraini; Hesti Kurniahu; Annisa Rahmawati
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 8, No 1: March 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v8i1.14414

Abstract

Pioneer plants are plants with high adaptability, so they can grow in disturbed environments, such as ex-limestone mining areas. This adaptability is supported by the ability of these plants to associate with soil bacteria in their rhizosphere area. The presence of these bacteria can support the growth of pioneer plants on disturbed land. The purpose of this study was to characterize the soil bacteria around the rhizosphere of pioneer plants in the former limestone mining areas. Soil samples in the rhizosphere area of 5 pioneer plants from ex-mining lime were then isolated using the Pour plate method to obtain bacterial isolates. The bacterial isolates obtained were then identified their colony morphology. Based on the results of colony morphological identification, 21 isolates were obtained from the rhizosphere of 5 pioneer plants from the former limestone mining area. The highest number of isolates was obtained from the rhizosphere of the Waltheria indica with 9 isolates, 8 isolates of each Lamium barbatum and Digitaria sanguinalis, 7 isolates of Chromoleana odoratum, and 5 isolates of Tridax procumbens.
TELAAH FITOKIMIA KANDUNGAN AIR PERASAN KULIT BUAH TRENGGULUN (Protium javanicum Burm. F.) Nia Nurfitria; Susanti Dhini Anggraini; Sriwulan Sriwulan; Witnawati Witnawati
Binar – Biology Natural Resources Journal Vol 3 No 1 (2024)
Publisher : Prodi Biologi Universitas PGRI Ronggolawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55719/binar.v3i2.1357

Abstract

Trenggulun merupakan tanaman yang memiliki buah berukuran kecil dengan kulit buah berwarna hijau hingga ungu. Buah ini memiliki rasa cenderung asam. Batang tanaman ini dimanfaatkan sebagai kayu bangunan dan bagian daun dikenal sebagai salah satu bahan obat tradisional. Sementara kulit buah tanaman ini belum pernah dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data empiris terkait kandungan fitokimia dalam kulit buah trenggulun, sehingga pemanfaatan potensinya bisa lebih terarah. Penelitian ini bersifat deskriptif, dimana analisis fitokimia dilakukan secara kualitatif. Sampel kulit buah trenggulun dihaluskan kemudian disaring menggunakan kertas saring. Hasil perasan tersebut kemudian diuji kandungan alkaloid, flavonoid, steroid dan terpenoid, tanin, polifenol, dan saponin. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa air perasan kulit buah trenggulun matang memiliki kandungan alkaloid, flavonoid, terpenoid, tanin, polifenol, dan saponin. Optimalisasi kandungan dalam kulit buah trenggulun dapat dilakukan melalui teknik ekstraksi.
Upaya Peningkatan Penjualan Beras Leran Melalui Pengemasan Dan Labeling Ahmad Zaenal Arifin; Sriwulan Sriwulan; Nia Nurfitria; Kuntum Febriyantiningrum; Susanti Dhini Anggraini; Abdul Wahid Nuruddin
Jurnal ABDILAWE Vol 3 No 1 (2025): April 2025
Publisher : Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas PGRI Ronggolawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55719/as.v3i1.950

Abstract

Pengemasan dan labeling menjadi hal penting dalam proses pemasaran suatu produk, termasuk beras kemas. Kemasan dapat mempengaruhi kualitas produk serta keputusan konsumen dalam membeli suatu produk. Sementara labeling akan memberikan informasi yang jelas tentang produk yang ditawarkan. Dengan demikian pemilihan desain kemasan dan pemberian label pada suatu produk menjadi penting sebagai Upaya untuk meningkatkan penjualan suatu produk. Namun, mitra dalam kegiatan ini menjual produk beras “Leran” dalam kemasan plastik polos tanpa label dan identitas produk. Sementara di Desa Leran Wetan dan Leran Kulon sendiri ditemui banyak pedagang beras yang sudah memiliki kemasan dengan desain menarik dan label produk. Hal ini menjadikan tingkat penjualan produk mitra rendah, selain karena kompetisi tinggi juga dikarenakan produk mitra belum memiliki branding sehingga tidak dikenal oleh konsumen. Oleh karenanya dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan Upaya untuk meningkatkan tingkat penjualan produk mitra melalui pembuatan kemasan dan label pada produk mitra, agar dapat lebih dikenal oleh konsumen. Metode pelaksanaan kegiatan ini adalah pelatihan dan pendampingan, dimana dalam kegiatan tersebut dilakukan transfer Ipteks kepada mitra terkait pembuatan desain kemasan dan labeling dan pendampingan dalam pemasaran produk untuk meningkatkan tingkat penjualan produk mitra. Hasil yang diperoleh dari program ini penjualan produk mitra mengalami peningkatan sebesar 10% pada bulan pertama, kemudian pada bulan kedua dan ketiga meningkat sebanyak 15%, dan pada bulan keempat meningkat sebanyak 62%. Dengan demikian adanya kemasan yang menarik dan label produk yang jelas efektif dalam meningkatkan penjualan beras Leran.