Alfi Rumidatul
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

APLIKASI TEKNOLOGI BIOPELET LIMBAH KOPI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF DALAM RANGKA PENGEMBANGAN DESA MANDIRI ENERGI DI DESA JATIROKE KAWASAN SEKITAR HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG GEULIS ITB Anne Hadiyane; Alfi Rumidatul; Yayat Hidayat
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2021): Jurnal Panrita Abdi - Juli 2021
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/pa.v5i3.9536

Abstract

Abstract. The utilization of coffee skin waste is still a problem faced by members of farmer groups in Jatiroke Village, Jatinangor District, Sumedang Regency, West Java Province. The solution provided to address the problems of partners in the form of the application of biopelet making technology in the processing of coffee waste in the context of developing energy independent villages. The service activity program is carried out in four stages, namely a) Identification of problems; b) Program socialization; c) Education and training programs; and d) Monitoring and evaluation. The activities carried out with the Gunung Geulis coffee farmers group are a) Information program socialization; b) Training and mentoring the process of processing and making biopelet from coffee waste and c) monitoring and evaluating each phase of the activity. The results obtained after this activity is the achievement of increased knowledge and skills of Gunung Geulis coffee farmers in processing coffee waste into biopelet as an environmentally friendly alternative energy source.             Abstrak. Pemanfaatan limbah kulit kopi masih menjadi permasalahan yang dihadapi anggota kelompok tani di Desa Jatiroke Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat. Solusi yang diberikan untuk menjawab permasalahan mitra berupa penerapan teknologi pembuatan biopelet pada proses pengolahan limbah kopi dalam rangka pengembangan desa mandiri energi. Program kegiatan pengabdian dilaksanakan dalam empat tahapan, yakni a) Indentifikasi masalah; b) Sosialisasi program; c) Program penyuluhan dan pelatihan; dan d) Monitoring dan evaluasi. Kegiatan yang dilaksanakan dengan kelompok petani kopi Gunung Geulis yakni: a) Sosialisasi program kegiatan; b) Pelatihan dan pendampingan proses pengolahan dan pembuatan biopelet dari limbah kopi dan c) monitoring dan evaluasi setiap tahapan kegiatan. Hasil yang diperoleh setelah kegiatan ini adalah tercapainya peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani kopi Gunung Geulis dalam mengolah limbah kopi menjadi biopelet sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.
PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK KULIT DAN KAYU RANTING SENGON (FALCATARIA MOLUCCANA) DENGAN PELARUT N-HEKSANA, ETIL ASETAT DAN METANOL TERHADAP Enterobacteriaceae, Staphylococcus aureus DAN Candida albicans Dheanna P.S Rachmawati; Khairin Rabbani; Alfi Rumidatul; Feldha Fadhila; Yayan Maryana
Jurnal Media Analis Kesehatan Vol 11, No 2 (2020): JURNAL MEDIA ANALIS KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pakassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mak.v11i2.1711

Abstract

Penyakit infeksi masih menjadi penyakit yang banyak diderita sehingga pengobatan antibiotik terkadang digunakan secara tidak tepat dan menimbulkan resistensi terhadap beberapa mikroorganisme patogen. Beberapa penelitian terhadap bahan alam mulai dilakukan, salah satunya terhadap kulit dan kayu ranting Sengon. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antibakteri ekstrak kulit dan kayu Sengon terhadap bakteri family Enterobacteriaceae, Staphylococcus aureus dan Candida albicans. Metode uji aktivitas antibakteri difusi agar dilakukan dengan teknik Kirby-bauer. Pada penelitian ini, zona hambat terbesar pada masing-masing mikroorganisme berada pada konsentrasi 11%. Dengan pengukuran rerata total zona hambat tertinggi dihasilkan dari bagian kayu sakit dengan pelarut etil asetat terhadap Salmonella typhi dengan rerata total zona hambat 5,5 mm, kulit sehat dengan pelarut n-heksana menghasilkan zona hambat paling kecil dengan rerata total 1,94 mm. Adapun bakteri yang tidak dapat dihambat pertumbuhannya adalah Escherichia coli dan Klebsiella pneumonia.
EFEKTIVITAS ASAP CAIR DAUN BAMBU (Bambusa sp) SEBAGAI ANTISEPTIK SECARA IN VITRO DAN IN VIVO Shenny Fitriani; Eki Andini; Ira Puspa Dewi; Feldha Fadhila; Yayan Maryana; Alfi Rumidatul
Jurnal Media Analis Kesehatan Vol 13, No 1 (2022): JURNAL MEDIA ANALIS KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pakassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mak.v13i1.2499

Abstract

Infeksi nosokomial dapat dikurangi dengan mencuci tangan menggunakan antiseptik yang mengandung alkohol. Pemakaiannya yang efektif dan efisien menjadi daya tarik tersendiri sehingga alkohol banyak dibutuhkan. Meningkatnya kebutuhan tersebut menyebabkan terjadinya kelangkaan. Pemanfaatan limbah dari daun bambu dapat digunakan sebagai bahan baku untuk asap cair yang berpotensi sebagai antiseptik karena mengandung senyawa fenol dan asam yang memiliki sifat antimikroba (antibakteri dan antijamur). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas asap cair daun bambu (Bambusa sp) sebagai antiseptik secara in vitro dan in vivo. Uji in vitro menggunakan metode difusi cakram dan metode sumuran. Sedangkan uji in vivo menggunakan metode Total Plate Count (TPC) dengan sampel swab telapak tangan responden perempuan dan laki-laki. Hasil in vitro terdapat zona hambat pada Escherichia  coli (3,6 mm) dan Staphylococus aureus (5,5 mm) dari asap cair daun bambu 100%, sedangkan pada  Aspergillus  flavus dan Candida  albicans tidak terdapat zona hambat (0,0 mm). Hasil in vivo terdapat penurunan jumlah bakteri (80%) dan jamur (39%). Hasil data kuisioner didapatkan responden menyukai warna (50%), aroma (42%), tidak menimbulkan kekeringan (100%) dan tidak menimbulkan efek samping lainnya (67%). Asap cair daun bambu (Bambusa sp) memiliki potensi sebagai antiseptik.Kata kunci : Antiseptik, Asap Cair, Daun Bambu