Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN FLORIKULTURA DI TOMOHON (PERMACULTURE IN ARCHITECTURE) Nelwan, Richard A.; Mononimbar, Windy; MT, Suryono
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 No.2 November 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Saat ini florikultura merupakan salah satu komoditas agribisnis yang cukup berarti di Indonesia. Hal tersebut didasari karena jenisnya yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan diterima masyarakat. Florikultura dinikmati konsumen dalam bentuk keindahannya, maka dari itu tuntutan terhadap kualitasnya sangat tinggi. Membudidayakan berbagai jenis florikultura dapat menjadi usaha agrobisnis yang sangat prospektif bagi masyarakat. Masyarakat baik di daerah pedesaan maupun perkotaan mempunyai kecenderungan untuk tinggal di tempat atau lingkungan yang nyaman dan segar. Keadaan ini dapat tercipta dengan adanya kehadiran tanaman florikultura baik di lingkungan rumah tinggal, perkotaan maupun di lingkungan taman- taman rekreasi banyak memberikan pengaruh yang positif. Kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan hidup yang segar, dapat mempengaruhi meningkatnya permintaan akan tanaman florikulura. Untuk menjawab kebutuhan akan permintaan tersebut, maka dirancanglah sebuah Pusat Penelitan dan Penembangan Florikultura di Tomohon, dimana Tomohon merupakan lokasi yang strategis dalam pengembangbiakkan tanaman florikultura yang didukung  iklim, suhu, serta kondisi tanah yang merupakan  syarat dalam pengembangbiakkan florikultura. Objek perancangan kemudian di padukan dengan tema Permaculture. Sebuah tema yang menekankan pengaturan ruang luar, penggunaan unsur alam, dan menggabungkan kebiasaan yang telah membudaya di masyarakat sekitar, dalam hal ini kebiasaan bercocok tanam florikultura. Dengan demikian, sangat diharapkan Pusat Penelitian dan Pengembangan Florikultura di Tomohon bisa menjadi sebuah objek rancangan yang berfungsi sebagai wadah pengembangbiakkan, pengumpulan informasi, dan edukasi mengenai tanaman florikultura. Menciptakan sebuah wadah arsitektural yang bersinergi dengan alam, dan masyarakar sekitar. Kata Kunci  : Florikultura, Penelitian, Pengembangan, Permaculture, Tomohon
COTTAGE RESORT DI PULAU TAGALAYA ‘ARSITEKTUR REGIOALISME’ Oranye, Jhohan B.; Poluan, Roosje; MT, Suryono
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cottage Resort: suatu lingkungan hunian yang terdiri atas unit-unit tempat tinggal yang memiliki fasilitas utama kamar tidur, ruang duduk, km/wc, ruang makan dan dapur serta fasilitas rekreasi penunjang lainya, serta didukung oleh suasana alam yang ada disekitarnya. Arsitektur Regionalisme: adalah desain yang konteksnya bersifat region atau kedaerahan tetapi di perbaharui dengan perkembangan arsitekur yang berkembang serta teknologi saat ini sehingga penampilan bangunan  merupakan hasil senyawa dari internasionalisme dengan pola cultural dan teknologi modern. Desain Cottage Resort di Pulau Tagalaya yang terletak di Kabupaten Halmahera Utara, bertujuan untuk mengembangkan pariwisata di Kabupaten Halmahera Utara . Masalah yang terkandung dalam Perancangan sangat kontekstual dengan dunia arsitektur sekarang ini,dimana arsitektur sekarang ini mengalami krisis identitias diakibatkan oleh pengaruh dari arsitektur modern. Arsitektur Regionalimse, sebagai salah satu perkembangan Arsitektur Modern yang mempunyai perhatian besar pada ciri kedaerahan, Ciri kedaerahan yang dimaksud berkaitan erat dengan budaya setempat, iklim. dan teknologi pada saatnya. Bangunan selalu ditantang untuk menampilakn ciri tertentu. Ciri fisik merupakan salah satu cri yang sangat dibutuhkan untuk sebuah Bangunan, agar Bangunan menarik, mudah diingat dan mudah dikenal. pada Cottage Resort di Tagalaya ditantang untuk menampilkan rumah adat Hibualamo,merupakan rumah besar untuk tinggal serta melangsungkan upacara-upacara lainya.didesain mengambil pola replikative dan tranformatif, desain pada bangunan Cottage dengan pola menyebar ke seluruh penjuru mata angin. Hal ini merupakan penggambaran "Hibualamo" yang selalu terbuka pada siapapun yang datang.   Kata kunci  : Cottage Resort Regionalisme,Di tagalaya
MANADO TOYOTA AUTOMOBILE CLUB HOUSE (BLOB ARCHITECTURE) Sumampouw, Brayn; Waani, Judy O.; MT, Suryono
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 3, No 2 (2014): Volume 3 No.2 November 2014
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemunculan berbagai komunitas mobil merupakan suatu fenomena yang sedang marak di kota-kota besar di Indonesia. Fenomena ini berkembang seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan akibat perkembangan ekonomi yang ada. Kota Manado yang juga salah satu kota besar di Indonesia turut mengalami fenomena ini. Namun sayangnya tanpa penyediaan fasilitas yang memadai di bidang otomotif, komunitas ini sering dianggap sebagai masalah bagi masyarakat awam. Sedangkan jika melihat dari sisi positifnya, komunitas ini memiliki potensi dalam bidang otomotif baik olahraga dan modifikasi yang perlu dikembangkan. Komunitas ini membutuhkan gedung perkumpulan untuk keperluan rekreasi, olahraga dan event untuk mewadahi komunitas ini. Toyota sebagai salah satu produsen mobil di kota Manado peduli terhadap fenomena ini turut bekerja sama dengan komunitas dalam mendukung operasional gedung perkumpulan ini. Gedung perkumpulan ini dihadirkan dengan menggunakan tema perancangan Blob Architecture karena dianggap mampu untuk merepresentasikan fungsi dan identitas gedung perkumpulan ini. Perancangan ini menggunakan proses desain generasi II yang dikembangkan oleh John Zeizel. Proses desain dilakukan dalam beberapa siklus image-present­­-test untuk merespon terhadap data-data yang berpengaruh terhadap desain bangunan. Proses pengumpulan data-data tersebut meliputi observasi lapangan, wawancara dengan komunitas mobil, studi literatur mengenai Blobitecture dan studi komparasi terhadap gedung perkumpulan  lainnya. Beberapa proses analisa terhadap data-data yang ada dilakukan guna menghadirkan objek rancangan yang dapat menunjang kegiatan komunitas mobil. Perancangan Manado Toyota Automobile Club House dengan penerapan Blobitecture ini dapat menjawab kebutuhan komunitas mobil melalui berbagai  fasilitas yang disediakan. Bentuk blob akan diterapkan pada ruang dalam,  gubahan massa, dan selubung bangunan. Penerapan tema memberikan bangunan yang terkesan lega yang juga merupakan ciri khas gedung perkumpulan. Penerapan tema juga dilakukan pada ruang luar bangunan untuk mendapatkan konsep sirkulasi mobil layaknya lintasan balap. Sehingga secara keseluruhan hasil perancangan dapat menggambarkan bentuk perwujudan ketertarikan komunitas terhadap mobil yang menjadi pengikat dan landasan berdirinya komunitas.   Kata kunci : club house, mobil, blob architecture
PERANCANGAN HOTEL PANTAI DI PULAU KUMO ‘BIOMORFIK ARSITEKTUR’ Tawakali, Rifons; Erdiono, Deddy; MT, Suryono
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wisata bahari telah memberikan sumbangan yang berarti bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kontribusi pariwisata bahari ini terhadap pembangunan nasional berupa penyediaan lapangan pekerjaan dan aktivitas ekonomi lainnya serta pemasukan devisa bagi Negara. Halmahera utara mempunyai potensi wisata yang perlu dikembangkan diantaranya meliputi wisata terumbu karang, wisata bahari, wisata budaya, wisata sejarah peninggalan  perang dunia II yang jika dikelola dengan baik dapat memberikan keuntungan kepada berbagai pihak. Pemerintah  Kabupaten  Halmahera Utara memproyeksikan kawasan pulau Tagalaya dan Pulau Kumo sebagai daerah wisata bahari. Pengembangan kawasan wisata tersebut diharapkan menjadikannya sebagai daerah tujuan wisata. Pengembangan tersebut diharapkan memberikan dampak bagi peningkatan kesejahteraan penduduk, kelestarian sumberdaya pesisir, peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) dan mendorong pertumbuhan perekonomian Kabupaten Halmahera Utara. Melihat kondisi Halmahera Utara yang semakin hari semakin berkembang diberbagai  sektor dan budaya serta didukung oleh SDM dan infrastruktur yang memadai, maka perlu dihadirkan Hotel Pantai di Pulau Kumo dengan fasilitas rekreasi yang lengkap dengan memanfaatkan potensi dan keadaan alam setempat.     Kata Kunci : Pulau Kumo, Hotel Pantai, Biomorfik Arsitektur
GELANGGANG REMAJA / YOUTH CENTER DI TAHUNA ARSITEKTUR POSTMODERN DOUBLE CODING OLEH C.JENCKS Makatumpias, Rivanly; MT, Suryono; Rengkung, Michael M.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Sangihe termasuk dalam Provinsi Sulawesi Utara yang dalam pemekaran menjadi Provinsi Nusa Utara. Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam pemekaran wilayah ini adalah faktor pendidikan, khususnya pendidikan pada remaja. Jika ditinjau kembali pendidikan remaja sangatlah penting dalam pembentukan karakter suatu daerah. Pendidikan remaja di Kota Tahuna yang semakin lama semakin mengalami penurunan mempengaruhi perkembangan karakter remaja dari segi kepribadian dan sifat yang lebih mengarah ke arah yang negatif, padahal remaja di Kota Tahuna banyak yang memiliki bakat dan minat dalam bidang-bidang kesenian ataupun olahraga. Permasalahan perkembangan remaja di Kota Tahuna yang terbilang masih tertinggal jika ditinjau dari kota-kota besar lainnya seperti di Jakarta ataupun Manado, serta kebutuhan sarana-sarana untuk menunjang bidang minat dan bakat remaja di kota Tahuna yang masih belum ada, maka hal ini menjadi acuan untuk menghadirkan Youth Center atau Gelanggang Remaja di kota Tahuna. Lokasi yang dipilih juga mudah untuk diakses. Selain itu juga lokasi yang dipilih sesuai dengan RTRW sebagai pengembangan kawasan pendidikan. Perancangan Youth Center di Tahuna mengangkat tema Arsitektur Postmodern Double Coding oleh Charles Jencks. Penggunaan tema ini diharapkan mampu mempresentasikan bentuk dengan menyatukan 2 unsur arsitektur yang berbeda seperti arsitektur modern dan tradisional. Hal ini dikarenakan supaya unsur arsitektur tradisional yang ada tidak ditinggalkan dan menghadirkan serta memperkenalkan arsitektur modern yang baru. Diharapkan dengan pemaknaan tema serta analisa berbagai aspek perancangan dapat menghadirkan Youth Center yang dapat menjadi salah satu solusi bagi permasalahan remaja di kota Tahuna, serta menghadirkan objek arsitektur yang dapat menyatukan 2 unsur, mulai dari bentuk, pemakai, dan fungsi bangunan.   Kata kunci : Youth Center, Remaja, Double Coding, Tahuna
PUSAT PELATIHAN BINA NETRA LOW VISION DI MANADO (Behaviour Modifier) Kindangen, Triesa J.; Sela, Rieneke L. E.; MT, Suryono
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 3, No 1 (2014): Volume 3 No.1 Mei 2014
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku manusia dalam hubungannya terhadap suatu lingkungan berlangsung dan konsisten sesuai waktu dan situasi. Karenanya pola perilaku yang khas untuk lingkungan tersebut dapat diidentifikasikan. Pola perilaku tersebut dapat mempengaruhi bentukan arsitektural yang ada pada lingkungan fisiknya, begitu pula sebaliknya.. Dalam kajian behaviour modifier ini  arsitektur atau bangunan harus berfungsi sebagai pembentuk perilaku. Tunanetra adalah istilah umum yang digunakan untuk kondisi seseorang yang mengalami gangguan atau hambatan dalam indra penglihatannya. Berdasarkan tingkat gangguannya Tunanetra dibagi dua yaitu buta total (total blind) dan yang masih mempunyai sisa penglihatan (Low Vision). Pusat pelatihan bina netra low vision di Manado tempat untuk memfasilitasi penyandangn cacat tunanetra low vision dalam melatih diri dan membentuk pola prilaku yang baik dan mandiri. Kata kunci : Pusat Pelatihan Bina Netra(low vision), Perilaku Arsitekur, Tunanetra, Penyandang cacat Tuna netra, Behaviour modifier.
GEDUNG KULIAH JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNSRAT (Ekspresi Struktur sebagai Optimalisasi Konsep Sekuen) Supit, Hendra C.; MT, Suryono; Mononimbar, Windy
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 No.2 November 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keadaan fasilitas gedung kuliah mahasiswa dan dosen Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Unsrat yang tidak memadai dimana hanya menempati gedung sementara karena gedung perkuliahan yang lama rusak akibat kebakaran, selain itu gedung perkuliahan sementara tidak nyaman untuk fasilitas perkuliahan karena gedung tersebut direncanakan penggunaannya sebagai laboratorium.Permasalahan lainnya adalah fasilitas penunjang kuliah arsitektur seperti laboratorium-laboratorium dan studio tugas akhir yang terpisah dari gedung perkuliahan, yang mana menjadi kendala dalam akses ke fasilitas tersebut.Dari permasalah-permasalahan tersebut sehingga dirasakan perlu adanya pembangunan kembali gedung perkuliahan Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Unsrat yang representatif dimana mampu menampung seluruh aktifitas perkuliahan dan mampu memberikan fasilitas perkuliahan yang nyaman serta terwadahi dalam satu lokasi.Dalam pendekatan perancangan gedung kuliah ini digunakan pendekatan tema Ekspresi Struktur sebagai Optimalisasi Konsep Sekuen, konsep sekuen merupakan penyajian secara beurutan sebagai pergantian pengalaman pengamat dalam pengamatannya terhadap suatu komposisi. Pada perancangan kali ini komposisi yang dimaksud adalah ekspresi struktur yaitu perwujudan raut wajah dari elemen struktur. Dari perancangan gedung kuliah ini ditemukan bahwa kebisingan yang muncul selain faktor background noise, adalah terlalu besarnya sirkulasi di luar ruangan kelas yang menjadi tempat berkumpulnya para mahasiswa untuk bercengkrama setelah kegiatan perkuliahan, sehingga pada perancangan sirkulasi di luar ruangan kelas diperkecil dan dibuat ruang-ruang sebagai tempat para mahasiswa untuk menjadi tempat bercengkrama. Pada perancangan ini juga fasilitas-fasilitas pendukung perkuliahan dirancang dalam satu lokasi dan untuk mempermudah akses antar fasilitas dirancang jembatan penghubung. Kata Kunci :Gedung kuliah, ekspresi struktur, konsep sekuen
KANTOR GUBERNUR BOLAANG MONGONDOW RAYA (Arsitektur Nusantara) Sutrisno, Anjar F.; MT, Suryono
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 3, No 1 (2014): Volume 3 No.1 Mei 2014
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Seiring pertumbuhan penduduk dan ekonomi, masyarakat Bolaang Mongondow ingin Bolaang Mongondow dimekarkan menjadi Provinsi Bolaang Mongondow Raya, untuk mewujudkan cita-cita tersebut didahului dengan pemekaran Bolaang Mongondow menjadi 4 Kabupaten dan satu kota yang baru:  Tahun 2007 dimekarkan menjadi Kota Kotamobagu dan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Pada tahun 2008 dimekarkan lagi menjadi Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Demi terwujudnya Keinginan masyarakat, Pemerintah telah berupaya dengan mengusulkan dokumen pemekaran ke Komisi II DPR RI dan tinggal menunggu keputusan pemerintah pusat untuk dijadikanya Bolaang Mongondow menjadi satu Provinsi yang baru. Asumsi inilah yang mendorong penulis untuk merancang Kantor Gubernur Bolaang Mongondow Raya yang dihadirkan dengan tema Arsitektur Nusantara yang berlokasi di kecamatan Kotamobagu Timur. Kata Kunci: Kantor Gubernur, Bolaang Mongondow Raya dan Arsitektur Nusantara.
PERANCANGAN RUMAH SUSUN KAUM BURUH DI BITUNG (Pendekatan Arsitektur Tropis) Pontoan, Richard; MT, Suryono; Warouw, Fela
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 3, No 1 (2014): Volume 3 No.1 Mei 2014
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumah susun khusus bagi buruh adalah solusi untuk mengatasi masalah kebutuhan tempat tinggal yang sering dihadapi oleh kaum buruh, karena pendapatan buruh yang relatif rendah sering kali menyulitkan bagi buruh untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak, apalagi bagi buruh pendatang yang berasal dari luar kota maupun luar daerah. Adanya rumah susun bagi kaum buruh ini juga, dapat mencegah munculnya perkembangan permukiman - permukiman kumuh. Bitung adalah salah satu kota yang dikenal dengan kota industri, banyak industri tersebar dihampir semua penjuru di Kota Bitung, kemudian perkembangan industri juga tergolong cukup pesat, dibeberapa tahun terakhir ini, sebagai implikasinya jumlah buruh di Kota Bitung juga ikut meningkat jumlahnya, Tema "Pendekatan Arsitektur Tropis" diambil agar tercipta suatu hunian yang murah dan nyaman bagi penghuninya karena memanfaatkan potensi alam dan juga cocok dengan keadaan iklim Indonesia secara khusus iklim di Kota Bitung.   Kata Kunci :Rumah susun kaum buruh, Bitung, Arsitektur tropis.