Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PKM PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN HORTIKULTURA DALAM RANGKA KONSERVASI LAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL PERTANIAN Denny Maliangkay
ABDIMAS: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 13, No 3 (2020): ABDIMAS: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : LPPM UNIMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.572 KB) | DOI: 10.36412/abdimas.v13i3.3104

Abstract

Karena begitu berperannya sektor pertanian bagi suatu bangsa maka tidak terlepas dari kepentingan semua pihak sehingga program pemerintah terhadap pertanian sering mengalami konflik pemasaran. Sejak jaman dahulu, konsep konservasi telah ada dan diperkenalkan kepada manusia meskipun konsep konservasi tersebut masih bersifat konservatif dan eksklusif (kerajaan). Lahan merupakan bagian dari bentang lahan (Lanscape) yang meliputi lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/relief, hidrologi tanah dan keadaan vegetasi alami yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan. Keinginan manusia yang terus berkembang dan untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi, pengelolaan sumberdaya lahan seringkali kurang bijaksana dan tidak mempertimbangkan aspek keberlanjutannya (untuk jangka pendek) sehingga kelestariannya semakin terancam. Akibatnya, sumberdaya lahan yang berkualitas tinggi menjadi berkurang dan manusia semakin bergantung pada sumberdaya lahan yang bersifat marginal (kualitas lahan yang rendah). Hal ini berimplikasi pada berkurangnya ketahanan pangan, tingkat dan intensitas pencemaran yang berat dan kerusakan lingkungan lainnya. Untuk itu perlu pengelolaan lahan yang efektif, efisien dan optimal sehingga kelestarian lahan juga dapat terjaga dan kebutuhan manusia akan lahan dapat tercukupi. Metode yang digunakan dalam kegiatan pelatihan ini adalah metode Aplikasi dilapangan, kegiatan pengolahan lahan dilapangan, dan diskusi Tanya jawab. Metoda vegetatif yaitu metoda konservasi dengan menanam berbagai jenis tanaman. Pengelolaan tanah secara vegetatif dapat menjamin keberlangsungan keberadaan tanah dan air. Metoda sipil teknis yaitu suatu metoda konservasi dengan mengatur aliran permukaan sehingga tidak merusak lapisan olah tanah (Top Soil) yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Usaha konservasi dengan metoda sipil teknis ini yaitu membuat bangunan-bangunan konservaasi antara lain pengolahan tanah menurut kontur, pembuatan guludan dan lain lain.
PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL PEMBELAJARAN BATUAN PADA SMAN 9 BINSUS MANADO Denny Maliangkay
ABDIMAS: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 9, No 01 (2016): JUNI 2016
Publisher : LPPM UNIMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1158.645 KB) | DOI: 10.36412/abdimas.v9i01.578

Abstract

Tujuan pengabdian ini adalah untuk mengetahui penerapan CTL dan lingkungan sebagai sumber belajar dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran geografi khususnya tentang jenis batuan. Kegiatan dilaksanakan selama 3 bulan. Siklus I, guru menunjukkan jenis batuan sambil menjelaskan dan siswa mengerjakan kartu soal, siklus II siswa mengamati, mengidentifikasi, dan mengelompokan jenis batuan dengan mengerjakan tabel kerja pada LKS secara berkelompok di luar kelas/lingkungan sekolah kemudian mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan siklus III, siswa ditugaskan membawa 10 jenis batuan yang berbeda dari rumah kemudian diamati, diidentifikasi dan dikelompokan dengan mengerjakan LKS lalu dipresentasikan di depan kelas sambil menunjukkan jenis batuan satu persatu secara individu sesuai LKS. Hasil menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman siswa akibat motivasi dan aktifitas belajar siswa dalam melakukan pengamatan, mengidentifikasi atau mengelompokan jenis batuan dan mengerjakan soal LKS baik secara kelompok maupun individu. Pada akhir tindakan, berdasarkan indikator keberhasilan terbukti bahwa tindakan yang diberikan berhasil meningkatkan pemahaman siswa hingga mencapai ketuntasan secara klasikal. Pada post test sebelum CAR (classroom action research) ketuntasan belajar siswa adalah 20%, setelah diberikan tindakan post test pada siklus I ketuntasannya 48,57%, siklus II 74,20% dan pada siklus III 88,57%. Oleh karena itu, penulis menyarankan apabila hendak meningkatkan pemahaman siswa tentang jenis batuan dapat menerapkan pendekatan CTL.
ANALISIS SEBARAN MAKAM ADAT TORAJA DI KECAMATAN SESEAN SULOARA KABUPATEN TORAJA UTARA Elisabet Tampang; Xaverius Erick Lobja; Denny Maliangkay
GEOGRAPHIA : Jurnal Pendidikan dan Penelitian Geografi Vol. 1 No. 2 (2020): Desember
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.171 KB) | DOI: 10.53682/gjppg.v1i2.769

Abstract

The problem in this research is that there is not yet a map of the distribution of customary tombs in Sesean Suloara District, North Toraja Regency. The results of the study explain that there are geographical and cultural problems that play a big role in determining the location of customary cemeteries. The research aims to describe the factors that influence the distribution of Toraja customary tomb patterns in Sesean Suloara District, North Toraja Regency. The process of descriptive qualitative research method with spatial approach (space) aims to analyze the distribution pattern of customary tombs in Sesean District Suloara North Toraja Regency. Analysis data is sourced from field surveys, interviews, observations and using GIS applications. The results of the parameter analysis of the distribution pattern of Sesean Suloara Subdistrict, North Toraja Regency, the nearest neighbor are 1.66 by paying attention to the continuity of the value of the analysis of the nearest neighbor. The distribution pattern of tombs in Sesean Suloara Subdistrict is an uneven (random pattern), distribution is identified along the Sapan-Pangli road.
Potensi Danau Poso Menuju Geopark Nasional Lagi, Gina Kurnia Krisliani; Maliangkay, Denny; Selfiardy, Syafrida; Oroh, Hilda Vemmy
Jurnal Social Science Vol. 12 No. 1 (2024): Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/jss.v12i1.8433

Abstract

This research explores the potential of Lake Poso as a national Geopark area with a focus on geological heritage, biodiversity, and unique cultural diversity. The research results show that this area has significant geological evidence of the formation of Sulawesi Island, high biodiversity with endemic species, and a rich cultural heritage of the local community. The potential of Lake Poso as a National Geopark Area can protect and manage existing natural and cultural heritage, encourage sustainable economic development through tourism, and prioritize local wisdom and environmental sustainability. Even though there are obstacles such as limited understanding of the Geopark concept and accessibility, high public awareness and government support can overcome these challenges. The potential of Lake Poso as a National Geopark Area promises protection and preservation of natural and cultural heritage, providing economic and social benefits, as well as educating visitors about Indonesia's natural and cultural riches.
Identifikasi Budaya Rambu Solo’ dalam Menunjang Pariwisata di Kabupaten Toraja Utara Langi, Reka Tanduk; Maliangkay, Denny; Rifani, Irfan; Karwur, Hermon Maurits; Putri, Anindya Puspita
GEOGRAPHIA : Jurnal Pendidikan dan Penelitian Geografi Vol. 5 No. 2 (2024): Desember
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/gjppg.v5i2.8234

Abstract

The Rambu Solo' ceremony, a traditional funeral rite of the Toraja people in North Toraja Regency, holds significant cultural and tourism potential. This study aims to identify the cultural aspects of Rambu Solo' and analyze its role in supporting tourism. Employing a qualitative descriptive approach, the research was conducted in Salu Sopai Village, Sopai District, North Toraja Regency, involving local community members, government representatives, and tourists as informants. Data were collected through observation, interviews, and documentation. Findings reveal that Rambu Solo' integrates complex cultural values, such as social hierarchy and community participation, into a unique tourism attraction. Using the 5A approach; attraction, accessibility, amenities, accommodation, and activities the study highlights both the strengths and challenges of leveraging Rambu Solo' for sustainable tourism. Recommendations include infrastructure improvement, cultural preservation, and enhanced promotion to attract national and international visitors. The findings underline the importance of community involvement and cultural heritage in fostering tourism while respecting traditional values.
Potensi Danau Poso Menuju Geopark Nasional Lagi, Gina Kurnia Krisliani; Maliangkay, Denny; Selfiardy, Syafrida; Oroh, Hilda Vemmy
Jurnal Social Science Vol. 12 No. 1 (2024): Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/jss.v12i1.8433

Abstract

This research explores the potential of Lake Poso as a national Geopark area with a focus on geological heritage, biodiversity, and unique cultural diversity. The research results show that this area has significant geological evidence of the formation of Sulawesi Island, high biodiversity with endemic species, and a rich cultural heritage of the local community. The potential of Lake Poso as a National Geopark Area can protect and manage existing natural and cultural heritage, encourage sustainable economic development through tourism, and prioritize local wisdom and environmental sustainability. Even though there are obstacles such as limited understanding of the Geopark concept and accessibility, high public awareness and government support can overcome these challenges. The potential of Lake Poso as a National Geopark Area promises protection and preservation of natural and cultural heritage, providing economic and social benefits, as well as educating visitors about Indonesia's natural and cultural riches.