Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Sosial–Ekonomi Pengelolaan Hutan Kemiri Rakyat Di Kabupaten Maros (Socio–Economic Analysis of Community Candlenut Forest Management in Maros Regency) Emban Ibnurusyd Mas'ud; Supratman; Adrayanti Sabar; Irlan; Ardian Halis; Fachrul Aslam
Jurnal Hutan dan Masyarakat VOLUME 13 NOMOR 1, JULI 2021
Publisher : Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.908 KB) | DOI: 10.24259/jhm.v13i1.13510

Abstract

enormous benefits from an economic, social, and environmental perspective. This contribution was inversely proportional to the trend of changes in the area of HKR, which had decreased. The reduction in the area of HKR was closely related to the socio-economic conditions of the farmers. The purpose of this study is to conduct a socio-economic analysis of HKR management in Maros. This research was conducted in the community candlenut forest area in Maros Regency, including villages with community candlenut forest, including Labuaja, Laiya, Limapoccoe, Rompegading, and Cenrana Baru. This study indicated that there had been a change in the community's social and economic activities in managing the candlenut forest in Maros. Communities tended to focus their livelihoods on cocoa and coffee commodities meanwhile reduce land use for candlenut. The change above is evidenced by the value of community dependence on the candlenut commodity of 35.09%.
Tata Kelola Kelembagaan Kelompok Tani Hutan Malaka 01 Hutan Kemasyarakatan di Desa Cenrana Baru Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros Musdalifah; Yusran; Adrayanti Sabar
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol. 9 No. 1 (2023): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol9.Iss1.424

Abstract

Keberadaan Kelompok Tani Hutan dinilai sangat penting, karena dapat meningkatkan kapasitas kelembagaan pada pengelolaan hutan kemasyarakatan yang berfungsi untuk mengontrol dan mengawasi pengelolaan hutan agar tetap lestari. Salah satunya KTH Malaka 01 yang telah mendapatkan persetujuan usaha pemanfaatan hutan kemasyarakatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pelaksanaan tata kelola kelembagaan dan menganalisis faktor pendorong dan faktor penghambat pengelolaan HKm. Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga Mei 2022 di kawasan hutan kemasyarakatan desa cenrana baru. Pengumpulan data dilakukan menggunakan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi yang kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Data diperoleh diidentifikasi melalui tabel kriteria dan indikator penilaian kemampuan tata kelola, kemudian dianalisis melalui metode Force Field Analysis (FFA) dan Analysis Hierarki Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan tata kelola kelembagaan KTH Malaka 01 dikategorikan tidak baik atau dikatakan masih belum optimal dilakukan, hal ini dilihat berdasarkan tiga aspek, yaitu kelola kelembagaan, kawasan, dan usaha. Faktor pendorong pengelolaan HKm terdiri atas persetujuan IUPHKm, struktur kepengurusan kelompok, pengetahuan pendamping, potensi jasa lingkungan, sarana prasarana yang mendukung, dan keinginan untuk bermitra. Faktor penghambat terdiri atas pertemuan KTH tidak rutin, pendamping tidak aktif, partisipasi pengurus dan anggota dalam kegiatan belum optimal, tanaman agroforestri belum dikembangkan, dan tidak ada sosialisasi dari pemerintah dalam membuat unit usaha.
STUDI KELAYAKAN USAHA PELINDUNG TUMBLER BAMBU DI DESA PATANYAMANG KECAMATAN CAMBA KABUPATEN MAROS Rizki Nurhidayah; Makkarennu; Adrayanti Sabar
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol. 10 No. 1 (2024): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol10.Iss1.520

Abstract

Hasil dari sektor kehutanan masih sangat dibutuhkan oleh dunia, salah satunya adalah Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). HHBK yang masih banyak dijumpai di Indonesia adalah bambu. Desa Patanyamang merupakan salah satu desa di Kecamatan Camba Kabupaten Maros yang memiliki potensi bambu. Bambu yang memiliki nilai ekonomi tinggi tentunya membuat masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani mulai menjalankan dan mengembangkan usaha kerajinan bambu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi pemanfaatan tanaman bambu, menganalisis kelayakan usaha kerajinan bambu, dan menghitung kelayakan finansial usaha kerajinan bambu di Desa Patanyamang. Metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif digunakan sebagai metode dalam penelitian ini. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. Analisis data yang digunakan berupa identifikasi potensi pemanfaatan tanaman bambu, analisis kelayakan non finansial, dan kelayakan finansial berupa aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan organisasi, Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP). Berdasarkan identifikasi potensi pemanfaatan tanaman bambu di Desa Patanyamang, terdapat 5 jenis bambu dengan kegunaannya masing-masing. Sedangkan berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha kerajinan bambu di Desa Patanyamang dapat disimpulkan bahwa usaha tersebut layak untuk dijalankan berdasarkan aspek kelayakan non-finansial dan finansial.
Study of Palm Sugar Farming Business in Bontomanai Village Bungaya District Gowa Regency Firdayanti; Ridwan; Adrayanti Sabar
Jurnal Ilmu Ilmu Kehutanan Vol. 7 No. 2 (2023)
Publisher : Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jiik.7.2.58-67

Abstract

Palm sugar is one of the products from aren (Arenga pinnata) which is classified as Non-Timber Forest Products (NTFPs) which has the potential to empower the community's economy. This research was conducted in Bontomanai Village, Bungaya District, Gowa Regency. The purpose of this study is to describe the management of palm sugar and calculate the income of palm sugar farmers. Descriptive analysis approach and income analysis are used as methods in analyzing the data obtained. The results showed that the process of managing palm sap into palm sugar was still managed in a simple and traditional way. The stages of managing palm sugar production which include tapping, cooking, printing, to packaging. Meanwhile, the total income of palm sugar is Rp. 361,081,967 per year with an average of Rp 9,758,967/household/year. The level of education of aren farmers, the productive age group, and the percentage of family dependents are an integral part of the results of this study.