Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa Terhadap Kinerja Layanan Terminal Peti Kemas Boom Baru Palembang Tulus Umy Purwati; Erika Buchari; Edi Kadarsah
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 5 No 1 (2021): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v5i1.25197

Abstract

This research aimed to evaluate the service performance of Container Terminal, Boom Baru Port, Palembang based on the Ministry of Transportation Standard and to analyze the level of satisfaction of service users on the service performance. Performance analysis is carried out by calculating Bert Occupancy Ratio, Yard Occupancy Ratio, Effective Time: Berth Time, and Berth Troughput. Performance analysis shows that the 2018 BOR value is above the UNCTAD recommended value of 50% and the ET: BT value are under The Ministry of Transportation Standard value of 70%. The capacity analysis is carried out by projecting the flow of ships and containers from 2021 until 2029 by using Microsoft excel with the result that in 2029 the flow of ships is 522 vessels and 148122 TEU's of containers with an increase of 1.46% per year. The level of service user satisfaction was analyzed by using the Importance Performance Analysis method on 7 dimensions. The results show that several attributes have not satisfied service users and several attributes that need to be improved. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja pelayanan Terminal Peti Kemas Boom Baru Palembang berdasarkan standar kinerja dari Kementerian Perhubungan serta menganalisis tingkat kepuasan pengguna jasa terhadap kinerja pelayanannya. Analisis kinerja dilakukan dengan menghitung Berth Occupancy Ratio, Yard Occupancy Ratio, Effective Time: Berth Time dan Berth Troughput. Hasil analisis kinerja menunjukkan bahwa nilai BOR tahun 2018 lebih besar dari nilai yang disarankan UNCTAD yaitu 50% dan nilai ET:BT lebih kecil dari standar yang ditetapkan Kementerian Perhubungan yaitu 70%. Analisis kapasitas dilakukan dengan menghitung proyeksi arus kapal dan peti kemas tahun 2021 sampai dengan 2029 menggunakan Microsoft excel dengan hasil pada tahun 2029 arus kapal sebanyak 522 kapal dan 148122 TEU’s peti kemas dengan kenaikan 1,46% per tahun. Tingkat kepuasan pengguna jasa dianalisis menggunakan metode Importance Performance Analys terhadap 7 dimensi. Hasilnya menunjukkan bahwa ada beberapa atribut yang belum memuaskan pengguna jasa, dan beberapa atribut yang perlu diperbaiki pelayanannya.
Kajian Pengembangan Pelabuhan Pangkal Balam Berdasarkan Demand Pull dan Supply Push Erika Buchari; Melawati Agustien; Edi Kadarsah; Henny Fitriani; Ormuz Firdaus; Wilmar Jonris
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 4 No 2 (2020): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v4i2.22888

Abstract

Pelabuhan Pangkal Balam terletak di kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung. Kondisi pelabuhan Pangkal Balam saat ini tidak tertata dengan baik dimana penempatan barang muatan tidak sesuai dengan tempatnya. Ditambah lagi persoalan sedimentasi d isepanjang alur pelayaran masuk dan keluar pelabuhan, serta sistem buka tutup (bascule) jembatan emas yang sangat mempengaruhi pergerakan kapal. Pengembangan Pelabuhan Pangkal Balam ke arah Muara Sungai, di Pasir Padi sudah mencapai tahap DED, yang mana hambatan produktivitas Pelabuhan akibat adanya buka tutup Jembatan Bascule diharapkan akan teratasi. Permasalahanyang timbul adalah bagaimana potensi Pangkal Balam setelah Pelabuhan Barang di pindah ke Muara (ke pantai Pasir Padi), apa dan bagaimana kajian potensi tarikan kebutuhan (Demand Pull) di pelabuhan Pangkal Balam, bagaimana kajian tentang dorongan dan insentif untuk mengadakan fasilitas (supply push). Paper ini dimaksudkan untuk menganalisis potensi lain dari Pelabuhan Pangkal Balam setelah pelabuhan barang dipindah ke pelabuhan Pangkal Balam baru, menganalisis tarikan baru dari pelabuhan pangkal balam, dan manganalisis dorongan/insentif penyediaan fasilitas baru dari pelabuhan pangkal balam lama untuk menarik potensi demand baru. di pelabuhan pangkal balam pada masa yang akan datang. Hasil riset menunjukkan bahwa Pelabuhan Pangkal Balam dapat dikembangkan sebagai pelabuhan pariwisata dengan pengoperasian mini cruise. Tarikan baru yang dapat diciptakan untuk Pelabuhan Pangkal Balam, yaitu berupa potensi pariwisata dan wisata kuliner. Sedangkan penyediaan baru yang perlu dipersiapkan adalah port of call dengan mini cruise yang bekerjasama dengan cruise dan mega cruise internasional yang memiliki rute Singapura dan Malaysia.
Analisis Perencanaan Tarif Kapal Bus Air Wisata Dalam Mewujudkan Konektivitas Angkutan di Kota Palembang FEBRI ANSYAH; ERIKA BUCHARI; EDI KADARSAH
Jurnal Transportasi Multimoda Vol 17, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Puslitbang Transportasi Antarmoda-Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5111.655 KB) | DOI: 10.25104/mtm.v17i2.1290

Abstract

Pada tahun 2018, Kementerian Perhubungan memberikan bantuan 5 (lima) unit kapal bus air kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Pemerintah Kota Palembang sendiri mendapatkan bantuan kapal bus air sebanyak 3(tiga) unit, dan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan serta Pemerintah Kabupaten Banyuasin mendapatkan masing masing sebanyak 1(satu) unit bus air (Ditjen Perhubungan Darat,2018). Pemberian bantuan kapal bus air ini dalam rangka pengembangan angkutan sungai dan angkutan pariwisata yang ada di Sumatera Selatan serta untuk menyukseskan Asian Games tahun 2018 di Palembang. Setelah selesai pelaksanaan Asian Games tahun 2018 Pemerintah Kota Palembang akan mengoptimalkan pemanfaatan kapal bus air ini salah satunya sebagai kapal pariwisata (cruise) di Kota Palembang. (Dinas Perhubungan Kota Palembang, 2018). Menurut Rohani, dkk (2015) untuk menentukan kelayakan tarif  kapal wisata dapat dinilai berdasarkan Biaya Operasional Kapal (BOK), Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP). Menurut Chen,dkk (2016) identifikasi faktor yang mempengaruhi Willingness To Pay (WTP) digunakan untuk meningkatkan pemasaran kapal wisata (cruise) di Pasar Asia.   Penelitian ini terkait  kajian tentang analisa perhitungan ATP dan WTP dalam rangka menentukan tarif bus air wisata di Kota Palembang berdasarkan ATP dan WTP penumpang. Kajian tarif rencana bus air wisata yang akan berlaku dilakukan pendekatan perhitungan BOK dengan metode dephub, daya beli masyarakat untuk membayar jasa dapat berupa proporsi alokasi budget dari total budget pengeluaran atau Ability to Pay (ATP) dan kemauan membayar yang didasarkan pada persepsi masyarakat atau Willingness to Pay (WTP). Metode dalam analisis Ability To Pay (ATP) dengan menggunakan metode household budget (anggaran rumah tangga) dan Willingness To Pay (WTP) menggunakan metode persepsi, dan dari hasil analisis di dapatkan BOK Biaya Operasional Kapal (BOK) didapatkan Rp.13.694,92/pnp-km untuk loadfactor 100%  dan Rp.19.564,17 untuk loadfactor 70%. ATP penumpang terendah yaitu Rp. 833/pnp/km dan ATP tertinggi yaitu Rp.22.633/pnp/km. Sedangkan dari analisis diperoleh WTP terendah yaitu Rp.2.600 dan WTP tertinggi Rp.30.000. Dalam hal ini ATP penumpang WTP penumpang dan diperlukan adanya evaluasi terhadap tarif yang akan diberlakukan karena kemampuan membayar lebih rendah dari pada keinginan membayar penumpang. Untuk mewujudkan konektivitas dengan angkutan umum maka diperlukan (1) Moda Penghubung (Connecting modes: access dan eggress), (2) Moda Utama (Main Modes), (3) Jaringan Multimoda (Multimodal Network: Main route dan Feeder Route), (4) Fasilitas peralihan moda (Transfer Point), (5) Fasilitas peralihan antar moda dengan jaringan berbeda (Intermodal Tranfer Point), dan (6) Peraturan