Fatahuddin Fatahuddin
Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Fluktuasi Populasi Wereng Coklat (Nilaparvata lugens Stal.) pada Tiga Macam Varietas Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Sri Nur Aminah Ngatimin; Fatahuddin Fatahuddin; Rosi Widarawati; Nurfadila Nurfadila
BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR Vol. 5 No. 2 (2020)
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/bioma.v5i2.10280

Abstract

Tujuan penelitian adalah mempelajari fluktuasi populasi wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal) yang dibiakkan pada tanaman padi Inpari 2, Inpari 31 dan Taichung Native 1 (TN 1). Percobaan berupa perbanyakan serangga dan pengujian tiga varietas padi dilaksanakan di Biringkanaya kota Makassar mulai bulan Februari sampai dengan Juni 2019. Percobaan menggunakan tiga macam varietas padi yakni : Inpari 2, Inpari 31 dan TN 1. Sebanyak 30 benih setiap varietas padi disebarkan dalam ember berlabel (diameter = 24 cm, tinggi = 15 cm) berisi tanah basah dan pupuk urea (2:1). Di atas ember dibuat sungkup dari plastik mika (diameter = 28 cm, tinggi = 45 cm) yang bagian atasnya ditutup dengan kain tile. Wereng coklat sebagai serangga uji diambil dari  Kebun Percobaan Loka Balai Penelitian Penyakit Tungro, Kabupaten Sidrap. Wereng coklat dibiakkan dalam kurungan segi empat berkerangka kayu bertutup kain tile (60 cm x 60 cm x 60 cm) berisi tanaman padi sebagai sumber pakan dan tempat meletakkan telur. Ketiga varietas padi masing-masing diinfestasikan dengan 3 pasang wereng coklat berumur 2 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi wereng coklat mulai ditemukan pada tanaman padi varietas Inpari 2 dan TN 1 saat 9 hari setelah infestasi (HSI), sedangkan TN 1 saat 10 HSI. Penurunan populasi wereng coklat mulai terlihat pada tanaman padi Inpari 31 dan TN 1 saat 12 sampai 19 HSI, sedangkan Inpari 2 menurun populasi wereng coklatnya saat 11 sampai 19 HSI. Kesimpulan dari percobaan adalah : fluktuasi populasi wereng coklat tertinggi masing-masing terdapat pada tanaman padi varietas TN 1 (saat 11 HSI) dengan jumlah 122 ekor, Inpari 2  saat 10 HSI dengan jumlah 80 ekor dan Inpari 31 saat 11 HSI dengan jumlah 55 ekor.Kata Kunci : Inpari 2, Inpari 31, TN 1, wereng coklat, padi
TRANSFER TEKNOLOGI BUDIDAYA KANGKUNG DARAT RAMAH LINGKUNGAN Sri Nur Aminah Ngatimin; Tamrin Abdullah; Andi Nasruddin; Ahdin Gassa; Fatahuddin Fatahuddin; Nur Ana Sari
Jurnal Abditani Vol. 2 No. 2 (2019): Oktober
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.485 KB) | DOI: 10.31970/abditani.v2i0.28

Abstract

Kangkung darat merupakan salah satu komoditi unggulan di Desa Lonrong, Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat : meningkatkan pengetahuan petani melalui transfer teknologi budidaya tanaman kangkung darat ramah lingkungan menggunakan perangkap kuning. Manfaatnya adalah petani dapat menggunakan limbah plastik sebagai bahan baku perangkap kuning dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dengan berkurangnya penyemprotan insektisida kimia. Kegiatan pengabdian masyarakat dimulai dengan survei awal untuk melihat kondisi secara langsung. Pada tahap kedua dilakukan kegiatan Pendidikan Masyarakat berupa penyuluhan bertujuan menambah pengetahuan petani melalui transfer teknologi budidaya kangkung darat secara ramah lingkungan. Pada tahap akhir dilaksanakan kunjungan lapangan supaya petani dapat mengadopsi inovasi teknologi yang telah diajarkan. Berdasarkan jawaban petani pada kuesioner saat pre-test, tingkat kepercayaan petani sangat tinggi dalam menggunakan insektisida sintetik untuk mengendalikan serangga hama (100%) dengan alasan aplikasinya mudah dikerjakan, tidak memerlukan waktu yang lama dan hasilnya terlihat nyata. Sebagian besar petani yang menjadi peserta pelatihan tetap akan menyemprot tanamannya walaupun belum terlihat adanya serangga hama (83.3%) sedangkan sisanya (16.6%) menyemprot saat terlihat serangga. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilaksanakan berhasil meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani untuk mengelola tanaman kangkung darat secara ramah lingkungan dengan memanfaatkan perangkap kuning. Diperlukan peran PPL dan instansi terkait secara lebih intensif melaksanakan kegiatan penyuluhan untuk menambah pengetahuan petani.