Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Sebaran Vektor Penyakit Demam Berdarah (Aedes aegypti) di Kampus Universitas Islam Bandung Ratna Dewi Indi Astuti; Ismawati Ismawati; Listya Hanum Siswanti; Alimmatin Suhartini
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.666 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v4i2.1602

Abstract

Demam berdarah dengue ialah penyakit disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes aegypti. Untuk mengendalikan vektor dilakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sehingga dapat dicapai angka bebas jentik lebih dari 95%. Penelitian ini bertujuan mengetahui kepadatan jentik Aedes aegypti serta kepadatan nyamuk betina dewasa di kampus Unisba. Penelitian ini bersifat observasional dan survei jentik dilakukan di Universitas Islam Bandung (Unisba) pada bulan Juni 2015. Kepadatan jentik diukur dengan parameter indeks kontainer. Kepadatan nyamuk betina dewasa diukur dengan menghitung indeks ovitrap. Hasil penelitian menunjukkan lingkungan Kampus Unisba belum bebas jentik (indeks kontainer=17%) dengan kepadatan terbesar di Gedung Pascasarjana (24%). Ovitrap indeks di Kampus Unisba 41% dengan proporsi positif terbesar di Gedung Fakultas Kedokteran Unisba Jalan Tamansari 22 dan Gedung Rektorat (masing-masing 57%). Simpulan, Kampus Unisba bukan merupakan daerah bebas jentik nyamuk Aedes aegypti dan tersebar vektor penyebar penyakit demam berdarah, yaitu nyamuk betina dewasa Aedes aegypti. DENGUE'S VECTOR DISTRIBUTION (AEDES AEGYPTI) AT BANDUNG ISLAMIC UNIVERSITY CAMPUSDengue hemorrhagic fever is a disease caused by dengue virus that is transmitted by Aedes aegypti. Mosquito nest eradication (Pemberantasan Sarang Nyamuk) in order to achieve free larva numbers more than 95% is important to control vectors. This study determined the density of larva and the adult female of Aedes aegypti in Universitas Islam Bandung (Unisba’s campus) environment. The larvae survey was conducted on Unisba’s campus in June 2015. The density of larva was counted by container index. The density of adult female assesed by ovitrap index. The results showed that Unisba’s campus environment was not free from larva (container index=17%) with the greatest density was in the pascasarjana building (24%).The ovitrap index on Unisba’s campus was 41% with the largest proportion was in Medical Faculty Unisba Tamansari 22 and rectorate building (each 57%). In conclusion, Unisba’s campus is not an free area of Aedes aegypti larvae and adults female of Aedes aegypti spreaded there.
Soil-Transmitted Helminths Contamination on the Yard's Soil of the Public Elementary Schools in Bandung City Ratna Dewi Indi Astuti; Ismawati Ismawati; Hilmi Sulaiman Rathomi
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.81 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v8i3.6596

Abstract

Soil contamination by soil-transmitted helminths (STH) on the schoolyard can act as reservoir STH infection for students. The STH contamination on soil due to contamination of human and animal waste which was disposed of inappropriately. This study aimed to determine the presence of STH eggs in the yard's soil of public elementary schools in Bandung city. This research was an analytic observational study with a cross-sectional approach during September 2019. This study's samples were 97 surface soil of the public elementary schoolyard in Bandung city, selected randomly. Microscopic identification is made for identifying the STH contamination on soil samples. STH contaminates about 66% yard's soil of public elementary schools in Bandung city. We identified larva nematode, Ascaris eggs, Trichuris eggs, Toxocara eggs, and Capillaria eggs. The most common STH we had found was larvae nematode (53%). There is a correlation between flood and human STH contamination on soil (p=0.015). We concluded that STH contaminates the yard's soil of the public elementary schools in Bandung city. The source of STH contamination is from human and animal waste. Flood has a role in spreading human waste on the soil. KONTAMINASI SOIL-TRANSMITTED HELMINTH PADA TANAH PEKARANGAN SEKOLAH DASAR NEGERI KOTA BANDUNGPencemaran tanah oleh soil-transmitted helminth (STH) di halaman sekolah dapat menjadi reservoir penularan STH bagi siswa. Pencemaran ini dapat terjadi akibat pengelolaan kotoran manusia dan hewan yang tidak tepat. Penelitian ini bertujuan mengetahui keberadaan telur STH di tanah pekarangan sekolah dasar negeri di Kota Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional yang dilaksanakan pada bulan September 2019. Sampel penelitian berjumlah 97 tanah permukaan halaman sekolah dasar negeri di Kota Bandung yang dipilih secara acak. Identifikasi mikroskopis dilakukan untuk mengidentifikasi kontaminasi STH pada sampel tanah. Data banjir didapatkan dari wawancara dengan penduduk sekitar. Pencemaran STH terjadi pada 66% sampel. Kami mengidentifikasi larva nematoda, telur Ascaris, telur Trichuris, telur Toxocara, dan telur Capillaria. Jenis STH yang paling banyak ditemukan adalah larva nematoda (53%). Terdapat korelasi antara banjir dan pencemaran STH manusia di tanah (p=0,015). Kami menyimpulkan bahwa tanah pekarangan sekolah dasar negeri di Kota Bandung tercemar STH. Sumber pencemaran STH berasal dari kotoran manusia dan hewan. Banjir berperan dalam menyebarkan kotoran manusia di tanah.
The Resistance of Aedes aegypti to Permethrin 0.25% Insecticide, Malathion 0.8%, and Transfluthrin 25% in the Universitas Islam Bandung Tamansari Campus Ratna Dewi Indi Astuti; Ismawati Ismawati; Listya Hanum Siswanti
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (770.565 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v7i3.3662

Abstract

Massive and long term insecticide use causes resistance of mosquitos to insecticides. This research has a goal for assessing the resistance of Aedes aegypti to the insecticides of permethrin 0.25%, malathion 0.8%, and transfluthrin 25% in the Universitas Islam Bandung Tamansari campus. The Aedes aegypti resistance in the Universitas Islam Bandung Tamansari campus Bandung city to insecticides measured with the susceptibility test in September 2015. The susceptibility test to the permethrin 0.25% and malathion 0.8% insecticides implemented by using WHO standard instruments and methods. The susceptibility test to transfluthrin 25% implemented by using commercial insecticide according to the usage suggestion. The total mosquitos that died after the exposure of permethrin 0.25%, transfluthrin 25%, and malathion 0.8% for 60 minutes were 20%, 23%, and 80%. The WHO criteria state that mosquitos were still susceptible to insecticides if the death rate is 98–100%, tolerant if the death rate is 80–97%, and mosquitos are resistant if the death rate is less than 80%. In conclusion, the Aedes aegypti mosquitos in the Universitas Islam Bandung Tamansari campus are already resistant to the insecticides permethrin 0.25% and transfluthrin 25% and tolerant to malathion 0.8%. RESISTENSI AEDES AEGYPTI TERHADAP INSEKTISIDA PERMETHRIN 0,25%, MALATHION 0,8%, DAN TRANSFLUTHRIN 25% DI KAMPUS UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG TAMANSARIPenggunaan insektisida secara masif dan jangka panjang menimbulkan resistensi nyamuk terhadap insektisida. Penelitian ini bertujuan menilai resistensi resistensi Aedes aegypti terhadap insektisida permethrin 0,25%, malathion 0,8%, dan transfluthrin 25% di kampus Unversitas Islam Bandung Tamansari. Resistensi Aedes aegypti di kampus Unversitas Islam Bandung Tamansari Kota Bandung terhadap insektisida diukur dengan uji kerentanan pada bulan September 2015. Uji kerentanan terhadap insektisida permethrin 0,25% dan malathion 0,8% dilakukan menggunakan alat dan metode uji standar WHO. Uji kerentanan terhadap transfluthrin 25% dilakukan menggunakan insektisida komersial sesuai dengan anjuran penggunaan. Jumlah nyamuk yang mati dalam jangka waktu 60 menit setelah paparan permethrin 0,25%, transfluthrin 25%, dan malathion 0,8% berturut-turut adalah 20%, 23%, dan 80%. Kriteria WHO menyatakan nyamuk dikategorikan masih rentan terhadap insektisida jika tingkat kematiannya 98–100%, toleran jika kematiannya 80–97%, dan resisten apabila jumlah kematian nyamuk kurang dari 80%. Simpulan, nyamuk Aedes aegypti yang terdapat di kampus Universitas Islam Bandung Tamansari telah resisten terhadap insektisida permethrin 0,25% dan transfluthrin 25%, serta toleran terhadap malathion 0,8%.
Hubungan Kerja Sif dengan Kualitas Tidur pada Pekerja Perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) Tahun 2020 Adlina Afifah; Ismawati Ismawati; Siska Nia Irasanti
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 3, No 2 (2021): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v3i2.7360

Abstract

Kerja sif merupakan hal yang umum di antara para pekerja. Sistem sif yang tidak teratur dan berkepanjangan dapat memengaruhi kesehatan pekerja dan produktivitasnya. Secara khusus, kerja sif dikenal sebagai hazard di tempat kerja karena dapat memengaruhi kualitas tidur pekerja. Kualitas tidur yang buruk akan berdampak buruk juga pada kesehatan dan keselamatan pekerja. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan kerja sif dengan kualitas tidur pada pekerja di perusahaan Fast Moving Consumer Goods Karawang. Penelitian ini bersifat analitik dengan studi cross-sectional pada 57 pekerja menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index. Data diambil dari pekerja di perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) Karawang menggunakan teknik purposive sampling pada tahun 2020. Data yang didapat dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan kualitas tidur baik sebagian besar terdapat pada pekerja dengan sif pagi sebanyak 7 orang dan kualitas tidur buruk sebagian besar terdapat pada pekerja dengan sif malam sebanyak 18 orang. Hasil analisis didapatkan hubungan antara kerja sif dan kualitas tidur pada pekerja di perusahaan FMCG Karawang (p=0,023). Simpulan hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara kerja sif dan kualitas tidur. CORRELATION BETWEEN SHIFT WORK AND SLEEP QUALITY ON FAST MOVING CONSUMER GOODS (FMCG) COMPANY WORKERS IN 2020Shift work is sharing among workers. Irregular and prolonged shift systems can affect workers' health and productivity. In particular, shift work is known as a workplace hazard as it may cause poor sleep quality. Poor sleep quality will have a negative on the health and safety of workers. This study aims to analyze the relationship between shift work and sleep quality in employees of the Fast Moving Consumer Goods Karawang companies. This research is an analytical study with a cross-sectional design on 57 workers through the Pittsburgh Sleep Quality Index questionnaire. Data retrieval from workers at the Karawang Fast Moving Consumer Goods (FMCG) company using a purposive sampling technique in 2020. The data obtained were carried out by statistical tests using the chi-square test. The research results show that good sleep quality is mostly found in workers with morning shifts as many as seven people, and poor sleep quality is mostly found in workers with night shifts as many as 18 people. The analysis results showed a relationship between shift work and sleep quality in workers at FMCG Karawang companies (p=0.023). The research results' conclusions indicate a significant relationship between shift work and sleep quality.
Hubungan antara Posisi Kerja terhadap Keluhan Muskuloskeletal pada Penjahit Pabrik Garmen di Kota Cimahi Agnes Aryani Putri; Arief Budi Yulianti; Ismawati Ismawati
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v2i2.5652

Abstract

Penjahit melakukan kegiatan kerja secara berulang dalam waktu yang cukup lama dengan posisi statis atau posisi tidak sesuai dengan kaidah ergonomi dapat menyebabkan keluhan muskuloskeletal yang umumnya berupa rasa nyeri. Keluhan tersebut juga akan berdampak pada kondisi kesehatan dan keselamatan pekerja yang dapat menurunkan produktivitas kerja. Salah satu penyakit akibat kerja (PAK) yang dapat timbul karena tidak terselenggaranya upaya kesehatan dan keselamatan kerja adalah musculoskeletal disorders (MSDs). Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan antara posisi kerja dan keluhan muskuloskeletal pada penjahit pabrik garmen di Kota Cimahi penelitian dilaksanakan periode Juni–Juli 2019. Instrumen penelitian untuk menilai posisi kerja menggunakan metode rapid entire body assessment (REBA) dan untuk muskuloskeletal menggunakan kuesioner nordic body map (NBM). Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling dan didapatkan populasi penelitian 46 orang. Analisis data menggunakan uji statistik chi-square. Mayoritas posisi kerja adalah risiko sedang dengan keluhan muskuloskeletal rendah (23 orang), sedang (18 orang), dan tinggi (2 orang) sedang yang bermakna (p=0,734). Simpulan, tidak terdapat hubungan posisi kerja dengan keluhan muskuloskeletal pada penjahit pabrik garmen di Kota Cimahi. Banyak faktor yang dapat memengaruhi hasil seperti IMT, kebiasaan merokok, dan kebiasaan berolahraga. THE RELATION BETWEEN WORK POSITION AND MUSCULOSKELETAL COMPLAINTS IN GARMENT FACTORY TAILORS IN CIMAHI CITYTailors do repetitive work in a long time with a static position or not in accordance position with ergonomic rules, thus it could cause musculoskeletal complaints that are generally in the form of pain. The complaint will also have an impact on the health and safety conditions of workers which can affect productivity in the workplace. One of the occupational diseases that could arise due to non-implementation of occupational health and safety is musculoskeletal disorders (MSDs). The purpose of this research was to know the relation between work position and musculoskeletal complaints in garment factory tailors in Cimahi City during June–Juli 2019. The research instruments to assess work position is using Rapid entire body assessment (REBA) method, and to assess musculoskeletal complaints is using the Nordic body map (NBM) questionnaire. This research used an observational analytic with cross sectional approach method. The sampling technique used a simple random sampling method, obtained 46 people research population. The data analyzed statistically by chi-square test. The results of this research showed that there was no relation between work position and musculoskeletal complaints in garment factory tailors in Cimahi City with p value >0.734. There are so many factors could influence the result, such as BMI, smoking and exercise habits.
Pengaruh Kebiasaan Buang Air Besar (BAB) terhadap Kejadian Demam Tifoid di RSUD Al-Ihsan Bandung Periode Maret–Mei Tahun 2018 Melvi Imelia Risa; Ismawati Ismawati; Budiman Budiman; Hana Sofia; Herry Garna
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v1i1.4214

Abstract

Demam tifoid adalah penyakit endemik yang banyak terjadi di negara berkembang yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Faktor risiko demam tifoid di antaranya usia, jenis kelamin, pendidikan, status sosial ekonomi, kebiasaan cuci tangan, serta kebiasaan buang air besar (BAB) di jamban. Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung mencatat bahwa masyarakat Baleendah masih belum memiliki dukungan infrastruktur sanitasi yang baik seperti jamban serta kesadaran masyarakat yang rendah untuk melakukan pola hidup bersih yang berperan terhadap kejadian demam tifoid. Tujuan penelitian mengetahui hubungan kebiasaan cuci tangan dan buang air besar (BAB) dengan kejadian demam tifoid di RSUD Al-Ihsan periode Maret–Mei tahun 2018. Penelitian yang digunakan merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan desain kasus kontrol dan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yaitu peneliti mengambil 50 sampel kasus dan kontrol yang dipilih sesuai dengan kriteria inklusi (anak usia ≥6 tahun terdiagnosis probable demam tifoid) dan tidak termasuk kriteria eksklusi (anak dengan komplikasi berat). Data yang diperoleh menggunakan uji chi-square. Berdasar atas hasil perhitungan risk estimate kebiasaan buang air besar (BAB) diperoleh OR 4,55 (OR>1) nilai p <0,001 (IK 95%:  1,69–12,79) serta nilai p cuci tangan 0,06 (IK 95%: 0,82–11,13) dengan risk estimate 2,82. Simpulan terdapat pengaruh kebiasaan buang air besar (BAB) terhadap kejadian demam tifoid. IMPACT OF DEFECATION HABITS ON THE INCIDENCE TYPHOID FEVER AT AL-IHSAN GENERAL HOSPITAL BANDUNG FROM MARCH–MAY 2018Typhoid fever is a common endemic disease in developing countries caused by Salmonella typhi bacteria. Risk factors of typhoid fever include age, sex, education, socioeconomic status, hand washing habits, and bowel habits in the toilet. Bandung District Health Office noted that Baleendah people still do not have the support of good sanitation infrastructure such as latrines and low awareness of the community to perform a clean lifestyle that plays a role against the incidence of typhoid fever. The objective of the study was to know the relationship between handwashing and defecation habit with the occurrence of typhoid fever in Al-Ihsan Hospital period March–May 2018. This research was an observational analytic study using case control design and quantitative approach. The sampling technique was done by purposive sampling, that is the researcher took 50 cases and control samples selected according to the inclusion criteria (age ≥6 years and probable typhoid fever) and exclusion criteria (severe complications). The data obtained using chi-square test. Based on the result of calculation of risk estimate of bowel habit obtained OR 4.55 (OR> 1) p value <0.001 (CI 95%: 1.69–12.79) and hand washing p value 0.06 (CI 95%: 0.82–11.13) with risk estimate 2.82. In conclusion there is an impact of defecation on with the incidence of typhoid fever.
Profil Klinis dan Histopatologi Pasien Adenocarcinoma Colorectal di RSUP Hasan Sadikin Tahun 2016 Meike Rachmawati; Ismawati Ismawati; Meta Maulida; Dzikru Rahmah Robbika Az-Zahra
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 4, No 2 (2022): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v4i2.10261

Abstract

AbstrakAdenocarcinoma colorectal merupakan keganasan paling umum ketiga setelah kanker paru dan payudara. Adenocarcinoma colorectal merupakan tumor epitel ganas usus besar yang mengalami serangkaian mutasi genetik. Jumlah kasus adenocarcinoma colorectal pada tahun 2020 adalah 17.368 atau 4,4% kasus kanker di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menganalisis hubungan antara tiap-tiap profil klinis dan histopatologis adenocarcinoma colorectal. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan potong lintang. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data rekam medis pasien adenocarcinoma colorectal di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung periode tahun 2016 yang sesuai dengan kriteria inklusi. Penelitian dilakukan selama Februari–Oktober 2021. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Uji analisis Fisher diperoleh p=0,018 (p<0,05) hubungan signifikan antara lokasi tumor dan staging T atau ukuran tumor. Pada penelitian ini didapatkan pula hubungan signifikan grading staging N p=0.002 (p<0.05). Simpulan penelitian ini adalah beberapa kriteria pada pasien memiliki hubungan yang signifikan antara satu sama lain, yaitu lokasi tumor dengan staging T, dan grading dengan staging N. AbstractColorectal adenocarcinoma is the third most common malignancy after lung cancer and breast cancer, and a malignant epithelial tumor of the large intestine that undergoes a genetic mutations. The number of colorectal adenocarcinoma cases in 2020 was 17,368 or 4.4% of the total cancer cases in Indonesia. This study aims to determine and analyze the relationship between each clinical and histopathological profile of Colorectal Adenocarcinoma. This study is an observational analytic study with a cross-sectional approach. The data used in this study is patient's medical record at RSUP Dr. Hasan Sadikin in 2016 according to the inclusion criteria. The study was carried out during February–October 2021. The sampling technique used is total sampling. From the analytical Fisher test, a p value of 0.018 (p<0.05) was obtained in the analysis of the relationship between location and T staging, which stated that there was a significant relationship between tumor location and T staging. This study also found a significant relationship between grading and staging N with a p=0.002 (p <0.05). The conclusion of this study is that several criteria in patients have a significant relationship with each other, namely tumor location with T staging, and grading with N staging.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Covid 19 dengan Penggunaan Masker pada Siswa SMAN 1 Ciampel Jini Surya Aditia; Ismawati; Adjat S Rasjad
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.6540

Abstract

Abstract. Covid-19 is an infectious disease attacking the respiratory tract caused by severe Acute Respiratory Syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) which can cause mild to severe symptoms such as coughing, shortness of breath, and fever. The easy transmission of the virus causes faster spread and is influenced by several factors such as a lack of knowledge about Covid-19 and preventive behavior that has not been maximized. This study aims to determine the relationship between the level of student knowledge and the behavior of wearing masks at SMAN 1 Ciampel in 2022. Ciampel is a sub-district with a fairly high number of Covid-19 cases, with 917 confirmed patients in 2021. This type of research is an analytical study with the method cross-sectional. The research subjects were randomly selected sample Random Sampling in students of SMAN 1 Ciampel in 2022 and obtained 248 respondents, with an average value of knowledge of 70 in the sufficient category and an average value of behavior of 70 in the sufficient category. Analysis of the data using a test that squares with a value of 0.007 indicate that there is a significant correlation between knowledge and behavior in using masks. The conclusion of this research shows that a high level of knowledge is directly proportional to the level of behavior. After knowing about Covid-19, one can determine what to do, such as the behavior of using masks properly so that it can affect the effectiveness of the mask as personal protective equipment. Abstrak. Covid-19 adalah penyakit menular menyerang saluran pernafasan disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome corona virus 2 (SARS-CoV-2) yang dapat menimbulkan gejala ringan hingga berat seperti batuk, sesak napas dan demam. Transmisi virus yang mudah menyebabkan penyebaran lebih cepat, dan dipengaruhi beberapa faktor seperti pengetahuan yang kurang mengenai Covid-19 dan perilaku pencegahan yang belum maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan siswa dengan perilaku penggunaan masker di SMAN 1 Ciampel pada tahun 2022. Ciampel merupakan kecamatan dengan kasus Covid-19 yang cukup tinggi yaitu terdapat 917 pasien terkonfirmasi pada tahun 2021. Jenis penelitian ini adalah studi analitik dengan metode cross sectional. Subjek penelitian dipilih secara Simple Random Sampling pada siswa SMAN 1 Ciampel tahun 2022 dan didapatkan 248 responden, dengan nilai rata-rata pengetahuan 70 termasuk kategori cukup dan nilai rata-rata perilaku 70 dengan kategori cukup. Analisis data tersebut menggunakan uji chi square dengan nilai 0,007 menunjukan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku penggunaan masker. Kesimpulan hasil penelitian ini menunjukan, tingginya tingkat pengetahuan berbanding lurus dengan tingkat perilaku. Setelah mengetahui tentang Covid-19 maka seseorang dapat menentukan apa yang akan dilakukan seperti perilaku penggunaan masker dengan baik sehingga dapat mempengaruhi keefektifan masker tersebut sebagai alat pelindung diri.
Hubungan Pediculosis Capitis dengan Tingkat Konsentrasi pada Murid Kelas V SD Qoshrul Muhajirin Singaparna Harisha Auliya Yasyfa; Ismawati
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.6973

Abstract

Pediculosis capitis is a scalp disease caused by an infestation of mites/lice of the Pediculus humanus capitis species which is an ectoparasite in humans. Pediculosis capitis infestation often occurs in elementary school-age children. In children, the symptoms obtained from head lice bites can cause irritation, sores and infection if scratched intensively so that it can interfere with children's learning concentration. This study aims to determine the relationship between Pediculosis capitis and the level of learning concentration in fifth grade students conducted at SD Qoshrul Muhajirin Singaparna. The number of samples taken was 47 people using simple random sampling technique. The type of research used is analytic observational with a cross sectional approach. Assessment of the level of learning concentration in students is measured using the stroop test. The results of the stroop test showed that 44 students had an interference score > 13, which means bad. After statistical analysis using the chi-square method, it was found that the value of p = 0.198 (p> 0.05), which means that there is no relationship between Pediculosis capitis and learning concentration in fifth grade students at SD Qoshrul Muhajirin Singaparna. The conclusion of this study showed that the concentration level was not affected by Pediculosis capitis infestation. Factors that may affect the results of this inconsistent research are caused by the use of the stroop test which is difficult for elementary students to carry out and other factors such as the phase of head lice and the environment. Pediculosis capitis adalah penyakit kulit kepala akibat infestasi tungau/lice spesies yang merupakan ektoparasit pada manusia. Infestasi Pediculosis capitis terjadi sering pada anak usia sekolah dasar. Di Indonesia diperkirakan 15% anak usia belajar yang mengalami Pediculosis capitis. Gejala dari gigitan kutu kepala pada anak yaitu iritasi, luka serta infeksi sekunder jika menggaruk secara intensif sehingga mengganggu konsentrasi anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Pediculosis capitis dengan tingkat konsentrasi pada murid kelas V yang dilakukan di SD Qoshrul Muhajirin Singaparna. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan potong lintang. Jumlah sampel yang diambil yaitu 47 responden dengan menggunakan teknik simple random sampling. Penilaian tingkat konsentrasi murid diukur menggunakan stroop test. Hasil penelitian stroop test menunjukan 44 murid memiliki nilai interference score >13 yang berarti buruk. Setelah dilakukan analisis statistik menggunakan metode chi-square didapatkan nilai p=0,198 (p>0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan Pediculosis capitis dengan konsentrasi pada murid kelas V SD Qoshrul Muhajirin Singaparna. Kesimpulan penelitian ini menunjukan bahwa tingkat konsentrasi tidak dipengaruhi oleh infestasi Pediculosis capitis. Faktor yang dapat mempengaruhi hasil dari penelitian yang tidak sejalan ini yaitu disebabkan oleh penggunaan stroop test yang sulit dilakukan oleh murid SD dan faktor lain seperti fase dari kutu kepala dan lingkungan.
Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Air dengan Ekstrak Etanol Bubuk Kopi Robusta (Coffea Canephora) pada Kultur Bakteri Propionibacterium Acnes (ATCC© 11827™) Sassty Julya Hidayat; Hendro Sudjono Yuwono; Ismawati
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.6605

Abstract

Abstract. Acne vulgaris is a skin abnormality in the pilosebaceous glands, characterized by the clinical appearance of blackheads, papules, pustules, and nodules that commonly occur in adolescents aged 12-25 years to adults aged 25-30 years. One of the causes of acne vulgaris is Propionibacterium acne bacteria. One of the plants that can be used to inhibit the growth of bacteria as an antibacterial is robusta coffee. This research aims to measure the size of the inhibitory zone of water extract compared to the ethanol extract of robusta coffee powder against Propionibacterium acnes using the disc diffusion method. This research uses an in vitro laboratory experimental study. Bacterial isolate P. acnes ATCC© 11827™ obtained from the Unisba Pharmacy laboratory followed by an inhibition test adapted to the McFarland 0.5 standard taken from the Unpad Teaching Hospital laboratory, with the independent variable of robusta coffee extract while the dependent variable was inhibition against Propionibacterium acnes. This research uses water extract and ethanol extract of robusta coffee, each made in 3 concentrations namely 50%, 75%, and 100%. The positive control is the antibiotic clindamycin, and the negative control is aquadest. The research results show no significant difference between the inhibitory power of water extract and ethanol extract against Propionibacterium acnes at concentrations of 50% and 75%. There is a substantial difference between the water extract and ethanol extract of robusta coffee at 100% concentration. Abstrak. Akne vulgaris merupakan kelainan kulit pada kelenjar pilosebasea, ditandai dengan gambaran klinis komedo, papula, pustula maupun nodul yang umum terjadi pada masa remaja usia 12 – 25 tahun hingga dewasa usia 25-30 tahun. Salah satu penyebab Akne vulgaris yaitu bakteri Propionibacterium acnes. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk menghambat pertumbuhan bakteri tersebut sebagai antibakteri yaitu kopi robusta. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur besar zona daya hambat ekstrak air dibandingkan ekstrak etanol bubuk kopi robusta terhadap Propionibacterium acnes menggunakan metode disc diffusion. Penelitian ini menggunakan studi eksperimental laboratorium secara in vitro. Isolat bakteri P. acnes ATCC© 11827™ didapatkan dari laboratorium Farmasi Unisba dilanjutkan uji daya hambat disesuaikan dengan standar McFarland 0,5 yang diambil dari laboratorium Rumah Sakit Pendidikan Unpad, dengan variabel bebas ekstrak kopi robusta sedangkan variabel terikat daya hambat terhadap Propionibacterium acnes. Penelitian ini menggunakan ekstrak air dan ekstrak etanol kopi robusta yang masing-masing dibuat dalam 3 konsentrasi yaitu 50%, 75%, dan 100%. Kontrol positif yang digunakan yaitu antibiotik klindamisin, kontrol negatif aquadest. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara daya hambat ekstrak air dan ekstrak etanol terhadap bakteri pada konsentrasi 50% dan 75%. Terdapat perbedaan yang bermakna ekstrak air dan ekstrak etanol kopi robusta pada konsentrasi 100%.