Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PEMANFAATAN SAGU LOKAL SEBAGAI BAHAN BAKU EDIBLE COATING DAN PENGARUHNYA TERHADAP MASA SIMPAN TOMAT Novita Condro; Joice L. Tumiwang
AGRICOLA Vol 6 No 2 (2016): AGRICOLA
Publisher : Universitas Musamus, Merauke, Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/ag.v6i2.578

Abstract

Edible coating has much developed and used in wide variety of fruits and vegetables to extend shelf life by retard the ripening, prevent enzymatic browning reactions or retention the freshness of flavor and aroma. Edible coating is one way to extend the shelf life of the product due to different permeability of CO2, O2, water evaporation fruit and vegetables coating so as to reduce the rate of metablism and loss of water. The aim of this study was to investigate the use of edible coating from local raw materials namely sago in order to extend the shelf life of tomatoes. Also is a local product that researchers consider it necessary to conduct research on the use edible coating made from sago starch locally for industrial of postharvest and locally farmers. From the results of this study showed that use of  edible coating in tomatoes affect the shel life tomatoes, where tomatoes coated have a shelf life much longer that 10 days compared to non coating which reached 8 days at the same temperature 28 0C and all treatment are likely to experience changes in the quality of physicochemical during storage and affect the shelf life of tomatoes.
ANALISIS PENERAPAN GMP PADA PRODUK KERIPIK UBI JALAR DI KOTA JAYAPURA Novita Condro; Gatot B Santoso
AGRITEKNO: Jurnal Teknologi Pertanian Vol 6 No 1 (2017): AGRITEKNO, Jurnal Teknologi Pertanian
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jagritekno.2017.6.1.7

Abstract

Crackers industry in Indonesia is mostly home industry or small and medium business enterprises, which produces crackers in a traditional way. Therefore, the quality of the product must be well maintained and meet the requirements as stated in the government regulation N0. 28. 2004 about safety, quality and nutrition of the food. Several small and medium food businesses in Jayapura has still not implement hygiene and sanitation during processing of the product. Thus, the aims of this study were to analyze and to identify the food safety of sweet potato crackers produced by small and medium business in Jayapura city whether it goes in accordance with Indonesia National Standard of Quality; to determine the level of application of Good Manufacturing Practice (GMP) of sweet potato crackers produced by home industries in Jayapura. A descriptive analysis was applied in this research by using an interview and observation to obtain information regarding processing, basic suitability of GMP, also an experimental design was applied to determine the quality of the product. Result showed that there was still limited implementation of GMP among small and medium enterprises. There were 4 home industries that produce sweet potato crackers which did not meet the criteria specified in SNI No 01-4306-1996 due to the positive contamination of the product with Escherichia coli as.
PENANGANAN PASCAPANEN VANILI (VANILLA PLANIFOLIA) SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN VANILI MENJADI SALAH SATU KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN JAYAPURA NOVITA CONDRO
DINAMIS Vol 2 No 12 (2017): DINAMIS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sains dan Teknologi Jayapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Vanili (Vanilla Planifolia) merupakan komoditas bernilai ekonomis tinggi. Permasalahan pada pengusahaan vanili di Indonesia adalah produktivitas dan mutu yang masih rendah. Produktivitas dipengaruhi antara lain oleh tingkat kesesuaian lingkungan tumbuh, varietas, teknik budida daya, dan serangan hama dan penyakit. Mutu vanili umumnya dipengaruhi oleh umur panen, panjang polong dan proses pengolahan setelah panen (kadar vanillin). Produksi buah vanili yang ada di Kabupaten Jayapura umumnya masih berupa vanili buah segar oleh petani dan selanjutnya dijual kepada distributor untuk dikirim keluar Papua. Melihat potensi pengembangan tanaman vanili di Kabupaten Jayapura maka dilakukan penelitian terkait manajemen penanganan pascapanen tanaman vanili. Penanganan pascapanen vanili yang dilakukan oleh petani di Distrik Namblong Kabupaten Jayapura tergolong sederhana dan belum dipahami mengenai teknik penanganan yang benar terutama terkait dengan pemeraman dan pengeringan yang merupakan faktor penentu kualitas vanili yang dihasilkan sehingga perlu dilakukan sosialisasi mengenai teknik penanganan pascapanen vanili yang baik termasuk penentuan kualitas (grading) vanili kering yang dihasilkan dan kemampuan dalam memperoleh ekstraksi vanili.
SOIL pH VALUE ON AGRICULTURAL LAND USING COW STATE FERTILIZER Selmi Yohana Stefanie; Novita Condro; Nias F. Pusop
Jurnal Ilmu Pendidikan Indonesia Vol 10, No 3 (2022)
Publisher : Program Magister Pendidikan IPA, Program Pascasarjana Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/jipi.v10i3.2414

Abstract

Fertilizer is an organic fertilizer derived from animal manure in the form of solid, liquid, and food scraps mixed together. One example of this type of manure is manure from cow dung. The purpose of this study was to identify soil pH in three different locations, namely Komba, Koya and Youtefa, Jayapura Regency. This research was carried out in the life sciences lab of the Faculty of Agriculture, Forestry and Marine Affairs, University of Ottow Geissler Papua.The method in this research is the experimental method. Soil samples were taken from different locations, namely Koya, Komba, and Youtefa. The parameters observed were soil pH, the data were processed descriptively. The results showed that there were differences in the quality index of the soil pH at each location, which tended to be acidic, namely in the Komba area, the soil pH was 6.62, Koya the soil pH was 6.22, and in Youtefa the soil pH 7.18
PENGEMBANGAN POTENSI WILAYAH PERTANIAN DISTRIK HOMEO KABUPATEN INTAN JAYA Novita Condro
Jurnal MEDIAN Arsitektur dan Planologi Vol 8 No 01 (2018): Jurnal Median
Publisher : Universitas Sains dan Teknologi Jayapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.42 KB)

Abstract

Pengembangan wilayah sesungguhnya merupakan program yang menyeluruh dan terpadu dari semua kegiatan, yang didasarkan atas sumber daya yang ada dan kontribusi pada pembangunan suatu wilayah tertentu. Pengembangan wilayah berbasis input namun surplus sumber daya alam menunjukkan kondisi dimana berbagai SDA yang mengalami surplus yang dapat diekspor ke wilayah lain baik dalam bentuk bahan mentah maupun bentuk setengah jadi. Pengembangan wilayah berbasis komoditas unggulan menekankan pada pilihan komoditas unggulan suatu wilayah sebagai motor penggerak pembangunan, baik di tingkat domestik maupun internasional. Pengumpulan data ditempuh melalui survey lapangan, baik ke instansi terkait maupun ke kawasan perencanaan. Data yang diperoleh meliputi Karakterisitik dan Potensi Sektor Pertanian yang selanjutnya digunakan untuk analisa dalam pengembangan wilayah pertanian melalui pendekatan sumberdaya alam dalam hal ini komoditas tanaman pangan dan hortikultura.hasil penelitian menunjukkan produktivitas pertanian holtikulura di Distrik Homeo masihlah rendah dibandingkan dengan produktivitas rata-rata nasional untuk setiap 1.000 m2 lahan pertanian. pengembangan wilayah berbasis karakter sumber daya, yang sesuai dengan kondisi eksisting Distrik Homeo adalah pendekatan pengembangan wilayah berbasis sumber daya tanaman pangan dengan komoditas unggulan ubi jalar dan jagung.
Identifikasi Profil Asam Lemak Buah Kelapa Hutan (Pandanus julianettii) Mentah dan Hasil Olahan Yulius Gae Lada; Novita Condro
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol. 9 No. 1 (2023): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol9.Iss1.436

Abstract

Buah kelapa hutan dimanfaatkan oleh masyarakat Pegunungan Tengah Papua sebagai makanan lokal khususnya ketika pada saat kekurangan makanan. Secara tradisional masyarakat setempat mengonsumsi buah kelapa hutan dengan cara dimakan mentah atau diolah lebih lanjut dengan cara dibakar dan diasapi. Metode penelitian yang digunakan adalah uji kualitatif dengan pengujian laboratorium menggunakan gas chromatografi untuk mengidentifikasi profil asam lemak dari ekstraksi kelapa hutan mentah dan hasil olahan dengan cara dibakar. Selanjutnya hasil yang diperoleh, dianalisis secara deskriptif untuk melihat profil asam lemak dari ekstraksi buah kelapa hutan mentah dan hasil olahan dengan cara dibakar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tepung buah kelapa hutan mentah dan tepung buah kelapa hutan hasil olahan dengan dibakar memberikan hasil profil asam lemak (asam lemak jenuh dan tidak jenuh) yang tidak berbeda signifikan. Sebanyak 6 asam lemak yang teridentifikasi pada tepung buah kelapa hutan mentah yaitu asam palmitat 41,25%, asam stearat 2,66%, asam oleat (omega 9) 24,12%, asam linoleat (omega 6) 27,91%, asam linolenat (omega 3) 0,18% dan asam arakhidat 0,24 %. Sedangkan pada tepung buah kelapa hutan hasil olahan dengan dibakar, teridentifikasi sebanyak 6 asam lemak yaitu asam miristat 0,25%, asam palmitat 60,96%, asam palmitoleat 0,26%, asam linoleat (omega 6) 37,38%, asam linolenat (omega 3) 0,33% dan asam arakhidat 0,21%.
PERBANDINGAN SIFAT KIMIA DAN SENSORIS HASIL PENYANGRAIAN KOPI (Coffea sp) DARI PENGGUNAAN 3 BAHAN ALAT SANGRAI YANG BERBEDA Gae Lada, Yulius; Taime, Janet L.; Condro, Novita; Mangaluk, Efraim
Fruitset Sains : Jurnal Pertanian Agroteknologi Vol. 12 No. 6 (2025): February: Ilmu Pertanian dan Bidang Terkait
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/fruitset.v12i6.6134

Abstract

This research aims to compare the chemical and sensory properties of coffee roasting results from the use of three different roasting materials. This research was carried out at the Biological Laboratory of Ottow Geissler University Papua and the Jayapura Health Polytechnic General Laboratory for ± 2 months, namely May – June. The method used in this research is an experimental method with a batch system. To analyze the chemical properties resulting from roasting coffee using three different roasting materials, it is described from laboratory data. Meanwhile, for the analysis of sensory properties, a completely randomized design (CRD) was used with 3 treatments, namely the use of roasting containers made of aluminum, iron and clay. The results of the research showed that coffee roasting using 3 different roasting materials had different average pH values ??and titration acidity values, namely pH values ??of 5.0 for aluminum containers, 4.5 for iron containers and 4.1 for clay containers and titration acidity values ??of 0.053% (aluminium), 0.08% (iron) and 0.08% (clay). Meanwhile, in the sensory (organoleptic) properties test, the treatment with the best score was ground coffee produced using a clay roaster with a sharper aroma in ground coffee and brewed coffee and an even sour taste.
PENERAPAN TEKNOLOGI OLAH MINIMAL NANAS MADU PADA KELOMPOK PETANI ASLI PAPUA Condro, Novita; Tumiwang, Joice Iriani; Stefanie, Selmi Y; Ingratubun, Jotje A
JURNAL ABDIMAS DINAMIS : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 4 No 2 Juni (2023): Abdimas Dinamis
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat USTJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58839/jad.v4i2.1275

Abstract

Nanas nanas madu atau yang lebih dikenal dengan nama nanas wamena merupakan salah satu jenis nanas yang menjadi disukai oleh masyarakat. Sebagai salah satu sumber daya genetic local, maka nanas madu ini perlu dikembangkan baik dari sisi ketrampilan petani dalam teknik budidaya maupun pengolahan pasca panen. Permasalahan yang terjadi pada petani asli papua adalah melimpahnya produksi nanas saat panen. Hasil panen yang melimpah dan tidak serta merta terjual habis di pasar tradisional menyebabkan kerugian bagi petani. Karenanya melalui teknologi olah minimal, diharapkan mampu menekan kerugian petani. Teknologi olah minimal berupa fresh cut merupakan produk yang dibuat dengan menggunakan aplikasi proses yang minimal (pengupasan, pemotongan, pengemasan). Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah pelatihan penerapan teknologi olah minimal dan penentuan nilai produk. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah petani memiliki ketrampilan dan pengetahuan tentang olah minimal nanas dan nilai jual nanas yang diolah lebih tinggi. Buah nanas biasa dijual dengan harga Rp 3.000,- setelah dilakukan olah minimal makan nilai produk menjadi Rp 8.000. 10 orang dari 12 orang petani Nanas yang terlibat dalam kegiatan ini menyadari bahwa peningkatan nilai produk komiditi nanas mejadi penting sebagai stimulus bagi mereka untuk melalukan teknologi olah minimal. Petani juga dibekali tentang teknologi pasca panen dan sanitasi higienitas selama melakukan proses olah minimal.
IDENTIFIKASI CENDAWAN PENYEBAB PENYAKIT BUSUK SULUR DAN DAUN TANAMAN VANILI (Vanilla planifolia Andrews) Condro, Novita; Setame, Musa; Nusantari, Apik
DINAMIS Vol 17 No 1. Juli (2020): Dinamis
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sains dan Teknologi Jayapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58839/jd.v17i1.476

Abstract

Produksi vanili di Papua pada tahun 2015 mencapai 16 ton, luas area tanam 172 ha dengan nilai produktivitas sebesar 127 kg/ha (Statistik Perkebunan Provinsi Papua). Sedangkan berdasarkan data National Coperations Buissness Association pada tahun 2016 produksi vanili di Distrik Namblong mencapai 350 kg/ tahun dengan luas areal tanam 7 ha. Dalam budidaya vanili terdapat kendala yakni serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), yakni serangan penyakit busuk sulur dan daun vanili. Tujuan penelitian ini adalah identifikasi penyebab penyakit busuk sulur dan daun tanaman vanili di perkebunan rakyat Distrik Namblong Kabupaten Jayapura. Hasil identifikasi mikroskopis yakni berdasar ciri morfologi diperoleh makro konidia, mikrokonidia dan memiliki hifa. Berdasarkan ciri morfologi tersebut maka diidentifikasi cendawan tersebut adalah Fusarium moniliforme. Sehingga penyebab penyakit busuk sulur dan daun pada tanaman vanili di Distrik Namblong Kabupaten Jayapura disebabkan oleh jamur Fusarium moniliforme.
KANDUNGAN GULA BUAH NANAS MADU (Ananas comosus L.merr) PADA TINGKAT KEMATANGAN YANG BERBEDA Condro, Novita; Stefanie, Selmi Y
DINAMIS Vol 19 No 2 Desember (2022): Dinamis
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sains dan Teknologi Jayapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58839/jd.v19i2.1175

Abstract

Honey pineapple is a type of pineapple that is favored by people in Papua. Its small shape but sweet taste is the advantage of this honey pineapple. The pineapple variety that is generally cultivated in Papua is the Smooth cayenne type. In Papua, honey pineapple is better known as wamena pineapple. The maturity of the fruit is very easy to affect the freshness of the fruit, mechanical damage and the nutritional content of the fruit contained in it. Generally, farmers prefer to harvest pineapple fruits that are still unripe and then muffled. Therefore, this study was conducted to determine the effect of the maturity level of honey pineapple fruit in Jayapura on vitamin C levels and sugar levels. From the results of the study, it was shown that the pineapple fruit of tree ripe honey contains sugar cof 12% while in pineapple honey peram sugar content of 10%.