Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

REKONSTRUKSI PENDIDIKAN PESANTREN SEBAGAI CHARACTER BUILDING MENGHADAPI TANTANGAN KEHIDUPAN MODERN Muchlis Solichin, Mohammad
JURNAL KARSA (Terakreditasi No. 80/DIKTI/Kep/2012) Vol 20, No 1 (2012): Islam, Budaya dan Pesantren
Publisher : STAIN PAMEKASAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Sebagai lembaga pendidikan tertua dan asli (indegenous) Indonesia, pesantren menampilkan suatu sistem pendidikan tradisional dengan mempertahankan tradisi dan tetap berlandaskan pada nilai-nilai dan ajaran Islam. Dalam perkembangannya, banyak pesantren yang menyelenggarakan pendidikan madrasah dan sekolah sebagai respon pesantren terhadap perkembagan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Dengan dikenalnya pendidikan sekolah dan madrasah, maka pesantren sebagai lembaga character building menghadapi berbagai tantangan kehidupan modern yang cenderung materialis, oportunis, dan hedonis. Untuk itu, pesantren harus mampu merumuskan pendidikan yang berorientasi pada penamanaman nilai-nilai keislaman yang berdasarkan pada fithrah (potensi dasar) peserta didik.   Abstract: As the oldest and indegenous educational institution of Indonesian, pesantren featuring a traditional education system, maintains the tradition while still being based on the values ​​and teachings of Islam. In its development, many pesantrens adopt madrasah and school as education systems to respond the development and changes in society. Through the adoption of school and madrasah, pesantren as character building institution has to face modernity which tends to be materialistic, oppurtunistic, hedonic. For this reason, pesantren should be able to formulate its education by implementing Islamic values ​​ based on the human nature (basic potential).   Kata Kunci: Pendidikan, pesantren, character building, modern
REKONSTRUKSI PENDIDIKAN PESANTREN SEBAGAI CHARACTER BUILDING MENGHADAPI TANTANGAN KEHIDUPAN MODERN Mohammad Muchlis Solichin
Karsa: Journal of Social and Islamic Culture Islam, Budaya dan Pesantren
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/karsa.v20i1.53

Abstract

Abstrak: Sebagai lembaga pendidikan tertua dan asli (indegenous) Indonesia, pesantren menampilkan suatu sistem pendidikan tradisional dengan mempertahankan tradisi dan tetap berlandaskan pada nilai-nilai dan ajaran Islam. Dalam perkembangannya, banyak pesantren yang menyelenggarakan pendidikan madrasah dan sekolah sebagai respon pesantren terhadap perkembagan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Dengan dikenalnya pendidikan sekolah dan madrasah, maka pesantren sebagai lembaga character building menghadapi berbagai tantangan kehidupan modern yang cenderung materialis, oportunis, dan hedonis. Untuk itu, pesantren harus mampu merumuskan pendidikan yang berorientasi pada penamanaman nilai-nilai keislaman yang berdasarkan pada fithrah (potensi dasar) peserta didik.   Abstract: As the oldest and indegenous educational institution of Indonesian, pesantren featuring a traditional education system, maintains the tradition while still being based on the values ​​and teachings of Islam. In its development, many pesantrens adopt madrasah and school as education systems to respond the development and changes in society. Through the adoption of school and madrasah, pesantren as character building institution has to face modernity which tends to be materialistic, oppurtunistic, hedonic. For this reason, pesantren should be able to formulate its education by implementing Islamic values ​​ based on the human nature (basic potential).   Kata Kunci: Pendidikan, pesantren, character building, modern
KEMANDIRIAN PESANTREN DI ERA REFORMASI Mohammad Muchlis Solichin
NUANSA: Jurnal Penelitian Ilmu Sosial dan Keagamaan Islam Vol. 9 No. 1 (2012)
Publisher : Research Institute and Community Engagement of IAIN MADURA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/nuansa.v9i1.27

Abstract

Sebagai lembaga pendidikan Islam, pesantren mendapat tantangan yang tidak ringan baik dari kalangan internal ummat Islam maupun pihak ekternal. Di era reformasi, tantangan tersebut semakin kuat, ketika kran demokrasi dibuka selebarlebarnya. Pesantren menjadi lahan subur pihak-pihak yang berkepentingan untuk mendapatkan keuntungan sesaat. Keadaan ini membuat banyak pesantren yang kehilangan kemandiriannya. Maka dari itu, penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana pandangan pengasuh pesantren tentang kemandirian pesantren, bagaimana mempertahankan kemandiriannya, dan apa saja kendala pesantren dalam mempertahankan kemandiriaannya. Dalam hal ini, metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis studi kasus. Hasil penelitian dapat ditegaskan sebagai berikut: pertama, pandangan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amin tentang kemandirian adalah tiadanya ketergantungan pesantren dengan pihak ekternal dalam berbagai aktivitasnya. Kedua, Pondok Pesantren al-Amin mempertahankan kemandiriannya dengan upaya-upaya, yaitu secara sosial politik; berupaya tetap berada di atas semua golongan dan kekuatan sosial politik di luar pesantren. Upaya secara ekonomi; mengembangkan berbagai badan usaha yang dengannya dapat membiayai kegiatan pendidikannya. Upaya secara pendidikan; melaksanakan kurikulum yang dirancang oleh pihak internal pesantren. Sedangkan kendala Pondok Pesantren dalam mempertahankan kemandiriannya adalah intervensi pihak eksternal, kurang kuatnya sumber daya manusia, dan kurangnya sarana dan prasarana pesantren.
INOVASI PEMBELAJARAN DI PESANTREN: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS Mohammad Muchlis Solichin
NUANSA: Jurnal Penelitian Ilmu Sosial dan Keagamaan Islam Vol. 10 No. 1 (2013)
Publisher : Research Institute and Community Engagement of IAIN MADURA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/nuansa.v10i1.168

Abstract

Pesantren merupakan lembaga pendidikan di Indonesia, yang tumbuh dan berkembang sejak ratusan tahun lalu, masih eksis dan dibutuhkan kehadirannya di tengah masyarakat Muslim Indonesia.Tantangan sekaligus rangsangan bagi pesantren adalah datang dari kaum reformis Muslim, yang sejak awal abad ke-20 meyakini, bahwa untuk menjawab tantangan pemerintah kolonial Belanda dengan cara mengadakan perubahan dalam pendidikan Islam. Respon pendidikan pesantren terhadap sekolah dan madrasah yang didirikan oleh kaum refomis Islam adalah “menolak sambil mencontoh”. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa 1) Landasan berpikir pengembangan pembelajaran bahasa Inggris di Pondok Pesantren Puncak Darus Salam didasarkan pada pemikiran pengasuh Pondok Pesantren tersebut. 2) Pengembangan pembelajaran bahasa Inggris didasarkan pada pemikiran, bahwa semua Muslim berkewajiban untuk menyebarkan dan menyampaikan Islam kepada seluruh ummat manusia, di manapun berada. Bahasa Inggris diyakini sebagai bahasa yang harus dikuasi, mengingat bahasa Inggris merupakan bahasa internasional dan digunakan oleh sebagian besar bangsa-bangsa di dunia ini. 2) Proses Pengembangan Pembelajaran bahasa Inggris di Pondok Pesantren Puncak Darus Salam Darwis adalah sebuah lembaga khusus yang didirikan di bawah naungan Pondok Pesantren Darus Salam Puncak. Kendala pengembangan Pembelajaran Bahasa Inggris di Pondok Pesantren Darus Salam Puncak Darwis adalah Kurangnya Fasilitas pembelajaran karena kurangnya dana, kurangnya kesadaran sebagian orang tua atau wali santri dalam mengawal dan memotivasi putera-puterinya mengikuti pengembangan pembelajaran bahasa Inggeri di pesantren.
Humanization of Pesantren Education: The Abraham Maslow Perspective Mohammad Muchlis Solichin; Habibur Rahman
TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam Vol 17 No 1 (2022)
Publisher : State Islamic Institute of Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (771.65 KB) | DOI: 10.19105/tjpi.v17i1.5946

Abstract

This article aims to review teaching learning process base on Maslow hirarchy need at modern pesantren in indonesia at Pesantren (Islamic Boarding School) Al Amin, Prenduan, Sumenep.This research uses a qualitative descriptive approach. The research subjects were the teachers who had taught at the pesantren for over 10 years..From the research it is identified that such learning practice includes: 1) the provision of physical environment and learning books as basic needs of student (the students of pesantren), (2) advocacy, encouragement and role model, psychological environment that will give opportunity for student to ask, express their opinions, give inputs and criticism so as to satisfy the need of safety to student when learning, 3) collaborative learning, assistance to student experiencing problems in their learning as the expression of affection to student, 4) reward to student recording excellent achievement, reward to criticism and input uttered by student as recognition to their self-esteem, 5) active learning, talent and potential development as self-actualization expression of student.
The  Correlation Between Perceived Pesantren Values And Self-Efficacy Towards Student Learning Motivation Hasan, Nor; Muchlis Solichin, Mohammad; Sahirul Alim, Wahab; Mubarak, Reza; Hasan , Mohammad
Al-Ilmu Vol. 2 No. 2 (2025): AL-Ilmu-August
Publisher : PT. Anagata Sembagi Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62872/817m2x91

Abstract

This study aims at examining the correlation between values and the students' self-efficacy towards the student learning motivation in the pesantren. This is qualitative research that is performed using statistical analysis. The population was composed of 227 students from the Pondok Pesantren Sumber Mas Ganding in Sumenep and a sample of 145 students was taken from the total. To analyze the data, multiple linear regressions performed by classic regression assumption and hypothesis evaluations comprising Concurrent and Partial Tests were used. After testing, a coefficient of determination (R2) was formed to determine the suitability of the regression model. The results showed that all Sig. were greater than α = 0.05. Therefore, the pesantren values and the students' learning efficacy were shown to have significant effects on learning motivation. Also, an increase in pesantren scores and the learning efficacy by one unit each enhanced the motivation by 0.482 and 0.481 respectively.