Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH PEMBELAJARAN MIKRO TERHADAP KESIAPAN PROGRAM MAGANG III MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI Yuli Ifana Sari; Nila Restu wardani
JPIG (Jurnal Pendidikan dan Ilmu Geografi) Vol. 3 No. 1 (2018): Maret
Publisher : Geography Education Study Program, Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.821 KB) | DOI: 10.21067/jpig.v3i1.2931

Abstract

Kematangan calon guru menjadi tolak ukur yang digunakan untuk mewujudkan guru yang berkompetensi di bidangnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui: pengaruh yang signifikan antara pembelajaran mikro terhadap kesiapan program magang III. Populasi adalah mahasiswa Pogram Studi Pendidikan Geografi semester VIII yang telah menempuh matakuliah pembelajaran mikro dan magang III sejumlah 156 mahasiswa. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah Proportional random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan yakni penilaian kemampuan merencanakan pembelajaran dan kemampuan melaksanakan pembelajaran. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan t-test.
Modal Sosial Dalam Pengelolaan Hutan Produksi Pada Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Desa Pandantoyo Kabupaten Kediri Naufal Romzy; Triwahyudianto Triwahyudianto; Nila Restu Wardani
JPIG (Jurnal Pendidikan dan Ilmu Geografi) Vol. 4 No. 1 (2019): Maret
Publisher : Geography Education Study Program, Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.842 KB) | DOI: 10.21067/jpig.v4i1.3103

Abstract

Abstrak:Hutan produksi merupakan kawasan hutan yang dimanfaatkan untuk memproduksi hasil hutan yangkegiatannya terdiri dari pemanenan, penanaman, pengamanan, pengolahan dan pemasaran hasil kayu di hutan produksi. Modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk bekerjasama demi mencapai suatu tujuan bersama di dalam suatu kelompok. Modal sosial memiliki peran yang signifikan terhadap pembangunan, khususnya terhadap pembangunan berkelanjutan karena modal sosial merupakan salah satu cara mencapai kemajuan bersama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tiga unsur modal sosial yaitu kepercayaan (trust), jaringan sosial (network) dan norma (norms) yang terjalin antara Perum Perhutani RPH Pandantoyo, LMDH PHS dan Masyarakat Desa Hutan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Metode yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun informan yang dijadikan sebagai narasumber adalah Kepala Perum Perhutani, Ketua LMDH PHS dan Pesanggem (petani yang menggarap lahan hutan milik Perhutani). Teknik analisis data menggunakan wawancara dan dokumentasi, kemudian data diolah sesuai dengan fokus penelitian sehingga ditemukan temuan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal sosial di dalam pengelolaan hutan produksi terjalin baik karena tingginya rasa kepedulian diantara Perum Perhutani RPH Pandantoyo, LMDH PHS dan masyarakat yang mengelola hutan. Perum Perhutani dan LMDH meyakini bahwa dengan bekerjasama dengan masyarakat akan memberikan manfaat yang baik dari segi ekologi maupun ekonomi. Tanpa adanya modal sosial yang dianut oleh masyarakat maka kerjasama mereka dengan pihak yang Perhutani dan LMDH dalam mengelola hutan produksi tidak akan bertahan hingga sekarang. Diharapkan masyarakat maupun stakeholder yang terkait dalam pengelolaan hutan yang terjalin saat ini mampu dipertahankan dalam pengelolaan hutan produksi kedepan lebih baik lagi. Kata kunci:Hutan produksi, modal sosial, LMDH
PENGARUH PEMBELAJARAN MIKRO TERHADAP KESIAPAN PROGRAM MAGANG III MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI Yuli Ifana Sari; Nila Restu wardani
JPIG (Jurnal Pendidikan dan Ilmu Geografi) Vol. 3 No. 1 (2018): Maret
Publisher : Geography Education Study Program, Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.821 KB) | DOI: 10.21067/jpig.v3i1.2931

Abstract

Kematangan calon guru menjadi tolak ukur yang digunakan untuk mewujudkan guru yang berkompetensi di bidangnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui: pengaruh yang signifikan antara pembelajaran mikro terhadap kesiapan program magang III. Populasi adalah mahasiswa Pogram Studi Pendidikan Geografi semester VIII yang telah menempuh matakuliah pembelajaran mikro dan magang III sejumlah 156 mahasiswa. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah Proportional random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan yakni penilaian kemampuan merencanakan pembelajaran dan kemampuan melaksanakan pembelajaran. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan t-test.
Modal Sosial Dalam Pengelolaan Hutan Produksi Pada Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Desa Pandantoyo Kabupaten Kediri Naufal Romzy; Triwahyudianto Triwahyudianto; Nila Restu Wardani
JPIG (Jurnal Pendidikan dan Ilmu Geografi) Vol. 4 No. 1 (2019): Maret
Publisher : Geography Education Study Program, Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.842 KB) | DOI: 10.21067/jpig.v4i1.3103

Abstract

Abstrak:Hutan produksi merupakan kawasan hutan yang dimanfaatkan untuk memproduksi hasil hutan yangkegiatannya terdiri dari pemanenan, penanaman, pengamanan, pengolahan dan pemasaran hasil kayu di hutan produksi. Modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk bekerjasama demi mencapai suatu tujuan bersama di dalam suatu kelompok. Modal sosial memiliki peran yang signifikan terhadap pembangunan, khususnya terhadap pembangunan berkelanjutan karena modal sosial merupakan salah satu cara mencapai kemajuan bersama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tiga unsur modal sosial yaitu kepercayaan (trust), jaringan sosial (network) dan norma (norms) yang terjalin antara Perum Perhutani RPH Pandantoyo, LMDH PHS dan Masyarakat Desa Hutan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Metode yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun informan yang dijadikan sebagai narasumber adalah Kepala Perum Perhutani, Ketua LMDH PHS dan Pesanggem (petani yang menggarap lahan hutan milik Perhutani). Teknik analisis data menggunakan wawancara dan dokumentasi, kemudian data diolah sesuai dengan fokus penelitian sehingga ditemukan temuan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal sosial di dalam pengelolaan hutan produksi terjalin baik karena tingginya rasa kepedulian diantara Perum Perhutani RPH Pandantoyo, LMDH PHS dan masyarakat yang mengelola hutan. Perum Perhutani dan LMDH meyakini bahwa dengan bekerjasama dengan masyarakat akan memberikan manfaat yang baik dari segi ekologi maupun ekonomi. Tanpa adanya modal sosial yang dianut oleh masyarakat maka kerjasama mereka dengan pihak yang Perhutani dan LMDH dalam mengelola hutan produksi tidak akan bertahan hingga sekarang. Diharapkan masyarakat maupun stakeholder yang terkait dalam pengelolaan hutan yang terjalin saat ini mampu dipertahankan dalam pengelolaan hutan produksi kedepan lebih baik lagi. Kata kunci:Hutan produksi, modal sosial, LMDH
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KOPI DI WILAYAH GIRIPURNO KOTA BATU JAWA TIMUR Nila Restu Wardani; Dwi Fauzia Putra; Agung Supriyanto
Jurnal Swarnabhumi : Jurnal Geografi dan Pembelajaran Geografi Vol. 9 No. 1 (2024): Jurnal Swarnabhumi : Jurnal Geografi dan Pembelajaran Geografi
Publisher : Geography Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/swarnabhumi.v9i1.10961

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelas kesesuaian lahan kopi di wilayah Giripurno Kota Batu Jawa Timur. Tanaman kopi dibudidayakan pada ketinggian 1.000 – 1.300 m dpl dengan sistem agroforestri dengan pohon tegakan pinus. Giripurno memiliki lahan hutan yang dikelola masyarakat melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan ((LMDH). Pengelolaan agroforestri ini diperlukan evaluasi kesesuaian lahan kopi agar pengelolaannya lebih optimal. Terdapat dua jenis tanaman kopi yang ditanam yaitu arabika dan robusta. Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan metode deskriptif kualitatif. Data penelitian diambil lima lokasi sebagai sampel penelitian. Karakteristik lahan selanjutnya dicocokkan (matching) dengan syarat tumbuh tanaman kopi. Selanjutnya dianalisis untuk dinilai kelas kesesuaian lahannya. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kelas kesesuaian lahan kopi arabika termasuk sangat sesuai (S1) dengan faktor pendukung: rata-rata curah hujan 1.604 mm/tahun, rata-rata suhu 22,8oC, ketinggian tempat antara 1.094 – 1.295 m dpl, tekstur tanah lempung berliat dan kelembaban tanahnya 67-70 %, drainase yang baik dengan tingkat bahaya erosi yang ringan. Faktor pembatasnya pada kriteria cukup sesuai (S2) yaitu rata-rata lama bulan kering 4, kedalaman efektif 104-118 cm, dan rata-rata pH tanah 6,4 dan ditanam pada kemiringan lereng 5 – 30%; 2) Kelas kesesuaian lahan robusta termasuk tidak sesuai (N) jika dinilai dari ketinggian tempat 1.071 – 1.295 m dpl. Namun, kopi robusta masih dibudidayakan di wilayah Giripurno dengan faktor pendukung: rata-rata curah hujan 1.604 mm/tahun, rata-rata suhu 22,8oC, tekstur tanah lempung berliat dan kelembaban tanahnya 67-69 %, drainase yang baik dengan tingkat bahaya erosi yang ringan. Faktor pembatasnya pada kriteria cukup sesuai (S2) yaitu rata-rata lama bulan kering 4, kedalaman efektif 104 - 110 cm, dan rata-rata pH tanah 6,4 dan ditanam pada kemiringan lereng 13 – 22%.