Claim Missing Document
Check
Articles

SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA GUNUNG API GAMALAMA DI PERMUKIMAN KAMPUNG TUBO KOTA TERNATE Pradiptasari, Annastasia Gadis; Waani, Judy O; Mononimbar, Windy
SPASIAL Vol 2, No 3 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Ternate terdapat gunung api Gamalama yang termasuk gunung api aktif dan menjadi salah satu sumber bencana di Kota tersebut. Untuk dapat mengatasi permasalahan yang ada di permukiman Kampung Tubo, Pemerintah telah membuat zonasi kawasan rawan bencana I, II dan III agar masyarakat tidak membangun rumah didaerah rawan bencana, sehingga apabila terjadi bencana masyarakat tidak terkena material gunung api Gamalama. Kondisi jalan di permukiman Kampung Tubo telah diaspal tetapi ada beberapa jalan lingkungan yang masih berbatu-batu dan berlubang. Adapula jalur-jalur evakuasi sudah sangat baik sehingga apabila terjadi bencana masyarakat dapat menyelamatkan diri mereka. Dan ada beberapa infrastruktur yang tidak dibuat oleh pemerintah contohnya bunker dan papan peringatan bahaya gunung api Gamalama. Sistem penanggulangan bencana di Kelurahan (kampung) Tubo sudah cukup efektif. Terlihat dari pembagian zonasi kawasan rawan bencana, pola permukiman, infrastruktur, kondisi bangunan dan sistem sosialisasi pada masyarakat akan bahaya bencana.Kata kunci: Sistem, Penanggulangan Bencana, Gunung Api Gamalama, Permukiman, Kelurahan Tubo Kota Ternate
Kajian Pengembangan Ekowisata Bahari Berbasis Pengelolaan DPL Desa Bahoi di Likupang Barat Muliya, Umi; Mononimbar, Windy; Lahamendu, Verry
SPASIAL Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Bahoi yang terletak di Kabupaten Minahasa Utara Kecamatan Likupang Barat memiliki potensi ekowisata bahari yang sangat menarik karena di samping memiliki kawasan mangrove yang sangat luas juga memiliki kawasan pantai berpasir putih dan terumbu karang yang sangat indah. Sehingga daerah ini sangat berpotensi untuk pengembangan ekowisata bahari sebagai salah satu destinasi wisata di provinsi Sulawesi Utara selain Taman Nasional Bunaken. Meskipun desa Bahoi memiliki potensi yang besar, namun masih terdapat beberapa masalah yang mempengaruhi pengembangan potensi wilayah tersebut dan salah satunya adalah belum adanya dukungan yang maksimal dari pemerintah dalam menyediakan fasilitas penunjang ekowisata yang sesuai dengan prinsip pembangunan ekowisata. Selama ini pengembangan ekowisata bahari hanya dilakukan oleh NGO, Dinas Kelautan dan Perikanan dan Dinas Pariwisata yang belum secara komprehensif menerapkan konsep ekowisata bahari karena kurangnya koordinasi. . Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi dan masalah terkait pengembangan ekowisata bahari berbasis pengelolaan Daerah Perlindungan Laut (DPL)  Desa Bahoi di Likupang Barat serta menganalis konsep-konsep pengembangan ekowsiata dengan melihat potensi, kelemahan, tantangan dan ancaman yang terdapat di daerah perlindungan laut Desa Bahoi dengan menggunakan menggunakan metode penelitian kulitatif dan kuantitatif kemudian dilakukan analisis SWOT sehingga didapatkan konsep pengembangan ekowisata bahari berbasis DPL. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka terdapat beberapa konsep pengembangan ekowisata bahari yaitu Standar Operasional Prosedur (SOP) ekowisata diperdeskan, Peta zonasi dan fasilitas penunjang yang sesuai dengan prinsip dan kriteria ekowisata. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulanbahwa Desa Bahoi memiliki potensi yang sangat besar terutama pada keanekaragaman ekosistem daerah perlindungan laut sehingga perlu di buat Standar Operasional Prosedur ekowisata yang mengatur manajemen ekowisata, pembatasan jumlah pengunjung, dan ketentuan-ketentuan dalam berekowisata baik sebagai pengunjung maupun sebagai guide, membangun kemitraan dengan berbagai pihak dan meningkatkan koordinasi antar para stakeholder, serta mendorong masyarakat untuk berperan secara aktif baik dalam hal memanfaatkan energi alternatif sebagai salah satu atrasi wisata maupun dalam menjaga serta melestarikan berbagai potensi yang dimiliki Desa Bahoi agar desa ini dapat menjadi pintu gerbang dalam pengembangan ekowisata bahari di Kabupaten Minahasa Utara khususnya Sulawesi Utara.   Kata Kunci: Kajian pengembangan, ekowisata bahari, pengelolaan DPL, Desa Bahoi
PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN PADA PUSAT KOTA AMBON Metekohy, Elvira Florensia; Mononimbar, Windy; Tarore, Raymond Ch.
SPASIAL Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pusat Kota Ambon termasuk dalam SWP (Satuan Wilayah Pengembangan) 1 dengan satu kesatuan fungsional sebagai pemusatan fungsi pelayanan kota primer. Dengan memiliki potensi lahan datar yang relatif luas, sentral dalam arti memiliki akses tinggi keseluruh kota dan adanya kelengkapan prasarana dan sarana kota. Luas wilayah Pusat Kota adalah sekitar 4.259,67 Ha.Studi ini pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan tata guna lahan pada Pusat Kota Ambon. Sedangkan sasaran yang ditempuh adalah mengidentifikasi perubahan tata guna lahan pada Pusat Kota Ambon dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tata guna lahan pusat Kota Ambon sebagai pusat aktivitas perekonomian kota. Dengan menggunakan analisis overlay/superimpose dan analisis deskriptif kualitatif  dapat diketahui pada pusat Kota Ambon telah terjadi pertambahan kawasan terbangun dan dipengaruhi pula oleh adanya akitivitas pelabuhan di kawasan pusat kota. Hasil studi yang diperoleh menunjukan adanya keterkaitan hubungan faktor perubahan penggunaan lahan dapat dilihat dengan tersedinya kelengkapan infrastruktur dan utilitas kota dengan kondisi kawasan yang strategis sehingga ada kemudahan dalam pencapaian aksesibilitas oleh masyarakat mengingat peran aktivitas pelabuhan yang memberikan kontribusi besar dalam aktivitas perekonomian Kota Ambon. Hasil ini diharapkan dapat menjadi input bagi Pemerintah agar mengendalikan pembangunan di kawasan pusat kota dengan aturan-aturan yang lebih jelas, agar perubahan yang terjadi bisa terkendali dan sesuai dengan daya dukung lahan dan aturan yang ditetapkan. Kata Kunci :perubahan tata guna lahan, pusat kota
ANALISIS PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN DI LANGOWAN KABUPATEN MINAHASA Mamahit, Zekry N; Rondonuwu, Dwight M; Mononimbar, Windy
SPASIAL Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesenjangan antara kawasan perkotaan dan perdesaan saat ini sering terjadi.Dimana perkembangan pembangunan diperkotaan yang demikian pesat membuat pertumbuhan ekonomi perkotaan menjulang tinggi dan setiap aspek kehidupan sosial didalamnya juga berkembang dengan sangat baik, disamping itu juga adanya benturan dengan aspek lingkungan terkait pembangunan kawasan perkotaan.Dengan demikian, perlu adanya pengembangan kawasan perdesaan dengan memanfaatkan seluruh potensi sumberdaya yang dimiliki oleh perdesaan.Langowan termasuk didalam wilayah Kawasan Agropolitan Pakakaan yang berada di Kabupaten Minahasa.Kawasan Agropolitan merupakan kawasan yang terdiri atas beberapa pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu, dengan adanya keterkaitan fungsi dan hirarki keruangan sistem permukiman dan sistem agribisnis.Langowan merupakan wilayah yang sangat potensial untuk pengembangan sektor pertanian.Namun berdasarkan survey lapangan yang ada, saat ini belum adanya perkembangan sektor pertanian yang kompetitif dari hulu hingga hilir.Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi karakteristik kawasan dan menganalisis struktur ruang Kawasan Agropolitan di Langowan Kabupaten Minahasa.Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif deskriptif dengan teknik analisis menggunakan metode statistika deskriptif, metode Location Quotient (LQ) dan Shift Share (SS), dan metode skalogram guttman.Bila dilihat dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan karakteristik Kawasan Agropolitan di Langowan memiliki kondisi agroklimat yang cocok untuk pertanian.Memiliki fasum, fasos, sarana dan prasarana dasar.Memiliki infrastruktur penunjang pertanian.Memiliki sumberdaya manusia yaitu penduduk tani dan kelompok tani.Memiliki 17 jenis komoditas pertanian dengan 6 potensi unggulan prioritas pengembangan yaitu komoditas ubi jalar, cabe keriting, kelapa, buncis, padi sawah, dan tomat.Struktur ruang Kawasan Agropolitan di Langowan diketahui hirarki I yang diarahkan sebagai pusat pelayanan utama kawasan berada pada Kecamatan Langowan timur, hirarki II yang diarahkan sebagai pusat pertumbuhan I berada pada Kecamatan Langowan barat, dan hirarki III yang diarahkan sebagai pusat pertumbuhan II berada pada Kecamatan Langowan utara dan Langowan selatan.   KATA KUNCI : Pengembangan Kawasan, Agropolitan,  Struktur Ruang
PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DI KOTA JAYAPURA Lawene, Chilfy Lewina; Tondobala, Linda; Mononimbar, Windy
SPASIAL Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada umumnya pertambahan penduduk identik dengan perkembangan kota, seperti halnya di Kota Jayapura. Pertumbuhan kegiatan dan pertambahan penduduk erat kaitannya dengan penggunaan lahan untuk tempat bermukim dan melakukan berbagai kegiatan. Jayapura sebagai Ibu Kota Provinsi Papua makin meningkat pelayanannya dalam sektor pendidikan, perdagangan dan jasa, perkantoran, pertahanan dan keamanan. Lahan memiliki sifat yang relative tetap, namun kebutuhan lahan terus meningkat. Kondisi topografi kota Jayapura berkontur, permukiman cenderung berkembang pada daerah dengan kemiringan lebih dari 25%. Pada kawasan lindung dengan kondisi permukiman cenderung padat dan terkonsentrasi pada beberapa lokasi. Peneliti ingin membahas pengembangan kawasan permukiman di Kota Jayapura, untuk melihat persebaran permukiman dan kondisi penggunaan lahan. Tujuan penelitian adalah identifikasi sebaran kawasan permukiman; mengetahui kondisi okupasi lahan kawasan permukiman ditinjau dari infrastruktur; dan mengkaji lahan yang sesuai untuk pengembangan permukiman ditinjau dari kelerengan dan kebijakan tata ruang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Spasial (overlay) dibantu dengan software ArcGIS yang akan menjawab tujuan pertama dan ketiga. Tujuan kedua menggunakan metode kuantitatif dan dilakukan pengambilan sampel dengan kriteria yang ditentukan. Berdasarkan hasil studi, 1persebaran kawasan permukiman telah mengarah pada kemiringan lereng >25%, perbukitan, lereng terjal dan sempadan danau, bantaran sungai, sempadan pantai serta di atas permukaan air. 2 Ketersediaan infrastruktur jalan, drainase, air bersih, persampahan dan listrik (SNI 03-1733-2004) yang kurang memadai. 3Lahan yang sesuai untuk pengembangan kawasan permukiman berada pada Distrik Muara Tami. Kata Kunci: Permukiman, Lereng, Infrastruktur, Tata ruang (RTRW)
KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN PADA KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNG BERAPI DI KOTA TOMOHON Welang, Cindy P; Mononimbar, Windy; Poli, Hanny
SPASIAL Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesesuaian lahan merupakan penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu. Kawasan rawan gunung berapi adalah kawasan yang berpotensi tinggi mengalami bencana akibat letusan gunung. Permasalahan perkembangan Kota Tomohon yang semakin pesat memberikan dampak pada peningkatan kebutuhan lahan untuk sarana permukiman. Hal ini mendorong berkembangnya aktivitas pada kawasan yang tidak sesuai peruntukkannya sebagai kawasan permukiman termasuk pada kawasan rawan gunung berapi. Untuk itu diperlukan analisis kesesuaian lahan permukiman khususnya pada kawasan yang masuk dalam  kawasan rawan bencana gunung berapi di Kota Tomohon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan analisis spasial dengan bantuan alat analisis GIS (Geography Information System). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kesesuaian lahan permukiman pada kawasan rawan bencana gunung berapi di Kota Tomohon. Berdasarkan hasil studi kesesuaian lahan permukiman pada kawasan rawan bencana gunung berapi di Kota Tomohon berdasarkan persebaran kawasan permukiman menunjukkan  kawasan permukiman yang lokasinya tidak sesuai adalah seluas 6 Hektar dengan prosentase 0,6% dari luas persebaran kawasan permukiman di Kota Tomohon dan berdasarkan peruntukkan kawasan permukiman pada RTRW Kota Tomohon menunjukkan kawasan permukiman yang lokasinya tidak sesuai adalah seluas 6 Hektar dengan prosentase 0,4% dari luas kawasan peruntukkan permukiman pada Rencana Pola Ruang RTRW Kota Tomohon. Kata Kunci : Kesesuaian Permukiman, Gunung Berapi, Kota Tomohon
PERUBAHAN PEMANFAATAN LAHAN DI KAWASAN STRATEGIS TUMBUH CEPAT KAPITU – TEEP KABUPATEN MINAHASA SELATAN Mirah, Edbert M; Mononimbar, Windy; Tilaar, Sonny
SPASIAL Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Minahasa Selatan terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Minahasa Selatan dan Kota Tomohon di Provinsi Sulawesi Utara. Ibu kota Kabupaten Minahasa Selatan adalah Kota Amurang yang berjarak ± 64 km dari Kota Manado.  Secara geografis Kabupaten Minahasa Selatan terletak di antara 00,47’ – 10,24’ Lintang Utara dan 1240,18’ – 124,045’ Bujur Timur. Sesuai  RTRW Kabupaten Minahasa Selatan wilayah Desa Kapitu - Teep diperuntukkan sebagai kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi dan Sub-Pusat Pemerintahan sehingga diasumsikan banyak terjadi perubahan pemanfaatan lahan dikawasan tersebut.Wilayah Desa Kapitu – Teep merupakan bagian kawasan strategis yang telah berkembang atau potensial untuk dikembangkan karena memiliki keunggulan sumber daya dan  geografis yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya. Hal ini  mengakibatkan banyaknya penduduk pendatang yang bermukim dan tentu saja membutuhkan tempat tinggal untuk kelangsungan hidupnya. Sehingga alih fungsi lahan terus terjadi, diduga sebagaian besar lahan perkebunan dan pertanian yang sebelumnya mendominasi telah dikonversi menjadi perumahan dan fasilitas umum. Desa Kapitu-Teep menjadi salah satu daerah yang perlu dikaji mengenai perubahan lahannya. Terutama yang terjadi sejak tahun 2003 sampai tahun 2016 dimana diasumsikan perubahan pemanfaatan lahan yang terjadi begitu pesat. Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah : Bagaimana Perubahan pemanfaatan lahan yang terjadi di kawasan strategis tumbuh cepat Kapitu – Teep? dan Apa Faktor – faktor pendorong perubahan pemanfaatan lahan?. Adapun manfaat hasil studi ini Memberikan rekomendasi dan pertimbangan bagi pemerintah dalam mengembangan Kawasan Tumbuh Cepat Kapitu-Teep, Dapat dijadikan sebagai bahan  pertimbangan atau dikembangkan lebih lanjut, serta referensi terhadap penelitian yang sejenis, Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai perubahan pemanfaatan lahan yang terjadi di Kapitu-Teep. Berdasarkan hasil studi dapat ditarik kesimpulan perubahan pemanfaatan lahan yang terjadi begitu pesat dalam kurun waktu 15 tahun terakhir dan ada 5 faktor pendorong terjadinya perubahan pemanfaatan lahan. Kata    Kunci :           Pemanfaatan Lahan, Faktor Pendorong,          Kawasan Strategis Cepat Tumbuh
IDENTIFIKASI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KORIDOR JALAN TRANS SULAWESI DI AMURANG Tambajong, Josal; Mononimbar, Windy; Lahamendu, Verry
SPASIAL Vol 4, No 3 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan lahan di suatu wilayah selalu terkait dengan pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya. Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan semakin intensifnya aktivitas penduduk di suatu tempat berdampak pada meningkatnya perubahan penggunaan lahan. Salah satu ditunjukan yaitu perubahan di sepanjang koridor Jalan Trans Sulawesi di Amurang. Amurang termasuk salah satu kota yang berkembang dengan jumlah penduduk yang setiap harinya meningkat serta memiliki berbagai macam kegiatan perkotaan yang tidak sedikit yang menyebabkan kebutuhan akan ruang juga tidak sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan penggunaan lahan dan mengkaji  faktor – faktor apa yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan koridor Jalan Trans Sulawesi di Amurang. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dengan metode deskriptif dan menggunakan analisis SIG (Sistem Informasi Geografi). Perubahan penggunaan lahan koridor jalan Trans Sulawesi di Amurang meliputi perubahan luas lahan dan fungsi bangunan perubahan tersebut cenderung meningkat setiap tahunnya, yaitu perubahan dari lahan tidak terbangun menjadi lahan terbangun. Jenis perubahan fungsi yang terjadi yaitu perubahan fungsi dari tanah kosong menjadi perdagangan jasa, hunian menjadi perdagangan jasa, hunian menjadi perdagangan jasa sekaligus hunian, dan perdagangan jasa menjadi perdagangan jasa lainnya. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di Koridor Jalan Trans Sulawesi adalah penduduk, aksesibiltas, prasarana dan sarana, daya dukung lahan, ekonomi dan kebijakan pemerintah.Kata Kunci : Penggunaan lahan, Koridor
ANALISIS TINGKAT KEKUMUHAN KAWASAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KOTAMOBAGU TIMUR Wiarni, Suci; Mononimbar, Windy; Supardjo, Surijadi
SPASIAL Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan wilayah kota yang dinamis membawa berbagai macam dampak bagi pola kehidupan masyarakat kota itu sendiri, antara lain peningkatan kebutuhan kawasan permukiman. Akibat tingkat urbanisasi yang tinggi menjadikan kawasan permukiman semakin padat hingga membentuk lingkungan permukiman kumuh. Kota Kotamobagu merupakan salah satu kota di Provinsi Sulawesi Utara yang juga memiliki permukiman kumuh. Salah satu kawasan permukiman kumuh terdapat di Kecamatan kotamobagu Timur. Kawasan permukiman di Kecamatan Kotamobagu Timur memiliki permasalahan-permasalahan yang harusnya tidak dimiliki oleh kawasan permukiman, antara lain adanya kepadatan bangunan, kondisi permukiman yang tidak teratur, kurangnya sarana pendukung atau fasilitasnya yang kurang memadai. Tujuan dalam penelitian ini adalah Menganalisis tingkat kekumuhan kawasan permukiman di Kecamatan Kotamobagu Timur. Penelitian ini berlokasi di Kelurahan Kotobangon Kecamatan Kotamobagu Timur. Metode yang digunakan adalah metode analisis skoring dan analisis deskriptif untuk menghasilkan penilaian tingkat kekumuhan kawasan permukiman di Kecamatan Kotamobagu Timur. Berdasarkan hasil analisis menunjukan dari 7 kriteria kondisi fisik didalamnya yaitu kondisi bangunan, kondisi jalan, kondisi drainase, kondisi air minum, kondisi air limbah, kondisi persampahan dan kondisi proteksi kebakaran pada lokasi penelitian dikategorikan menjadi kumuh ringan.Kata Kunci :Kawasan Kumuh, Permukiman, Kondisi Fisik
ANALISIS PERTUMBUHAN KAWASAN MAPANGET SEBAGAI KOTA BARU Ngangi, Reddy Silvano; Franklin, Papia J.; Mononimbar, Windy
SPASIAL Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan kebijakan pembangunan kota baru publik dalam arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, salah satu kota lokasi pembangunannya adalah Kota Manado dengan fokus pengembangannya yaitu sebagai pusat permukiman baru yang layak huni yang didukung oleh fasilitas ekonomi dan sosial budaya yang lengkap guna mencegah terjadinya permukiman tidak terkendali (urban sprawl) akibat urbanisasi di kota otonom terdekatnya. Kota Manado sendiri memiliki luas wilayah 157,26 km², dan kepadatan penduduknya yang mencapai 2.721 jiwa/km². Berdasarkan SK Walikota No.128/Kep/ B.01/BAPELITBANG/2017 mengenai penetapan deliniasi Kota Baru Manado, bahwa pengembangan Kota Baru Manado akan di arahkan di Kecamatan Mapanget, dengan luas mencapai sekitar ± 5.160 Ha yang terdiri dari 10 kelurahan. Berdasarkan kebijakan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pertumbuhan kawasan Mapanget sebagai kota baru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data primer (observasi lapangan dan wawancara langsung) dan sekunder (studi literatur, data dari pemerintah terkait dan internet). Hasil analisis menunjukkan pertumbuhan kawasan Mapanget dari segi sosial, ekonomi dan infrastruktur menunjukan peningkatan yang signifikan tiap tahunnya. Selain itu kondisi geografis kawasan Mapanget yang cenderung landai merupakan faktor berkembangnya perumahan-perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa kawasan Mapanget cenderung telah mengarah menjadi kota baru sesuai dengan yang ditetapkan.Kata Kunci: Kota Baru, Pertumbuhan Kawasan, Kebijakan Pemerintah
Co-Authors . Pierre H. Gosal Adrianus Liem Alfa A. Joseph Ali, Sadam Alvin J. Tinangon Amanda Sembel Annastasia Gadis Pradiptasari, Annastasia Gadis Azzahra Putri Utami Celine Claudia Ticoalu Christian I. Kiroh Claudia S. Punuh Cynthia E. V. Wuisang, Cynthia E. V. Cynthia E.V. Wuisang Da Costa, Alarico Dapas, Gisella A Dowes D. C. Larungkondo Dwight M Rondonuwu, Dwight M Elvira Florensia Metekohy, Elvira Florensia Esli D. Takumansang Faizah Mastutie Farly R. Sangkoy Fela Warouw Fela Warouw Franklin J.C Papia Franklin, Papia J. Fredrik T. Andries Frits O. P. Siregar Gabriela I. Sarira, Gabriela I. Sarira Gryzella L. Tangkau Hanny Poli Hanny Poli Hendra C. Supit, Hendra C. Hendriek H. Karongkong Indah Cipta Gobel Indah Cipta Gobel, Indah Cipta Indradjaja Makainas Ingerid L. Moniaga Inri I. Tilaar Ixnando J. Ondang Josua Rifaldo Sangkoy Judy O Waani Julianus A. R. Sondakh Julianus A. R. Sondakh Kamuh, Amelia Kevin T. S. Laotongan Kezia G. Wowiling Kolanus, Marchall Kuhu, Raine Amelia Kuhu, Raine Amelia Laipi, Cornelia Inri Langoy, Rilly Algi O. Lawene, Chilfy Lewina Linda Tondobala Linda Tondobala Malau, Febri Irwandi Mandang, Velline N.V. Marchall Kolanus Mariani R.G.O Sakul Mario Y. Maturbongs Meliza Mamangkey, Meliza Mirah, Edbert M Mpila, Gerald P Mursid, Azzahra Ngangi, Reddy Silvano Ngion, Renaldy Miracle Olivia O. Dondokambey Papia J.C. Franklin Papia, Franklin J.C Pierre H Gosal, Pierre H Pierre H. Gosal Poli Hanny, Poli Poludu, Ruth Wahyuni Pricilia F. F. Soputan Rachmat Prijadi Rachmat Prijadi Ramlan Balahanti Rate, Johanes Van Raymond Ch. Tarore Reny Syafriny Reynaldo Tampinongkol Richard A. Nelwan, Richard A. Rimer P. A. Walelang Rondonuwu, Dwight Sadam Ali Sangkoy, Farly R. Sangkoy, Josua Rifaldo Sonny Tilaar Sonny Tilaar Surijadi Supardjo Suryono MT Tambajong, Josal Tampinongkol, Reynaldo Tangkau, Gryzella L. Tesalonika M. Wungow Ticoalu, Celine Claudia Tuhehay, Krisandi Tumembouw, Eunike D. K. Umi Muliya, Umi Utami, Azzahra Putri Verry Lahamendu, Verry Vicky H. Makarau Vicky H. Makarau Welang, Cindy P Wiarni, Suci Zekry N Mamahit, Zekry N