This study aims to describe the form of curriculum integration, the implementation of the environmental care and cultured movement, and its obstacles. This research was conducted at SMA Negeri 8 Malang with research subjects including: (1) Adiwiyata coordinator; (2) teachers with an interest in Adiwiyata; and (3) Adiwiyata cadres. Data was collected using three techniques, namely: participant observation, in-depth interviews, and documentation studies. Data analysis techniques are carried out by reducing, presenting data, and drawing conclusions or verification. The results showed that SMA Negeri 8 Malang implemented an environment-based curriculum, three indicators that excel in the implementation of the environmental care and culture movement include the habit of planting and maintaining trees/plants, water management, and energy management. Constraints faced include teachers have difficulty in preparing learning tools and funding problems. Penelitian ini bertujuan memaparkan wujud integrasi kurikulum, pelaksanaan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup, serta hambatannya. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 8 Malang dengan subjek penelitian yang meliputi: (1) koordinator Adiwiyata; (2) guru yang berkepentingan dalam Adiwiyata; dan (3) kader Adiwiyata. Pengumpulan data dilakukan dengan tiga teknik yaitu: observasi partisipan, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SMA Negeri 8 Malang menerapkan kurikulum berbasis lingkungan, tiga indikator yang diunggulkan dalam pelaksanaan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup meliputi pembiasaan menanam dan memilihara pohon/tanaman, pengelolaan air, dan pengelolaan energi. Kendala yang dihadapi meliputi guru mengalami kesulitan dalam penyusunan perangkat pembelajaran dan masalah pendanaan.